Comparative biochemical effects of seeds extract Cerbera manghas and leaves Carica papaya the vector of Aedes aegypti mosquitos

2021 ◽  
Vol 45 (3) ◽  
pp. 453-460
Author(s):  
Alkausyari Aziz ◽  
R. Sahknan ◽  
Khayan Khayan ◽  
Slamet Wradoyo
2018 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 218
Author(s):  
Khoiriyanti Wulandari ◽  
Mei Ahyanti

<p>Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) or Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by a virus which is very dangerous because it can cause the patient to die within a few days. Bandar Lampung city itself is a dengue endemic area. According to data from the Lampung Provincial Health Office, in 2015, from 15 there were 2,996 deaths in 31 people. The study aimed to knowing the effectiveness of bintaro seed extract (Cerbera manghas) as larvacide in III instars Aedes aegypti larvacides experimental research with post test only control group design. The sampling method was purposive sampling. Independent variables were bintaro seed extract (dose and time), the dependent variable was Aedes aegypti larvAedes The results showed that from 5 types of doses with 5 repetitions, the death result of Aedes aegypti larvae with a dose of 0% had no mortality, a dose of 0.1% with an average of 12.55, a dose of 0.5% with an average of 15.15 , 1% dose with an average of 18.20, a dose of 1.5% with an average of 22.15, and a dose of 2% with an average of 25. At the time of contact, the death result of the larvae was found with an average 6-hour contact time. an average of 8.70, 12 hours with an average of 14.13, 24 hours with an average of 18.37 and 48 hours with an average of 20.83. According to the results of statistical tests, the most effective effect of bintaro seed extract dosage is at a dose of 1.5% and contact time of 6 hours.<strong></strong></p>


Author(s):  
Tommy Adhi Wijaya ◽  
Riyani Susan BT Hasan
Keyword(s):  

AbstrakDBD merupakan penyakit yang paling sering disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti akibat gigitanya. Vektorpembawa penyakit yang terus- menerus menyebar secara luas menyebabkan tingginya kasus demam berdarahpada iklim tropis dan subtropis sangat cocok untuk pertumbuhan nyamyuk Aedes aegypti. DEN 1, DEN 2, DEN 3dan DEN 4 merupakan serotip virus dengue di Indonesia. Dengan menggunakan tehnik purpose sampling didapatimetode pengumpulan data, pengamatan dilakukan selama 48 jam dengan 3 kali pengulangan kemudian larvayang telah mati dilakukan penghitungan jumlahnya.Dengan uji kruskal- wallis dilakukan analisa data denganhipotesis Ha : Ada penghentian perkembangan oleh ekstrak daun pepaya (Carica Papaya L) terhadap larva AedesAegypti dan H0 : Tidak ada penghentian perkembangan oleh ekstrak daun pepaya (Carica Papaya L) terhadaplarva Aedes Aegypti. Hasil yang telah dapat lalu disimpulkan yaitu adanya Pengaruh larvasida ektrak daun pepaya( carica papaya L) terhadap kematian larva aedes aegypti dengan nilai ( p = 0.392 ). untuk menghambatperkembangan larva nyamuk aedes aegypti dengan persamaan LD50 yang dilakukan pada 2 jam pertamadibutuhkan ekstrak daun pepaya sebanyak 55,75%.Kata Kunci: Ekstrak daun pepaya, Anti Larvasida, Aedes Aegypti.


2015 ◽  
Vol 4 (5) ◽  
pp. 417-421
Author(s):  
Lisda Hayatie ◽  
Agung Biworo ◽  
Eko Suhartono

2016 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Indri Ramayanti ◽  
Ratika Febriani
Keyword(s):  

Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor dari Demam Berdarah Dengue yang memiliki peranan besar terhadap penularan penyakit tersebut di Indonesia. Pengendalian vektor nyamuk diharapkan akan berdampak pada penurunan populasi vektor nyamuk Aedes aegypti sehingga tidak signifikan lagi sebagai penular penyakit. Salah satu cara pengendalian vektor nyamuk ini yakni dengan penggunaan larvasida yang berasal dari tanaman pepaya. Ekstrak daun pepaya (Carica papaya Linn) diduga memiliki efek sebagai larvasida terhadap Aedes aegypti karena memiliki berbagai zat metabolit aktif berupa Flavonoid, Alkaloid dan Tanin yang dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan larva Aedes aegypti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas larvasida ekstrak daun pepaya (Carica papaya Linn) terhadap larva Aedes aegypti. Desain penelitian eksperimental dengan subjek penelitian 840 ekor larva Aedes aegypti Instar III. Subjek penelitian dibagi menjadi tujuh kelompok perlakuan. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0.25%, 0.5%, 0.75%. 1%, 1.25%, 4% dan kontrol positif abate 1%. Pengamatan dilakukan pada waktu 6 jam, 12 jam, 18 jam, dan 24 jam setelah perlakuan dengan replikasi sebanyak empat kali. Data dianalisis dengan uji Kolgomorov-Smirnov dan dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis selanjutnya perhitungan nilai Lethal consentration menggunakan analisis probit. Hasil Analisis Probit didapatkan nilai LC50 berada pada konsentrasi 3.73% dan nilai LC90 berada pada konsentrasi 7.55%. Ekstrak daun pepaya (Carica papaya Linn) memiliki efek larvasida terhadap larva Aedes aegypti pada LC50 dengan konsentrasi 3.73%. Kesimpulan esktrak daun pepaya (Carica papaya L.) pada konsentrasi 3.73% mampu membunuh 50% larva Aedes aegypti selama 24 jam.


2017 ◽  
Vol 18 (01) ◽  
pp. 12-18
Author(s):  
Iwan Iskandar ◽  
Hevi Horiza ◽  
Nanang Fauzi

Papaya seeds are excellent to be used as a repellent larvae of Aedes aegypti because of the toxins contained in papaya seeds called alkaloid karpaina. The research objective was to determine the effectiveness of papaya seeds powder as Aedes aegypti larvicides. This type of research is True Experiment with Posttest Only Control Group research design, using five treatments (4 grams, 8 grams, 12 grams, 16 grams and 20 grams) and one control. Objects that are used as many as 600 larvaes of Aedes aegypti. If the papaya seeds powder in a simple processsuch as drying and grinding. Each treatment contains 50 larvaes and by doing 2 times repeatedly. The results of data analysis on the number of dead larvaes at a dose trending dead at the lowest possible total percentage of 22% at a dose of 4 grams and the highest percentage of 97% at a dose of 20 grams. The analysis result of one-way ANOVA for the number of differences in the number of dead larvaes, with the value obtained sig. = 0.000, so that ? <? (0.05) means that there is a significant influence on differences in doses of papaya seeds powder solution used against the death of Aedes aegypti larvaes. The control of Aedes aegypti larvaes using papaya seeds powder can be done by puttingthe powder of papaya seeds as much as 20 grams per 10 liters of water for 24 hours of treatment.


Author(s):  
Emma Mardliyah ◽  
Muhammad Fakhri Nur F ◽  
Lia Siti Halimah

Aedes aegypti dan Aedes albopictus merupakan vektor utama penyakit demam dengue, chikungunya, filariasis, dan virus zika yang masih menjadi masalah di Indonesia. Pengendalian vektor yang mudah diaplikasikan adalah penggunaan larvasida. Biji pepaya (Carica papaya L) adalah salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai larvasida karena mengandung flavonoid, tanin, coumarin, saponin dan alkaloid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol biji pepaya sebagai larvasida terhadap nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus serta perbandingan efek ekstrak tersebut terhadap Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap. Kelompok uji yang digunakan, yaitu 1,5%, 1,8%, 2,1%, 2,4%, dan 2,7%. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal Wallis Test dan Mann Whitney Test dengan p<0,05 sehingga dapat disimpulkan setiap konsentrasi dapat memberikan efek sebagai larvasida secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol negatif. Selanjutnya, dilakukan analisis probit didapatkan nilai LC50 ekstrak etanol biji pepaya terhadap larva Aedes aegypti adalah 1,8% dan larva Aedes albopictus adalah 1,5%. Maka dapat disimpulkan ekstrak etanol biji pepaya berpotensi sebagai larvasida pada Aedes aegypti dan Aedes albopictus dengan efektivitas lebih besar pada Aedes albopictus dibandingkan Aedes aegypti. Hal tersebut terjadi karena Aedes aegypti lebih sering terpapar oleh temefos dibandingkan Aedes albopictus sehingga telah terjadi resistensi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document