ABSTRAK“Body Record” dalam Bahasa Indonesia berarti catatan atau rekaman tubuh. Karya tari ini menceritakan perjalanan manusia khususnya perjalanan tubuh tari penata. Karya tari dalam bentuk suita ini dibagi menjadi empat bagian, bagian pertama tentang kelahiran, dua tentang mengenal tari, tiga tentang konflik batin, dan empat mengenai kelahiran kembali.Tari Srandul menjadi inspirasi untuk menciptakan karya tari ini. Ketertarikan berawal dari menyaksikan pementasan tari Srandul di Dusun Dukuh Seman, desa Wonosari, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Dari sekian banyak hal yang ditangkap dari tari Srandul, penata tertarik pada koreografi tunggalnya yang dihadirkan dalam sebelas segmen, tema perjalanan manusia, gerak mlampah sebagai representasi tema perjalanan manusia, dan tiga unsur pokok tari Srandul yaitu adanya tembang, tembung, dan tari. Tema ini kemudian dihubungkan dengan pengalaman empiris penata khususnya perjalanan tubuh tari penata. Koreografi tari ini merupakan koreografi tunggal yang ditarikan oleh penata tari sendiri. Pertimbangannya adalah untuk mempermudah proses penciptaannya, selain beranggapan bahwa yang paling mengerti tentang hidup dan perjalanan hidup yang pernah dihanyalah penata sendiri. Bisa juga dikatakan bahwa dalang dari kehidupan kita adalah diri kita sendiri. Gerak Mlampah sebagai representasi perjalanan manusia yang ada pada tari Srandul dijadikan transisi antar bagian dalam struktur tari. Melalui karya ini diharapkan muncul generasi-generasi muda untuk ikut terlibat dalam melestarikan dan mengembangkan seni tradisi yang ada di daerahnya masing-masing. ABSTRACT "Body Record" in Indonesian means catatan or rekaman tubuh. This dance work tells about the human journey, especially the journey of choreographer’s dance body. This dance work in the form of suite is divided into four parts, the first part about birth, second about getting to know dance, third about inner conflict, and fourth about rebirth. Tari Srandul (Srandul dance) became the inspiration for creating this dance work. This interest started from watching the Srandul dance performance in Dusun Dukuh Seman, Desa Wonosari, Bulu District, Temanggung Regency, Central Java. Choreographer captures many things from the Srandul dance, and finally interested by the solo choreography presented in eleven segments, the theme about human journey, the movement of mlampah as a representation of the theme, and the three main elements of the Srandul dance, namely the presence of tembang, tembung, and dance. Then the choreographer connecting the theme with his empirical experience, especially the journey of the choreographer's dance body. This dance choreography is a solo work choreography that is danced by the choreographer himself. The choreographer dances the work that was created with the consideration to facilitate the creation process. In addition, the choreographer think that the one who understands the most about life and the journey of life that the choreographer has ever passed is only the choreographer himself. It could also be said that the mastermind of our lives is ourselves. Mlampah movements as a representation of the human journey in Srandul dance are used to move between parts in the dance structure. Through this work, it is hoped that it will create the younger generation to be involved in preserving and developing traditional arts in their respective regions.