Jurnal Math-UMB.EDU
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

40
(FIVE YEARS 40)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2715-4912, 2339-2754

2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 21-27
Author(s):  
Lasmi Lasmi ◽  
Masri Masri

AbstrakTujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa antara model discovery learning dan jigsaw. Jenis penelitian adalah eksperimen semu. Tempat penelitian diaksanakan di SMP Negeri 18 Kota Bengkulu. Populasi pada penelitian seluruh siswa kelas VII. Sampel penelitian dipilih secara acak sederhana yaitu kelas VII.1 sebagai kelas eksperimen 1, pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning, kelas VII.5 sebagai kelas eksperimen 2, pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw, dan kelas VII.3 sebagai kelas kontrol, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kelas eksperimen 1 memperoleh nilai rata-rata tes akhir (post-test) kemampuan penalaran matematis siswa yaitu 12,13, nilai rata-rata eksperimen 2 yaitu 11,45, dan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 9,26. Berdasarkan hasil analisis uji anava satu jalur, dengan signifikan 0,05 diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,34, maka H0 ditolak. Artinya ada perbedaan signifikan rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. Berdasarkan uji beda nyata (BNT) menunjukan bahwa pembelajaran yang memberikan hasil penalaran matematis yang berbeda adalah model pembelajaran discovery learning dengan konvensional, dan model kooperatif tipe jigsaw dengan konvensional. Sedangkan pembelajaran dengan model discovery learning dan model kooperatif tipe jigsaw tidak memberikan hasil kemampuan penalaran matematis siswa yang berbeda. Model discovery learning dan model kooperatif tipe jigsaw memberikan hasil lebih baik bila dibandingkan dengan model konvensional.Kata kunci: kemampuan penalaran matematis, model discovery learning, model Jigsaw AbstractThe purpose of this study was to determine students' mathematical reasoning abilities with discovery learning models and jigsaw type cooperative learning models. This type of research is quasi-experimental research. The population in this study were all students of class VII SMP Negeri 18 Bengkulu City in the   academic year 2019/2020. The sample of this study was selected by simple random sampling, namely class VII.1 as experimental class 1 using the discovery learning models, class VII.5 as experimental class 2 using the jigsaw type cooperative learning models, and class VII.3 as control class using conventional learning models. Data were collected by means of tests of students' mathematical reasoning abilities. Based on the results of the one-way ANOVA test, there are significant differences in students' mathematical reasoning abilities in the experimental class 1, experiment class 2 and the control class. The results          of the real difference test (BNT) show that learning that gives different results is the discovery learning models with conventional learning models, and the jigsaw type cooperative learning model with conventional learning models. Meanwhile, learning with discovery learning models and jigsaw type cooperative learning models does not give different results for students' mathematical reasoning abilities. Discovery learning models and jigsaw type cooperative learning models give better results when compared to conventional learning.Keywords: mathematical   reasoning   ability,   discovery   learning   model,   Jigsaw   model


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 55-61
Author(s):  
Supratik Supratik

AbstrakHasil rata-rata tes siswa pada materi penerapan trigonometri rendah yaitu 52 dan hal ini tidak mencapai KKM di SMA Negeri 22 Palembang yaitu 65. Oleh karena itu diperlukan alternatif model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan aktivitas, pola berpikir kritis dan kreatif serta hasil belajar matematika siswa. Salah satu alternatifnya adalah pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mendeskripsikan tanggapan siswa dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket, dan tes. Setelah dilakukan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa: 1) Penerapan pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Team Achievement Division ) yang dilakukan dalam penelitian ini efektif, karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, mata pelajaran penerapan trigonometri pada siswa kelas X IPA6 yang berjumlah 40 orang. Hal ini terlihat pada persentase hasil aktivitas siswa pada pembelajaran tindakan I mencapai 86,36% dan pada tindakan II mencapai 89,09% dengan predikat sangat baik, dan nilai rata-rata hasil tes akhir tindakan I mencapai 67,3% dan pada Tindakan II mencapai 72,25% dengan persentase nilai rata-rata yang ditetapkan sebesar 65% yang berarti telah mencapai kriteria keberhasilan. 2) Berdasarkan hasil angket respon siswa diketahui bahwa respon siswa terhadap pembelajaran penerapan trigonometri melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat positif.Kata kunci: hasil belajar, penerapan trigonometri, kooperatif, STAD. AbstractThe average result of student tests on the material for applying trigonometry is low, namely 52 and this does not reach the KKM at SMA Negeri 22 Palembang, which is 6. Therefore, an alternative learning model is needed. appropriate for increasing activity, critical and creative thinking patterns as well as student mathematics learning outcomes. One alternative is learning through cooperative learning type STAD . The purpose of this study is to describe the application of cooperative learning type STAD which can improve student learning outcomes.and describe student responses in the application of cooperative learning type STAD to improve learning outcomes. This study used a classroom action research design. Data collection techniques used were observation, questionnaires, and tests. After data analysis was carried out , it was concluded that: 1) The application of learning through cooperative learning type STAD ( Student Team Achievement Division ) which was carried out in this study was effective, because it can improve student learning outcomes in mathematics, the subject of the application of trigonometry in class X IPA6, amounting to 40 people. This can be seen in the percentage of student activity results in learning in action I reached 86.36% and in action II reached 89.09% with the predicate very good, and the average value of the final test results in action I reached 67.3% and at Action II reaches 72.25% with the percentage of the average value set is 65%, which means it has reached the success criteria. 2) Based on the results of the student response questionnaire, it was found that the student's response to learning the application of trigonometry through cooperative learning type STAD was very positive.Keywords: learning outcomes, application of trigonometry, cooperative, STAD.


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 28-37
Author(s):  
Linda Epriyana

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara menerapkan model pembelajaran cycle learning 5E dalam meningkatkan aktivitas belajar, hasil belajar matematika serta mengukur respons peserta didik kelas VIII SMP Negeri 02 Kota Bengkulu. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan 3 siklus dengan alur perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik Kelas VIII C SMP Negeri 02 Kota Bengkulu tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 34 orang. Pengumpulan data diambil berdasarkan lembar observasi aktivitas, lembar tes hasil belajar, lembar respons peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan aktivitas belajar, hasil belajar, dan respons peserta didik meningkat. Ini terlihat dari aktivitas peserta didik siklus I sampai siklus II dengan skor: 28,37; 36,62.  Hasil belajar peserta didik ditingkatkan dengan cara: (1) tahap engagement, mengingat materi yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari; (2) tahap exploration,  mengonstruksikan konsep; (3) tahap explanation, aktif dalam menyampaikan pendapat dan bertanya pada sesi diskusi; (4) tahap elaboration menerapkan konsep bersama kelompok; (5) tahap evaluation mengerjakan soal secara individu. Ini terlihat dari hasil belajar peserta didik dari siklus I sampai siklus II meningkat dengan skor: 60,69; 73,49; 82,07 dengan ketuntasan klasikal: 30,29; 30,50. Respons peserta didik dari siklus I sampai siklus II meningkat dengan skor: 30,29; 30,5.Kata Kunci: Cycle Learning 5E, Aktivitas Belajar , Hasil Belajar, Respon Peserta Didik AbstractThe aim of this research was to know how to apply cycle learning 5E model to improve mathematics learning activity and outcome and also measuring response from student Grade VIII State of Junior High School Number 02 Bengkulu City. The design of this research was classroom action research (CAR). This research did in 3 cycles with the steps were planning, acting, observing and reflecting. Subject of this research was student grade VIII C State of Junior High School Number 02 Bengkulu City. Data collection was done by student activity observation sheet, test sheet and response sheet. Based on this research cycle learning 5E model could improved student learning activity, outcome and response. Student learning activity improved from 1st cycle to 2nd cycle: 28,37; 36,62. Improved student learning outcome with: (1) Engagement step, remembering concept and combining with new concept; (2) Exploration step, constructing concept, doing experiment and group discussing; (3) Explanation step, student active talking the opinion and asking in discussion; (4) Elaboration step, applying concept with group; (5) Evaluation step, doing individually exercise. Student learning outcome improve from 1st cycle to 2nd cycle: 73,49; 82,07 with classical pass: 30,29; 30,50. Student Response improved from 1st cycle to 2nd cycle: 30,29; 30,5.Keywords: Cycle Learning 5E,  Students Activities, Learning Outcome, Student Response.


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Salimah Salimah

AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika di kelas VII SMP Negeri 4 Kota Bengkulu dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar peserta didik. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII-1 SMP Negeri 4 Kota Bengkulu dengan jumlah siswa 33 orang. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus, dimana dalam satu siklus terdiri dari empat pertemuan dan satu pertemuan tes akhir siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah 80 % dari seluruh peserta didik yang mendapat nilai ≥ 75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik. Pada pembelajaran siklus I nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yaitu 64.89 dengan ketuntasan belajar klasikal 54.55%. Siklus II nilai rata-rata peserta didik 78.73 dengan ketuntasan klasikal klasikal 75.76%. Nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal siklus III adalah 85.76 dan 87.88%.Kata Kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. AbstractThis research is a classroom action research. The aim of the study is improving student’s learning achievement  on mathematics subject at class VII of SMP Negeri 4 Kota Bengkulu by using Guided Inquiry learning model. The instrument of data collection is a test for student’s learning  achievement. The subjects of the study were students of class VII-1 SMP Negeri 4 Kota Bengkulu concist of 33 students. The study was conducted in three cycles, in which cycles consisted of four meetings and one final test of cycle. Each cycles consist of 4 steps, namely planning, implementation, observation, reflection. The indicator of success in this study is 80% of all students who get score of ≥75. The results showed that the application of Guided Inquiry learning model can improve student’s learning achievement on mathematics. In cycle one, the average score of the students was 64.89 with classical learning completeness was 54,55%. Cycle two  the average score of the students was 78.83 with classical learning completeness was 75.76%.  The average score of the students and classical completeness was 85.76 and 87.88%.Keywords: Learning Achievement, Guided Inquiry Learning


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Afriensi Heni Puspita

AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksaan, tahap observasi, dan tahap refleksi yang dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kota Bengkulu bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui penerapan model pembelajaran  discovery learning dan pendekatan saintifik. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 4 Kota Bengkulu tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 34 orang siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing berlangsung 3 kali pertemuan dan setiap siklus dilaksanakan tes akhir siklus. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan tes hasil belajar. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 4 Kota Bengkulu mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II melalui penerapan model pembelajaran discovery learning. Ini dapat dilihat dari (a) hasil belajar pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas hanya 11 orang dengan skor rata-rata 66,47 dan pada siklus II meningkat menjadi 28 orang dengan skor rata-rata 82,79. (b) meningkatnya presentase ketuntasan belajar matematika siswa yaitu 32,4% pada siklus I meningkat menjadi 82,3% pada siklus II. (c) meningkatnya rata-rata aktivitas belajar siswa dari siklus I sampai siklus II. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VIII.3 SMP Negeri 4 Kota Bengkulu dengan penerapan model pembelajaran discovery learning.Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Model Pembelajaran Discovery Learning AbstractThis research is a classroom action research which includes the planning, implementation, observation, and reflection stages carried out in the SMP Negeri 4 Kota Bengkulu aims to improve mathematics learning outcomes through the application of discovery learning models and scientific approaches. The subjects in this study were students of class VIII.3 of SMP Negeri 4 Kota Bengkulu in the academic year 2018/2019 which amounted to 34 students. This research was carried out in 2 cycles, each of which took place 3 times and each cycle carried out the final cycle test. Data retrieval is done using observation and test results. The collected data was analyzed using descriptive statistics. The results of the study indicate that the mathematics learning outcomes of class VIII.3 SMP Negeri 4 Kota Bengkulu experienced an increase from cycle I to cycle II through the application of discovery learning learning models. This can be seen from (a) learning outcomes in the first cycle, the number of students who completed only 11 people with an average score of 66.47 and in the second cycle increased to 28 people with an average score of 82.79. (b) the increase in the percentage of students' mathematics learning completeness, namely 32.4% in the first cycle increased to 82.3% in the second cycle. (c) increasing the average learning activity of students from cycle I to cycle II. From the results of this study it can be concluded that there was an increase in mathematics learning outcomes of students of class VIII.3 in SMP Negeri 4  Kota Bengkulu with the application of discovery learning models.Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Discovery Learning Models


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 62-69
Author(s):  
Tanzimah Tanzimah

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran Team Assisted Individually (TAI) di SMP Negeri 7 Prabumulih. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra-eksperimen, dengan subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 7 Prabumulih kelas VIII.1. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis berbentuk essay dimana soal tes ini mengacu pada empat indikator kemampuan pemecahan masalah matematis. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji Gain Ternormalisasi dan uji-t (Paired Sample T-Test). Berdasarkan dari hasil perhitungan dengan uji gain ternormalisasi diperoleh indeks gain sebesar 0,21 dan hasil perhitungan dengan uji-t (hipotesis) diperoleh 21, 998. Berarti H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran Team Assisted Individually (TAI) di SMP Negeri 7 Prabumulih.Kata kunci: TAI, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Abstract The purpose of this research is to know whether or not the improvement of students' mathematical problem solving abilities after applied Team Assisted Individually (TAI) learning model in SMP Negeri 7 Prabumulih. The method used in this research is the pre-experiment method, with the subject in this study is the students of SMP Negeri 7 Prabumulih class VIII.1. Technique of data collecting using essay test where this test problem refers to four indicator ability problem solving mathematically. Data analysis technique used is normalized test and t-test (Paired Sample T-Test). Based on the results of the calculation with the normalized gain test obtained a gain index of 0.21 and the results of calculations with t-test (hypothesis) obtained 21, 998. Means Ho rejected, it can be concluded that there is a significant increase in mathematical problem solving abilities students after applied model Team Assisted Individually (TAI) learning at SMP Negeri 7 Prabumulih.Keywords: TAI, Mathematical Problem Solving Ability


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 10-20
Author(s):  
Dessy Angreni

AbstrakPenelitian  ini  bertujuan  untuk  meningkatkan  aktivitas  dan  hasil  belajar  siswa  dalam  pembelajaran Matematika dengan menerapkan pendekatan Realistics Mathematics Education. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII G SMP Negeri 16 Kota Bengkulu semester genap  tahun  ajaran  2019/2020.  Pengumpulan  data  dilakukan  dengan  menggunakan  lembar observasi aktivitas self checklist dan tes hasil belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar  dapat  dilihat  dari rata-rata skor    pada  lembar  observasi  self checklist aktivitas belajar siswa siklus I sampai siklus III secara berturut-turut: 20,5 (kreteria cukup); 25 (kreteria baik); 30,5 (kreteria baik). Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara mengingatkan pada materi melalui masalah kontekstual, mengkaitkan manfaat belajar materi melalui masalah kontekstual, memberikan soal latihan, memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata tes hasil belajar dan latihan siswa siklus I sampai siklus III yaitu 59,24; 70,41; 80,76 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal dari siklus I sampai siklus III yaitu 36%; 56%; 80%.Kata kunci: Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Pendekatan Realistics Mathematics Education (RME). AbstractThis study aims to improve the activities and student learning outcomes in Mathematics learning by applying the Realistics Mathematics Education approach. This type of research is Classroom Action Research. The research subjects were class VIII G SMP Negeri 16 Kota Bengkulu even semester academic year 2019/2020 Data collection was carried out using observation sheets for self checklist activities and student learning outcomes tests. Increased learning activities can be seen from the average score on the observation sheet of the self checklist of learning activities of students in cycle I to cycle III in a row: 20.5 (sufficient criteria); 25 (good criteria); 30.5 (good criteria).  Student  learning  outcomes  can  be  improved  by  reminding  the  material  through  contextual problems,  linking  the  benefits  of  learning  material  through  contextual  problems,  providing  practice questions, providing guidance to students who are experiencing difficulties. Improvement of student learning outcomes can be seen from the average test scores of learning and training results of students cycle I to cycle III, namely 59.24; 70,41; 80,76 with the percentage of classical learning completeness from cycle I to cycle III which is 36%; 56%; 80%.Keywords: Learning Activity, Learning outcomes,  Realistics Mathematics Education (RME).


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 46-54
Author(s):  
Sri Moelyani

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 3 Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan alur penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 3 Kota Bengkulu yang berjumlah 29 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas pendidik, lembar observasi aktivitas pendidik dan tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat dari rata-rata skor pada lembar observasi aktivitas siswa siklus I dan siklus II secara berturut-turut: 16,75 (kriteria cukup aktif); 24,00 (kriteria aktif). Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan rata-rata nilai siswa dan persentase ketuntasan belajar klasikal dari siklus I dan siklus II secara berturut-turut: 74,55; 80,62.dan 68,96 %; 86,2 %.Kata Kunci: model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), hasil belajar matematika AbstractThis study aims to determine how to apply the Cooperative Type Numbered Heads Together (NHT) learning model to be able to improve the mathematics learning outcomes of class VIII.1 SMP Negeri 3 Kota Bengkulu. This type of research is Classroom Action Research (CAR) carried out in two cycles with the flow of research, namely planning, implementation, observation, and reflection. The subjects in this study were students of class VIII.1 SMP Negeri 3 Kota Bengkulu, amounting to 29 students. The instruments used in this study were the educator activity observation sheet, the educator activity observation sheet and the learning outcomes test. The results showed that the application of the Cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT) type could improve student learning outcomes. Increased student activity can be seen from the average score on the observation sheet of the activities of students in cycle I and cycle II in a row: 16.75 (criteria are quite active); 24.00 (active criteria). Improvement of student learning outcomes can be seen from the increase in the average value of students and the percentage of classical learning completeness from the first cycle and second cycle in a row: 74.55; 80,62 and 68,96%; 86.2%.Keywords: Cooperative learning, numbers heads together (NHT), Mathematics Learning Outcomes


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Rimson Simbolon ◽  
Zachriwan Zachriwan
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping , model pembelajaran Treffinger dan model pembelajaran konvensional; dan untuk mengetahui model pembelajaran yang mana lebih baik antara model pembelajaran Mind Mapping , model pembelajaran Treffinger,  dan model pembelajaran konvensional dalam pencapaian  kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 02 Lebong dan sampel penelitian ini diambil 3 kelas yang diambil secara acak kelas, yaitu kelas VII A sebagai kelas ekspremen 1 diberi model pembelajaran Mind Mapping, kelas VIII C sebagai kelas eksprimen 2 diberi model pembelajaran Treffinger, dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol diberi pembelajaran konvensional. Data dikumpulkan menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Anava Satu Jalur (One Way Anava ) dan dilanjutkan dengan uji  BNT. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara yang memperoleh model pembelajaran Mind Mapping, model pembelajaran Treffinger, dan model pembelajaran konvensional. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui model pembelajaran Mind Mapping dan model pembelajaran Treffinger lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional,  sedangkan pasangan perlakuan antara model pembelajaran  Mind Mapping dengan  model pembelajaran Treffinger tidak memberikan hasil kemampuan pemecahan masalah matematis yang berbeda.Kata kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Mind Mapping, Treffinger.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
Author(s):  
Aulia Masruroh

Status sosial ekonomi orangtua memiliki peran terhadap penguasaan konsep siswa. Pemenuhan fasilitas belajar yang baik dapat mendorong siswa untuk rajin belajar. Fasilitas belajar sangat mempengaruhi penguasaan konsep siswa karena pemenuhan fasilitas belajar yang memadai dan lengkap akan mendorong siswa untuk mendapat hasil yang maksimal. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei yang bertujuan (1) untuk mengetahui pengaruh langsung sosial ekonomi orang tua terhadap penguasaan fasilitas belajar (2) mengetahui pengaruh langsung sosial ekonomi orangtua terhadap fasilitas belajar (3) mengetahui pengaruh langsung fasilitas belajar terhadap penguasaan konsep matematika, (4) mengathui pengaruh tidak langsung sosial ekonomi orangtua terhadap penguasaan konsep matematika melalui fasilitas belajar. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII dari tiga Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat yaitu SMP Negeri 228 38 siswa, SMP  Negeri 269 23 siswa, dan SMP Negeri 79 27 siswa, total jumlah sampel 88 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu lembar kuesioner dan tes. Analisis data dengan menggunakan metode analisis jalur. Uji statistik yang digunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Terdapat pengaruh langsung yang signifikan sosial ekonomi orang tua terhadap penguasaan konsep matematika. (2) Terdapat pengaruh langsung yang signifikan sosial ekonomi orang tua terhadap fasilitas belajar 423. (3) Terdapat pengaruh langsung yang signifikan fasilitas belajar terhadap penguasaan konsep matematika siswa dengan koefisien jalur sebesar 0,548. (4) Terdapat pengaruh tidak langsung sosial ekonomi orang tua terhadap penguasaan konsep matematika melalui fasilitas belajar dengan koefisien jalur sebesar 0,232.Kata kunci: sosial ekonomi orangtua, fasilitas belajar, konsep matematika


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document