The Effect of Active Range of Motion (ROM) Training on Muscle Strength of Non-Hemorrhagic Stroke Patients in BIDDOKKES Polda Metro Jaya
Stroke adalah gangguan peredaran darah di otak yang menjadi penyebab gangguan pada anggota tubuh yang lain. Stroke non hemoragik menyebabkan keterlambatan dalam melakukan pergerakan karena terjadi kelemahan otot. Di Indonesia, angka kematian karena stroke menempati posisi pertama di Asia Tenggara. WHO menyatakan 328.524 orang Indonesia meninggal karena stroke. Kejadian stroke yang masih tinggi membuat peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian Range Of Motion (ROM) aktif terhadap kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik di Biddokkes Polda Metro Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Aktif terhadap Kekuatan Otot Pasien Stroke Non Hemoragik di Biddokkes Polda Metro Jaya Tahun 2021Desain penelitian Adalah analitik kuantitatif dengan pra-eksperiment (one grups pra-post test) design. Sampel pada penelitian ini berjumlah 17 responden dan penentuan sampel menggunakan simple random sampling. Variabel independent Range Of Motion (ROM) aktif dan variabel dependent kekuatan otot pada penderita stroke non hemoragik. Penelitian ini menggunakan uji statistik Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberian ROM pada pasien stroke non hemoragik. Hasil uji Wilcoxon sebelum dan sesudah pemberian intervensi ROM pada ekstremitas atas didapatkan hasil p value = 0.001. Hasil Uji Wilcoxon sebelum dan sesudah pemberian intervensi ROM pada ekstremitas bawah didapatkan hasil p value = 0.002. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada pengaruh pemberian ROM aktif terhadap skala kekuatan otot ekstremitas atas dan ekstremitas bawah pada pasien stroke non hemoragik di Biddokkes Polda Metro Jaya. Diharapkan keluarga pasien dapat melatih ROM secara mandiri pada anggota kelurga yang mengalami stroke.