Analysis of a Quasi-Experimental Design Based on Environmental Problem Solving for the Initial Training of Future Teachers of Environmental Education

2002 ◽  
Vol 33 (2) ◽  
pp. 19-21 ◽  
Author(s):  
Pedro Álvarez ◽  
Emilia I. De La Fuente ◽  
F. Javier Perales ◽  
Juan García
2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 31-39
Author(s):  
Tiara Veronica ◽  
Eko Swistoro ◽  
Dedy Hamdani

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembelajaran yang menggunakan model Problem Solving Fisika (PSF) terhadap hasil belajar pada ranah kognitif dan kemampuan pemecahan masalah fisika. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua jenis disain penelitian yang berbeda, yaitu Quasi Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design untuk melihat pengaruh model PSF terhadap hasil belajar kognitif dan Pre-Experimental Design dengan bentuk One Group Pretest-Posttest Group Design untuk melihat pengaruh model PSF terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Analisis pengaruh model PSF terhadap hasil belajar kognitif dilakukan dengan uji-t dan uji lanjut dengan Cohen’s d menggunakan Microsoft Excel 2010. Hasil analisis diperoleh bahwa terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan model PSF terhadap hasil belajar kognitif siswa yaitu sebesar 0,72 yang berada dalam kategori sedang. Analisis pengaruh model PSF terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika dilakukan dengan perhitungan gain yaitu pengurangan rata-rata posttest dengan pretest dan uji lanjut. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa model PSF memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa sebesar 1,80 yang berada dalam kategori kuat.Kata kunci: Model Problem Solving Fisika, Hasil Belajar Kognitif, Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Sitti Rahmah Tahir

One ability that students must master is problem solving. Increasing students’ problem-solving ability will improve their mindset. The alternative used to increase students’ problem-solving ability is applying Problem Based Learning model. This study aims to understand the presence or absence of the application of the model of the application of Problem Based Learning to the problem solving of students of class VII PGRI (Equated) Sungguminasa. This type of research is a quasi-experimental design of the Control Posttest Group. The population in this study in all VII class SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa and selected class VII A as an experimental class with consultations with the Problem Based Learning model and class VII C as a control class with training in direct learning models involving the community. The technique of collecting data in this study is the test then analyzed with descriptive and inferential statistics using the t test (Independent Sample t-test). Based on the results of the study concluded that the Problem Based Learning model determines the problem-solving abilities of students of class VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa.AbstrakSalah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa adalah pemecahan masalah. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah akan berpengaruh pada peningkatan mindset siswa. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kemapuan pemecahan masalah siswa adalah dengan mengaplikasikan model Problem Based Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain Control Group Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini seluruh kelas VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa dan terpilih kelas VII A sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan model Problem Based Learning dan kelas VII C sebagai kelas kontrol dengan perlakuan model pembelajaran langsung yang mewakili populasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial menggunakan uji t (Independent Sample t-test). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa model Problem Based Learning berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP PGRI (Disamakan) Sungguminasa.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 55-60
Author(s):  
Layyin Isyroqun Nadhifah ◽  
Joko Siswanto ◽  
Choirul Huda

The conventional learning process can only be implemented in schools, in a pandemic like now, learning that can be carried out remotely according to the rules is learning from home. Teachers are required to take advantage of various technologies to better support the learning process, so that learning is more effective because students can continue to learn even at home. Digital learning is effectively used because students can still access learning material even though they are at home. This study aims to examine the effectiveness of digital learningintegrated local wisdom of student problem solving skills at Teuku Umar Senior High School Semarang on the subject of dynamic fluids. The method used in this research is a quasi-experimental design using the One-Group method prete st posttest. The population in this study were students of class XI MIPA SMA Teuku Umar Semarang, with a sample of class XI MIPA as the experimental class. The results showed that there were differences in the results of the pre - test and post-test, where there was an increase in student learning outcomes after being given the experimental class treatment using integrate digital learning local wisdom on problem solving skills.Keywords: digital learning, local wisdom, problem solvingAbstrakProses pembelajaran konvensional hanya dapat dilaksanakan di sekolah saja, di masa pandemi seperti sekarang dibutuhkan pembelajaran yang dapat dilaksanakan secara jarak jauh sesuai aturan yaitu belajar dari rumah. Guru dituntut memanfaatkan berbagai teknologi agar lebih menujang proses pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih efektif karena siswa bisa tetap belajar walaupun hanya di rumah. Digital learning efektif digunakan karena siswa tetap dapat mengakses materi pembelajaran walupun mereka berada di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektifitas digital learning terintegrasi kearifan lokal terhadap keterampilan memecahkan masalah siswa di SMA Teuku Umar Semarang pada pembelajaran Fisika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah quasi-experimental design dengan menggunakan metode one-group pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMA Teuku Umar Semarang, dengan sampel kelas XI MIPA sebagai kelas eksperimen. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil uji pre-test dan post-tes, dimana adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakukan pada kelas eksperimen yang menggunakan digital learning terintegrasi kearifan lokal terhadap keterampilan memecahkan masalah.Kata kunci: digital learning, kearifan lokal, memecahkan masalah


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 224-240
Author(s):  
Sri Marten Yogaswara ◽  
Afief Maula Novendra ◽  
Saiful Almujab ◽  
Yudho Ramafrizal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran Problem Solving. Dalam penelitian ini digunakan metode quasi-experimental design (eksperimen semu) yaitu jenis eksperimen yang menggunakan seluruh subjek yang utuh (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment). Bentuk quasi eksperimental design (eksperimen semu) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Counterbalanced design. Dalam Counterbalanced Design ini menggunakan dua kelas dimana semua kelas merupakan kelas eksperimen. Perbedannya adalah terletak pada sub bahasan atau kompetensi dasar yang dilakukan disetiap kelas dengan berbeda treatment. Desain penelitian Counter balanced Design tidak menggunakan pre test tapi didalam desain ini siswa hanya diberi posttest saja sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran problem based learning lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dibandingkan dengan metode belajar problem solving dan project based learning.


Author(s):  
Aditya Sulila ◽  
Zuldesmi Zuldesmi ◽  
Jemmy Kewas ◽  
Robert Munaiseche

ABSTRAK Dengan mengalami materi belajar secara langsung, diharapkan siswa dapat lebih membangun makna serta kesan dalam ingatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar teknik pengelasan siswa teknik sepeda motor di smk kristen getsemani manado. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design dengan desain penelitian pretest-posttest control-group design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 siswa diambil sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kemudian sampel tersebut diberikan pretest, setelah itu diberikan treatment secara bertahap. Setelah diberikan treatment, sampel tersebut diberikan posttest untuk mengukur hasil belajar pada kelompok tersebut. Perbedaan hasil pretest dengan posttest tersebut menunjukan hasil dari perlakuan yang telah diberikan. Hasil penelitian ini menunjukkan data yang diperoleh melalui analisis pengujian hipotesis dimana:  thitung = 4,818 dan harga ttabel = 1,681071 dengan db (n1 + n2) -2 = 23 + 22 – 2 = 43 pada taraf signifikan  = 0,05. Artinya thitung = 4,818 > ttabel = 1,681071. Maka dapat disimpulkan penggunaan model pembelajaran problem solving memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar teknik pengelasan siswa teknik sepeda motor di smk kristen getsemani manado. Kata Kunci : model pembelajaran, problem solving, hasil belajar


2016 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1-9 ◽  
Author(s):  
Rezky Bagus Pambudiarso ◽  
Scolastika Mariani ◽  
Ardhi Prabowo

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ketuntasan penerapan model SPS, model SPS dengan hands on activity terhadap kemampuan pemecahan masalah; dan membandingkan rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah antara siswa model SPS dan siswa model SPS dengan hands on activity. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan bentuk Pretest-Posttest Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Karangtengah tahun ajaran 2014/2015. Dari 10 kelas, terpilih 3 kelas sampel yaitu kelas VIII E sebagai kelas eksperimen 1, VIII F sebagai kelas eksperimen 2, dan VIII G sebagai kelas kontrol. Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes, dokumentasi, dan observasi. Analisis data dilakukan dengan uji proporsi dan uji ANAVA. Uji proporsi secara berturut-turut menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen 1 mencapai ketuntasan dengan 87% siswa nilainya ?70 dan siswa kelas eksperimen 2 mencapai ketuntasan dengan 97% siswa nilainya ?70. Uji ANAVA menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah dengan rata-rata terbaik adalah model SPS dengan hands on activity dan selanjutnya model SPS. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hands on activity mampu menjadikan kemampuan pemecahan masalah menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model SPS, SPS dengan hands on activity memiliki tingkat ketuntasan yang baik dengan model terbaik adalah model SPS dengan hands on activity.The purposes of this research were to determine the completeness level of the SPS, the SPS model with hands on activity to the students problem-solving ability; and to compare the mean of problem-solving ability test among the SPS and the SPS model with hands on activity. This research was quantitative. The design that employed was the quasi experimental pretest posttest control design. The population was the 8th grade students of SMP Negeri 1 Karangtengah in 2014/2015. From 10 classes, gotten 3 sample classes were the VIII E as the 1st experimental, the VIII F as the 2nd experimental, and the VIII G as the control class. Methods of collecting data used were test, documentation, and observation. Then, the data were analyzed by the proportion and the ANOVA test. The proportion test shown that the 1st experimental class could achieve the completeness with 87% getting score ?70; the 2nd experimental class could achieve the completeness with 97% getting score ?70. The ANOVA test shown that there were differences in the mean of test with the best mean was from the SPS model with hands on activity. Its result shown that hands on activity could make problem-solving ability be better. Based on it, concluded that the SPS, the SPS model with hands on activity had good completeness with the best model was the SPS model with hands on activity.


2013 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Dwi Nowo Febrihariyanti

Abstract. This study aims to identify and evaluate whether basic leadership training influences on increased self-confidence and problem solving ability of scout members. The subject of this research are all members of the Board of shelves scout Raden Pratanu-Syarifah Ambami Frontline 09.73 - 09.74 based at SMA Negeri 1 Arosbaya numbered 60 people. Experimental design used was a quasi experimental, one-group pretest-posttest design. Data were collected by scales of self-confidence and problem solving ability. Such data as the results of the pretest scores and posttest. The collected data were analyzed by t-test. The result of study indicated that the basic leadership training affects on increase self-confidence and problem solving ability of scout members.Keywords: basic leadership training, self-confidence and problem solving ability


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 67
Author(s):  
Fahrudi Ahwan Ikhsan ◽  
Fahmi Arif Kurnianto ◽  
Bejo Apriyanto ◽  
Elan Artono Nurdin

The purpose of this study to explain applications research-based learning in educational environment for scientific writing majors social studies department. This study uses a quasi-experimental design with two groups of experimental classes and control classes. The results showed the significant value of 0.002 t-test (<0.05). This means that there is the influence of research-based learning applications on students' ability to write scientific subjects of environmental education with the study of carrying capacity. Four indicators were biggest increase in the introduction, literature review, methods, and the results and discussion.


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 121-130
Author(s):  
Laila Puspita ◽  
Rijal Firdaos ◽  
Cahaya Istiqomah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan berpikir kritis menggunakan pembelajaran creative problem solving dan roundhouse. Studi ini menggunakan metode quasi experimental design dengan desain penelitian posttest-only control design. Populasi dalam studi adalah peserta didik kelas VIII SMP Al-Huda Jati Agung. Pengambilan sampel penelitian menggunakan cluster random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII D sebagi kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran CPS dan roundhouse dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran Direct Intruction (DI). Instrument yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian uji  tentang kemampuan berpikir kritis diketahui bahwa  karena  maka  ditolak dan  diterima, artinya terdapat pengaruh kemampuan berpikir kritis menggunakan pembelajaran creative problem solving dan roundhouse.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 225
Author(s):  
Sarifah Nur Isra Jairina ◽  
Budi Handoyo ◽  
I Komang Astina

<pre><strong>Abstrack:</strong> Geography learning in high school has not been able to develop problem solving. Learning to Overcome Successful Problems This study aims to determine the effect of Problem Based Learning models on the ability to solve problems in disaster mitigation material in the field of Geography. The design used was a quasi-experimental design with pretest and posttest research. This study uses the t-test. The research subjects were students of class XI IPS at SMAN 1 Purwosari. The results showed an increase. This is proven by testing the hypothesis obtained results of 0.001 &lt;0.05 so that it is concluded that the Problem Based Learning model is effectively used to improve problem solving abilities.</pre><strong>Abstrak:</strong> Pembelajaran Geografi di SMA belum mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Pembelajaran geografi dianggap membosankan sehingga kurang mampu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model <em>Problem Based Learning</em> terhadap kemampuan pemecahan masalah pada materi mitigasi bencana bidang studi Geografi. Rancangan yang digunakan adalah <em>quasi experiment</em> dengan desain penelitian <em>pretest and posttest. </em>Penelitian ini menggunakan uji-t. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Purwosari. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Hal ini dibuktikan melalui uji hipotesis sebesar 0,001&lt;0,05 dapat disimpulkan model <em>Problem Based Learning</em> efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document