Fourier transform infra-red spectroscopy to determine formaldehyde to phenol ratio of phenol formaldehyde resole

2022 ◽  
pp. 009524432110541
Author(s):  
Abdul Habid Pullichola ◽  
Lity Alen Varghese ◽  
Unnikrishnan Gopalakrishnapanicker ◽  
Kottotil Mohan Das
Keyword(s):  
Fourier Transform ◽  
Phenol Formaldehyde ◽  
Standard Analysis ◽  
Infra Red ◽  
Kinetics Of ◽  
Validation Of Results ◽  
Adhesive Coating ◽  
Fitting Model ◽  
Quality Tool ◽  
Qualitative Analyses

A model has been proposed to determine the formaldehyde (F) to phenol (P) ratio [F/P] of resole with the help of Fourier transform infra-red spectroscopy. The study is based on the comparison of IR absorbance of the dominant peaks corresponding to the formaldehyde and phenol contents in the resin. This study can be of much use in adhesive coating industries to employ the F/P ratio as a quality tool as well as for competition resin benchmarking. It can also be utilized for understanding the kinetics of the reactions between phenol and formaldehyde. Detailed qualitative analyses of various resoles with different formulations have been discussed in this paper, which can be of potential help for the standard analysis of the commercial resins. The validation of results confirms that the most fitting model offers an error less than 7%. Interestingly, this model can also be applied with blends of different Phenol formaldehyde resoles.

Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy and Chemical Resistance of Untreated and Alkali Treated Coconut Leaf Sheath Fiber Reinforced Polymer Composites

2015 ◽  
Vol 766-767 ◽  
pp. 205-210 ◽  
Author(s):  
K.N. Bharath ◽  
S. Basavarajappa
Keyword(s):  
Fourier Transform ◽  
Chemical Resistance ◽  
Natural Fiber ◽  
Volume Fraction ◽  
Phenol Formaldehyde ◽  
Leaf Sheath ◽  
Phenol Formaldehyde Resin ◽  
Formaldehyde Resin ◽  
Fiber Reinforced Polymer Composites ◽  
Infra Red

In these days, natural fiber and its composites are gaining more interest and utilization of biofibers has increased because of growing concern towards economic, environmental and conservation issues. The present study investigates, Fourier Transform Infra-red (FTIR) spectroscopy and chemical resistance properties on the coconut leaf sheath (CLS) reinforced Phenol Formaldehyde (PF) composites. Naturally woven coconut leaf sheath composites were prepared in both NaOH treated and untreated forms with volume fraction of 60% of sheath and 40% of Phenol Formaldehyde resin. CLS were chemically treated using 5% of NaOH and composite boards were made using a hydraulic hot press at 140°C. FTIR test was conducted for both treated and untreated CLS fiber composites. And it was found that, due to chemical treatment of fibers reduction in lignin and hemicellulose content was observed. The chemical resistance of alkali treated and untreated CLS composites were measured by chemical absorption and chemical thickness swelling methods. Treated and untreated composite samples were then placed in 1N of saline, Hcl, HNO3 and H2SO4 separately. It is also observed that, saline and Hcl have been absorbed more in case of untreated composites and HNO3and H2SO4 is absorbed more in treated composites. These tests were done to know that, these composites can be used in manufacturing products which gives better chemical resistance.

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SERAT HOLLOW DARI SELULOSA BAKTERIAL DENGAN NANOPARTIKEL ZnO UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH TEKSTIL

Arena Tekstil ◽  
2014 ◽  
Vol 29 (1) ◽  
Author(s):  
Rizka Yulina ◽  
Srie Gustiani ◽  
Wulan Septiani
Keyword(s):  
Fourier Transform ◽  
Acetobacter Xylinum ◽  
Wet Spinning ◽  
Ph Optimum ◽  
Infra Red ◽  
Remazol Black

Selulosa bakterial mempunyai sifat mekanik yang baik untuk digunakan sebagai membran pada proses pengolahan air limbah tekstil. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan dan karakterisasi serat hollow dari bahan baku selulosa bakterial nata de coco dengan penambahan nanopartikel ZnO sebagai fotokatalis terimmobilisasi. Selulosa bakterial disintesis menggunakan bakteri Acetobacter xylinum di dalam medium air kelapa dan gula. Selulosa bakterial dilarutkan bersama dengan nanopartikel ZnO menggunakan pelarut cuprietilen diamina (Cuen) dengan variasi selulosa bakterial 2,25% dan 2,50%. Serat berbentuk hollow dihasilkan dari proses wet spinning menggunakan koagulan NaOH. Serat hollow yang telah melalui koagulan kemudian direndam dalam larutan asam, gliserol, dan alkohol, dengan variasi waktu perendaman asam selama 1 dan 2 hari. Uji kekuatan tarik menunjukkan hasil yang terbaik yakni sebesar 815,72 gf pada konsentrasi selulosa bakterial 2,50% dan perendaman asam selama 2 hari. Dari hasil uji gugus fungsi menggunakan spektroskopi Fourier Transform Infra Red (FTIR), terdapat beberapa gugus fungsi yang menunjukkan keberadaan selulosa dan nanopartikel ZnO. Proses dekolorisasi fotokatalitik terhadap air limbah tekstil artifisial yang mengandung zat warna reaktif Remazol Black 5 (RB5) menunjukkan bahwa pH optimum proses penyisihan warna yakni pada pH 9 dan dihasilkan persen penyisihan warna yang tertinggi yaitu 90,32%. Pada kondisi yang sama, proses dekolorisasi RB5 menggunakan serat hollow tanpa nanopatikel ZnO hanya menghasilkan persen penyisihan warna sebesar 32,10%. Berdasarkan laju penyisihan zat warna, aktivitas degradasi fotokatalitik terbesar (k’ = 0,2615) diperoleh pada konsentrasi ZnO 10% dan konsentrasi zat warna RB5 10 ppm.

PENGGUNAAN TiO2 PARTIKEL NANO HASIL SINTESIS BERBASIS AIR MENGGUNAKAN METODA SOL-GEL PADA BAHAN KAPAS SEBAGAI APLIKASI UNTUK TEKSTIL ANTI UV

Arena Tekstil ◽  
2013 ◽  
Vol 28 (1) ◽  
Author(s):  
Maya Komalasari ◽  
Bambang Sunendar
Keyword(s):  
Fourier Transform ◽  
Electron Microscope ◽  
Scanning Electron Microscope ◽  
Sol Gel ◽  
Crosslinking Agent ◽  
X Ray Diffraction ◽  
Nano Tio2 ◽  
X Ray ◽  
Infra Red ◽  
Scanning Electron

Partikel nano TiO2 berbasis air dengan pH basa telah berhasil disintesis dengan menggunakan metode sol-gel dan diimobilisasi pada kain kapas dengan menggunakan kitosan sebagai zat pengikat silang. Sintesis dilakukan  dengan prekursor TiCl4 pada konsentrasi 0,3 M, 0,5 M dan 1 M, dan menggunakan templat kanji dengan proses kalsinasi pada suhu 500˚C selama 2 jam. Partikel nano TiO2 diaplikasikan ke kain kapas dengan metoda pad-dry-cure dan menggunakan kitosan sebagai crosslinking agent. Berdasarkan hasil Scanning Electron Microscope (SEM),diketahui bahwa morfologi partikel TiO2 berbentuk spherical dengan ukuran nano (kurang dari 100 nm). Karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan adanya tiga tipe struktur kristal utama, yaitu (100), (101) dan (102) dengan fasa kristal yang terbentuk adalah anatase dan rutile. Pada karakterisasi menggunakan SEM terhadap serbuk dari TiO2 yang telah diaplikasikan ke permukaan kain kapas, terlihat adanya imobilisasi partikel nano TiO2 melalui ikatan hidrogen silang dengan kitosan pada kain kapas. Hasil analisa tersebut kemudian dikonfirmasi dengan FTIR (Fourier Transform Infra Red) yang hasilnya memperlihatkan puncak serapan pada bilangan gelombang 3495 cm-1, 2546 cm-1, dan 511 cm-1,  yang masing-masing diasumsikan sebagai adanya vibrasi gugus fungsi O-H, N-H dan Ti-O-Ti. Hasil SEM menunjukkan pula bahwa kristal nano yang terbentuk diantaranya adalah fasa rutile , yang berdasarkan literatur terbukti dapatberfungsi sebagai anti UV.

Kinetics of Chemical Changes in Phenol Formaldehyde Based Polymeric Films Etched in N2O and O2Inductively Coupled Plasmas: A Comparative Study

2009 ◽  
Vol 48 (8) ◽  
pp. 08HA02 ◽  
Author(s):  
Kwang-Ho Kwon ◽  
Nam-Ki Min ◽  
Seung-Youl Kang ◽  
Kyu-Ha Baek ◽  
Kyung Soo Suh ◽  
...  
Keyword(s):  
Comparative Study ◽  
Phenol Formaldehyde ◽  
Polymeric Films ◽  
Chemical Changes ◽  
Coupled Plasmas ◽  
Kinetics Of

Curing kinetics of amine and sodium hydroxide catalyzed phenol-formaldehyde resins

2007 ◽  
Vol 90 (1) ◽  
pp. 229-236 ◽  
Author(s):  
N. Gabilondo ◽  
M. López ◽  
J. A. Ramos ◽  
J. M. Echeverría ◽  
I. Mondragon
Keyword(s):  
Sodium Hydroxide ◽  
Phenol Formaldehyde ◽  
Curing Kinetics ◽  
Kinetics Of
Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document