scholarly journals Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Problem Solving untuk Mengatasi Konflik antara Remaja yang Memiliki Insecure Attachment dengan Orang Tua

2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 92-112
Author(s):  
Susi Fitri ◽  
Aulia Masturah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan konseling kelompok dengan teknik problem solving untuk mengatasi konflik antara remaja yang memiliki insecure attachment dengan orang tua. Penelitian ini menggunakan Quasi Experimental dengan bentuk pretest-posttest Nonequivalent Control Grup Design. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah 10 peserta didik dengan skor level intensitas konflik yang tinggi. Sampel penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 5 orang dalam kelompok ekperimen dan 5 orang dalam kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah relationship styles questionnaireI(RSQ) dan issue checklist(IC). Pengujian hipotesis menggunakan teknik Mann Whitney U-Test. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai Asymp.sig sebesar 0,008. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dibandingkan nilai signifikansi α (alpha) 0,05 yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian  dapat disimpulkan bahwa konseling kelompok dengan teknik problem solving memberikan pengaruh yang signifikan dalam menurunkan skor intensitas konflik antara remaja yang mengalami insecure attachment dengan orang tua.  

2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 31-39
Author(s):  
Tiara Veronica ◽  
Eko Swistoro ◽  
Dedy Hamdani

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembelajaran yang menggunakan model Problem Solving Fisika (PSF) terhadap hasil belajar pada ranah kognitif dan kemampuan pemecahan masalah fisika. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua jenis disain penelitian yang berbeda, yaitu Quasi Experimental Design dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design untuk melihat pengaruh model PSF terhadap hasil belajar kognitif dan Pre-Experimental Design dengan bentuk One Group Pretest-Posttest Group Design untuk melihat pengaruh model PSF terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Analisis pengaruh model PSF terhadap hasil belajar kognitif dilakukan dengan uji-t dan uji lanjut dengan Cohen’s d menggunakan Microsoft Excel 2010. Hasil analisis diperoleh bahwa terdapat pengaruh pembelajaran menggunakan model PSF terhadap hasil belajar kognitif siswa yaitu sebesar 0,72 yang berada dalam kategori sedang. Analisis pengaruh model PSF terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika dilakukan dengan perhitungan gain yaitu pengurangan rata-rata posttest dengan pretest dan uji lanjut. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa model PSF memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa sebesar 1,80 yang berada dalam kategori kuat.Kata kunci: Model Problem Solving Fisika, Hasil Belajar Kognitif, Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 224 ◽  
Author(s):  
Syir Anatut Taqiyyah ◽  
Bambang Subali ◽  
Langlang Handayani

Bahan ajar merupakan salah satu penunjang  keberhasilan belajar siswa. Penelitian ini bertujuan menerapkan bahan ajar sains berbahasa Inggris berbasis metakognitif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan bahan ajar sains berbahasa Inggris berbasis metakognitif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP. Metode penelitian menggunakan eksperimen, dengan desain Quasi Experimental teknik nonequivalent control group design. Pengambilan sampel secara purposive sampling. Penelitian ini membandingkan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata (84,76) dan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata (75,67). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah untuk kelas eksperimen ditunjukkan dengan uji gain (0,76) dengan kriteria tinggi sedangkan kelas kontrol ditunjukkan dengan uji gain (0,64) dengan kriteria sedang. Uji respon siswa setelah diterapkan bahan ajar diperoleh presentase (77,25) dengan kriteria sangat setuju. Disimpulkan bahwa bahan ajar berbahasa Inggris berbasis metakognitif dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. The Implementation of Metacognitive Based Science English Teaching Material to Improve Junior High School Students’ Problem Solving Ability AbstractTeaching material is one of the factors that encourage students’ success in learning. This study aims to apply metacognitive based science teaching material written in English to improve problem-solving students’ ability. The research examined the implementation of metacognitive-based English teaching material in improving students’ problem-solving ability. The research method used was an experiment, with Quasi-Experimental Design using non-equivalent control group design technique. The sampling used was purposive sampling. This study compared to the experimental class and control one. The result showed that the average score of the experimental class was  (84.76) and the average score of control class was (75,67). Improved problem-solving capability for the experimental class was shown by the gain test (0.76) with ‘high criterion’ while the control class is shown by the gain test (0.64) with the ‘medium criterion’. Students’ response test after learning material obtained a percentage of (77,25) with criteria of ‘strongly agree’. In conclusion, metacognitive based English teaching material can be used to improve students problem solving ability.


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 40-45
Author(s):  
Janiar Munira ◽  
Yusrizal Yusrizal ◽  
Rini Safitri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik pada materi kalor. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental, dengan desain jenis pretest-posttest control group design. Subyek penelitian diambil dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X-IA3 dan kelas X-IA5 di SMA Negeri 11 Banda Aceh. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tes pilihan ganda. Data dianalisis menggunakan program Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik dengan pretes 70, posttes 100 dan n-gain 90,17. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model problem solving efektif dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.


2015 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 12-20
Author(s):  
Iin Khairunnisa ◽  
Sugiharsono Sugiharsono

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Keefektifan model pembelajaran kooperatif metode Problem Solving dan tipe Team-Assisted Individualization (TAI)  dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPS, dan (2) Perbedaan keefektifan pembelajaran kooperatif metode Problem Solving dan tipe Team- Assisted Individualization dalam meningkatkan minat dan hasil belajar IPS. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMP Muhammadiyah 3 Depok tahun pelajaran 2013-2014 yang terbagi menjadi 12 kelas. Sampel dalam penelitian ini terdiri atas tiga kelas yaitu dua kelas untuk kelas eksperimen dan satu kelas untuk kelas kontrol. Teknik sampling yang digunakan ialah purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan test dan tugas. Penentuan keefektifan kedua model tersebut diuji dengan Anava satu jalur. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. (1) Model pembelajaran kooperatif  metode Problem Solving dan tipe Team-Assisted Individualization efektif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPS. (2) Model pembelajaran kooperatif tipe Team-Assisted Individualization lebih efektif untuk meningkatkan minat belajar peserta didik dibandingkan dengan metode Problem Solving, sedangkan metode  Problem Solving lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dibandingkan dengan tipe Team-Assisted Individualization.Kata Kunci: penelitian ekperimen, problem solving, team-assisted individualization , minat belajar dan hasil belajar. ______________________________________________________________ EFFECTIVENESS OF COOPERATIVE LEARNING PROBLEM SOLVING AND TAI TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES INTERESTS AND IPS Abstract This study aims to reveal: (1) the cooperative learning model of Problem Solving method and Team-Assisted Individualization type in increasing the interest and learning outcomes in IPS, and (2) the difference the effectiveness of the cooperative learning model of Problem Solving method and Team-Assisted Individualization Type in increasing the interest and learning outcomes in IPS. This study was a quasi-experimental study. The population was all students of SMP Muhammadiyah 3 Depok in 2013-2014 divided into 12 classes. The sample consisting of three classes, two experimental classes and one control class, was establisted using the purposive sampling technique. The data were collected using a test and assignments. The determination of the effectiveness of these two models was tested with one-way Anova. The results are as follows. (1) The cooperative learning model of the Problem Solving method and Team-Assisted Individualization types effective increase the interest and learning outcomes in IPS. (2) The Team-Assisted Individualization type is more effective to increase the interest of the learners than the Problem Solving method, and the Problem Solving method is more effective to improve the learning outcomes of the students than the Team-Assisted Individualization type. Keywords: experimental study, problem solving, team assisted individualization, interest in learning and learning outcomes


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 35-42
Author(s):  
Syarful Annam ◽  
Susilawati Susilawati ◽  
Syahrial Ayub

Abstrak: Model pembelajaran POE merupakan suatu model belajar yang mana fase-fasenya berdasarkan singkatannya yaitu Predict, Observe, dan Explain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran POE terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika SMA ditinjau dari sikap ilmiah peserta didik. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian berupa factorial design 2x2. Populasi penelitian adalah seluruh kelas X MIA SMA Negeri 6 Mataram dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Dua sampel yang diambil dijadikan sebagai kelas eksperimen yaitu kelas X MIA 3 dan kelas kontrol yaitu kelas X MIA 2. Data sikap ilmiah diambil menggunakan angket dengan 4 alternatif pilihan. Data kemampuan pemecahan masalah diukur dalam dua keadaan yaitu pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan lembar penilaian kemampuan pemecahan masalah berdasarkan jawaban peserta didik pada LKPD dan tes akhir berupa soal dalam bentuk uraian. Hasil analisis data menggunakan analisis varians (ANAVA) dua arah dengan taraf signifikansi 5% berbantuan IBM SPSS Statistik 16. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa: 1) tidak terdapat pengaruh model POE terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika SMA ditinjau dari sikap ilmiah peserta didik, karena nilai sig yang diperoleh adalah 0,932  (lebih besar dari 0,05); 2) tingkat kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada saat proses pembelajaran termasuk ke dalam kategori sedang dan tinggi; serta 3) tidak terdapat interaksi antara model POE dan sikap ilmiah peserta didik terhadap kemampuan pemecahan  masalah fisika SMA, karena nilai sig yang diperoleh adalah 0,614 (lebih besar dari 0,05).Kata kunci: model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain), kemampuan pemecahan masalah, sikap ilmiah.Abstract: The aim of this research was to find out the effect of Predict-Observe-Explain learning model to the physics problem solving skill observed from the scientific attitude of the students. The type of this research was quasi experimental with a 2x2 factorial design. The population was all 10th grade students of MIA in SMAN 6 Mataram academic year 2017-2018 in four classes, and the sampling technique applied was purposive sampling. The data of student’s problem solving skill were collected by giving essays (8 questions) and the scientific attitude was measured by using questionnaires. The collected data were analyzed by applying 2-way ANOVA, assisted by SPSS 16 with the (α) significance level of 5%. The results show that the significant value for the effect of learning model consider from scientificant attitude in amount 0,932 which this value was bigger from significant level (α), and significant value for interaction between Predict-Observe-Explain learning model with scientific attitude in amount 0,614 which this value is bigger from significant level (α). According to the data, can be conclude: there was no an effect of Predict-Observe-Explain learning model to the physics problem solving skill observed from the scientific attitude of the students; and there was no interaction between Predict-Observe-Explain learning model with scientific atitude to the physics problem solving skill of the students.Keywords: Predict-Observe-Explain Learning Model, physics problem solving skill , scientific attitude


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 148-158 ◽  
Author(s):  
Tina Sri Sumartini

ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil-hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis adalah pembelajaran berbasis masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sebagai akibat dari pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang menerapkan dua pembelajaran yaitu pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di salah satu SMK di Kabupaten Garut. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling, dan diperoleh dua kelas sebagai sampel penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh kesimpulan bahwa: (1) peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional, (2) Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa ketika mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat, kesalahan mentransformasikan informasi, kesalahan keterampilan proses, dan kesalahan memahami soal.ABSTRACTThis research is motivated by the results of previous studies that showed that students' mathematical problem solving ability is not as expected. One lesson to improve mathematical problem solving is based learning problems . The purpose of this study was to determine the increase in students' mathematical problem solving ability as a result of problem-based learning. This study is a quasi-experimental study that applies two problem-based learning and conventional learning. The population in this study were students in one of the vocational schools in Garut. Sampling was done by purposive sampling, and obtained two classes as the study sample. The research instrument used was a test of mathematical problem solving abilities. Based on these results we concluded that: (1) the increase in students' mathematical problem solving ability that gets problem-based learning better than students who received conventional learning, (2) mistakes made by student when working on the problems related to mathematical problem solving ability was a mistake due to carelessness or less closely, tansform fault information, error process skills, and misunderstanding question.Keywords: problem based learning, mathematical problem solving ability


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 127
Author(s):  
Rahmi Ramadhani

This paper reported result of a research attempted to analyze: the increase in student’s MPS and SC using problem-based learning; and to look interaction between students’ PMK and learning to increase student’s MPS and SC. This type of research was a quasi-experimental. The population of this research was all students in SMA Negeri 6 Medan. Then 33 students were chosen as the experimental class and 33 students in other class was chosen as a control class by using purposive sampling technique. The data in this study were analyzed using Two Ways ANOVA. The result of validity of student’s MPS test is 0,808. Both reability of test was 0.86. The result of this research were: (1) The enhancement of student’s MPS ability and SC using problem-based learning was higher than conventional learning; (2) There is no interaction between student’s PMK and learning on student’s MPS ability and SC.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 35-46
Author(s):  
Syintia Siti Latifah ◽  
Irena Puji Luritawaty

AbstrakDiperlukan upaya untuk meningkatkan pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis yang masih rendah, misalnya menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair Share. Tujuan penelitian yaitu mengetahui peningkatan dan seberapa jauh kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat meningkat dengan model pembelajaran Think Pair Share. Metode penelitian yaitu kuasi eksperimen, dengan populasi siswa kelas VIII di satu SMP di Kabupaten Garut. Sampel yaitu kelas VIII-A sejumlah 33 siswa, dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Instrumen berupa soal tes uraian kemampuan pemecahan masalah diujikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Hasil analisis data pada kelas Think Pair Share menunjukkan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis berkategori sedang. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terbukti cukup efektif meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Think Pair Share Type Cooperative Learning Model to improve Mathematical Problem Solving Ability AbstractEfforts are needed to improve the achievement of mathematical problem-solving abilities that are still low, for example using the Think Pair Share type of learning model. The purpose of this research is to find out how much improvement and how much the students' mathematical problem-solving ability increases through the Think Pair Share learning model. The research method is quasi-experimental, with a population of eighth-grade students in one junior high school in Garut Regency. The sample is class VIII-A with 33 students, selected based on purposive sampling technique. Instruments in the form of test questions describing problem-solving abilities were tested before and after learning. The results of data analysis in the Think Pair Share class showed an increase in the ability to solve mathematical problems in the medium category. Cooperative learning Think Pair Share type proved effective enough to improve students' mathematical problem-solving abilities.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 81-93
Author(s):  
Osey Putri Salehha ◽  
Siti Khaulah ◽  
Nurhayati Nurhayati

Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa pada pelajaran matematika merupakan salah satu penyebab kesulitan siswa dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan dalam materi limit fungsi aljabar. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk dimiliki oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa berbantuan kartu domino lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi limit fungsi aljabar di kelas XI SMA Negeri 2 Bireuen. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian quasi experimental. Desain penelitian yaitu Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bireuen yang terdiri dari 9 kelas, sedangkan yang menjadi sampel yaitu kelas XI MIA 1 dan kelas XI MIA 2. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis data data menggunakan uji independent sample t-test maka diperoleh nilai Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) kurang dari 0.05 maka H0 ditolak, artinya pengaruh model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa berbantuan kartu domino lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi limit fungsi aljabar di kelas XI SMA Negeri 2 Bireuen.


Author(s):  
Ima Ismiati ◽  
Sarwi Sarwi ◽  
Putut Marwoto

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah dan pola pemecahan masalah berdasarkan tingkat pemecahan masalah peserta didik melalui pembelajaran flipped classroom berbasis proyek. Penelitian menggunakan rancangan quasi eksperimen dengan desain one-group pretest-postest desaign. Penelitian dilaksanakan di SMAN 14 Semarang tahun ajaran 2019/2020 dengan subjek penelitian 65 peserta didik kelas XI MIPA. Sampel diperoleh melalui teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan tes dan wawancara. Analisis data kemampuan pemecahan masalah dilakukan secara deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa Kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam pembelajaran flipped classroom berbasis proyek tergolong tinggi dengan jumlah peserta didik 57%. Peserta didik memiliki pola pemecahan masalah yang berbeda-beda berdasarkan tingkat pemecahan masalah. Peserta didik kategori sangat tinggi melakukan penyelesaian dengan membaca, memahami masalah, menganalisis, merencanakan strategi penyelesaian, menerapkan dan mengevaluasi seluruh solusi. Peserta didik kategori tinggi melakukan penyelesaian dengan membaca, memahami masalah, menganalisis, merencanakan strategi penyelesaian, menerapkan dan mengevaluasi solusi matematis. Peserta didik kategori rendah melakukan penyelesaian dengan membaca, memahami masalah, menganalisis, menentukan masalah. Kata kunci: kemampuan pemecahan masalah; pola pemecahan masalah; flipped classroom berbasis proyek. ABSTRACTThis study aims to determine the ability of problem-solving and problem-solving patterns based on the level of problem-solving of students through project-based flipped classroom learning. The study used a quasi-experimental design with a one-group pretest-posttest village design. The study was conducted at SMAN 14 Semarang in the academic year 2019/2020 with the research subjects 65 students of class XI MIPA. Samples were obtained through a purposive sampling technique. Data collection techniques are done using tests and interviews. Data analysis of problem-solving ability is done descriptively. The results show that the students' problem-solving ability in project-based flipped classroom learning is relatively high with 57% of students. Students have different patterns of problem-solving based on the level of problem-solving. Very high category students complete the solution by reading, understanding the problem, analyzing, planning a settlement strategy, implementing and evaluating all solutions. High category students do the settlement by reading, understanding the problem, analyzing, planning a settlement strategy, implementing and evaluating mathematical solutions. Low category students do the settlement by reading, understanding the problem, analyzing, determining the problem. Keywords: problem-solving skill; pattern of problem solving; project-based flipped classroom.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document