scholarly journals IHM de Suppléance Sensorielle Visuo-Tactile pour Aveugles et d'Intégration Sensorielle pour Autistes

2014 ◽  
Vol Volume 2 ◽  
Author(s):  
Hervé Segond ◽  
Stéphane Maris ◽  
Yves Desnos ◽  
Perrine Belusso

Our research focuses on perceptual and cognitive mechanisms involved in learning procedures in order to develop and validate innovating technologies in the field of health for blind people through the implementation of an embarked version of a Tactile Vision Sensory Substitution device (TVSS) with wireless connections between the three TVSS components (micro camera, coupling system and matrix of tactile stimulators), aesthetically acceptable and allowing an ecological use. Such a device could allow prevention of developmental disorders in blind infants, autonomy for blind people in everyday life (thanks to the implementation of a Human Machine Interface allowing connections between the embarked TVSS device and a Personal Computer with a software development presenting a 3D numerization of the subject's urban environment). A new perspective is proposed in favor of innovating taking care programs for autistic people. The main goal of this project is to allow disabled people to benefit from the scientifically demonstrated efficacy of TVSS devices.

2019 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 10-17
Author(s):  
Kustori Kustori

Gedung Labolatorium Praktik Integrasi di Politaknik Penerbangan Surabaya, belum memiliki alat peraga ( Praktikum ) Uninterruptible Power Supply(UPS), sebagai supply catu daya cadangan apabila PLN OFF. Generator set (genset) membutuhkan waktu sekitar 12 detik untuk menyala setelah PLN OFF, oleh karena itu dibutuhkan adanya UPS guna memberikan perlindungan listrik bersih tak terputus atau interupt pada beban yang terhubung. Jadi, sistem kerja dari UPS tidak pernah OFF dan selalu standby dengan berbagai situasi dan kondisi. Dengan demikian, sistem di dalam UPS semakin lama semakin berkurang ketahanan dan usianya. Ketahanan dalam penyimpanan catu daya cadangan akan semakin melemah karena penggunaan yang setiap saat. Oleh karena itu apabila terjadi gangguan pada salah satu UPS yang dapat menyebabkan UPS tersebut tidak dapat bekerja sebagai mana mestinya, dibutuhkannya backup lain yang tetap akan dapat mem-backup beban UPS yang tidak dapat bekerja tersebut. Peneliti mencoba untuk membuat monitoring dan kontrol pada UPS menggunakan monitoring Human Machine intervase ( HMI ) yang bertujuan untuk menjaga suatu sistem tetap berfungsi dengan normal walaupun terdapat elemen yang tidak berfungsi. Hal ini biasanya dicapai dengan memiliki komponen backup yang berfungsi sama dengan elemen sistem. Sistem HMI pada UPS menekankan pada parameter seperti arus dan tegangan menggunakan personal computer (PC) sebagai interface dengan device pengontrol yaitu Mikrocontroller.


2021 ◽  
pp. 599-603
Author(s):  
Federica Barontini ◽  
Gemma Carolina Bettelani ◽  
Barbara Leporini ◽  
Giuseppe Averta ◽  
Matteo Bianchi

Author(s):  
Diane E. Gyi ◽  
J. Mark Porter ◽  
Keith Case

It is essential that all designers with responsibility for the human-machine interface have access to information on the anthropometry and capabilities of the whole population of people who may wish to interact with the design in question. Current databases used by designers typically present only very limited information concerning people who are older and/or disabled. Furthermore, tables of data are known to be largely ineffective and designers prefer to see visualisations of design data. In order to establish the current situation regarding design in relation to the needs of older and disabled people, existing products, procedures and systems were investigated. The objective was to identify current practice and the needs of designers whilst attempting to ‘design for all’. This paper will report on the findings from these interviews to date, which will ultimately lead to a requirements specification to aid design for the needs of older and disabled people.


2016 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
Author(s):  
Triyanto Pangaribowo ◽  
Hibnu Yulianda

Pada penelitian ini memanfaatan PLC (Programable Logic Controller) untuk  monitoring  suhu  yang  diterapkan  pada  Building  Auto  System.  PLC merupakan  suatu  controller  yang  umum  digunakan  pada  dunia  industri.  PLC digunakan untuk memonitoring sistem kerja panel dalam satu gedung dalam jarak yang  jauh  dengan  memanfaatkan  komunikasi  PLC  sebagai  indicator  status ON/OFF  serta  pembacaan  suhu.  Sebagai  interface  antara  PLC  dan  user,  maka digunakan HMI (Human Machine Interface).Pemanfaatan PLC sebagai monitoring dilakukan pada sebuah gedung yang memiliki  sistem  kontrol  dalam  jumlah  yang  banyak  serta  memiliki  jarak  yang jauh.  Pada  penelitian  ini  dilakukan  pengujian  sistem  monitoring  menggunakan koneksi  PLC  To  PC,  PLC  To  PLC  dengan  PC.  Untuk  koneksi  menggunakan protocol  Modbus  serial  RS485.Aplikasi  yang  dirancang  untuk  sistem  monitoring ini  lebih  efektif,  karena  dapat  menghemat  waktu  dan  memudahkan  dalam mengetahui status suatu kontrol apakah bekerja atau tidak.Berdasarkan  hasil  Analisa  dan  pengukuran  respon  waktu  sistem  terhadap perubahan suhu untuk setiap kenaikan rata-rata 2,4 oC pada sistem koneksi PC to PLC  rata-rata  2,6  detik,  dan  Pada  sistem  monitoring  PLC  to  PLC  yang ditampilkan pada layar PC memiliki respon waktu terhadap perubahan suhu untuk setiap  kenaikan  rata-rata  2,3  oC  rata-rata  2,67  detik.  Sistem  monitoring  mampu bekerja pada jarak 100 meter Kata kunci : PLC To PC ,Monitoring, HMI, Modbus.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 148-154
Author(s):  
Mohammed Abdul Aziz Alhaqeem ◽  
Aswardi Aswardi

Pada era teknologi yang semakin berkembang pesat, penggunaan elektronika daya semakin banyak digunakan seperti untuk penggontrolan motor dan lain – lain. Untuk mendukung semua itu tentu juga di iringi dengan metode – metode interfacing yang memudahkan user dalam penggunaaan alat – alat elektronika daya seperti contohnya buck conveter. Interfacing yang di maksud disini adalah dengan melakukan pengaturan keluaran buck converter dengan menggunakan interfacing pada personal computer sekaligus memonitoringnya. Buck converter adalah jenis dc-dc converter yang berfungsi untuk mengubah keluaran tegangan output lebh kecil dibandingkan dengan tegangan keluaran input. Perancangan monitoring menggunakan visual basic dalam pembuatan interfacing, hal ini dilakukan karena kemudahan komunikasi antara visual basic dengan arduino. Metode pengontrolan menggunakan pengaturan duty cycle yang diberikan dari visual basic ke arduino. Dengan mengatur duty cycle, maka tegangan yang dkeluarkan pun akan berubah-ubah. Berdasarkan hasil pengujiaan, maka dengan memperbesar duty cycle maka keluaran tegangan dari buck converter akan semakin kecil, Dengan hasil pengukuran buck converter pada input tegangan 24 volt dan duty 15.97 menghasilkan tegangan keluaran sebesar 19,5 sedangkan pada duty cycle 34.57 menghasilkan tegangan sebesar 13.9.


Author(s):  
Bagus Nurdila Eko Kuncoro ◽  
Anang Widiantoro

 ABSTRACT- The use of Air Conditioner (AC) in an important position and becomes the main thing. BCA diponegoro has a total of 28 AC conditioners which are manually and need an engine for AC conditioning. This research looks to build A prototype control system that can control AC electricity automatically, centralized and computerized. So that it can help engineers monitor, control and control building AC conditioners effectively and efficiently. The design of the system using the Micro-controller AT MEGA 2560 as a controlling tool in controlling the electricity AC of the BCA KCU Diponegoro building. And use Visual Basic. NET 2010 as an HMI (Human Machine Interface). The results of this tool are able to control AC electricity in the Diponegoro KCU BCA building automatically, centrally and can be controlled by a Personal Computer. 


2017 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 139-143
Author(s):  
I.V. Dergacheva ◽  
S.V. Epifantsev

The article describes the principles of inclusive education for the Italian language of persons with visual disabilities, aimed at improving the adaptation of the learning environment for the full integration of disabled people. Learning a foreign language also involves the socialization of visually impaired and blind people in an educational institution, adaptation to the life of the institution and the methods of its work and further socialization in society.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document