scholarly journals Correlation between Patient’s Age and Advanced Response Time with Outcome of Cardio Pulmonary Resuscitation in Cardiac Arrest Patient

Author(s):  
Debie Setiarini ◽  
Prihatma Kriswidyatomo ◽  
Gadis Meinar Sari

Introduction: This study is conducted to determine the correlation between patient’s age and advanced response time with the outcome of Cardio Pulmonary Resuscitation in cardiac arrest patients. Methods: This was an analytic observational cross-sectional study, evaluating correlation between patient’s age and advanced response time with the outcome of Cardio Pulmonary Resuscitation in cardiac arrest patients. This study used the primary data from Cardio Pulmonary Resuscitation sheets from February to August 2018 at Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya. The data were analysed with Chi Square and Contingency Coefficient using SPSS version 22.0. Results: The results showed that 84.6% cardiac arrest patients who experience ROSC are over 40 years old, and 92.3% cardiac arrest patients who experience ROSC have advanced response time ≤ 5 minutes. After being tested using Chi Square, patient’s age was not statistically influencing the outcome in cardiac arrest patients (p = 0.507), but advanced response time was statistically influencing the outcome in cardiac arrest patients (p = 0.001). Conclusion: There was no statistically influence of patient’s age towards the outcome in cardiac arrest patients, but there was a significant influence of advance response time towards the outcome in cardiac arrest patients.

2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 29-34
Author(s):  
Laila Apriani Hasanah Harahap ◽  
Evawany Aritonang ◽  
Zulhaida Lubis

Online food ordering is a food delivery service through applications that are obtained quickly and safely. This is related to obesity. This type of research uses a descriptive type of study, with a cross sectional study design. This research was conducted at Medan, Medan University with 83 samples taken using purposive sampling method. The data used are primary data obtained based on measurements of student weight and height, recall and food frequency are analyzed by chi- square test. The results of the study showed that there was a correlation between the frequency of online food ordering with obesity (p <0.001) and there was no correlation between the types of food and obesity (p = 0.099) in the students of Medan Area University. To deal with the problem of obesity, it is easy to get access to online food ordering.


Author(s):  
Lukwan Lukwan

Abstrak Salah satu permasalahan Indonesia secara nasional yang berkaitan dengan kader adalah tingginya angka drop out kader.Tiap Posyandu hanya memiliki 2 orang kader yang aktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi pengetahuan terhadap kinerja kader Posyandu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan desain Cross Sectional Study dimana pengukuran variabel terikat dan variabel bebas dilakukan pada waktu dan tempat secara bersamaan. Data diolah dengan menggunakan uji statistik SPSS dengan teknik analisis data menggunakan uji Chi square dan uji phi. Hasil uji Chi square diperoleh X2 hit (4,375) dan uji koefisien kontingensi C = (0,474) dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Nilai X2 hit (4,375) > X2 (3,841), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya adalah ada hubungan yang cukup antara pengetahuan dengan Kinerja kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Matandahi Kabupaten Konawe Utara. Kata kunci: Pengetahuan, Kinerja Kader Posyandu Abstract Nationally, one of Indonesia’s problems related to the cadres is the high number of drop out cadres. Each Posyandu only has 2 active cadres. The purpose of this study is to know the contribution of knowledge to the performance of Posyandu cadres. The type of research used is analytical research with Cross Sectional Study design where the measurement of dependent variable and independent variable is done at the same time and place. Data were processed by using statistical test of spss with technique of data analysis using chi square test and phi test. Chi square test results obtained X2 hit (4.375) and contingency coefficient test C = (0.474) with 95% confidence level (α = 0.05). X2 hit value (4.375) > X2 (3.841), then Ho is rejected and Ha accepted. The conclusion is that there is a sufficient relationship between knowledge with the performance of Posyandu cadres in the working area of the Puskesmas Matandahi Kabupaten Konawe Utara. Keywords: Knowledge, Performance of Posyandu Cadre’s


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 8-24
Author(s):  
Ahsan Ahsan

  Latar Belakang Angka kematian yang terjadi di luar rumah sakit akibat henti jantung atau Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA) menjadi salah satu fokus permasalahan kesehatan dunia karena angka kejadiannya yang tinggi dan meningkat setiap tahunnya. Penyebabnya adalah terlambatnya pelaporan dan pemberian tindakan RJP. Kepercayaan diri remaja dalam melakukan RJP dipengaruhi oleh banyak hal. Oleh karena itu beberapa faktor yang sangat penting untuk meningkatkan efikasi diri pada remaja semakin ditekankan untuk meningkatkan angka keselamatan pasien yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit. Tujuan Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan efikasi diri remaja dalam melakukan Resusitasi Jantung Paru   Metode Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study . Lokasi penelitian di SMK Negeri 2 Singosari Malang. Jumlah responden sebanyak 110 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji chi-square dan uji regresi logisitk.   Hasil Hasil uji Chi-Square menunjukkan p value sebagai berikut  variabel pengalaman yaitu nilai p = 0,007 (p<0,05) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pengalaman responden dengan efikasi diri remaja, untuk variabel persepsi didapatkan nilai p = 0,588 (p>0,05). Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dengan efikasi diri remaja, untuk kesadaran nilai p = 0,000 (p <0,05) yang berarti hubungan yang signifikan antara kesadaran dengan efikasi diri, pada pengetahuan didapatkan nilai p = 0,663 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang resusitasi jantung paru dengan efikasi diri remaja. Uji regresi logistik dilakukan untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan efikasi diri remaja dalam melakukan resusitasi jantung paru adalah variabel kesadaran   Kesimpulan Kesadaran situasional tentang henti jantung merupakan faktor prediktor yang dapat digunakan untuk memprediksi efikasi diri, dimana kesadaran merupakan faktor prediktor paling dominan dalam mempengaruhi efikasi diri remaja dalam melakukan resusitasi jantung paru di SMK Negeri 2 Singosari.   Kata Kunci: Resusitasi Jantung Paru (RJP), Remaja, Efikasi Diri, Faktor Efikasi Diri        


2017 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 477
Author(s):  
Dudella Desnani Firman Yasin ◽  
Ahsan Ahsan ◽  
Septi Dewi Racmawati

Angka kematian yang terjadi di luar rumah sakit akibat henti jantung atau Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA) menjadi salah satu fokus permasalahan kesehatan dunia karena angka kejadiannya yang tinggi dan meningkat setiap tahunnya. Penyebabnya adalah terlambatnya pelaporan dan pemberian tindakan RJP. Kepercayaan diri remaja dalam melakukan RJP dipengaruhi oleh banyak hal. Oleh karena itu beberapa faktor yang sangat penting untuk meningkatkan efikasi diri pada remaja semakin ditekankan untuk meningkatkan angka keselamatan pasien yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit.Tujuan penelitian untuk mnganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan efikasi diri remaja dalam melakukan Resusitasi Jantung Paru. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study . Lokasi penelitian di SMK Negeri 2 Singosari Malang. Jumlah sampel sebanyak 110 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji chi-square dan uji regresi logisitk.Hasil uji Chi-Square menunjukkan p value sebagai berikut variabel pengalaman yaitu nilai p = 0,007 (p0,05), untuk kesadaran nilai p = 0,000 (p 0,05). Uji regresi logistik dilakukan untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan efikasi diri remaja dalam melakukan resusitasi jantung paru adalah variabel kesadaran Kesadaran situasional tentang henti jantung merupakan faktor prediktor yang dapat digunakan untuk memprediksi efikasi diri, dimana kesadaran merupakan faktor prediktor paling dominan dalam mempengaruhi efikasi diri remaja dalam melakukan resusitasi jantung paru di SMK Negeri 2 Singosari.


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Fenska Seipalla ◽  
Mochamad Tito Aditya ◽  
Nanda Rizky Fitriani Syahrudin ◽  
Danny Chandra Pratama ◽  
Dayita Wedyasantika ◽  
...  

ABSTRAK  Latar Belakang: Hasil survei pendahuluan di Dusun Boro, Desa Sidodadi, 63% responden mengaku tidak mengetahui teknik menyusui yang benar dan sebanyak 60% responden menyatakan belum pernah mendapat informasi tentang ASI eksklusif. Tujuan: Mengidentifikasi hubungan pemberian ASI eksklusif dan pengetahuan ibu tentang cara menyusui bayi dengan stunting di Dusun Boro, Desa Sidodadi Kecamatan Lawang Kabupaten Malang tahun 2019. Metode: Analitik observasional dengan desain penelitian cross-sectional study. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive. Pengambilan menggunakan kuesioner. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan koefisien kontingensi menggunakan IBS SPSS Statistics 19 for windows. Hasil: Hubungan pengetahuan tentang cara menyusui dengan stunting tidak signifikan. Hubungan pemberian ASI eksklusif dengan stunting juga tidak signifikan. Simpulan: Tidak ada hubungan antara ASI dengan status gizi namun terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang cara menyusui dengan status gizi.  Kata Kunci: ASI eksklusif, tingkat pengetahuan, cara menyusui bayi, stunting   ABSTRACT  Background: Based on the preliminary survey’s result (primary data) in Sidodadi village, 63% of the respondents admitted that they don’t know about the right techniques of breastfeeding and 60% of the respondents claimed they had not been informed about exclusive breastfeeding. Aim: Identifying the correlation between exclusive breastfeeding and mother’s knowledge about how to breastfeed with nutritional status in toddlerhood in Boro Sidodadi Village Lawang Sub-District Malang Regency Year 2019. Method: The type of this research was an analytical observational study with a crosssectional design. This study used purposive sampling. This study collected data using questionnaires. The data obtained were analyzed using the contingency coefficient using IBS SPSS Statistics 19 for windows. Result: The results of this study indicate that the correlation between mother’s knowledge about how to breastfeed and nutritional status was not significant. The correlation between exclusive breastfeeding and nutritional status in toddlerhood also was not significant. Conclusion: There was no correlation found between breastfeeding and nutritional status. Yet there was a correlation between mother's knowledge about how to breastfeed and nutritional status.  Keywords: Exclusive breastfeeding, Level of knowledge, How to breastfeed, Nutritional status of children


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 97-101
Author(s):  
Delita Br Panjaitan ◽  
Anggi Isnani Parinduri ◽  
Irmayani Irmayani

The problem of waste management is currently still a problem that is difficult to do, where the limited land for the disposal of waste, a careless attitude makes the volume of waste high. The purpose of this study was to analyze the relationship between attitudes towards waste and the volume of organic waste in the Pancasila alley. This research uses analytical research with cross sectional study and uses Chi Square. The sample in this study were 40 respondents and were taken by total sampling. Primary data was collected by means of a questionnaire and for the volume of waste, it was carried out by direct measurement. This research was conducted in the pencasila alley. Based on the attitude of the respondents, there were 13 respondents with good attitudes (32.5%) and 27 respondents with poor attitudes (67.5%). There is a relationship between attitude and volume of waste (p = 0.001). The community needs to raise awareness about the management of waste produced by each household.


2019 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 66
Author(s):  
Padella Dian Julia Armadita ◽  
Suzanna Primadona ◽  
Trias Mahmudiono

Food waste should get the attention because it will contribute to recovery time during illness as fulfilling the energy and nutrients need. Meanwhile, many hospitals are having leftover food more than 20 percent. Internal and external factor have correlation with it. This study aimed to analyze the relation between vegetables taste, appearance and waste vegetables among pediatric patients in Dr Ramelan Naval Hospital, Surabaya. This research was a cross sectional study. The samples were 32 children aged 2-12 years old whom hospitalized in class II and III patient rooms. The primary data was collected by interview and observation. Vegetables waste measured by Comstock form. Chi square test was used to analyze the relation between the taste, appearance and waste of vegetables. The result showed that there was no correlation between vegetables waste with four aspects of taste and five aspect of appearance (p value>0.05). Nonetheless, taste, consistency, platting method, and portion tend to have a big difference on vegetables waste.


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Entia Nopa ◽  
Ranissa Dwi Imansari ◽  
Irwandi Rachman

Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kulit Pada Pekerja Pengangkut Sampah Di Kota Jambi 1Entianopa, 2Ranissa Dwi Imansari, 3Irwandi Rachman       123Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Harapan Ibu, Jambi   Abstrak Latar Belakang: Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia yang membungkus otot-otot dan organ-organ dalam serta merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak berujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit yang salah satunya adalah penyakit kulit. Penyakit kulit merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami oleh pekerja pengangkut sampah. Berdasarkan komposisi sampah yang diangkut serta waktu paparan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara masa kerja, pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), dan personal hygiene dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah di Kota Jambi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel penelitian yaitu sebanyak 62 pekerja pengangkut sampah yang berada di Kantor Pekerjaan Umum dan Penata Ruang, yang mana seluruh populasi dijadikan sampel. Data dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan dengan kuesioner, kemudian dianalisa menggunakan uji statistik chi-square. Hasil: Hasil menunjukan bahwa pekerja yang mengalami penyakit kulit sebanyak 35 pekerja (56,5%). Berdasarkan hasil analisis chi-square didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah dimana nilai (p-value= 0,006), Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) nilai (p-value= 0,008), personal hygiene nilai (p-value= 0,008). Kesimpulan: Untuk meminimalisir risiko terjadinya penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah disarankan perlunya disusun standar operasional prosedur yang aman, penyediaan sarana sanitasi agar dapat mengurangi resiko terkena penyakit kulit. Pentingnya pemakaian APD dan perilaku hidup bersih dan sehat selama bekerja, serta diharapkan pekerja menggunakan APD pada saat bekerja dan lebih memperhatikan personal hygiene.   Kata kunci      : Masa Kerja, APD, Personal Hygiene


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Ayatullah Harun

Tujuan dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara umur dan obesitas pada kejadian Diabetes Gestasional di Puskesmas Dahlia Makassar 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitianan analitik dengan melakukan pendekatan Cross Sectional Study untuk mengetahui hubungan antara umur dan obesitas pada kejadian Diabetes Gestasional di Puskesmas Dahlia Makassar 2017 dengan jumlah populasi 374 orang dengan dan jumlah sampel 374 orang dengan menggunakan teknik Total  Sampling.Dari hasil uji statistic dengan menggunakan uji Chi-Square (Pearson chi-square) diperoleh untuk variabel umur ibu nilai p = 0,162 > a = 0,05 artinya tidak ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil.   Untuk variabel obesitas nilai p = 0,003 < a = 0,05 artinya ada hubungan antara obesitas dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil.Kesimpulan dari dua variabel yaitu umur dan obesitas, hanya variabel obesitas yang berhubungan dengan kejadian Diabetes Gestasional pada ibu hamil di Puskesmas Dahlia Makassar 2017. Saran diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan atau sumber data untuk penelitian selanjutnya.


2019 ◽  
Author(s):  
Stephen Banda

BACKGROUND Occupational conditions are deadly health hazards especially where dust exposure is inevitable causing chronic disabilities, impaired respiratory function and ultimately leading to death if no intensive measures are put in place. Unhealthy practices and negative attitudes rise in the number of cases of pneumoconiosis due to poor health education and awareness strategies. Pneumoconiosis is not only a health problem but also a social and economic burden on the livelihood of people living in mining areas around the globe. OBJECTIVE to assess knowledge, attitude and practices of miners and post-occupational miners towards pneumoconiosis in Wusakile Township, Kitwe, Zambia. METHODS A cross-sectional study was employed to conduct a research in Wusakile Township and a questionnaire was customized in order to syphon data relevant to the study as well to be brief. The study was conducted among 73 participants who were randomly selected among miners and post-occupational miners and all satisfied the inclusion criteria. Both quantitative and qualitative methods were used to collect data. The data was entered and analysed using IBM SPSS software version 23. RESULTS Among 73 participants interviewed, 33.99% of participants had poor knowledge on the complications of pneumoconiosis. However, despite this poor knowledge, all participants had an idea about pneumoconiosis particularly silicosis. 13.70% of the respondents had bad practices towards pneumoconiosis while 86.30% had some good practices towards pneumoconiosis. Of the total participants, 19.18% of the participants had a negative attitude towards pneumoconiosis. Correlation between the level of education and practices of participants using Pearson Chi-Square, a p value of 0.021 (significant) was found ruling out the null hypothesis. CONCLUSIONS Information about pneumoconiosis and awareness programs towards pneumoconiosis are not widely disseminated among miners and post-occupational miners. There is still a significant number of participants who need to be educated more about pneumoconiosis and its complications so that attitude and practices are improved and also promote full community participation by involving competent health professionals to help in implementing preventive measures.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document