scholarly journals Hubungan Antara Komunikasi Yang Baik Dengan Interprofesional Collaboration Di RS

2019 ◽  
Author(s):  
Cut Tari

Latar Belakang:IPC merupakan kemitraan antara tenaga kesehatan dengan latar belakang profesi yang berbeda yang bekerja sama untuk memecahkan masalah kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan. Salah satu faktor yang menghambat pelaksanaan kolaborasi interprofesi adalah karena buruknya komunikasi antar profesi. Tujuan : Untuk memberikan gambaran upaya dalam peningkatan komunikasi dalam pelaksanaan interprofessional Collaboration supaya kommunikasi yang tercipta menjadi baik Metode : Metode yang digunakan oleh penulis adalah Literature review dimana dilakukan dengan cara menganalisis kajian ,eksplorasi jurnal, maupun e-book Adapun jurnal yang digunakan pada literature review ini adalah jurnal yang diterbitkan dari kurun waktu 10 tahun terakhir yang didapatkan dengan menggunakan dua database Portal Garuda dan Google Scholar dan referensi yang digunakan sebanyak 14. Hasil: Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan komunikasi dalam pelaksanaan interprofessional collaboration adalah dengan menggunakan pencatatan perkembangan pasien terintegrasi ,dengan melakukan pencatatan terintegrasi ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi efektif antar profesi, pencatatan dilakukan lebih optimal, meminimalkan mis komunikasi, dan meningkatkan keselamatan pasien yang berdampak kepada mutu pelayanan. Kesimpulan : Semakin baik komunikasi yang dilakukan antar tenaga profesi maka semakin baik kolaborasi yang tercipta diantara mereka.

2019 ◽  
Author(s):  
Erta Iman Jelita Harefa

Latar belakang: Di era kemajuan ilmu kesehatan saat ini, Peningkatan permasalahan pasien yang kompleks membutuhkan keterampilan dan pengetahuan dari beberapa tenaga profesional. Oleh karena itu kerjasama dan kolaborasi yang baik antar profesi kesehatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan pasien dalam melakukan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit dilakukan oleh berbagai profesi tenaga kesehatan.Tujuan: Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan memberi informasi tentang peningkatan interprofessional collaboration dalam menjalankan program keselamatan pasien.Metode: Penulisan ini menggunakan metode literature review dengan pendekatan jurnal atau artikel, buku dan e-book yang relevan dan akurat serta berfokus pada peningkatan interprofessional collaboration dalam menjalankan program keselamatan pasien dengan menggunakan Google Scholar, Portal Garuda, dan Jurnal Keperawatan Indonesia.Hasil: Berdasarkan hasil pencarian literatur terdapat beberapa program keselamatan pasien yang terdiri dari: membangun budaya keselamatan pasien, menjalankan standar keselamatan pasien, melaksanakan sasaran keselamatan pasien, melaksanakan sistem pelaporan dan membentuk organisasi.Pembahasan: Kolaborasi Interprofesi atau Interprofessional Collaboration (IPC) adalah kemitraan antara orang dengan latar belakang profesi yang berbeda dan bekerja sama untuk memecahkan masalah kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan. Menurut WHO, IPC terjadi saat berbagai profesi kesehatan bekerja sama dengan pasien, keluarg dan komunitas untuk menyediakan pelayanan komprehensif dan berkualitas tinggi. Penutup: IPC adalah wadah dalam menjalin kebersamaan dan kekompakkan dalam memberikan mutu pelayanan kesehatan lebih optimal.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 30-37
Author(s):  
Ari Sukawan ◽  
Lilik Meilany ◽  
Asyahria Nur Rahma

AbstractEffective communication between health professionals is the main key in the implementation of interprofessional collaboration, so hospitals must have solutions that communication is not interrupted on one side. To facilitate the communication process in monitoring the patient's medical history, every care professional is required to make a medical record. This study uses a Literature Review design with the PICO Framework. Search articles using the Google Scholar database, Garua Referral Digital (Garuda), and Proquest using keywords such as medical records, interprofessional collaboration, effective communication, and keywords with synonyms for the main keywords. The inclusion criteria are articles related to the role of medical records in the implementation of interprofessional collaboration, methods used to improve effective communication in the implementation of interprofessional collaboration, factors that affect communication in the implementation of interprofessional collaboration, articles in Indonesian and English, and published in 2015-2020. The exclusion criteria are criteria that do not want to be raised, among others, a review of direct verbal communication between professions, a review of interprofessional readiness in collaborating. The results of the study found medical records as effective communication can integrate or compile patient health service data in a comprehensive manner as a source of information for health professionals when making a health decision and actions to patients next. The conclusion is the form of medical records that describes collaboration between health professionals is an Integrated Progress Patient Note or CPPT.Keywords: medical records, interprofessional collaboration, effective communicationAbstrakKomunikasi efektif diantara para profesional kesehatan merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kolaborasi interprofesional sehingga rumah sakit wajib memiliki solusi agar komunikasi tidak terputus di satu pihak. Untuk mempermudah proses komunikasi dalam memantau riwayat kesehatan pasien, setiap profesional pemberi asuhan diwajibkan untuk membuat rekam medis. Penelitian ini menggunakan desain Literature Review dengan Framework PICO. Pencarian artikel menggunakan database Google scholar, Garua Rujukan Digital (Garuda) dan Proquest dengan menggunakan kata kunci seperti rekam medis, kolaborasi interprofesi, komunikasi efeketif serta kata kunci dengan sinonim dari kata kunci utama. Kriteria inklusi yaitu artikel yang berkaitan dengan peran rekam medis pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, metode yang digunakan dalam meningkatkan komunikasi yang efektif pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, faktor yang mempengaruhi komunikasi pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, artikel berbahasa indonesia dan inggris dan terpublikasi pada tahun 2015-2020. Adapun kriteria eksklusi yaitu kriteria yang tidak ingin diangkat antara lain tinjauan komunikasi verbal langsung antar profesi, tinjauan kesiapan interprofessional dalam berkolaborasi. Hasil penelitian ditemukan Rekam medis sebagai media komunikasi efektif yang dapat mengintegrasikan atau menyatukan data pelayanan kesehatan pasien secara komprehensif sebagai sumber informasi bagi profesional pemberi asuhan sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan berikutnya terhadap pasien. Simpulan penelitian ini adalah lembar rekam medis yang menggambarkan kolaborasi antara para profesional kesehatan yakni pada lembar catatan perkembangan terintegrasi atau CPPT.Kata Kunci: rekam medis, kolaborasi interprofesional, komunikasi efektif


Author(s):  
Eman Tariq Alslman ◽  
Shaher H. Hamaideh ◽  
Manar Ali Bani Hani ◽  
Huda Mohammad Atiyeh

AbstractThe purpose of this article is to review the literature regarding the relationships between alexithymia, fibromyalgia (FM), and psychological distress among adolescents. Google Scholar and databases were searched using alexithymia, fibromyalgia, psychological distress, and adolescent keywords. Studies that examine the relationship between alexithymia and fibromyalgia and the contribution of psychological distress on this relationship among adolescents are lacking. However, based on previous studies on adult samples and theoretical background, there are possible relationship between alexithymia and fibromyalgia as well as possible mediating effect of psychological distress on this relationship in adolescents. Further studies are recommended to examine the relationships between alexithymia, fibromyalgia, and psychological distress among adolescents.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 113
Author(s):  
Galuh Hanesty Gunawan ◽  
Zahra Putri Listari ◽  
Nurliana Cipta Apsari

Setiap anak di dunia memiliki hak dasar yang sejak lahir harus dipenuhi dan dilindungi. Tidak terpenuhinya hak anak merupakan suatu pelanggaran dan termasuk kedalam suatu permasalahan karena pemenuhan dan perlindungan kepada hak-hak anak merupakan hal yang penting. Permasalahan mengenai isu anak masih tetap ada hingga saat ini. Maka Save The Children sebagai lembaga internasional yang bergerak dalam kesejahteraan anak hadir dalam membantu mengatasi permasalahan tersebut. Lembaga Save The Children yang hadir di berbagai negara di dunia juga berperan sebagai lembaga yang kuat dan berkeadilan sesuai dengan tujuan SDGs ke 16. Penelitian ini menggunakan metode literature review yang bertujuan untuk melihat dan mengetahui peran Save The Children dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak dasar anak di negara Inggris dan Indonesia. Pencarian literature review menggunakan google scholar dan SAGE dengan kata kunci Save The Children, Perlindungan Hak Anak/Child Protection, Children Rights dan SDGs nomor 16. Berdasarkan hasil literature review yang dilakukan, Save The Children merupakan salah satu bentuk kelembagaan yang kuat untuk menciptakan keadaan yang damai dan adil sesuai dengan SDGs poin 16 dalam hal ini pada perlindungan dan pemenuhan hak dasar anak. Di Inggris, Save The Children memiliki gerakan dalam upaya perlindungan anak dengan membantu anak-anak yang berada dalam konflik, eksploitasi, atau diabaikan. Save The Children Indonesia memiliki peran dalam perlindungan anak, kemiskinan anak, tata kelola anak, pendidikan, kesehatan dan nutrisi, aksi kemanusiaan, dan advokasi. Save The Children juga memiliki peran dalam mewadahi praktik pekerjaan sosial dengan menyediakan layanan yang membantu advokasi atau intervensi klien.Kata kunci: Peran Save The Children, Perlindungan Anak, Hak Anak, SDGs no.16


2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 26-33
Author(s):  
Ilmianti Ilmianti ◽  
Indrya Kirana Mattulada ◽  
Sari Aldilawati ◽  
Sarahfin Aslan ◽  
Mila Febriany ◽  
...  

Pendahuluan: Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, adalah kesehatan gigi dan mulut.  Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut secara tidak langsung akan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Media komunikasi informasi dan edukasi yang terdiri dari media visual, audio, dan audio-visual merupakan salah satu upaya untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut. Tujuan: untuk memberikan gambaran dan gagasan dari hasil literatur review media komunikasi, informasi, dan edukasi terhadap peningkatan pengetahuan anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review. Literatur yang digunakan berupa jurnal, teksbook, dan laporan kasus yang dikumpulkan dengan menggunakan pencarian seperti Google Scholar, Science Direct, NCBI, dan Proquest. Pencarian kata kunci yang dimasukkan, jika telah memenuhi kriteria maka judul dari jurnal tersebut terpilih untuk dianalisis. Hasil: Menggunakan media komunikasi, informasi dan edukasi yang menarik dapat meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut. Media komunikasi, informasi, dan edukasi pada anak merupakan media yang menarik dan sesuai dengan tahap perkembangan anak khususnya anak usia sekolah dasar. Pendidikan kesehatan gigi dengan menggunakan media komunikasi, informasi, dan edukasi yang menarik dapat meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut.  Kesimpulan:  Media komunikasi, informasi, dan edukasi sesuai dengan kemajuan teknologi multimedia seperti media visual, media audio, dan media audio-visual dapat meningkatkan pengetahuan anak sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut.


2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 464-469
Author(s):  
Kiki Utari ◽  
R Ratnawati

AbstractPregnant women are very susceptible to anemia due to lack of food reserves and before pregnancy they were already anemic. Pregnant women need more iron intake than before pregnancy. Problems in pregnant women are problems in pregnancy that can cause anemia. This literature review aims to determine the description of the incidence of anemia in pregnant women from various articles. This study uses a descriptive method with a literature review approach. Search articles through PubMed and Google Scholar according to keywords and then analyzed according to inclusion and exclusion criteria and found 5 articles and reviewed using the Joanna Instrument (JBI). The description of the incidence of anemia in pregnant women showed anemia as many as 258 respondents (35.3%) and those who experienced anemia were not as many as 472 respondents (64.7%). In this literature review, it was concluded that most pregnant women did not experience anemia.Keywords: Anemia, Pregnant Women AbstrakIbu hamil sangat rentan mengalami anemia karena cadangan makanan kurang dan pada saat sebelum hamil sudah mengalami anemia. Ibu hamil membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak dibandingkan saat sebelum hamil. Permasalahan pada ibu hamil adalah masalah – masalah dalam kehamilan yang dapat menimbulkan anemia. Literatur Review ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil dari berbagai artikel. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan literature review. Pencarian artikel melalui PubMed dan Google Scholar sesuai dengan kata kunci kemudian dianalisa sesuai dengan keriteria inklusi dan ekslusi dan ditemukan 5 artikel dan di review menggunakan Instrument Joanna (JBI). Gambaran kejadian Anemia pada ibu hamil didapatkan hasil anemia sebanyak 258 responden (35,3%) dan yang mengalami tidak anemia sebanyak 472 responden (64,7%). Dalam penelitian literature review ini disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil tidak mengalami anemia.Kata kunci : Anemia, Ibu Hamil


2019 ◽  
Author(s):  
Erta Iman Jelita Harefa

Latar belakang: Keselamatan pasien (patient safety ) merupakan prioritas dalam aspek pelayanan di rumah sakit dan sudah menjadi tuntutan kebutuhan dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu diperlukan gerakan keselamatan pasien di rumah sakit agar menghindari kesalahan pada prinsip dalam pengobatan pasien yang harus dipertanggungjawabkan oleh pimpinan pengobatan. Tujuan: Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan memberi informasi tentang peningkatan pelaksanaan keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.Metode: Penulisan ini menggunakan metode literature review dengan pendekatan jurnal atau artikel, buku dan e-book yang relevan dan akurat serta berfokus pada peningkatan pelaksanaan keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit dengan menggunakan Google Scholar, Portal Garuda, dan Jurnal Keperawatan Indonesia.Hasil: Berdasarkan hasil pencarian literatur di dapatkan beberapa standar keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit yang terdiri dari hak pasien, mendidik pasien dan keluarga, keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaan metode-metode peningkatan kinerja, peran kepemimpinan, mendidik staf, dan komunikasi untuk mencapai keselamatan pasien.Pembahasan: keselamatan pasien adalah hal yang menjadi perhatian bagi rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien/klien. Dalam keselamatan pasien ini, setiap rumah sakit sudah diwajibkan untuk melakukan gerakan keselamatan pasien sesuai dengan standar departemen kesehatan.Penutup: Pelaksanaan keselamatan pasien saat ini sudah memiliki peningkatan atau kemajuan yang dapat dilihat dari perbandingan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691 Tahun 2011 dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017 yang memberikan pembaharuan dengan menyesuaikan perkembangan fasilitas kebutuhan pelayanan.


2021 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
Author(s):  
Prima Dewi Novalia ◽  
Lina Handayani

At the end of 2019, the world was shocked by the new virus called the corona virus (COVID-19), this virus was first discovered in the Wuhan area, China. COVID-19 is an infectious disease that attacks the respiratory tract. Humans exposed to this virus usually experience mild to severe symptoms. The purpose of this literature study is to discuss how the 3M health protocols application . the method us the literature review. The literature consists of journals with a travel year from 2011 to 2021. Literature collection is done through google scholar using the keywords “3M health protocol”, “COVID-19 pandemic”, and “community”. The results of the literature search were 73 articles that were relevant to the keywords, as many as 60 articles were excluded because they were not relevant to the author’s criteria. Total 13 articles using inclusion and exclusion criteria were obtained 5 articles with good quality. Review results show that most people have not implemented 3M health protocols properly and correctly, this is one of the causes of the increase in COVID-19 cases.


Author(s):  
Aprilia Daracantika ◽  
Ainin Ainin ◽  
Besral Besral

Satu dari tiga anak di Indonesia mengalami stunting. Stunting dapat berdampak terhadap perkembangan motorik dan verbal, peningkatan penyakit degeneratif, kejadian kesakitan dan kematian. Selain itu, keadaan stunting akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel neuron terhambat sehingga mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak stunting terhadap kemampuan kognitif pada anak. Metode yang digunakan adalah literature review yang diambil dari jurnal nasional atau internasional maupun website. Penelusuran sumber pustaka dalam artikel ini melalui database Sinta, Google Scholar dan Pubmed dalam 10 tahun terakhir. Berdasarkan hasil telaah didapatkan hasil bahwa stunting memiliki implikasi biologis terhadap perkembangan otak dan neurologis yang diterjemahkan kedalam penurunan nilai kognitif. Anak dengan stunting mengalami 7% penurunan perkembangan kognitif dan nilai matematikanya lebih rendah 2,11 dibanding anak yang tidak stunting. Dalam Tes Kosakata Gambar Peabody dan tes Penilaian Kuantitatif, anak yang stunting mendapat skor 16,1% dan 48,8% lebih rendah dari anak yang tidak stunting. Anak yang mengalami stunting pada 2 tahun pertama kehidupan berpeluang memiliki IQ non verbal < 89 dan IQ lebih rendah 4,57 kali dibandingkan IQ anak yang tidak stunting. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stunting memiliki pengaruh negatif terhadap kemampuan kognitif anak yang berdampak pada kurangnya prestasi belajar. 


2019 ◽  
Vol 13 (47) ◽  
pp. 397-409
Author(s):  
Atyla Freitas Soares ◽  
Ana Clara De Sá Pinto

Desde a introdução das resinas compostas na Odontologia, foram evidenciadas muitas melhorias em suas propriedades. No entanto, estes materiais apresentam limitações, como a contração de polimerização, que pode resultar em fissuras de esmalte, defeito marginal, formação de fenda e microinfiltração. Para superar estas deficiências, algumas estratégias práticas incluem o uso de técnicas de inserção incremental das resinas. Porém, a mesma é demorada quando utilizada para preencher cavidades grandes e volumosas em dentes posteriores, o que tornou desejável o desenvolvimento de uma alternativa a este procedimento, e assim surgiram as resinas compostas do tipo bulk-fill, que podem ser inseridas em incrementos de 4 a 5 mm de espessura devido à sua maior translucidez. Diante deste contexto, o objetivo do presente estudo foi apresentar as taxas de sucesso das resinas bulk-fill em restaurações de dentes permanentes e decíduos, comparando ainda o resultado do seu uso em relação às resinas convencionais. A pesquisa bibliográfica foi realizada online, utilizando a ferramenta de busca Google Scholar e outras seis bases de dado eletrônicas, que são o Pubmed, Web of Sciences, National Institute for Health and Clinical Excellence, Clinical Trials–US National Institute of Health e Lilacs, sem restrição de data da publicação. Foram utilizadas as palavras-chave: “composite resin; bulk-fill composite resin; survival rate; deciduous teeth; permanent teeth”. Desta forma, foram encontrados 273 artigos que, excluindo-se os revisão de literatura, cartas ao editor e editoriais, foram reduzidos para 22 estudos a serem revisados. A lista de artigos obtida foi analisada e os artigos foram selecionados baseados nos seus títulos e resumos, de forma que foram incluídos artigos publicados em português, inglês e espanhol. Foi possível observar que há uma grande semelhança entre as resinas bulk-fill e as resinas compostas convencionais no que diz respeito às taxas de sucesso. No entanto, sugere-se que sejam realizados estudos com metodologias e amostras similares, a fim de se confirmar os resultados obtidos no presente estudo.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document