Background: Garlic (Allium sativum) has long been used both as a food and traditional medicine. Several studies have shown potential of garlic (Allium sativum) as an antihypertensive. In previous in vitro study found that dipeptide on garlic extract after hydrolyzed by the enzyme papain have ACE inhibitory activity. Induction of hypertension with 2 Kidney One Clip (2K1C) methodcauses the kidneys lose their physiological functions. A.sativum is expected to ameliorate kidney function. This study aimed to analyze creatinine levels in rat induced by 2K1C. Method: These study was an in vivo study with Pre-Post Test Only Control group Design. Before treatment, 30 subjects induced hypertension by 2K1C method. Treatment was conducted for four weeks. The recent study was conducted on 36 Rattus norvegicus, Wistar strain were divided into 6 groups. Measurement of creatinine was conducted by spectrophotometry method. Result: The results showed that there were significant differences in creatinine levels between groups (p < 0.05) both in the pre-test and post-test. The normal group and hypertension group did not have significant differences in creatinine pre- and post-test levels (p > 0.05). A.sativum 75m/kgBB gave the best decrease in creatinine levels up to 1.75 mg/dL compared to the A.sativum 25mg/kgBB and A.sativum group 50 mg/kgBB. There were significant differences in creatinine levels A.sativum 75 mg/kgBB and captopril (p <0.05). Conclusion: There was significant differences in creatinine levels of hypertensive rats between groups and the most effective dose was 75 mg / kg. Keywords: A.sativum, hypertension, creatinine, 2K1C Latar Belakang: Bawang putih (Allium sativum) telah lama digunakan, baik sebagai bahan masakan maupun sebagai obat tradisional. Beberapa studi menunjukkan potensi bawang putih (A. sativum) sebagai antihipertensi. Pada penelitian sebelumnya secara in vitro ditemukan bahwa dipeptida pada ekstrak bawang putih setelah dihidrolisis dengan enzim papain memiliki aktivitas inhibisi terhadap ACE. Induksi hipertensi 2 Kidney One Clip (2K1C) menyebabkan ginjal kehilangan fungsi fisiologisnya. Pemberian A.sativum diketahui mampu memperbaiki fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar kreatinin pada tikus yang diinduksi 2K1C. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian in vivo dengan menggunakan rancangan Control Group Time Series Experimental. Parameter dalam penelitian ini adalah tekanan darah. Sebelum perlakuan, subjek diinduksi hipertensi dengan metode 2K1C. Perlakuan dimulai pada minggu ke-enam setelah induksi. Perlakuan berlangsung selama empat minggu. Subjek yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih (Rattus norvegicus, strain Wistar), sebanyak 36 ekor dibagi dalam 6 kelompok: normal/sehat (tidak diinduksi), hipertensi yang diberi kaptopril, hipertensi yang diberi ekstrak A.sativum 25mg/kgBB, hipertensi yang diberi ekstrak A. sativum 50mg/kgBB, hipertensi yang diberi ekstrak A. sativum 75mg/kgBB, dan hipertensi tanpa perlakuan. Pengukuran kreatinin dilakukan menggunakan metode spektrofotometri. Hasil: Analisis statistik menunjukkan terdapat perbedaan kadar kreatinin signifkan pada setiap kelompok (p < 0.05) baik pre-test maupun post-test. Kelompok normal dan hipertensi tidak memiliki perbedaan signifikan pada kadar kreatinin pre dan post-test (p > 0.05). Kelompok A. sativum 75m/kgBB menunjukkan penurunan kadar kreatinin yang sangat signifikan hingga 1.75 mg/dL dibanding kelompok A. sativum 25mg/kgBB and A. sativum group 50 mg/kgBB. Terdapat perbedaan kadar kreatinin yang signifikan antara kelompok A. sativum 75 mg/kgBB dan captopril (p <0.05). Simpulan: Terdapat perbedaan kadar kreatinin yang signifikan antar kelompok dan penurunan kadar kreatinin terbaik yaitu pada dosis 75 mg / kg. Kata Kunci: A.sativum, hipertensi, kreatinin, 2K1C