scholarly journals Solidaritas Sosial dalam Marginalisasi Masyarakat Miskin (Studi di Dusun Kentheng Kota Surakarta)

2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 61-75
Author(s):  
Khalis Asyifani ◽  
Muhammad Alif Alauddin ◽  
Herlina Herlina ◽  
Khexe Purnamasari

Kemiskinan adalah permasalahan sosial yang erat kaitannya dengan masyarakat marginal. Ukuran kemiskinan umumnya menggunakan pendekatan ekonomi, sehingga tingkat pemenuhan kebutuhan pokok menjadi perhatian yang dianggap paling penting. Akan tetapi ditinjau dari tingkat pemenuhan hidup di kota, dapat dipahami bahwa kemiskinan tidak berkata demikian, namun kebudayaan yang muncul sebagai warisan dari generasi tua yang terbelakang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara kemiskinan pada masyarakat pinggiran dengan solidaritas sosial yang terjadi di dalamnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, studi literatur, studi dokumentasi, Peer-Group Discussion bersama mahasiswa Sosiologi FISIP UNS di bawah supervisi sosiolog pedesaan, serta wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) latar belakang kemiskinan yang sama menyebabkan gaya hidup gotong royong. (2) Solidaritas ini membuat masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. (3) Solidaritas diantara mereka membuat mereka bisa bertahan hidup ditengah kemiskinan. Solidaritas sosial menjadi faktor keberlangsungan hidup mereka.

2017 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Abbyzar Aggasi

Untuk melihat peran media sosial dan partisipasi politik remaja dalam konteks komunikasi politik di Kabupaten Sumbawa, peneliti menggunakan mixed methodology yaitu memadukan antara metode survey (kuantitaf) dengan metode kualitatif focus group discussion (FGD). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan survey pada 50 responden yang terdiri dalam kategori remaja di Kabupaten Sumbawa. Selanjutnya, untuk mendapatkan temuan data yang mendalam, peneliti mengelaborasi hasil temuan survey melalui focus groub discussion (FGD) bersama 5 orang responden yang berpotensi menjadi narasumber yang mantab. Pemilihan responden FGD menggunakan purposive sampling. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran keterlibatan remaja pada partisipasi politik dalam konteks komunikasi politik dengan adanya media sosial yang hidup dan berkembang di tengah-tengah mereka. Selain itu, penelitian ini juga diharapakan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya dalam konteks komunikasi politik dalam era media baru, terlebih untuk memetakan partisipan politik yang berasal dari kalangan remaja sebagai pengguna aktif media sosial.


Author(s):  
Kanda Sihombing ◽  
BJ. Istiti Kandarina ◽  
Sumarni Sumarni

<p><strong>ABSTRACT</strong></p><p><em><strong>Background</strong>: IHP (Integrated health post) is a form of UKBM (Community Resources Based-Health Effort) that is managed and administered from, by for and together with community in health development IHP administration involved many parties such as cadres, health staff and village head. Rawasari Primary</em><br /><em>Health Care had the lowest coverage level of D/S (33.2%), while Olak Kemang Primary Health Care had the highest D/S coverage (81.98%).</em></p><p><em><strong>Objectives</strong>: To study thoroughly the role of village head, health staff, and cadres in increasing the participation of underfive’s mothers to visit IHP.</em></p><p><em><strong>Methods</strong>: This was descriptive study used qualitative method by phonological approach. Informants were selected by purposive sampling. Data collection was performed by 2 methods, in-depth interview to 16 informants and focus group discussion (FGD) to 28 informants. Data validity was performed by source</em><br /><em>and method of triangulation.</em></p><p><em><strong>Results</strong>: Village head, nutrition staffs, health cadres, PKK woman and community figures from the highest D/S coverage area took a role in increasing participation of the mother of underfive, but they who were from the lowest D/S coverage did not. They contributed in different way in increasing their participation. Head villages gave the motivation and direction, nutrition staffs attended the IHP, cadres took a role by arrange arisan and ballon provision, and PKK’S woman delegated their member to attend IHP monthly (highest D/S) but they whom from the lowest D/S coverage area did not.</em></p><p><em><strong>Conclusion</strong>: Village head, nutrition staffs, health cadres, PKK woman, and community figures in highest D/S coverage area took a role in increasing participation of underfive’s mothers to visit IHP, but they who where from the lowest D/S coverage did not. The Innovation a creativity encourage the mothers to visit IHP.</em></p><p><strong>KEYWORDS</strong><em>: village head, health staff, cadre, PKK woman, community figure, woman who had underfive</em></p><p><strong>A</strong><strong>BSTRAK</strong></p><p><em><strong></strong></em><em><strong>Latar belakang</strong>: Posyandu merupakan bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Terselenggaranya posyandu melibatkan banyak pihak di antaranya kader, petugas kesehatan dan Lurah. Puskesmas Rawasari dengan tingkat cakupan D/S terendah yaitu 33,2%, dan Puskesmas Olak Kemang dengan cakupan D/S tertinggi yaitu 81,98%.</em></p><p><em><strong>Tujuan</strong>: Mengkaji secara mendalam peran lurah, petugas kesehatan, dan kader dalam meningkatkan partisipasi ibu balita ke posyandu. </em></p><p><em><strong>Metode</strong>: Penelitian deskriptif menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 metode, wawancara mendalam terhadap 16 orang informan dan diskusi kelompok terfokus (DKT) terhadap 28 orang informan. Keabsahan data dengan melakukan triangulasi sumber dan metode.</em></p><p><em><strong>Hasil</strong>: Lurah, petugas gizi, kader, ibu PKK, dan tokoh masyarakat dari wilayah cakupan D/S tertinggi berperan dalam meningkatkan partisipasi ibu balita namun di wilayah D/S terendah tidak. Masing-masing berkontiribusi dengan cara yang berbeda misalnya lurah memberikan motivasi dan arahan, petugas gizi datang ke posyandu, kader membuat arisan dan membagikan balon saat posyandu, dan ibu PKK mendelegasikan salah satu anggota untuk datang ke posyandu setiap bulan (D/S tertinggi). Sementara kegiatan-kegiatan tersebut tidak dilakukan di wilayah D/S terendah.</em></p><p><em><strong>Kesimpulan</strong>: Lurah, petugas gizi, kader, ibu PKK dan tokoh masyarakat (D/S terendah) tidak berperan dan lurah, petugas gizi, kader, ibu PKK dan tokoh masyarakat (D/S tertinggi) berperan. Adanya inovasi dan kreativitas dari kader di Puskesmas Olak Kemang (D/S tertinggi) dapat mendorong ibu balita untuk</em><br /><em>hadir ke posyandu.</em></p><p><strong>KATA KUNCI</strong><em>: partisipasi ibu, posyandu, kader, petugas kesehatan, tokoh masyarakat</em></p>


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 183-192
Author(s):  
Nove Lestari ◽  
Vela Purnamasari

Latar Belakang dan Tujuan: Kejadian henti jantung ditandai dengan tidak adanya tanda – tanda sirkulasi seringkali ditemukan terjadi diluar rumah sakit yang membutuhkan pertolongan pertama dari orang – orang yang berada di sekitar korban (Bystander). Community Education System (CUBES) dengan pendekatan Peer Group Education merupakan pemberian pendidikan kesehatan yang diberikan  sasaran dengan jumlah yang banyak dengan karakteristik sasaran yang hampir sama, yang dilaksanakan secara kontinue dan dalam periode tertentu yang dalam rentang waktu yang telah direncanakan tersebut ada evaluasi hasil secara berkala.  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adayaitu sejumlah 8 respondenbulannya efektifitas Cubes dengan pendekatan peer grup education terhadap kemampuan bystander CPR. Metode: Metode penelitian yang digunakan quasy eksperiment melalui pendekatan  Pre dan Post Test Without Control dengan teknik Non Probability Sampling tipe Purposive Sampling dengan populasi 41 orang dan didapatkan sejumlah 8 responden. Hasil: Dari hasil uji T-Test berpasangan tersebut didapatkan hasil Significancy  0,000 dimana nilai p-value 0,05. Simpulan dan Implikasi: Terdapat perbedaan rerata kemampuan responden dalam melakukan CPR  yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan intervensi Community Education System (CUBES) dengan pendekatan Peer Group. Diharapkan masyarakat selaku bystander CPR lebih berinsiatif serta berperan serta dalam pemberian bantuan hidup dasar kepada pasien henti jantung sehingga komplikasi bisa diminimalisir.


2018 ◽  
Vol 5 ◽  
pp. 238212051879025 ◽  
Author(s):  
Kaisu Koski ◽  
Juho T Lehto ◽  
Kati Hakkarainen

Vaccine hesitancy is an increasing and urgent global public health challenge. Medical students’ encounters with vaccine-hesitant parents, however, remain incidental and unexplored. During pre-clinical training, the vaccine-hesitant parents are typically represented through impersonal text-based cases, lists of their concerns, and sometimes a virtual patient. However, in reality, vaccine-hesitant parents have many health beliefs and arguments that are accompanied with intense emotions, and students remain unaware and unprepared for them. This study is an experimental pilot test in stimulating the medical students’ understanding of, and ability to respond to, vaccine-hesitant parents’ beliefs and questions. An arts-based video scenario and a writing exercise are used to demonstrate a rich case of vaccine hesitancy, including a simulated dialogue between a parent and a student. The study invites vaccine-hesitant parents to ask questions to medical students, then it incorporates these questions in a video scenario and subsequently invites the students to answer these questions as junior doctors. The study examines how the peer group discussion after the video viewing resembles a hospital breakroom conversation and how the written dialogue with a vaccine-hesitant parent simulates a consultation-room encounter.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Ika Tristanti ◽  
Ana Zumrotun Nisak ◽  
Noor Azizah

Latar Belakang: Bullying adalah insiden kekerasan pada anak yang dilakukan oleh anak lain atau orang yang lebih kuat. Bullying yang terjadi di sekolah dikenal sebagai bullying sekolah. Bullying bisa berupa ancaman, ejekan, pelecehan dan kekerasan fisik. Sekitar 17-20% siswa pernah mengalami bullying. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan insiden bullying di sekolah dasar dan dampaknya bagi siswa. Metode penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif untuk mengidentifikasi fenomena bulyying dan efeknya bagi siswa sekolah. Penelitian ini dilakukan pada November-Desember 2018 di Kabupaten Kudus. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Informan terdiri dari subjek dan korban bullying, guru, orang tua siswa berjumlah 20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan angket terbuka dan focus group discussion. Analisis data dilakukan dengan analisis tematik secara manual. Hasil: cemoohan, ancaman verbal dan fisik, pelecehan, kekerasan fisik (pukulan, tendangan) dan menyembunyikan barang korban adalah jenis-jenis insiden bullying di sekolah. Karakteristik korban bullying meliputi: usia yang lebih muda, jenis kelamin laki-laki, fisik yang lebih kecil, penampilan yang kurang rapi, kurang sosialisasi dan kurang berprestasi di sekolah. Efek dari intimidasi sering tidak masuk (enggan bersekolah), sering sakit, belajar dengan prestasi lebih rendah, putus sekolah. Kesimpulan: Bullying sekolah adalah fenomena negatif yang merugikan banyak siswa sehingga harus segera diatasi dengan melibatkan semua pihak, seperti guru, siswa dan orang tua mereka.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 35-44
Author(s):  
Hanafiah Ali, Chatia Hastasari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kedekatan hubungan interpersonal antara perokok aktif dengan pasangannya yang merupakan perokok pasif dan untuk mengetahui serta memahami bagaimana komunikasi persuasif yang dilakukan antara pasangan perokok pada kalangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dalam upayanya untuk berhenti merokok. Penelitian yang dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan informan perokok aktif dan pasangannya di kalangan mahasiswa UNY yang berjumlah 8 pasangan. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan Focus Group Discussion (FGD) dengan pengambilan data purposive sampling dan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hubungan interpersonal antara perokok aktif dan pasangannya di kalangan mahasiswa UNY adalah 1) keterbukaan secara langsung, berupa saran dan nasihat dari aktivitas merokok; 2) komunikasi persuasif melalui media, berupa saran, nasihat, informasi rokok dan dampak bahaya merokok; 3) komunikasi persuasif melalui ancaman dan sanksi berupa pemutusan hubungan untuk merubah sikap dan tingkah laku; 4) komunikasi persuasif melalui sindiran, berupa perkataan langsung tentang sisi negatif merokok terhadap kesehatan; 5) komunikasi persuasif melalui gombalan, berupa gombalan romantis untuk menarik perhatian, dan menghindari salah persepsi; 6) komunikasi persuasif melalui games, berupa nasihat melalui sebuah permainan kejujuran; 7) komunikasi persuasif melalui perumpamaan, berupa tindakan pertukaran posisi antara perokok aktif dan pasangannya; dan 8) komunikasi persuasif melalui pengalaman orang lain, berupa nasihat dari contoh dan cerita nyata tentang dampak bahaya merokok.


Dharmakarya ◽  
2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Ikeu Nurhidayah

Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan kronis pada anak yang semakin meningkat, termasuk di Jawa Barat. Kota Bandung merupaka kota tempat dimana terdapat rumah sakit rujukan pelayanan kanker anak di Jawa Barat, sehingga jumlah orangtua dengan anak kanker yang bermukim di Kota Bandung semakin meningkat terutama di area sekitar fasilitas rujukan. bupaten Bandung. Kanker anak memerlukan proses pengobatan yang panjang, yang akan berdampak bukan hanya pada anak, namun juga pada orangtua dan keluarga. Keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami sakit kanker akan mengalami berbagai perubahan yang dipandang sebagai situasi krisis yang dapat mengganggu keseimbangan kehidupan keluarga. Fokus grup diskusi dengan orangtua  anak dengan kanker menunjukkan bahwa stres yang sangat luar biasa dirasakan semua orangtua pada saat mendapati kabar bahwa anaknya mengalami penyakit yang membutuhkan pengobatan sepanjang waktu, dan mengganggu keseimbangan keluarga, baik dari segi fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan ekonomi. Orangtua harus dapat melakukan berbagai penyesuaian serta membantu anak untuk beradaptasi dengan penyakitnya. Normalisasi merupakan suatu proses dimana keluarga mencoba untuk menormalkan kehidupan sehari-hari walaupun memiliki anak dengan penyakit kronis, melalui proses adaptasi. Proses normalisasi keluarga dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah dukungan melalui social support group yang bisa didapatkan oleh keluarga dari peer group, tenaga profesional dan kader kesehatan. Kegiatan ini berupa pemberdayaan social support group dalam adaptasi dan normalisasi keluarga dengan kanker di rumah singgah Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia cabang Bandung. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah peer group (sesama orangta dengan anak penyandang kanker), volunteer yayasa dan kader kesehatan sejumlah 38 orang. Luaran kegiatan ini adalah peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor orangtua, kader kesehatan dan volunteer dalam memberikan dukungan keluarga dengan kanker untuk melakukan adaptasi dan proses normalisasi. Metode kegiatan ini dilakukan dengan ceramah, simulasi, small group discussion dan praktikum. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan partisipan sebelum dilakukan kegiatan pemberdayaan adalah 65,20 (SD: 0,2), dan rata-rata skor pengetahuan setelah dilakukan kegiatan adalah 87,4 (SD: 0,2), dengan rata-rata peningkatan skor 22,2 (SD: 0,12), dan kemampuan psikomotor peserta 100% dalam kategori baik. Hasil kegiatan ini merekomendasikan yayasan YKAKI untuk membentuk social support group untuk mendukung orantua dan keluarga dengan anak kanker. 


2015 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 51
Author(s):  
Dwinda Gusty Anindani ◽  
Uswatun Hasanah ◽  
Cholilawati Cholilawati

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara konformitas peer group dengan perilaku berpacaran remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan korelasional, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan multistage sampling yang terdiri dari simple random sampling dan purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah 233 siswa di SMP Negeri 209 Jakarta. Hasil penelitian diketahui bahwa: korelasi antara konformitas peer group dengan perilaku berpacaran remaja sebesar 0,467; konformitas peer group berkontribusi terhadap perilaku berpacaran sebesar 21,83%; dan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas peer group dengan perilaku berpacaran pada remaja di SMP Negeri 209 Jakarta.Kata kunci: konformitas peer group,perilaku berpacaran, remaja. AbstractThis study is aimed at analyzing the relation between peer group conformity and teenagers dating behavior. This study uses a survey method with correlational approach, while multistage sampling (simple random sampling and purposive sampling). The sample was 233 students in SMP Negeri 209 Jakarta. The research found that: coefficient correlation between peer group conformity with adolescent dating behaviors of 0,467; conformity peer group contributing to the dating behavior of 21.83%; and there is a positive and significant relationship between peer group conformity with dating behavior in adolescents in SMP Negeri 209 Jakarta.Keywords: peer-group conformity, dating behavior, adolescent.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 179
Author(s):  
Anggraeini Puspitasari ◽  
Budi Widayanto ◽  
Dwi Aulia Puspitaningrum

Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota  besar sekaligus  menjadi ibukota provinsi dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun menjadi pusat perkotaan, sektor pertanian masih mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian di kota ini, khususnya di bidang peternakan. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis peran subsektor peternakan di Kota Yogyakarta, (2) menganalisis strategi pengembangan subsektor peternakan untuk mendukung ekonomi lokal Kota Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu  menggunakan metode deskriptif. Jenis penelitian yaitu studi kasus. Metode pengambilan responden menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan Focus Group Discussion (FGD), observasi, wawancara, studi literatur, dan dokumentasi. Teknis analisis data menggunakan analisis Location Quotient (LQ, matriks Internal Faktor Evaluation (IFE), matriks External Faktor Evaluation (EFE), matriks Internal-Eksternal (IE), matriks Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT), dan Quantitive Strategic Planning Matrix (QSPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Subsektor peternakan menjadi subsektor basis di Kota Yogyakarta sehingga subsektor peternakan memiliki peran menjadi subsektor penggerak utama terhadap perekonomian Kota Yogyakarta, (2) Strategi pengembangan subsektor peternakan yang dapat diterapkan di Kota Yogyakarta adalah strategi pengembangan produk cara perbaikan kualitas ternak untuk menghasilkan produk ternak yang aman dan memaksimalkan pengolahan produk limbah ternak.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document