scholarly journals PENGARUH PEMBERIAN FORMULA ENTERAL BERBAHAN DASAR LABU KUNING (Curcubita moschata) TERHADAP ALBUMIN SERUM PADA TIKUS DIABETES MELITUS

2015 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 450-456
Author(s):  
Astri Pratiwi ◽  
Etisa Adi Murbawani

Latar Belakang : Pemberian formula enteral bertujuan untuk mencukupi kebutuhan zat gizi dan suplemen untuk pasien diabetes malnutrisi. Formula enteral pada penelitian ini terbuat dari labu kuning, tempe, tepung beras, dan minyak kedelai. Labu kuning memiliki efek antidiabetes sedangkan tempe merupakan sumber protein nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian formula enteral berbahan dasar labu kuning terhadap albumin serum pada tikus diabetes melitus.Metode : Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup penelitian gizi biomedik dengan rancangan penelitian true experimental,  pre-post test group with control group design. Empat belas ekor tikus jantan Sprague Dawley umur 9 minggu dengan berat badan 160-260 gram diinduksi 65 mg/kgBB streptozotocin dan 230 mg/kgBB nicotinamide. Tikus dibagi kedalam dua kelompok yakni kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Dosis yang diberikan sebanyak 20gr/kgBB/hari selama 14 hari. Pengambilan data albumin serum dilakukan sebanyak 2 kali yakni setelah diinduksi STZ dan setelah perlakuan selesai.Hasil : Rerata kadar albumin serum kelompok perlakuan mengalami peningkatan bermakna sebesar 1,62±0,16 g/dL (p< 0,05), sedangkan pada kelompok kontrol juga mengalami peningkatan bermakna sebesar 1,60±0,19 (p<0,05). Tidak ada perbedaan peningkatan yang bermakna antara kelompok perlakuan dengan kontrol setelah perlakuan formula enteral berbahan dasar labu kuning (p> 0.05).Simpulan : Pemberian formula enteral berbahan dasar labu kuning dapat meningkatkan albumin serum pada tikus diabetes.

2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 125-133
Author(s):  
Nurul Alam Sayekti ◽  
Ninik Rustanti

Latar Belakang: Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di dunia. Koro pedang merupakan polong-polongan yang berpotensi menurunkan kadar kolesterol darah. Pengolahan yoghurt dapat meminimalisir zat antinutrisi koro pedang dan meningkatkan aktivitas penurun kolesterol koro pedang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh yoghurt koro pedang terhadap kadar LDL dan HDL serum tikus Sprague Dawley dislipidemia.Metode: Penelitian ini berjenis true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Subjek penelitian adalah tikus jantan Sprague Dawley dislipidemia yang diberi yoghurt koro pedang dosis 2.1 ml dan 4.5 ml selama 21 hari. Kadar LDL dan HDL diukur dengan metode enzimatik. Hasil: Pemberian yoghurt koro pedang 2.1 ml/hari dan 4.5 ml/hari meningkatkan kadar LDL secara tidak bermakna (p>0.05) sebesar 5.41% dan 0.01%. Peningkatar LDL pada kelompok kontrol lebih besar, yaitu sebesar 8.55%. Kadar HDL mengalami peningkatan tidak bermakna (p>0.05) sebesar 29.95% pada dosis pemberian 2.1 ml/hari dan 32.67% pada dosis 4.5 ml/hari sementara kadar HDL kelompok kontrol mengalami penurunan sebesar 2.26%.Simpulan: Pemberian yoghurt koro pedang meningkatkan kadar HDL namun tidak mampu menurunkan kadar LDL. Yoghurt koro pedang bahkan meningkatkan kadar LDL tikus meskipun kenaikan kadar LDL kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol.


2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 172-178
Author(s):  
Widya Ayu Wulandari ◽  
Adriyan Pramono

Latar Belakang : Hipertrigliseridemia ditandai dengan meningkatnya kadar trigliserida dalam darah. Koro pedang mengandung isoflavon, tanin, saponin, serat  dan protein yang berpotensi menurunkan kadar trigliserida. Yoghurt mengandung bakteri asam laktat yang dapat menurunkan kadar trigliserida. Proses pengolahan dan fermentasi dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dengan menghidrolisis isoflavon menjadi aglikon yang lebih tinggi aktivitasnya.Metode : Desain penelitian ini adalah true experiment dengan pre-post test with randomized control group design. Subjek penelitian adalah tikus jantan sprague dawley berusia 3 bulan sebanyak 21 ekor yang diinduksi hipertrigliseridemia. Subjek dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok kontrol (K) tidak diberi yoghurt koro pedang, kelompok perlakuan 1(P1) diberi yogurt koro pedang 2,1ml dan kelompok perlakuan 2 (P2) diberi yoghurt koro pedang 4,5ml selama 21 hari. Pengukuran kadar trigliserida serum menggunakan metode GPOP-PAP.Hasil : Kadar trigliserida pada kelompok K  naik dari 58,73 mg/dl menjadi 61,71 mg/dl, kelompok P1 naik dari 53,69mg/dl menjadi 58,10 mg/dl dan kelompok P2 naik dari 51,44 mg/dl menjadi 56,50mg/dl. Berdasarkan uji Paired t_test menunjukan peningkatan trigliserida yang tidak bermakna  dan uji Anova menunjukan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada perubahan kadar trigliserida antar kelompok.Simpulan : Pemberian yoghurt koro pedang dengan dosis 2,1ml dan 4,5ml selama 21 hari tidak dapat menurunkan kadar trigliserida pada tikus.


2013 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 585-592
Author(s):  
Novi Cynthia Prisma Dewi ◽  
Enny Probosari

Latar Belakang   : Hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler yang menjadi penyebab kematian utama di dunia. Pengendalian hiperkolesterolemia dapat dilakukan melalui modifikasi diet. Ekstrak kacang hijau mengandung isoflavon yang mampu menurunkan kadar kolesterol LDL.  Tujuan : Menganalisis pengaruh pemberian ekstrak kacang hijau terhadap kadar kolesterol LDL serum tikus Sprague Dawley hiperkolesterolemia.Metode : Jenis penelitian ini adalah true-experimental dengan pre and post test with randomized control group design. Subjek penelitian yaitu 28 ekor tikus Sprague Dawley jantan yang diinduksi hiperkolesterolemia selama 30 hari, diberi ekstrak kacang hijau dengan dosis 0,45 gr/kgBB; 0,9gr/kgBB; dan 1,35gr/kgBB per hari selama 14 hari. Kadar kolesterol LDL diperiksa dengan metode CHOD-PAP. Data dianalisis menggunakan uji Paired T-test dan One Way Anova.Hasil : Kolesterol LDL menurun pada kelompok kontrol, P1, dan P3, tetapi penurunan tersebut tidak signifikan (p>0,05). Penurunan tertinggi sebesar 30,54% pada kelompok kontrol, diikuti oleh P1 sebesar 21,06% dan P3 sebesar 17,37%. Kolesterol LDL pada P2 mengalami peningkatan sebesar 2,88%, tetapi peningkatan tersebut tidak signifikan (p>0,05).Simpulan : Ekstrak kacang hijau pada dosis 0,45 gr/kgBB;1,35 gr/kgBB mampu menurunkan kadar kolesterol LDL sebesar 21,06% dan 17,37%, namun secara statistik tidak bermakna.


2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 893-902 ◽  
Author(s):  
Aresta Wulan Purnamasari ◽  
Muflidah Isnawati

Latar Belakang : Hiperkolesterolemia merupakan faktor utama dan faktor risiko independen penyakit kardiovaskuler. Penurunan kolesterol total merupakan salah satu strategi dalam terapi penyakit kardiovaskuler.  Buah pare dan jeruk nipis memilki potensi menurunkan kolesterol total. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus pare, jus jeruk nipis dan kombinasi kedua  buah dalam menurunkan kolesterol total.Metode : Penelitian ini merupakan true experimental dengan rancangan  pre-post test randomized control group design. Sampel terdiri dari 28 tikus jantan Sprague Dawley hiperkolesterolemia yang dibagi menjadi 4 kelompok. Intervensi dilakukan selama 14 hari dengan kelompok kontrol hanya diberi pakan standar, perlakuan 1 (P1) diberi jus pare 2 ml/ekor/hari, perlakuan 2 (P2) diberi jus jeruk nipis 2 ml/ekor/hari dan perlakuan 3 (P3) diberi kombinasi jus pare dan jus jeruk nipis sebanyak 4 ml/ekor/hari. Kadar kolsterol total dianalisis dengan metode CHOD-PAP. Data dianalisis dengan uji Paired t-test dan one way Anova.Hasil : Penelitian ini menunjukkan terjadi penurunan kolesterol total setelah pemberian jus pare (22,51%), jus jeruk nipis (28,93%) dan kombinasi jus pare+jeruk nipis (24,04%) (p<0,05). Namun tidak terdapat perbedaan rerata perubahan kadar kolesterol total antara kelompok kontrol dan perlakuan  dengan p=0,105 (p>0,05)Simpulan : Tidak terdapat perbedaan pengaruh pemberian pare, jus jeruk nipis dan kombinasi jus pare+jeruk nipis terhadap penurunan kolesterol total tikus hiperkolesterolemia.


2020 ◽  
Vol 47 (2) ◽  
pp. 33-59
Author(s):  
T Ronasky ◽  
Jufriady Ismy ◽  
Dasrul Dasrul

Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Penyakit ini dilaporkan terjadi pada 9% laki-laki dan 7,9% wanita. Laporan Center of disease control (CDC) menyebutkan tahun 2014 terdapat 8,1 juta orang tidak terdiagnosa DM dan 29,1 juta mengalami penyakit ini di Amerika Serikat. Pada penderita diabetes dapat terjadi kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan organ yang berbeda, terutama mata (diabetes retinopathy), ginjal (nefropati diabetik), saraf (neuropati diabetes), jantung (infark miokard) dan pembuluh darah (aterosklerosis) dan infertilitas. Laporan insiden infertilitas terkait DM terjadi pada 9% orang dewasa berusia >18 tahun mengalami akibat difungsi endokrin spermatogenesis. Vitamin E berperan sebagai antioksidan eksogen (non-enzimatis) yang dapat melindungi kerusakan membran biologis akibat radikal bebas. Vitamin E melindungi asam lemak tidak jenuh pada membran fosfolipid. Secara partikular, vitamin E juga penting dalam mencegah peroksidasi membran asam lemak tak jenuh. Metode. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan post-test only control group design secara laboratorium eksperimental. Rancangan penelitian ini dipilih berdasarkan konsep bahwa setiap unit dari populasi adalah homogen dan memiliki karakteristik yang sama. Pembagian sampel dilakukan secaraacak (random assignment). Pada kelompok eksperimen perlakuanlangsung diberikan stimulus dan pengamatan akhir sementara pada kelompok kontrol digunakan sebagai pembanding dari kelompok perlakuan. Hasil. Rata-rata diamater tubulus seminiferus testes tikus pada masing-masing kelompok perlakuan menunjukkan angka yang bervariasi. Rata-rata diamater tubulus seminiferus testes tikus pada perlakuan kontrol negatif (KN) adalah 261,57± 5,72 μm, kemudian mengalami penurunan menjadi 241,18 ± 18,53 μm, pada perlakuan tikus DM yang  diinduksi aloksan (KP),  dan mengalami peningkatan kembali pada perlakuan tikus DM yang dinduksi aloksan dan vitamin E dengan dosis 100 mg/kgbb/hari (P1), dan 200 mg/kgbb/hari (P2), secara berturut-turut adalah 265,92 ± 15,97 μm dan 271,41 ± 24,79 μm. Kesimpulan. Berdasarkan uji statistik Analysis of variance (ANOVA) one way didapatkan nilai signifikannya p 0,039 <0,05, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan pemberian vitamin E (P1 dan P2) berpengaruh secara signifikan terhadap diameter tubulus seminiferus testis tikus putih diabetes. Kata Kunci :  Vitamin E, Histomorfometri Testis Tikus Putih (strain wistar), Dm Tipe 1.


2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Zuhrotunida Zuhrotunida ◽  
Yunita Yunita

Persentase nasional angka kejadian proses mulai menyusu kurang dari satu jam (IMD) setelah bayi lahir adalah 34,5 persen. Kurangnya presentasi tersebut diakibatkan oleh salah satunya dikarenakan adanya Peningkatan kejadian Sectio Caesarea yang secara tidak langsung menurunkan kesuksesan dalam menyusui.Hal ini dikarenakan tidak dilakukannya Inisiasi Menyusui Dini serta keterlambatan dalam memberikan.Permasalahan mayoritas yang dialami ibu adalah tidak keluarnya ASI pada hari pertama sampai hari ketiga post partum. Akibatnya, bayi baru lahir yang seharusnya mendapatkan ASI dini akan tertunda dan sebagai alternatifnya diberikan susu formula.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas pijat oksitocin dan breastcare terhadap waktu pengeluaran ASI.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode Quasy Eksperimendengan Rancangan NonEquivalent Control Group Design (pre test dan post test group kontrol).Kelompok intervensi dalam penelitian ini adalah ibu post sectio caesarea yang dilakukan pijat oksitosin sedangkan kelompok kontrol dalam penelitian adalah ibu post sectio caesarea yang dilakukan breast care.Sampel pada penelitian ini adalah sebagian ibu post SC pada bulan maret 2016 yang berada di Ruang Nifas RS DINDA TANGERANG sebanyak 32 ibu yang diambil dengan Teknik Non probability sampling dengan purposive sampling.Hasil penelitianProduksi ASI pada ibu nifas dengan post sc yang dilakukan breast care dapat diketahui bahwa yang mengalami pengaluaran ASI cepat, yaitu sebesar 4 ibu (%) sedangkan 12 ibu (37,5%) mengalami pengeluaran ASI lambat. Dilakukan uji statistic diketahui efektifitas yang kuat antara pijat oksitosin pada ibu dengan post sc terhadap pengeluaran ASI, hal ini dibuktikan dengan p-value 0, 000 (<0,05) dengan nilai r korelasi Sperman sebesar 0,689. Disarankan bagi Ibu Post SC yang mengalami permasalahan ASI hendaknya dilakukan intervensi pijat oksitocin untuk mempercepat pengeluaran ASInya.


2012 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 258-264
Author(s):  
Widitha Gustining Asmariani ◽  
Enny Probosari

Background: Increased LDL cholesterol concentrations and low plasma HDL cholesterol concentrations are well-established risk factors for cardiovascular disease. Diet modification is one of recommended theraphy to decrease LDL cholesterol level by increasing fiber intake from fruit. Papaya contains niacin, fiber, and antioxidant which can decrease LDL cholesterol level. It also contains quercetin to increase HDL cholesterol level. The aim of this study was to prove the effect of papaya of different dosages on LDL and HDL cholesterol of hypercholesterolemic rats. Methods: This research was true-experimental using pre-post test with control group design. Subjects were male Sprague Dowley rats, 7-8 weeks old, 100-200 grams weight, inducted hypercholesterolemia, given papaya diet using 5,4 gr, 7,2 gr, and 9,0 gr dosage for 4 weeks. LDL cholesterol and HDL cholesterol were measured by direct method using LDL-C Select (DiaSys) reagent and CHOP-PAP methods respectively. Normality of the data was tested by Shapiro Wilks test. Data were analyzed by paired t test continued with One Way Anova.and post-hoc LSD. Result: The study revealed that papaya of dosage 5,4 gr/day decreased LDL cholesterol (p<0,05) significantly from 45,29±9,05 mg/dl to 30,29±5,31 mg/dl but nonsignificantly decrease HDL cholesterol level (p=0,930) from 25,71 ± 5,09 to 25,57 ± 3,59 mg/dl at the same dosage. Other dosage of 7,2 mg/day and 9,0 gr/day neither significantly decrease LDL cholesterol level nor increase HDL cholesterol level. Conclusion: Papaya couldn’t decreased LDL cholesterol and increased HDL cholesterol in hypercholesterolemic rats.


2013 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 539-546
Author(s):  
Okka Roza Linda Irawati ◽  
Muhammad Sulchan

Latar Belakang : Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol darah diatas batas normal. Apel dan susu tinggi kalsium rendah lemak bermanfaat untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL dan menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus apel dan susu tinggi kalsium rendah lemak terhadap kadar kolesterol HDL dan LDL dalam darah  pada tikus Sprague Dawley hiperkolesterolemiaMetode: Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan pre-post test randomized control group design yang menggunakan 30 ekor tikus Sprague Dawley . Pengelompokan dilakukan secara acak menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan pakan standar, kontrol positif yang diberikan pakan standar dan tinggi kolesterol. Dua kelompok diberikan pakan standar, pakan tinggi kolesterol dan jus apel fuji dengan kulit dan jus apel fuji tanpa kulit. Dua kelompok lainnya mendapat pakan standar, pakan tinggi kolesterol, susu tinggi kalsium rendah lemak dan jus apel fuji dengan kulit dan tanpa kulit selama 14 hari. Data dianalisis dengan uji Paired t-test/ Wilcoxon dan Anova/ Kruskall Wallis. *)Penulis Penanggungjawab Hasil: Kadar kolesterol LDL darah pada kelompok K- naik dari 24 mg/dl menjadi 27,8mg/dl, kelompok K+ naik dari 19,5mg/dl menjadi 22mg/dl.Kadar kolesterol LDL darah pada kelompok P1 turun dari 27mg/dl menjadi 25,8mg/dl, kelompok P3 turun dari 24,4mg/dl menjadi 20,8mg/dl , kelompok P2 naik dari 25mg/dl menjadi 30,8mg/dl dan kelompok P4 naik dari 22,8mg/dl menjadi 24,8mg/dl. Kadar kolesterol HDL darah pada kelompok K- naik dari 19,2mg/dl menjadi 20mg/dl dan kelompok K+ turun dari 17,7mg/dl menjadi 15,5mg/dl.Kadar kolesterol HDL darah pada kelompok P1 turun dari 19mg/dl menjadi 18 mg/dl, kelompok P2 turun dari 21,7mg/dl menjadi 17,5mg/dl , kelompok P3 turun dari 18,6mg/dl menjadi 16,8mg/dl dan kelompok P4 tetap 18 mg/dl. Tidak ada perbedaan perubahan kadar kolesterol LDL dan HDL antar kelompok secara berurutan yaitu  (p=0,224) dan (p=0,279)Simpulan: Pemberian jus apel dengan kulit, jus apel, jus apel dengan kulit dengan  susu tinggi kalsium rendah lemak serta jus apel dengan susu tinggi kalsium rendah lemak selama 14 hari tidak berpengaruh terhadap kadar kolesterol LDL dan kolesterol HDL darah pada tikus hiperkolesterolemia .


2013 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 184-191
Author(s):  
Cut Arsyiyanti ◽  
Ahmad Syauqy ◽  
Kusmiyati Tjahjono

Latar Belakang : Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang jika jumlahnya berlebih dapat memicu berbagai macam penyakit diantaranya gout. Biji pepaya mengandung zat fitokimia seperti flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat menormalkan kadar profil lipid dan menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus biji pepaya terhadap kadar asam urat pada tikus dislipidemia. Metode: Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test randomized control group design terhadap 24 ekor tikus Sprague Dawley dislipidemia yang kemudian dibagi secara acak dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan pakan standar, kontrol positif yang diberikan pakan standar dan tinggi lemak, serta dua kelompok perlakuan yang diberikan pakan standar, tinggi lemak dan jus biji pepaya dengan dosis 400 mg dan 800 mg selama 30 hari. Kadar Asam urat diperiksa dengan metode Spektrofotometri. Data di analisis dengan uji Paired t-test dan Anova serta uji LSD pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Perubahan kadar asam urat kelompok kontrol negatif, k ontrol positif dan perlakuan 400 mg dan 800 mg secara berturut-turut adalah -11,21 (p=0,352), 18,91 (p=0,360), -30,43 (p=0,024), dan -16,67(p=0,127). Perubahan kadar asam urat antar kelompok dengan uji Anova menunjukkan signifikansi sebesar 0,017. dilanjutkan uji Post-Hoc antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan dosis 400 mg dan 800 mg menunjukkan signifikansi berturut-turut 0,003 dan 0,019. Simpulan: Pemberian jus biji pepaya selama 30 hari pada dosis 400 mg/ekor/hari efektif menurunkan kadar asam urat pada tikus dislipidemia.


2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 966-971
Author(s):  
Nadia Savitri ◽  
Niken Puruhita

Latar Belakang: C-reactive protein (CRP), adalah marker inflamasi yang merupakan prediktor kuat kejadian penyakit kardiovaskuler (PKV). Peningkatan kadar CRP berkaitan dengan peningkatan risiko PKV. Asam lemak omega-3 diketahui memiliki sifat-sifat anti inflamasi sehingga asam lemak omega-3 dipercaya memiliki efek protektif terhadap PKV. CRP juga berkaitan dengan indeks omega-3 sebagai prediktor asupan omega-3. Kadar indeks omega-3 yang rendah diketahui meningkatkan risiko PKV. Ikan teri (Engraulis encrasicolus) mengandung asam lemak omega-3 yang tinggi yang dimungkinkan dapat menurunkan kadar CRP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ikan teri kadar CRP tikus.Metode: Penelitian eksperimental murni dengan post test only with control group design yang diterapkan pada 14 tikus Sprague dawley usia 1 bulan yang dikelompokkan menggunakan sistem acak sederhana menjadi 1 kelompok kontrol dan 1 kelompok intervensi. Subjek diberikan pakan modifikasi dengan penambahan ikan teri sebanyak 1.5 gr per 10 gr pakan selama 19 hari. Sampel darah diambil dari plexus retro orbitalis dan pengukuran kadar CRP dari serum ditentukan menggunakan metode CRP kuantitatif. Data dianalisis dengan analisa data deskriptif. Hasil: Kadar CRP pada kedua kelompok, kontrol dan perlakuan adalah sama yaitu dalam batas < 5 mg/L yang termasuk dalam kategori normal. Kesimpulan: Data yang diperoleh pada penelitian ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan mekanisme protektif PKV dari diet tinggi asam lemak omega-3 yang berasal dari ikan teri terhadap kadar CRP tikus sehat


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document