PROSIDING STT ERIKSON-TRITT
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

8
(FIVE YEARS 8)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By STT Erikson Tritt Manokwari

2807-6052

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 79-89
Author(s):  
Sri Wahyuni

: This article talks about Christian education in the family in the digital era. Its purposes are to increase the quality of Christian education for children, their faithfulness and morality. As we know that education in the digital era has brought both positive and negative impacts, thus wise thinking and proper actions are needed to overcome any issues that may arise in the emerging world. Undeniable that parents are also participating in the growth and development of their children's education since family is the centre and foundation to build their character. This article study is written using qualitative research method along with literature research. AbstrakArtikel ini membahas tentang Pendidikan Agama Kristen Dalam Keluarga di Era Digital dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan anak, beriman serta bermoral. Pendidikan di Era Digital memiliki sisi positif maupun negatif, namun bagaimana bisa menyikapinya secara bijaksana ditengah-tengah dunia yang makin maju dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan anak tidak terlepas dari peran orang tua. Orang tua mengambil andil didalamnya. Pendidikan dimulai di keluarga sebab keluarga adalah pusat dalam pembentukan karakter. Artikel ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan kajian literatur.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 27-36
Author(s):  
Lamris Sihotang ◽  
Rulland Gerrit ◽  
Ester Kartika ◽  
Martina Novalina

The purpose of this study was: to determine the role of parents in overcoming the negative impact of gadgets that affect the character of teenagers. Parents must know that they have an important role in efforts to overcome the negative impact of using gadgets on teenagers. Researchers have explained the efforts made by parents to overcome the negative impact of gadgets on teenagers. The method in this research is qualitative by looking at cases in the field (case studies), data collection methods based on surveys or observations, and looking at previous studies that have been in journal form. The results of this study indicate that the role of parents in adolescents that must be carried out and carried out are: First, parents know and understand the rating of the game used by their child, the rating referred to here is the type of game played by the child, secondly, avoid installing electronic devices inside the children's room, the third creates rules that are agreed with the child, by treating time restrictions in using gadgets, the fourth parent actively monitors and pays attention to the media that is being consumed by the child, such as games and movies, the fifth communicates and discusses with the children what they can be from the games or shows they watch, the six parents control the play store on the gadget, by selectively choosing game features that do not cause negative things to the child's character. Another thing that must be done by Christian families is to teach God's word continuously to children and guide children to always build fellowship with God. Parents become educators, as educators in the family provide time and place and give responsibility by entrusting tasks within the family. family, teach discipline and educate with the example of parents. AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui peran Orang Tua dalam mengatasi dampak negatif gadget yang mempengaruhi Karakter anak-anak Remaja. Orang tua harus mengetahui bahwa mereka memiliki peran penting sebagai upaya untuk mengatasi dampak negative penggunaan gadget pada anak remaja. Peneliti sudah men-jelaskan upaya yang dilakukan oleh orangtua untuk mengatasi dampak negatif gadget pada remaja. Metode penelitian yang dilakukan adalah Kualitatif, sedangkan metode pengam-bilan data berdasarkan survei atau observasi, serta melihat penelitian-penelitian sebe-lumnya yang sudah dalam bentuk jurnal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran orang tua pada anak remaja yang harus dilakukan dan dikerjakan yaitu: Pertama, orang tua mengetahui dan memahami rating game yang digunakan oleh anaknya, rating yang dimaksud disini adalah jenis game yang dimainkan anak, kedua hindari pemasangan perangkat elektronik di dalam ruangan kamar anak, ketiga menciptakan aturan yang disetujui dengan anak, dengan cara memperlakukan pembatasan waktu dalam menggu-nakan gadget, keempat orangtua aktif mengawasi dan memperhatikan media yang sedang dikonsumsi oleh anak, seperti game dan film, kelima mengkomunikasikan dan mendis-kusikan pada anak  mengenai apa saja yang mereka dapat dari game atau acara yang mereka tonton, keenam orang tua mengontrol  play store yang di gadget, dengan cara selek-tif  memilih  fitur games yang tidak  menimbulkan hal-hal negatif pada karakter anak. Hal la-in yang harus dilakukan oleh keluarga Kristen adalah mengajarkan firman Tuhan terus-menerus kepada anak dan membimbing anak senantiasa membangun persekutuan dengan Tuhan, orang tua menjadi pendidik, sebagai pendidik dalam keluarga menyediakan waktu dan tempat serta memberikan tanggung jawab dengan mempercayakan tugas-tugas di dalam keluarga, mengajarkan disiplin serta mendidik dengan keteladanan orang tua. 


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 19-26
Author(s):  
Munatar Kause ◽  
Supriyanto Supriyanto ◽  
Marianus Patora ◽  
Desi Arisandi Laga Nguru ◽  
Devi Maria Bunga

This paper discusses the application of Christian Religious Education at SMP Abdi Agape Pontianak in the midst of the Covid-19 Pandemic situation. The impacts of the COvid-19 Pandemic on the world of education which is changing the pattern of education that must go through online learning must not stop the planting of Christian Religious Education in schools. Christian Religious Education must take an important part in instilling the faith and character of Christ in students in the midst of this COVID-19 pandemic.AbstrakPenelitian ini membahasa mengenai penerapan nilai-nilai dasar Pendidikan Agama Kristen di SMP Abdi Agape Pontianak di tengah-tengah situasi Pandemi COvid-19. Dampak-dampak Pandemi Covid-19 terhadap dunia Pendidikan yang besar yang mengubah pola Pendidikan yang harus melalui pembelajaran online tidak boleh menghentikan penanaman Pendidikan Agama Kristen di sekolah-sekolah. Pendidikan Agama Kristen harus mengambil bagian penting bagi penanaman Iman dan karakter Kristus kepada peserta didik di tengah-tengah pandemic Covid-19 ini.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 66-78
Author(s):  
Mefibosed Radjah Pono

The church has the task of teaching the member of the congregation through Christian Education. Christian Education includes all teaching and learning activities in the church with the aim that members of the congregation can know God and through that knowledge, they can experience life renewal. The implementation of Christian Education must take into account the context in which the church lives. The approaching model in Christian Religious Education helps the church to carry out its duties according to the context. This article focuses on the description and analysis of the implementation of the Christian Religious Education approach model in the Christian Church of Sumba, Congregation Uma Manu and offers a Christian Education strategy that is appropriate to the context of the congregation. By using a qualitative approach in research through observation and in-depth interviews, it is concluded that the implementation of Christian Education with a religious instruction approach is appropriate for the context of this congregation, but strategic efforts are needed in its implementation.AbstrakGereja memiliki tugas melakukan pengajaran kepada warganya melalui Pendi-dikan Kristiani (PK). PK mencakup semua aktifitas belajar mengajar dalam gereja dengan tujuan agar warga jemaat dapat mengenal Allah dan melalui pengenalan itu, mereka dapat mengalami pembaruan hidup. Implementasi PK oleh gereja haruslah memperhatikan konteks di mana gereja itu hidup. Model pendekatan dalam PK menolong gereja untuk melakukan tugasnya sesuai dengan konteks. Artikel ini berfokus pada deskripsi dan analisa terhadap implementasi model pendekatan PK dalam Gereja Kristen Sumba Jemaat Uma Manu dan menawarkan strategi PK yang sesuai dengan konteks jemaat. Dengan meng-gunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian melalui observasi dan wawancara mendalam disimpulkan bahwa implementasi PAK dengan pendekatan instruksi religius su-dah tepat bagi konteks jemaat ini, namun perlu adanya upaya strategis dalam penera-pannya.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 58-65
Author(s):  
Djoko Sukono ◽  
Eko Wahyu Suryaningsih

Holiness is one of God's essential attributes of His Divinity. The Bible clearly shows the nature of God, that He is a holy God. In 1 Peter 1:16, the human being who is in Him is also expected to live a holy life. Holiness itself is obtained through the Spirit of God who cleanses the human soul from sin, is renewed into the likeness of Christ, and by receiving grace to obey God according to His Word. The Bible guides Christians to live holy lives, both before God and before their fellow human beings. The importance of maintaining the holiness of life so that it is necessary to teach children from an early age. The topic of this research is how the method of teaching holiness to children is seen from 1 Peter 1:26. This article was written using the study of biblical theology to understand the holiness of God and a descriptive qualitative research approach and got the results that the holiness of life is a gift from God in Christ and must be taught to children about the holiness of life through the example of life by the parents around them. AbstrakKekudusan merupakan salah satu sifat Allah yang esensial dari Keilahian-Nya.  Secara jelas Alkitab menunjukkan sifat Allah ini, bahwa Ia adalah Allah yang kudus. Dalam 1 Petrus 1:16 manusia yang ada didalam Dia juga diharapkan untuk hidup Kudus.  Kekudusan sendiri diperoleh melalui Roh Allah yang menyucikan jiwa manusia dari dosa, diperbarui menjadi serupa dengan Kristus, dan dengan menerima kasih karunia untuk menaati Allah sesuai dengan FirmanNya. Alkitab menuntun orang Kristen untuk hidup kudus, baik di hadapan Allah maupun dihadapan sesama manusia. Pentingnya menjaga kekudusan hidup sehingga perlunya mengajarkan sejak dini kepada anak-anak. Yang menjadi topik penelitian ini adalah bagaimana metode mengajarkan kekudusan kepada anak-anak di-tinjau dari 1 Petus 1:26. Artikel ini ditulis mengunakan kajian teologi biblika untuk memahami keku-dusan Allah dan pendekatan penelitian kualitatif deskriftif dan mendapatkan hasil bahwa kekudusan Hidup adalah anugerah Allah didalam Kristus dan harus diajarkan kepada anak-anak tentang kekudusan Hidup melalui teladan hidup oleh orang tua di sekitarnya. 


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 10-18
Author(s):  
Debora Nugrahenny Christimoty ◽  
Dixon Nixon Siathen

In the era of disruption, there have been many changes in various fields. The negative impact that occurs on children is the occurrence of a character crisis. The family as the smallest social system has a great influence on the formation of children's character. That is why PAK in the family is very necessary for character building so as to produce children with Christ's character. The purpose of this research is to describe the characteristics of PAK in the family for the formation of children's character in the era of disruption. This research uses a qualitative descriptive method and is a literature research. The result of this research is a description of the four characteristics of PAK in the family for the formation of children's character in the era of disruption, namely: Education that helps children to believe and accept the Lord Jesus as personal Lord and Savior, Education that instills in children's hearts to have a heart that fears God, Education that adheres to a holy standard of living and divine life values, and Education that helps children have a life perspective based on the Bible.AbstrakDi era disrupsi terjadi banyak perubahan daIam berbagai bidang. Dampak negatif yang terjadi pada anak adaIah terjadinya krisiskarakter. Keluarga sebagai sistem sosiaIterkeciImemiIiki pengaruh yang besar daIam pembentukan karakter anak.ItuIah sebabnya PAK daIam keIuarga sangat diperIukan bagi pembentukan karakter sehingga menghasiIkan anak-anak yang berkarakter Kristus. Tujuan dari peneIitian ini adaIah untuk mendeskripsikan karakterik PAK daIam keIuarga bagi pembentukan karakter anak di era disrupsi. PeneIitian ini menggunakan metode deskriptif kuaIitatif dan merupakan peneIi-tian kepustakaan. HasiI peneIitian ini adaIah deskripsi tentang empat karakteristik PAK daIam keIuarga bagi pembentukan karakter anak di era disrupsi, yaitu: Pendidikan yang menoIong anak untuk percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan JuruseIamat pribadi, Pendidikan yang menanamkan daIam hati anak untuk memiIiki hati yang takut akan TUHAN, Pendidikan yang berpegang pada standar hidup kudus dan niIai hidup IIahi, dan Pendidikan yang menoIong anak memiIiki perspektif hidup berdasarkan AIkitab.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Alfeni Tatipang ◽  
Ribka Baransano ◽  
Melkius Ayok ◽  
Hendrika Wakris ◽  
Jufri Indow

The diversity of Indonesia is not only a strength of the nation but also an identity of the Indonesian nation. This plurality can be seen in the differences in religion, race, and language, in the Indonesian nation. The role of Christian religious education is a very important part, for example, Indonesia, which is diverse in religion, is very vulnerable to inter-religious conflicts. Christian Religious Education exists to be a means of unifying amidst the plurality of religions, racial and linguistic pluralism in this nation. In addition to being a unifier of the nation, Christian Religious Education should be present to participate in improving the quality of Indonesian people in terms of morals and ethics in order to create peace in national solidarity.AbstrakKeragaman Indonesia bukan hanya sekedar menjadi sebuah kekuatan bangsa tetapi juga menjadi sebuah identitas Bangsa Indonesia. Kemajemukan tersebut dapat dilihat pada perbedaan beragama, ras, dan bahasa, dalam bangsa Indonesia. Peran Pendidikan Agama Kristen menjadi bagian yang sangat penting, misalnya Indonesia yang beragam Agama sangat rentan dengan konlik antar beragama. Pendidikan Agama Kristen hadir untuk menjadi sarana untuk pemersatu ditengah kemajemukan Agama, kemajemukan ras dan bahasa dalam bangsa ini. Selain menjadi pemersatu bangsa hendaknya Pendidikan Agama Kristen hadir untuk berperan serta dalan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam hal moral dan etika agar dapat menciptakan kedamaian dalam solidaritas bangsa. 


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 37-48
Author(s):  
Ninik Tri Utami ◽  
Agustina Dowansiba ◽  
Herman Krey ◽  
Erna Surwati Fangidai ◽  
Amelia Yembise

Since God formed His people, He wants His people to have a life that is just to Him. Not only for them as parents, but also for children as the next generation of the nation. Teaching children from the time they are young is a must for the people of God. Teaching children is a command from God Himself. Through these verses God commands parents to give earnest instruction to their children. God's purpose in giving this commandment is for God to become a people who really have a real life before His people. Becoming a parent describes what was before. When the children entrusted by God begin to grow up, parents are faced with various personalities. Many parents raise their children without having a good understanding, thus causing the children not to get the correct directions. The book of Deuteronomy 6:1-19 provides a simple but biblical way of teaching children that parents can easily apply to their children, in every opportunity the family has. Few families before had deep understanding experienced many experiences in their children's lives. But in the past 20 years or so, many families have experienced these photos in their children's lives as parents learn to apply the teaching methods taught by the Bible.  AbstrakSejak Allah membentuk umatNya, Dia menginginkan umatNya tersebut memilki hidup yang berkenan kepadaNya. Tidak hanya bagi mereka sebagai orang tua, tetapi juga bagi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Mengajar anak sejak mereka masih kecil merupakan keharusan bagi umat Allah tersebut. Mengajar anak adalah perintah dari Allah sendiri. Melalui ayat-ayat ini Allah memerintahkan kepada para orang tua agar memberikan pengajaran yang sungguh-sungguh kepada anak-anak mereka. Tujuan Allah memberikan perintah ini adalah agar umat Allah tersebut menjadi umat yang sungguh-sungguh memiliki kehidupan yang benar dihadapanNya. Menjadi orang tua tidaklah semudah apa yang dipi-kirkan sebelumnya. Ketika anak-anak yang dipercayakan oleh Tuhan mulai beranjak dewa-sa, beragam persolan yang dihadapi baik oleh orang tua. Banyak orang tua yang membe-sarkan anak-anaknya tanpa memiliki pemahaman yang baik, sehingga menyebabkan anak-anak tidak memperoleh arahan-arahan yang benar. Ulangan 6:1-19 memberikan cara meng-ajar anak yang sederhana tetapi Alkitabiah yang dengan mudah diterapkan oleh para orang tua kepada anak-anak, dalam setiap kesempatan  yang dimiliki oleh keluarga yang ada. Beberapa keluarga sebelum memiliki pemahaman ini banyak mengalami kekacauan dalam kehidupan anak-anak mereka. Tetapi dalam kurun waktu kurang lebih 20 tahun, banyak keluarga mengalami pembaharuan dalam kehidupan anak-anak oleh karena orang tua belajar untuk menerapkan cara mengajar yang dijarakan oleh Alkitab.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document