ORBITA Jurnal Kajian Inovasi dan Aplikasi Pendidikan Fisika
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

114
(FIVE YEARS 94)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Muhammadiyah Mataram

2614-7017, 2460-9587

Author(s):  
Syahrial Ayub ◽  
Kosim Kosim ◽  
I Wayan Gunada ◽  
Luh Putu Utari

ABSTRAKArtikel ini adalah salah satu hasil penelitian pengembangan model pembelajaran mitigasi bencana bagi guru dan peserta didik di sekolah dasar. Hasil ini diterapkan didaerah pegunungan, pesisir dan kota. Sampel daerah pegunungan adalah SD Negeri 1 Sembalun yang terletak di lereng gunung Rinjani Lombok Timur, NTB. Penerapannya diawali dengan modeling pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor, struktur pembelajaran mitigasi bencana dikaitkan dengan modeling, teknik moderasi untuk mengungkap tanggapan dan pendapat guru, peer teaching oleh guru dan terakhir monitoring, observasi, evaluasi dan refleksi. Hasil penelitian merekomendasikan model pembelajaran mitigasi bencana mempunyai 3 tahapan pokok pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan pemantapan. Setiap kegiatan memiliki tujuan pembelajaran yang harus dicapai dengan berbagai alternatif kegiatan yang dapat dipilih guru. Hasilnya 100% guru memiliki keinginan untuk melaksanakan model pembelajaran mitigasi bencana yang berbasis peserta didik, 91,67 % model pembelajaran mitigasi bencana tepat untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dalam meningkatkan kesadaran bencana di sekolah dan masyarakat dan 33,33% guru mengharapkan tambahan materi untuk buku model pembelajaran mitigasi bencana untuk guru sekolah dasar. Tambahan itu berupa lagu-lagu tentang bencana dan dikemas dengan kreatif supaya peserta didik senang dan lebih cepat mengerti. Kata kunci: model pembelajaran mitigasi bencana; tanah longsor; sekolah dasar. ABSTRACTThis article is one of the results of research on the development of disaster mitigation learning models for teachers and students in primary schools. These results are applied in mountainous, coastal and urban areas. The sample of mountainous areas is SD Negeri 1 Sembalun which is located on the slopes of Mount Rinjani, East Lombok, NTB. Its application begins with modeling of landslide disaster mitigation learning, disaster mitigation learning structure associated with modeling, moderation techniques to reveal teacher responses and opinions, peer teaching by teachers and finally monitoring, observation, evaluation and reflection. The results of the study recommend that the disaster mitigation learning model has 3 main learning stages, namely initial activities, core activities and stabilization activities. Each activity has learning objectives that must be achieved with various alternative activities that the teacher can choose.  The result is that 100% of teachers have a desire to implement student-based disaster mitigation learning models, 91.67% of disaster mitigation learning models are appropriate to meet the needs of students in increasing disaster awareness in schools and communities and 33.33% of teachers expect additional material for books. disaster mitigation learning model for primary school teachers. The additions are in the form of songs about disasters and packaged creatively so that students are happy and understand more quickly.     Keywords: disaster mitigation learning model; landslide; primary school.


Author(s):  
Syahrial Ayub ◽  
Kosim Kosim ◽  
I Wayan Gunada

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tanggapan dan pendapat guru tentang pelaksanaan model pembelajaran mitigasi bencana dan upaya meningkatkannya di sekolah dasar. Penelitian dilaksanakan terhadap 12 guru SD negeri 1 Sembalun Lombok Timur, NTB. Penelitian deskriptif ini dimulai dengan menampilkan sebuah model pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor oleh tim peneliti yang dilanjutkan dengan diskusi struktur pembelajaran mitigasi bencana yang diaplikasikan dari modeling sebelumnya. Hasil penelitian mendapatkan 5 pokok pikiran tentang pelaksanaan model pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor, yaitu 1) mengkondisikan peserta didik menghadapi bencana alam dalam proses pembelajaran, 2) guru harus memiliki langkah yang tepat dalam memberikan pemahaman tentang bencana alam dan melakukan demontrasi langsung sehingga peserta didik memahami dengan seksama, 3) guru harus memiliki pengetahuan kebencanaan gempabumi, tsunami, tanah longsor, banjir, angin topan dan gunungapi, 4) guru memberikan contoh pembelajaran mitigasi bencana kepada peserta didik menggunakan alat bantu seperti video, alat mitigasi bencana dan lainnya, 5) pemahaman resiko/bahaya, kerentanan (kelemahan), ancaman dan kemampuan/kekuatan bencana tanah longsor. Kata kunci: teknik moderasi; implementasi model pembelajaran mitigasi bencana; sekolah dasar. ABSTRACTThis study aims to reveal the responses and opinions of teachers about the implementation of the disaster mitigation learning model and efforts to improve it in primary schools. The study was conducted on 12 teachers of SD Negeri 1 Sembalun, East Lombok, NTB. This descriptive study begins by presenting a learning model for landslide disaster mitigation by the research team, followed by a discussion of the disaster mitigation learning structure applied from the previous modeling. The results of the study obtained 5 main ideas about the implementation of the landslide disaster mitigation learning model, namely 1) conditioning students to face natural disasters in the learning process, 2) teachers must have the right steps in providing an understanding of natural disasters and conducting direct demonstrations so that students understand carefully, 3) teachers must have knowledge of earthquakes, tsunamis, landslides, floods, hurricanes and volcanoes, 4) teachers provide examples of disaster mitigation learning to students using tools such as videos, disaster mitigation tools and others, 5) understanding risk/hazard, vulnerability (weakness), threat and capability/strength of landslide disaster. Keywords: moderation techniques; implementation of disaster mitigation learning model; primary school.


Author(s):  
Asri Arbie ◽  
Puput Salsabina F. Satri ◽  
Dewa Gede Eka Setiawan ◽  
Abd. Wahidin Nuayi ◽  
Trisnawaty Junus Buhungo

ABSTRAKPenelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang berkualitas. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model pembelajaran Team Based Learning. Perangkat pembelajaran ini dikembangan dengan menggunakan model pengembangan Plomp. Teknik pengumpulan data yaitu dengan validitas melalui validasi perangkat, kepraktisan melalui observasi keterlaksanaan, angket respon guru dan peserta peserta didik. Dari penelitian ini diperoleh hasil: (1) perangkat yang dikembangkan valid melalui uji validitas konstruk dengan rata-rata persentase validitas untuk silabus sebesar 98,33% dengan kategori valid, RPP sebesar 78,48% termasuk kategori valid dengan revisi kecil, bahan ajar sebesar 79,68% termasuk kategori valid dengan revisi kecil, dan LKPD sebesar 76,04% yang termasuk dalam kategori valid dengan revisi kecil; (2) perangkat yang dikembangkan praktis ditunjukkan oleh rata-rata presentase keterlaksanaan pembelajaran sebesar 92,26% kategori sangat baik, kemudian respon guru terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan sebesar 99,39% kategori sangat baik serta respon peserta didik terhadap proses pembelajaran menggunakan perangkat yang dikembangkan sebesar 82,66% kategori baik. Kata kunci: Perangkat pembelajaran; Team Based Learning; Problem Solving; Plomp. ABSTRACTThis research is research and development of learning tools that aim to produce quality learning tools. The formulation of the research problem is how the quality of learning tools developed with the Team-Based Learning learning model is. This learning device was developed using the Plomp development model. Data collection techniques are valid through device validation, practicality through implementation observation, teacher and student response questionnaires. From this study obtained results: (1) devices developed valid through construct validity tests with an average percentage validity for syllabus of 98.33% with valid categories, RPP of 78.48% including valid categories with small revisions, teaching materials of 79.68% including valid categories with minor revisions, and LKPD of 76.04% which fall into valid categories with minor revisions; (2) devices developed practically indicated by an average percentage of learning implementation of 92.26% excellent category, then teacher response to learning devices developed by 99.39% excellent category and learners' response to the learning process using developed devices by 82.66% good category. Keywords: Learning tools; Team-Based Learning; Problem Solving; Plomp.


Author(s):  
Sumarli Sumarli

ABSTRAKBiji alpukat dapat diekstrak menjadi zat warna alam karena mengandung senyawa tanin yang dapat menimbulkan warna cokelat atau kecokelatan. Kelemahan zat warna alam dalam proses pewarnaan tekstil yakni memiliki ketahanan luntur yang rendah. Oleh karena itu, pada proses pencelupan bahan tekstil dengan zat warna alam dibutuhkan proses fiksasi agar warna memiliki ketahanan luntur yang baik. Pewarna alami dari biji alpukat telah diterapkan pada kain katun. Ketahanan luntur pewarna alami telah diuji dengan memvariasikan massa tawas sebagai bahan fiksasi terhadap nilai perubahan intensitas cahaya pada air residu hasil pencucian kain katun. Perlakuan menggunakan variasi massa tawas 10g hingga 60g dengan waktu pencelupan selama 10 menit. Desain penelitian terdiri dari ekstraksi biji alpukat sebagai sumber zat warna alam, mordanting dan pencelupan kain katun ke dalam larutan zat warna, fiksasi kain katun, dan pengujian ketahanan luntur warna pada kain katun menggunakan luxmeter setelah pencucian menggunakan air biasa dan air deterjen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel yang menggunakan massa tawas 60g menghasilkan tingkat kelunturan warna paling kecil dengan nilai perubahan intensitas cahaya 9,58lux pada hasil pencucian dengan air biasa dan 3,11lux pada hasil pencucian dengan air deterjen. Semakin tinggi massa tawas yang digunakan sebagai bahan fiksasi pada kain katun, maka pewarna alami biji alpukat memiliki ketahanan luntur yang semakin baik. Penggunaan sampel tawas 60g sebagai bahan fiksasi efektif dalam menjaga ketahanan luntur pewarna alami biji alpukat pada kain katun. Kata kunci: Biji Alpukat; Kain Katun; Pewarna Alami; Tawas. ABSTRACTAvocado seeds could be extracted into natural dyes because they contained of tannin. Tannin as a dyes substances would cause brown or brownish color. The weakness of natural dyes in the textile dyeing process that has a low fade resistance. Therefore, the dyeing process of textile materials with natural dyes were needed fixation process in order that color had a well fade resistance. The natural dyes from avocado seeds had been applicated on cotton textile. The fade resistance of natural dyes had been tested by varying the mass of Al2(SO4)3as a fixation to the value of light intensity difference on the residue water of the cotton textile washing. The treatment used the mass variation of 10g to 60g Al2(SO4)3by dyeing for 10 minutes. The study design consisted of avocado seeds extraction as a source of natural dyes, mordanting of cotton textile, dyeing of cotton textile in a dye solution, fixation of cotton textile and test the fade resistance of natural dyes on cotton textile using a luxmeter after washing by water and detergent solution. The results showed that the sample used a mass of 60g Al2(SO4)3produced the smallest color fade degree with the value of light intensity difference on the residue water was 9.58lux of washing by water and 3.11lux of washing by detergent solution. The higher mass of Al2(SO4)3was used as fixation on cotton textile, the natural dyes of avocado seeds had a better fade resistance. The using of 60g Al2(SO4)3sample as a fixation material was effective for kept the fade resistance of natural dyes from avocado seeds on cotton textile. Keywords: Avocado Seeds; Cotton Textile; Natural Dyes.


Author(s):  
Jayati Jayati ◽  
Suparwoto Suparwoto ◽  
Moh. Toifur
Keyword(s):  

Pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan daring tidak sepenuhnya dapat dilakukan pada wilayah minim internet, dan sistem penugasan belum dapat memberikan hasil pemahaman dan hasil belajar siswa meningkat. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan e-modul pada daerah minim internet dengan topik hukum Newton tentang gravitasi. Metode yang dilakukan adalah melakukan validasi hasil pengembangan modul dengan empat validator yang terdiri dari dosen dan guru. Angket validasi lmodul berupa validasi materi dan validasi produk. Responden yang diujikan sebanyak 23 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa validasi materi memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,8 dan valiadi produk memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,64. Hasil analisis keefektifan e-modul yang diberikan kepada peserta didik diperoleh skor rata- rata 3,5. Skor ini masuk dalam kategori efektif.


Author(s):  
H. M. Yusuf AS ◽  
Munawir Munawir ◽  
Lalu Syaifulbakhry

ABSTRAKPrestasi belajar adalah hasil atau akibat dari kegiatan belajar.Untuk mengetahui tentang prestasi belajar perlu dijelaskan tentang hakekat belajar.Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalaman ( Slameto,1991).Dimana perubahan itu bersifat kontinyu dan fungsional,terjadi secara sadar,bersifat positif dan aktif,bukan bersifat sementara,bertujuan atau terarah,dan mencakup seluruh aspek tingkah laku yang selanjutnya dinamakan prestasi belajar. Prestasi belajar dapatdikatakan membekas atau konstan, jika perubahan yang terjadi akibatproses belajar tahan lama dan tidak terhapus begitu saja.Proses pembelajaran khususnya IPA Fisika  akan lebih efektifdan bermakna apabila siswa berpartisi aktif, dengan cara tidakmenunjukkan sikap pasif di dalam kelas maupun di luar kelas. Tetapisampai saat ini masih banyak terdengar keluhan bahwa mata pelajaranIPA Fisika  membosankan, tidak menarik, memusingkan yang cenderungmembuat siswa menjadi kurang merespon saat pelajaran berlangsung,bahkan ada siswa yang tidak masuk sekolah dikarenakan ada matapelajaran IPA Fisika . Kenyataan ini adalah suatu persepsi negatif terhadap IPA Fisika.Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA Fisika  adalah melalui pendekatan belajar tuntas (masterylearning).Oleh karena itu penulis perlu melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar IPA Fisika  dengan Menerapkan Pembelajaran Tuntas(Mastery Learning ) Kelas XI-TKJ SMK Negeri 1 Narmada Kab. Lombok Barat Tahun Pelajaran 2019-2020. Kata Kunci: pembelajaran tuntas; mastery learning; prestasi belajar. ABSTRACTLearning achievement is the result or result of learning activities. To know about learning achievement, it is necessary to explain about the nature of learning. Learning is a process carried out by a person to obtain a new behavior change as a whole, as a result of experience (Slameto, 1991). Where the changes are continuous and functional, occur consciously, are positive and active, not temporary, purposeful or directed, and cover all aspects of behavior, hereinafter referred to as learning achievement. Learning achievement can be said to be imprinted or constant, if the changes that occur as a result of the learning process are durable and not simply erased. The learning process, especially Physics Science, will be more effective and meaningful if students participate actively, by not showing a passive attitude in the classroom or outside the classroom. But until now, there are still many complaints that Physics Science subjects are boring, uninteresting, confusing which tends to make students less responsive during lessons, there are even students who don't go to school because there are Physics Science subjects. This fact is a negative perception of Science Physics. One way to improve student achievement in learning science physics is through a mastery learning approach. Therefore, the authors need to conduct classroom action research with the title Improving Physics Science Learning Achievement by Applying Mastery Learning for Class XI-TKJ SMK Negeri 1 Narmada Academic2019-2020 Year. Keywords: complete learning; mastery learning; learning achievement.


Author(s):  
Richardo Barry Astro ◽  
Hamsa Doa ◽  
Konstantinus Denny Pareira Meke

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan menghasilkan petunjuk praktikum berbasis video tracking yang valid, praktis, dan efektif, serta mampu meningkatkan minat mahasiswa pada materi gaya gesek di bidang miring. Metode yang digunakan adalah Research and Development (R&D) dengan mengacu pada model pengembangan 4D (Define, Design, Develop dan Disseminate). Secara umum petunjuk praktikum yang dikembangkan meliputi dua topik kegiatan yakni penentuan koefisien gesek statis dengan memanipulasi kemiringan bidang serta koefisien gesek kinetis dengan menganalisis gerak benda di bidang miring. Petunjuk praktikum dalam rancangan menggunakan model praktikum/percobaan tertutup. Hasil validasi ahli yang mencakup aspek kelayakan isi, penyajian, komponen kebahasaan, dan keterlaksanaan menunjukkan petunjuk praktikum hasil pengembangan dinilai valid dengan perolehan skor rata-rata 4,03 dan layak digunakan. Hasil uji kepraktisan yang terdiri dari komponen kemenarikan, kemudahan penggunaan, dan manfaat petunjuk praktikum yang dikembangkan juga dinilai praktis dengan perolehan nilai rata-rata 3,93. Hasil uji efektifitas terhadap petunjuk praktikum menunjukkan bahwa produk pengembangan ini dinilai efektif untuk meningkatkan minat mahasiswa (kategori tinggi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk petunjuk praktikum berbasis video tracking ini valid, praktis, efektif untuk digunakan sebagai penuntun praktikum serta mampu meningkatkan minat mahasiswa. Kata kunci: Petunjuk praktikum; video tracking; minat mahasiswa. ABSTRACTThis study is conducted to produce practical video tracking-based instructions that are valid, effective, and can increase student interest in the frictional force material on an inclined plane. The method used in this study was Research and Development (R&D) concerning the 4D development model (Define, Design, Develop and Disseminate). In general, the developed practicum instructions had covered two topics of activity, namely the determination of the coefficient of static friction by manipulating the slope of the plane and the coefficient of kinetic friction by analyzing the motion of objects on an inclined plane. Practical instructions in the design adopted a closed practicum/experimental model. The results of expert validation which include aspects of the feasibility of content, presentation, linguistic components, and implementation indicated that the practicum instructions developed were estimated valid with an average score of 4.03 and were suitable for use. On the other hand, the results of the practicality test consisting of components of attractiveness, ease of use, and the benefits of the developed practicum instructions were also considered practical with an average score of 3.93. Moreover, the results of the effectiveness test on the practicum instructions showed that this development product was considered effective for increasing student interest (high category). Thus, it can be concluded that this video tracking-based practicum guide product is valid, practical, effective to be used as a practicum guide, and is able to increase student interest. Keywords: Practical Instructions; video tracking; student interest.


Author(s):  
Faiqotul Himmah ◽  
Subiki Subiki ◽  
Supeno Supeno

ABSTRAKBerdasarkan survei awal yang dilakukan di SMAN 1 Gambiran, media pembelajaran di kelas menggunakan buku ajar konvensional. Beberapa penelitian pada buku ajar menunjukkan adanya miskonsepsi pada penjelasan konsep, penyajian rumus, penulisan simbol, penggunaan satuan, penyajian gambar maupun penyajian soal. Modul merupakan salah satu sarana selain buku ajar yang dapat membantu siswa dalam menghubungkan materi pada kehidupan sehari-hari, susunan modul juga tidak hanya materi saja namun modul juga menyajikan contoh soal, ringkasan, latihan soal, dan tes formatif. Modul dapat digunakan secara mandiri dalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga siswa mampu berkembang dengan sendirinya. Pengimplementasian potensi lokal pada sarana pembelajaran juga layak dikembangkan dan memudahkan siswa untuk memahami materi yang terdapat dalam modul. Penelitian ini menggunakan model pengembangan four-D, analisis data yang digunakan terbagi menjadi tiga, yaitu validitas, kepraktisan, dan efektivitas. Teknik analisis data untuk validitas menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Pada efektivitas menggunakan ketuntasan individu dan ketuntasan belajar klasikal. Sedangkan untuk kepraktisan menggunakan analisis skala Likert lima interval secara kuantitatif. Hasil validasi menunjukkan klasifikasi sangat valid dan dapat digunakan sebagai bahan ajar. Hasil respon siswa mendapatkan persentase 75,6% dengan kriteria praktis. Hasil efektivitas diperoleh dari ketuntasan belajar klasikal yang mencapai 86,67% dengan kriteria sangat baik. Modul pengembangan dinyatakan valid, praktis dan efektif. Kata kunci: modul; potensi lokal; validitas; kepraktisan; efektivitas. ABSTRACTBased on the initial survey conducted at SMAN 1 Gambiran, the learning media in the classroom uses conventional textbooks. Several studies on textbooks show that there are misconceptions in explaining concepts, presenting formulas, writing symbols, using units, presenting images and presenting questions. The module is a tool other than textbooks that can help students relate material to everyday life. The module arrangement is not only material but also provides sample questions, summaries, practice questions, and formative tests. Modules can be used independently in achieving learning objectives, so that students are able to develop on their own. The implementation of local potential in learning facilities is also worth developing and making it easier for students to understand the material contained in the module. This study uses a four-D development model, the data analysis used is divided into three, namely validity, practicality, and effectiveness. Data analysis techniques for validity using quantitative descriptive analysis. On the effectiveness of using individual mastery and classical learning completeness. As for the practicality of using a Likert scale analysis of five intervals quantitatively. The validation results show the classification is very valid and can be used as teaching materials. The results of student responses get a percentage of 75.6% with practical criteria. The results of the effectiveness obtained from classical learning completeness which reached 86.67% with very good criteria. The development module is declared valid, practical and effective. Keywords: module; local potencial; validity; practicality; effectiveness.


Author(s):  
Aloisius Harso ◽  
Daniel Wolo ◽  
Insar Damopolii

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan (1) menganalisis kontribusi pengetahuan awal terhadap miskonsepsi siswa dalam pelajaran fisika, (2) menganalisis kontribusi motivasi belajar terhadap miskonsepsi siswa dalam pelajaran fisika, dan (3) menganalisis kontribusi pengetahuan awal dan motivasi belajar siswa terhadap miskonsepsi yang dialami siswa dalam pelajaran fisika. Penelitian korelasional adalah jenis penelitian yang dilakukan dalam riset ini. Total 222 siswa SMA kelas X pada semester genap tahun 2019/2020 di Kecamatan Nangapanda adalah populasi pada penelitian ini. Total 85 sampel siswa dipilih secara teknik acak proposional (Propotional random sampling). Data riset dikumpulkan melalui tes pemahaman konsep fisika untuk mengkalkulasikan pengetahuan awal dan miskonsepsi, dan motivasi belajar dikumpulkan melalui kuisioner motivasi belajar. Data yang dianalisis regersi dalam penelitian ini adalah pengetahuan awal, motivasi dan miskonsepsi fisika siswa. Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat kontribusi pengetahuan awal terhadap miskonsepsi sebesar 54.6% (p<0.05), (2) terdapat kontribusi motivasi belajar terhadap miskonsepsi sebesar 58.7% (p< 0.05), dan (3) terdapat kontribusi pengetahuan awal dan motivasi belajar terhadap miskonsepsi sebesar 68.5% (p<0.05). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat kontribusi pengetahuan awal dan motivasi terhadap miskonsepsi siswa dalam pembelajaran fisika. Kata kunci: Pengetahuan awal; Motivasi; Miskonsepsi; Pembelajaran fisika ABSTRACTThis study aims (1) to analyze the contribution of prior knowledge to students' misconceptions in physics, (2) to analyze the contribution of learning motivation to students' misconceptions in physics, and (3) to analyze the contribution of prior knowledge and students' motivation to misconceptions experienced by students in physics learning. Correlational research is the type of research conducted in this research. A total of 222 class X high school students in the even semester of 2019/2020 in Nangapanda District are the population in this study. A total of 85 students were selected as the sample by using the proportional random sampling technique. Research data were collected through a physics concept understanding test to calculate prior knowledge and misconceptions, and learning motivation was collected through a learning motivation questionnaire. The data analyzed by regression in this study were students' prior knowledge, motivation, and physics misconceptions. The results showed (1) there was a 54.6% contribution of prior knowledge to misconceptions (p<0.05), (2) there was a 58.7% contribution of learning motivation to misconceptions (p<0.05), and (3) there was a contribution of prior knowledge and learning motivation. against misconceptions by 68.5% (p<0.05). This study concludes that prior knowledge and motivation contribute to students' misconceptions in physics learning. Keywords: Prior knowledge; Motivation; Misconception; Physics learning


Author(s):  
H. M. Yusuf AS ◽  
Munawir Munawir ◽  
Lalu Syaifulbakhry

ABSTRAKFaktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat memberikan dukungan yang positif dalam belajar, namun dapat juga menghambat proses belajar. Hambatan-hambatan yang terjadi berakibat pada hasil belajar individu yang mengalami proses belajar tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Keadaan-keadaan tersebut berdampak pada timbulnya masalah pada proses belajar selanjutnya. Motivasi belajar siswa yang rendah akan menjadi hambatan yang sangat berarti pada proses pembelajaran, karena dapat mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah. Oleh karena itu guru diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa disebabkan siswa kurang diberikan kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pendapat. Metode pembelajaran ekspositori dan teknik drill dipercaya dapat menigkatkan motivasi belajarsehingga diharapkan dapat meningkatkan kegiatan belajar IPA Fisika untuk memperbaiki hasil belajar selanjutnya. Karena metode ekspositori dan teknik drill memberikan kesempatan peserta didik untuk lebih aktif. Oleh karena itu penulis perlu melakukan penelitian Tindakan dengan judul Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Fisika Melalui Penerapan MetodeEkspositori dan Teknik Drill Kelas XI-TBSM  SMK  Negeri 1 Narmada  Kab. Lombok Barat Tahun pelajaran 2018-2019. Kata Kunci: ekspositori; drill; motivasibelajar; hasil belajar. ABSTRACTFactors that influence learning can provide positive support in learning, but can also hinder the learning process. The obstacles that occur result in the learning outcomes of individuals who experience the learning process not in accordance with what they want. These circumstances have an impact on the emergence of problems in the subsequent learning process. Low student motivation will be a very significant obstacle in the learning process, because it can result in low student achievement. Therefore, teachers are expected to increase students' learning motivation to improve student achievement. The low motivation and student learning outcomes are caused by the lack of opportunities for students to ask questions and express opinions. Expository learning methods and drill techniques are believed to increase learning motivation so that it is expected to increase Physics Science learning activities to improve subsequent learning outcomes. Because the expository method and drill technique provide opportunities for students to be more active. Therefore, the authors need to conduct action research with the title Improving Motivation and Learning Outcomes of Physics Sciences Through the Application of Expository Methods and Drill Techniques for Class XI-TBSM SMK Negeri 1 Narmada2018-2019 Academic year. Keywords: expository; drill; learning motivation; learning outcomes.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document