scholarly journals Literature Review: Peran CPPT dalam Meningkatkan Komunikasi Efektif Pada Pelaksanaan Kolaborasi Interprofesional di Rumah Sakit

2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 30-37
Author(s):  
Ari Sukawan ◽  
Lilik Meilany ◽  
Asyahria Nur Rahma

AbstractEffective communication between health professionals is the main key in the implementation of interprofessional collaboration, so hospitals must have solutions that communication is not interrupted on one side. To facilitate the communication process in monitoring the patient's medical history, every care professional is required to make a medical record. This study uses a Literature Review design with the PICO Framework. Search articles using the Google Scholar database, Garua Referral Digital (Garuda), and Proquest using keywords such as medical records, interprofessional collaboration, effective communication, and keywords with synonyms for the main keywords. The inclusion criteria are articles related to the role of medical records in the implementation of interprofessional collaboration, methods used to improve effective communication in the implementation of interprofessional collaboration, factors that affect communication in the implementation of interprofessional collaboration, articles in Indonesian and English, and published in 2015-2020. The exclusion criteria are criteria that do not want to be raised, among others, a review of direct verbal communication between professions, a review of interprofessional readiness in collaborating. The results of the study found medical records as effective communication can integrate or compile patient health service data in a comprehensive manner as a source of information for health professionals when making a health decision and actions to patients next. The conclusion is the form of medical records that describes collaboration between health professionals is an Integrated Progress Patient Note or CPPT.Keywords: medical records, interprofessional collaboration, effective communicationAbstrakKomunikasi efektif diantara para profesional kesehatan merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kolaborasi interprofesional sehingga rumah sakit wajib memiliki solusi agar komunikasi tidak terputus di satu pihak. Untuk mempermudah proses komunikasi dalam memantau riwayat kesehatan pasien, setiap profesional pemberi asuhan diwajibkan untuk membuat rekam medis. Penelitian ini menggunakan desain Literature Review dengan Framework PICO. Pencarian artikel menggunakan database Google scholar, Garua Rujukan Digital (Garuda) dan Proquest dengan menggunakan kata kunci seperti rekam medis, kolaborasi interprofesi, komunikasi efeketif serta kata kunci dengan sinonim dari kata kunci utama. Kriteria inklusi yaitu artikel yang berkaitan dengan peran rekam medis pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, metode yang digunakan dalam meningkatkan komunikasi yang efektif pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, faktor yang mempengaruhi komunikasi pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, artikel berbahasa indonesia dan inggris dan terpublikasi pada tahun 2015-2020. Adapun kriteria eksklusi yaitu kriteria yang tidak ingin diangkat antara lain tinjauan komunikasi verbal langsung antar profesi, tinjauan kesiapan interprofessional dalam berkolaborasi. Hasil penelitian ditemukan Rekam medis sebagai media komunikasi efektif yang dapat mengintegrasikan atau menyatukan data pelayanan kesehatan pasien secara komprehensif sebagai sumber informasi bagi profesional pemberi asuhan sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan berikutnya terhadap pasien. Simpulan penelitian ini adalah lembar rekam medis yang menggambarkan kolaborasi antara para profesional kesehatan yakni pada lembar catatan perkembangan terintegrasi atau CPPT.Kata Kunci: rekam medis, kolaborasi interprofesional, komunikasi efektif

2019 ◽  
Author(s):  
Haira kaniara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi efektif dalam praktik kolaborasi interprofesi akan meningkatkan kualitas pelayanan. Metode penelitian Literature review ini dilakukan dengan melakukan penelusuran artikel publikasi pada EBSCO,dengan kata kunci yang dipilih yaitu interprofessional Collaboration practice, effective communication, hospital,service quality.Dari hasil penelusuran bahwa kualitas layanan yang baik tergantung pada profesional yang bekerja sama dalam tim interprofessional. Komunikasi interprofesional yang digunakan adalah SBAR (Situation-Background Assessment-Recommendation).


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 57-63
Author(s):  
Laura Victoria Christina ◽  
Astrid Pratidina Susilo

Abstract—Interprofessional collaboration is a collaboration in health services between health professionals from diverse backgrounds. One of the most important aspects of collaborative practice in health services is the communication between health professionals. Lack of communication can cause a delay in treatment and medical errors. Ineffective communication can also represent a lack of coordination. SBAR method is an effective communication technique for health professionals. The SBAR method is useful to improve team communication in general, improve communication skills in certain situations, and also helpful during shift handover.  Keywords: interprofessional collaboration, communication, SBAR method Abstrak—Kolaborasi interprofesional merupakan suatu kerja sama dalam pelayanan kesehatan antara profesional kesehatan yang memiliki latar belakang pendidikan berbeda. Dalam pelayanan kesehatan, salah satu hal terpenting dari praktik kolaborasi yaitu komunikasi antara tenaga kesehatan. Kurangnya komunikasi dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam melayani pasien dan kesalahan dalam menangani pasien. Komunikasi yang kurang efektif juga dapat menggambarkan koordinasi tenaga kesehatan yang kurang baik. Teknik komunikasi efektif yaitu SBAR ditetapkan sebagai standar komunikasi antara tenaga kesehatan yang berfokus terhadap pasien. Metode SBAR bermanfaat untuk meningkatkan komunikasi tim secara umum, meningkatkan keterampilan komunikasi saat situasi tertentu, dan juga berguna pada saat operan dinas. Kata kunci: kolaborasi interprofesional, komunikasi, metode SBAR    


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 46-52
Author(s):  
Putu Adiz Siwayana ◽  
Ika Setya Purwanti ◽  
Putu Ayu Sri Murcittowati

Every health facility, whether it is primary, secondary, tertiary, is required to maintain medical records in order to achieve administrative order. Incomplete (incomplete) medical records will affect the service process provided by health workers and have an impact on the quality of service of a hospital. This study aims to determine the factors causing the incomplete filling of inpatient medical records. This study uses a literature review method. The strategy in searching literature reviews is using Google Scholar. In the search phase, articles are limited to publications from 2015-2020. The keywords used are the factors causing incomplete medical record filling. The search results obtained 10 articles and then 5 articles were taken. The results of the literature review show that the factors causing the incompleteness of filling in medical records as a whole can be seen from the lack of knowledge, motivation and awareness of medical personnel about medical records. The meeting as a means of communication between caregivers and management has not yet been implemented to discuss evaluation and monitoring as well as sanctions for officers who do not complete medical records. lack of socialization on filling out medical records. Unsystematic arrangement of medical record forms. Limited availability of funds or budget to support medical record service activities. Conclusion Hospitals need to pay attention to the factors causing the incompleteness of filling in medical records so that filling in medical records is complete according to standards. So that the quality of service, especially the quality of patient medical records.AbstrakSetiap fasilitas kesehatan baik tingkat primer, sekunder, tersier wajib menyelenggarakan rekam medis agar tercapainya tertib administrasi. Ketidaklengkapan (Incomplete) rekam medis akan berpengaruh terhadap proses pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan berdampak pada kualitas pelayanan suatu rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis rawat inap. Penelitian ini menggunakan metode literatur review. Strategi dalam pencarian literatur review menggunakan Google Scholar. Pada tahap pencarian artikel dibatasi terbitan dari tahun 2015-2020. Kata kunci yang digunakan adalah Faktor Penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis. Hasil penelusuran artikel didapatkan 10 artikel dan selanjutnya diambil 5 artikel. Hasil dari literatur review didapatkan faktor penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis secara keseluruhan, penyebabnya dapat dilihat dari kurangnya pengetahuan, motivasi dan kesadaran dari petugas rekam medis tentang rekam medis. Belum terlaksananya rapat sebagai wadah komunikasi antara pemberi asuhan dan manajemen yang membahas evaluasi dan monitoring serta sanksi bagi petugas yang tidak mengisi rekam medis dengan lengkap. kurangnya sosialisasi pengisian rekam medis. Susunan formulir rekam medis yang tidak sistematis. Terbatasnya ketersediaan dana atau anggaran untuk mendukung kegiatan pelayanan rekam medis. Kesimpulan Rumah sakit perlu memperhatikan  faktor penyebab ketidaklengkapan pengisian rekam medis sehingga pengisian rekam medis menjadi lengkap sesuai dengan standar. Sehingga  mutu dari pelayanan terutama mutu rekam medis pasien.


2019 ◽  
Author(s):  
Erta Iman Jelita Harefa

Latar belakang: Di era kemajuan ilmu kesehatan saat ini, Peningkatan permasalahan pasien yang kompleks membutuhkan keterampilan dan pengetahuan dari beberapa tenaga profesional. Oleh karena itu kerjasama dan kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan pasien dalam melakukan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit dilakukan oleh berbagai profesi tenaga kesehatan.Tujuan: Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan memberi informasi tentang peningkatan interprofessional collaboration dalam menjalankan program keselamatan pasien.Metode: Penulisan ini menggunakan metode literature review dengan pendekatan jurnal atau artikel, buku dan e-book yang relevan dan akurat serta berfokus pada peningkatan interprofessional collaboration dalam menjalankan program keselamatan pasien dengan menggunakan Google Scholar, Portal Garuda, dan Jurnal Keperawatan Indonesia.Hasil: Berdasarkan hasil pencarian literatur terdapat beberapa program keselamatan pasien yang terdiri dari: membangun budaya keselamatan pasien, menjalankan standar keselamatan pasien, melaksanakan sasaran keselamatan pasien, melaksanakan sistem pelaporan dan membentuk organisasi.Pembahasan: Kolaborasi Interprofesi atau Interprofessional Collaboration (IPC) adalah kemitraan antara orang dengan latar belakang profesi yang berbeda dan bekerja sama untuk memecahkan masalah kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan. Menurut WHO, IPC terjadi saat berbagai profesi kesehatan bekerja sama dengan pasien, keluarg dan komunitas untuk menyediakan pelayanan komprehensif dan berkualitas tinggi. Penutup: IPC adalah wadah dalam menjalin kebersamaan dan kekompakkan dalam memberikan mutu pelayanan kesehatan lebih optimal.


Since the dawn of mankind, science and faith have always been given as antonyms and have fought for popular recognition. However, these days the association between these areas is discussed for a better result, since believing in one of these aspects does not mean disregarding the importance of the other, even in terminal patients. The objective was to analyze the experience of spirituality/religion in supporting cancer patients and to discuss the lack of preparation and use of these tools by health professionals. The literature review was based on the BVS Brazil (Virtual Health Library), Google Scholar and PubMed databases from 2017 to 2020. The keywords used were “spirituality”, “religion”, “neoplasms” and "health". As an inclusion criterion, free full texts in English were used. The scientific search initially showed 86 articles where after the evaluation of their titles and respective abstracts, duplicates and those that were incompatible with the scope of the study were excluded, totaling 31 articles. After attaching an article separately, 31 articles were fully read for the construction of this work. Concluding that spirituality and religion are important in the lives of terminally ill patients who seek tools to cope with the disease and to continue treatment, showing the importance of these in the way of dealing with the patient, thus improving the prognosis.


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 65-71
Author(s):  
Noor Ariyani Rokhmah ◽  
Anggorowati Anggorowati

Abstract: The purpose of this study Literature review was to determine the effective communication in practice interprofesi collaboration will improve the quality of service. Literature review research method is done by performing a search at EBSCO publishing articles, Google Search, PubMed, Sciencedirect.com with the selected keywords that interprofessional Collaboration practice, effective communication, hospital, service quality. The search was performed by limiting the issue of 2005 - 2015. The results of the literature search that good quality services depend on professionals who work together in interprofessional teams. Communication interprofesional used is SBAR (Situation-Background-Assessment Recommendation).Keywords: effective communication, collaboration interprofesi, quality of service practices


2019 ◽  
Author(s):  
Cut Tari

Latar Belakang:IPC merupakan kemitraan antara tenaga kesehatan dengan latar belakang profesi yang berbeda yang bekerja sama untuk memecahkan masalah kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan. Salah satu faktor yang menghambat pelaksanaan kolaborasi interprofesi adalah karena buruknya komunikasi antar profesi. Tujuan : Untuk memberikan gambaran upaya dalam peningkatan komunikasi dalam pelaksanaan interprofessional Collaboration supaya kommunikasi yang tercipta menjadi baik Metode : Metode yang digunakan oleh penulis adalah Literature review dimana dilakukan dengan cara menganalisis kajian ,eksplorasi jurnal, maupun e-book Adapun jurnal yang digunakan pada literature review ini adalah jurnal yang diterbitkan dari kurun waktu 10 tahun terakhir yang didapatkan dengan menggunakan dua database Portal Garuda dan Google Scholar dan referensi yang digunakan sebanyak 14. Hasil: Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan komunikasi dalam pelaksanaan interprofessional collaboration adalah dengan menggunakan pencatatan perkembangan pasien terintegrasi ,dengan melakukan pencatatan terintegrasi ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi efektif antar profesi, pencatatan dilakukan lebih optimal, meminimalkan mis komunikasi, dan meningkatkan keselamatan pasien yang berdampak kepada mutu pelayanan. Kesimpulan : Semakin baik komunikasi yang dilakukan antar tenaga profesi maka semakin baik kolaborasi yang tercipta diantara mereka.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 36-42
Author(s):  
Nur Husnina ◽  
Trismianto Asmo Sutrisno

Abstract Security and confidentiality are very important factors in managing medical record files. In terms of security, the medical record file storage room was found to be dusty and humid which caused moldy medical records and also the raw materials for medical record folders still use low-quality materials. In the aspect of confidentiality, there is still a distribution of medical record files that have not been kept confidential and there are still damaged, folded and forms that are separated from the medical record folder, and left alone without any treatment on the damaged medical record. This study aims to determine the security and confidentiality of medical records. This study uses a literature review method with a search strategy using Google Scholar with the keywords Security Aspects of Confidentiality and Medical Records. The results of this study are the safety aspect in terms of the physical aspect of the ink used in black is uniform, the paper used is A4 size and weighs 70 grams. Biological aspects of the presence of fungi, bookworms, and insects such as termites, cockroaches, and mice. The chemical aspect of the medical record officer eating or drinking in the medical record room. Aspects of confidentiality there are still medical record officers who enter the medical record filing and medical record documents are still found that were brought by the patient or lost. Suggestions for the security aspect of the medical record file, the storage room should be equipped with maintenance tools such as a vacuum cleaner, spraying insects or given camphor, medical record storage space is limited by access rights such as fingerprints. Aspects of confidentiality of patients who consult to other polyclinics or want to carry out further examinations at supporting facilities are delivered by medical record distribution officers. Keywords              : Confidentiality Security Aspect, Medical Records   Abstrak Keamanan dan kerahasiaan adalah faktor yang sangat penting dalam pengelolaan berkas rekam medis. Dalam aspek keamanan terdapat pada ruang penyimpanan berkas rekam medis ditemukan ruangan berdebu dan lembab yang menyebabkan rekam medis berjamur dan juga pada bahan baku map rekam medis masih menggunakan bahan yang berkualitas rendah. Dalam aspek kerahasiaan masih terdapat pendistribusian berkas rekam medis yang belum terjaga kerahasiaan dan masih terdapat rekam medis yang rusak, terlipat dan terdapat formulir yang lepas dari map rekam medis, dan dibiarkan begitu saja tanpa ada perawatan pada rekam medis yang rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keamanan dan kerahasiaan rekam medis. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan strategi pencarian menggunakan Google Scholar dengan kata kunci Aspek Keamanan Kerahasiaan dan Rekam Medis. Hasil penelitian ini adalah aspek keamanan ditinjau dari aspek fisik tinta yang digunakan warna hitam sudah seragam, kertas yang digunakan ukuran A4 berat 70 gram. Aspek biologi adanya jamur, kutu buku, dan serangga seperti rayap, kecoa, dan tikus. Aspek kimiawi adanya petugas rekam medis makan atau minum di ruang rekam medis. Aspek kerahasiaanya masih ada petugas rekam medis yang masuk ke filing rekam medis dan masih ditemukan dokumen rekam medis yang di bawa pasien atau hilang. Saran aspek keamanan berkas rekam medis ruang penyimpanan hendaknya dilengkapi alat pemeliharaan seperti vacuum cleaner, dilakukan penyemprotan serangga atau diberi kamfer, ruang penyimpanan rekam medis di batasi oleh hak akses seperti  fingerprint. Aspek kerahasiaan pasien yang konsultasi ke poliklinik lain atau ingin melakukan pemeriksaan lanjutan di fasilitas penunjang diantarkan oleh petugas distribusi rekam medis. Kata Kunci          : Aspek Keamanan Kerahasiaan, Rekam Medis


2019 ◽  
Author(s):  
sahrila purba

Tujuan penelitian Literature review ini adalah untuk mengetahui komunikasi efektif dalam praktik kolaborasi interprofesi akan meningkatkan kualitas pelayanan. Metode penelitian Literature review ini dilakukan dengan melakukan penelusuran artikel publikasi pada EBSCO, Googlesearch, PubMed, Sciencedirect.com dengan kata kunci yang dipilih yaitu interprofessional Collaboration practice, effective communication, hospital,service quality. Penelusuran dilakukan dengan membatasi terbitan dari Tahun 2005 - 2015. Dari hasil penelusuran literatur bahwa kualitas layanan yang baik tergantung pada profesional yang bekerja sama dalam timinterprofessional. Komunikasi interprofesional yang digunakan adalah SBAR (Situation-Background Assessment- Recommendation).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document