Jurnal AGROSAINS dan TEKNOLOGI
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

42
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Jakarta

2528-3278, 2528-0201

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Jefri Ando Sembiring ◽  
Andre Prasetya

ABSTRAKTanaman bawang merah memiliki permasalahan yang cukup kompleks dalam mempertahankan jumlah produksi. Organisme penggangu tanaman (OPT) merupakan salah satu masalah penting dalam mempertahankan hasil tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis arang sekam dan pupuk kandang terhadap kepadatan populasi dan intensitas serangan S. exigua pada tanaman bawang merah. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK-F) dua faktor dengan faktor pertama yaitu dosis arang sekam (A) dan faktor kedua dosis pupuk kandang sapi (P). Hasilnya menunjukkan bahwa kepadatan populasi dan intensitas serangan larva S. exigua tertinggi pada tanaman bawang merah terdapat pada penggunaan dosis arang sekam 60 ton/ha dan pupuk kandang 40 ton/ha. Sedangkan kepadatan populasi dan intensitas serangan terendah terdapat pada perlakuan tanpa arang sekam dan pupuk kandang 20 ton/ha. ABSTRACTOnion plants have a quite complex problems in maintaining production quality caused by plant pests. Plant disturbing organisms is one of the important problems in maintaining the agricultural production. The purpose of this study was to determine the effect of husk charcoal and cow manure dose on the density and intensity of S. exigua attacks. The design used in this study was a factorial randomized block design (RAK-F) two factors with the first factor being the dose of husk charcoal (A) and the second factor was the dose of cow manure (P). The highest population density of S. exigua larvae in shallot plants was when 60 ton/Ha husk charcoal and 40 ton/Ha of cow manure was used. Meanwhile the lowest population density of S. exigua larvae in shallot plants when no husk charcoal was used and 20 ton/Ha of cow manure.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Idah Handayani ◽  
Elfarisna Elfarisna

Sawi Pakcoy merupakan salah satu jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia.  Produksi Pakcoy yang terus mengalami peningkatan perlu didukung dengan salah satu usaha seperti pemupukan.  Pupuk organik cair (POC) kulit pisang kepok merupakan salah satu pupuk hasil fermentasi yang dapat dimanfaatkan untuk pemupukan pada tanaman Pakcoy.  Tujuan penelitian  untuk mengetahui efektivitas penggunaan pupuk organik cair kulit pisang kepok terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Pakcoy.  Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2019 sampai dengan Januari 2020,  di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta.  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak    (RKLT) dengan lima perlakuan yaitu, P0 (NPK /Kontrol), P1 (POC Kulit Pisang Kepok 30 mL/tanaman), P2 (POC Kulit Pisang Kepok 40 mL/tanaman), P3 (POC Kulit Pisang Kepok 50 mL/tanaman), P4 (POC Kulit Pisang Kepok 60 mL/tanaman).   Hasil penelitian menunjukkan, perlakuan Pupuk NPK 0,75 g/tanaman (kontrol) memberikan hasil yang efektif pada semua pengamatan. Penggunaan POC kulit pisang kepok 40 mL/tanaman memberikan hasil terbaik pada semua parameter pengamatan dibandingkan dengan penggunaan dosis POC kulit pisang kepok lainnya.  Penggunaan berbagai dosis POC kulit pisang kepok  belum mampu memberikan pengaruh yang nyata  terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Pakcoy.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 7
Author(s):  
Yukarie Ayu Wulandari ◽  
Sobir Sobir ◽  
Syarifah Iis Aisyah

Cowpea (V. unguiculata L) can be developed as a source of vegetable protein because it contains relatively high protein and high lysine. The protein content in seeds is an accumulation of character components that play a role in protein formation, whose relationship can be predicted using cross correlation and analysis coefficients. The study was carried out in the experimental garden of Pasir Kuda PKHT of IPB in February - May 2018. Protein analysis is carriedout in the Testing Laboratory of the Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB in June - July 2018. The study was conducted using 30 putative mutant test genotypes of M2 generation result from the mutation of gamma ray irradiation and KM4 genotype as a comparison which was repeated three times. The protein content of the seeds was analyzed using the Kjeldahl method and then analyzed the variance, correlation coefficient and path. The results showed that M2 generation putative mutants showed diversity for the character of protein content in cowpea seeds. The protein content in cowpea seeds can be predicted through the character of plant height and number of branches.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Nopia Yulina ◽  
Chairil Ezward ◽  
A. Haitami

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter agronomi seperti tinggi tanaman, umur panen, jumlah anakan dan bobot panen 14 genotipe padi lokal (Oryza sativa. L). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Petapahan, Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten Kuantan Singingi, pada bulan November 2019 hingga Maret 2020. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 14 perlakuan yang berasal dari genotipe padi lokal. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh genotip yang nyata terhadap tinggi tanaman, umur panen, dan jumlah anakan. Hasil tinggi tanaman terbaik adalah PL04 (148,42 cm), umur panen PL07 (99 Hari Setelah Tanam) dan jumlah anakan PL07 (9,26 batang). Sedangkan rendemen tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Kegunaan penelitian ini sebagai informasi awal untuk mengetahui karakter agronomi padi lokal. Sehingga nantinya dapat dipertimbangkan atau digunakan untuk pengembangan benih padi. ABSTRACTThis research aimed to evaluate agronomical characterssuch as plant height, harvest age, number of tillers and harvest weight of 14 genotypes of local rice (Oryza sativa. L). This research was conducted in Petapahan Village, Gunung Toar District, Kuantan Singingi Regency, from November 2019 to March 2020. The design used was a randomized completely block design (RCBD) with 14 treatments in from of local rice genotypes. The result showed a significant effect of genotipy on plant height, harvest age, and number of tillers. The best result of plant height was PL04 (148.42 cm), harvesting age was PL07 (99 Days After Planting) and the number of tillers was PL07 (9.26 stems). Meanwhile the yield showed no significant effect. The use of this research is as initial information to determine the agronomic character of local rice. So that later it can be considered or used for the development of rice seeds.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Arum Asriyanti Suhastyo ◽  
Fanny Tri Raditya

Growth in mustard greens is greatly influenced by the availability of macro nutrients and micro nutrients, where if the availability of nutrients in the soil is not optimal, fertilization must be carried out. This study aims to examine the effect of the application of liquid organic fertilizer, moringa leaves and eggshells with different concentrations and intervals of fertilizer on the growth of mustard greens. The research design used was a factorial Randomized Block Design, with two factors being tried namely fertilizer application and fertilizer time intervals. First factor: without administration of POC (K0), Moringa leaf POC: eggshell POC 25: 75 ml / l (K1), Moringa leaf POC: eggshell POC 50: 50 ml / l (K2), moringa leaf POC: eggshell POC eggs 75: 25 ml / l (K3). The second factor: the interval of giving F1 fertilizer = 5 days, F2 = 6 days, F3 = 7 days. Each treatment was repeated 3 times to obtain 36 experimental plots. Analysis of the data used to determine the observed response to the treatment given was done by the Analysis of Variance Analysis (ANOVA) and if it showed a real difference followed by Duncan's Multiple Range Test. The conclusion of this study shows that the application of Daunkelor liquid fertilizers and eggshell to the growth of mustard Samhong has not been able to increase plant height, number of leaves and fresh weight of the plan


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 35
Author(s):  
Yohana Merci Belit ◽  
Amir Hamzah ◽  
Reza Dwi Julianto Prakoso

ABSTRAKSelama ini petani menanam pisang hanya mengandalkan bibit dari anakan yang tumbuh dari pangkal pisang. Dampaknya produk pisang selalu tidak optimal. Permasalahan ini merupakan masalah serius, sehingga perlu dicari alternative solusi. Salah satusolusi yang dapat memperkecil permasalahan bibit pisang adalah dengan menggunakan biochar dan Mikro Organisme Lokal (MOL) dari bonggol pisang. Kedua bahan ini merupakn potensi sumberdaya alam yang selama ini masih belum banyak dimanfaatkan untuk memperbaiki mutu bibit pisang. Kombinasi biochar dan MOL bonggol pisang diharapkan mampu menghasilkan bibit tanaman pisang yang berkualitas baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis biochar dan MOL bonggol pisang yang tepat untuk pembibitan pisang. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan tidak adanya perbedaan yang siginifikan pada kombinasi perlakuan pemberian biochar dan MOL bonggol pisang (B) dengan umur anakan bonggol pisang (P) pada semua parameter pengamatan. Perlakuan anakan bonggol pisang terbaik terdapat pada perlakuan anakan bonggol umur dewasa (P2) karena berpengaruh hampir pada semua parameter yang diamati. Perlakuan pemberian biochar dan MOL bonggol pisang (B) pada semua parameter tidak berbeda nyata, namun secara terpisah perlakuan pemberian tanah + MOL 200 cc/L.air (B5) menunjukan perbedaan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainABSTRACTDuring this time farmers planted bananas only relying on seedlings from saplings growing from the base of bananas. The impact of banana products is always not optimal. This issue is a serious problem, so it needs to look for alternative solutions. One of the solution that can minimize the problem of banana seedlings is to use biochar and local micro organism (MOL) from banana excrescence. These two materials are the potential of natural resources that have not been widely utilized to improve the quality of banana seedlings. Combination of biochar and MOL banana excrescence are expected to produce good quality banana crop seeds. This research aims to obtain a dose of biochar and MOL proper of banana excrescence for breeding bananas. The results analysis of variance showed that the combination treatment of biochar and MOL Banana excrescence (B) not significantly affect  to the Age of banana seedlings (P) on all observation parameters. The best banana seedlings treatment is found in the treatment of Adult age (P2) saplings because it affects almost all the observed parameters. The treatment of biochar and MOL of Banana excrescence (B) on all parameters are not significantly different, but separately the soil + MOL 200 cc/L. (B5) shows a better in growth compared to other treatments


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Rosdiana Rosdiana ◽  
Enggar Apriyanto ◽  
Dirgahani Putri ◽  
Naswandi Nur

Keberadaan limbah pada industri kelapa sawit dalam jumal yang banyak mencapai  lebih 4 ton per tahun menjadi permasalahan tersendiri. Limbah tersebut memiliki potensi sebagi media tanam. Perbaikan kualitas media diharapkan dapat menstimulasi sistem peraakaran dan pertumbuhan tanaman dengan tetap menjaga kuantitas dan kualitas selada. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan kombinasi media tanam berbasis limbah serat buah sawit yang baik untuk pertumbuhan tanaman selada, menganalisis pengaruh rekayasa media tanam berbasis limbah serat buah sawit terhadap pertumbuhan dan hasil, dan menganalisis pengaruh rekayasa media tanam berbasis limbah serat buah sawit terhadap kualitas tanaman selada. Penelitian in dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2020 di BBI Lebak Bulus. Rancangan percobaan yang digunakan adalah metode Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan sekaligus sebagai blok. Lima perlakuan tersebut yaitu : komposit Tanah dan pupuk Kandang Sapi (Kontrol), Serat Buah  Sawit 100 %, Limbah Serat Buah Sawit 75 % + Pupuk Kandang Sapi 25%, Limbah Serat Buah Sawit 50% + Pupuk Kandang Sapi 50 %, dan Limbah Serat Buah Sawit 25% + Pupuk Kandang Sapi 75 %. Media komposit limbah serat buah sawit 75% dan pupuk kandang sapi 25% memberikan hasil terbaik pada variable jumlah daun, lebar daun, khlorofil, berat basah daun konsumsi, dan berat kering daun konsumsi.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Jati Purwani ◽  
Didik Sucahyono

ABSTRAKTanaman kedelai dapat memfiksasi nitrogen dengan bantuan bakteri bintil akar yaitu bakteri Rhizobium sp. Pemanfaatan Rhizobium sp sebagai inokulan pupuk hayati sangat mendukungpeningkatan produktivitas kedelai. Inokulasi biji kedelai dengan Rhizobium spdapat membantu penyediaan N tanah untuk kedelai. Formula pupuk hayati yang terdiri atas 6 konsorsia isolat Rhizobium sp telah diuji di beberapa lokasi pada tanah masam menunjukkan hasil yang positif, sehingga untuk pengembangannya perlu dilakukan “produksi massal”. Penelitian teknik produksi massal dilakukan di “Pilot Plant Produksi Pupuk Hayati” Balai Penelitian Tanah di Bogor. Penelitian disusun dengan rancangan acak lengkap, perlakuan terdiri atas kombinasi antara cara inokulasi dan pengemasan dengan formula bahan pembawa. Perlakuan terdiri atas delapan kombinasi perlakuan diulang tiga kali. Pertumbuhan sp sebelum diinokulasi ke dalam bahan pembawa diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat Rhizobium sp yang digunakan mempunyai fase pertumbuhan berkisar antara 4–48 jam. Populasi Rhizobium dalamformula pupuk hayati yang diinokulasi ke dalam bahan pembawa Biochar+Gambut mampu mempertahankan populasi Rhizobium tertinggi hingga masa simpan 6 bulan dibandingkan perlakuan lainnya. Populasi Rhizobium pada perlakuan tersebut sebanyak8,13 log CFU.g -1 . Sedangkan populasi inokulan Rhizobium sp dalam pupuk hayati yang diinokulasikan menggunakan mesin injektor dengan bahan pembawa Biochar sebanyak 7,66 log CFU.g -1 .ABSTRACTSoybean plants can fix nitrogen with the help of root nodules bacteria, namely Rhizobium sp. The use of Rhizobium sp as an inoculant of biofertilizers supports to increase the productivity of soybean. Inoculation Rhizobium sp of soybean seeds helps to provide soil N for soybeans. Biofertilizer formula consist of six consortia of Rhizobium sp had been tested in more locations on acid soils showed positive results, so for it’s development for biofertilizer it is necessary to do "mass production", was conducted at the "Biofertilizer Production Plant Pilot" of Indonesian Soil Research Institute. The study was arranged in a completely randomized design, the treatment consist of ways of packaging methods and the carrier formula. The treatment consisted of eight combinations repeated three times. Rhizobium sp growth before inoculation into the carrier was observed. Rhizobium population in the formula of biofertilizer which is inoculated into the Biochar+Peat carrier and then packaged by packaging machine is able to maintain the highest Rhizobium population up to a shelf life of 6 months compared to other treatments,. Rhizobium sp population in this treatment was 8.13 logCFU.g -1 . While the population of Rhizobium sp inoculants in biofertilizers inoculated using an injector with Biochar carrier as much as 7.66 log CFU.g -1.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 77
Author(s):  
Muhammad Ali Rafli ◽  
Sylvia Madusari ◽  
Jojon Soesatrijo

Macrotermes gilvus merupakan rayap tanah yang berperan sebagai dekomposer bahan organik namun dapat memberikan dampak negatif pada tanaman kelapa sawit karena mengganggu perakaran dan mengakibatkan tanaman tumbang. Tujuan penelitian ini mendapatkan metode pengendalian Macrotermes gilvus yang sesuai dengan indikator efektivitas, di antaranya kondisi sarang setelah pengendalian, keberadaan rayap pada tanaman kelapa sawit di sekitar sarang, waktu pengendalian, dan kebutuhan biaya, melalui komparasi metode pengendalian manual, kimia, dan biologi. Penelitian dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit PT XYZ. Penelitian menggunakan metode deskriptif komparatif yang terdiri dari 3 perlakuan dengan 3 sampel, yaitu pengendalian dengan metode manual, kimia, dan biologi. Metode manual dilakukan dengan cara menghancurkan sarang rayap dengan alat cados. Metode kimia dilakukan dengan menghancurkan sarang dan aplikasi termitisida berbahan aktif Fipronil 50 SC. Metode biologi dilakukan dengan melubangi sarang kemudian menginfeksi koloni dengan jamur Metarhizium anisopliae. Hasil pengendalian metode manual, sarang setelah dikendalikan tetap mengalami pertumbuhan volume, biaya Rp 19.413,-/sarang, dan waktu 14 menit/sarang. Pengendalian metode kimia, sarang setelah dikendalikan tidak mengalamai pertumbuhan volume, biaya Rp 36.331,-/sarang, dan waktu 28 menit/sarang. Pengendalian metode biologi, volume sarang tetap mengalami pertumbuhan, biaya Rp 28.505,-/sarang, dan waktu pengendalian 25 menit/sarang.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Herwita Idris ◽  
Nurmansyah Nurmansyah

ABSTRAKMinat masyarakat Indonesia dalam menggunakan pestisida nabati terus meningkatsehingga perkembangan penelitian mengenai pestisida nabati sangat prospektif, walaupun dayakerja pestisida nabati agak lambat dan memerlukan frekuensi pemberian lebih banyak, namunefeknya lebih baik bagi lingkungan, karena mudah terurai di alam. Untuk itu telah dilakukanpenelitian efektifitas molukisida nabati berbahan minyak sirih sirihan dan lemongrass terhadaphama keong mas tanaman padi. Penelitian disusun dalam bentuk Rancangan Acak Kelompokdengan 7 perlakuan dan 8 ulangan masing-masing perlakuan terdiri dari 15 ekor keong mas denganberat relatif sama. Perlakuan tersebut adalah 1). minyak sirih-sirihan kosentrasi 165 ppm, 2).minyak sirih-sirihan kosentrasi 325 ppm, 3). minyak sirih-sirihan kosentrasi 625 ppm, 4). minyaklemongrass kosentrasi 165 ppm 5). minyak lemongrass kosentrasi 325 ppm, 6). minyaklemongrass kosentrasi 625 ppm dan 7). Sebagai pembanding minyak kayu manis kosentrasi 625ppm, dengan lama waktu perendaman 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa molukisidanabati minyak sirih sirihan pada kosentrasi 325 ppm mampu menghambat makan keong mas danmenyebabkan kematian mencapai 100%, dan juga dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif daritanaman padi. Dari hasil penelitian ini diharapkan dengan menggunakan molukisida nabati, tidaksaja dapat mengendalikan serangan hama keong mas akan tetapi juga dapat meningkatkanproduksi dari tanaman padi, serta menambah nilai tanaman liar menjadi tanaman yang bernilaiekonomis.ABSTRACTThe interest of Indonesian people in using plant pesticides continues to increase so that thedevelopment of research on plant pesticides is very prospective, although the working power ofplant pesticides is rather slow and requires more frequent administration intervals, but the effect isbetter for the environment. Besides botanical pesticides also have the advantage of being easilydecomposed. For this reason, tests have been carried out on botanical molucicide made fromspiked piper oil and lemongrass against golden apple snail pest with a randomized block designthat is 7 treatments with 8 replications each treatment of 15 golden apple snails with the samerelative weight. The treatment is 1). spiked piper oil concentration of 165 ppm, 2). spiked piper oilconcentration 325 ppm, 3). spiked piper oil, concentration 625 ppm, 4). concentrated lemongrassoil 165 ppm 5). concentration of 325 ppm lemongrass oil, 6). Lemongrass oil concentration of 625ppm and 7). As a comparison of cinnamon oil concentration of 625 ppm, with a soaking time of 24hours. The results showed that botanical spiked piper oil molucides at a concentration of 325 ppmwere able to inhibit the eating of golden apple snails and cause mortality to reach 100%, and alsocould increase the vegetative growth of rice plants. golden apple snail pests, but can also increaseproduction from rice plants, and increase the value of wild plants into economically valuableplants.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document