Aedes aegypti dan Aedes albopictus merupakan vektor utama penyakit demam dengue, chikungunya, filariasis, dan virus zika yang masih menjadi masalah di Indonesia. Pengendalian vektor yang mudah diaplikasikan adalah penggunaan larvasida. Biji pepaya (Carica papaya L) adalah salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai larvasida karena mengandung flavonoid, tanin, coumarin, saponin dan alkaloid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol biji pepaya sebagai larvasida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus serta perbandingan efek ekstrak tersebut terhadap Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Kelompok uji yang digunakan, yaitu 1,5%, 1,8%, 2,1%, 2,4%, dan 2,7%. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal Wallis Test dan Mann Whitney Test dengan p<0,05 sehingga dapat disimpulkan setiap konsentrasi dapat memberikan efek sebagai larvasida secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol negatif. Selanjutnya, dilakukan analisis probit didapatkan nilai LC50 ekstrak etanol biji pepaya terhadap larva Aedes aegypti adalah 1,8% dan larva Aedes albopictus adalah 1,5%. Maka dapat disimpulkan ekstrak etanol biji pepaya berpotensi sebagai larvasida pada Aedes aegypti dan Aedes albopictus dengan efektivitas lebih besar pada Aedes albopictus dibandingkan Aedes aegypti. Hal tersebut terjadi karena Aedes aegypti lebih sering terpapar oleh temefos dibandingkan Aedes albopictus sehingga telah terjadi resistensi.