scholarly journals PENGARUH AIR LINDI PADA TERHADAP pH DAN ZAT ORGANIK PADA AIR TANAH DI TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA KELURAHAN PAHANDUT KOTA PALANGKARAYA (Effect of Leachate to pH and Organic Substances of Ground Water in The Waste Transfer Station in Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya)

2020 ◽  
Vol 25 (2) ◽  
pp. 60
Author(s):  
Nani Apriyani ◽  
Rudy Yoga Lesmana

AbstrakTumpukan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) maupun Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang menghasilkan air lindi perlu dilakukan pemantauan untuk mengetahui air lindi sebelum dibuang guna mencegah terjadinya pencemaran air tanah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dari kualitas air lindi terhadap air tanah warga di sekitar lokasi TPS di Kelurahan Pahandut, Kota Palangka Raya. Penelitian dilakukan dengan melakukan pemeriksaan parameter air lindi, seperti Total Suspended Solid (TSS), Dissolved Oxygen (DO), kandungan minyak dan lemak. Selain itu, parameter kualitas air tanah juga diperiksa, seperti pH dan kadar zat organik pada 2 titik lokasi dengan jarak masing-masing 50 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar TSS air lindi di sekitar TPS melebihi baku mutu yaitu 130 ppm dan berpotensi sebagai penyebab tercemarnya air tanah di lokasi sekitar TPS tersebut. Kadar zat organik air tanah pada titik 1 dan 2 melebihi baku mutu yaitu sebesar 17 dan 15,1 ppm dari baku mutu yang diharapkan 10 ppm serta pH yang di bawah rentang pH yang diizinkan yaitu 6,5-9.AbstractPiles of domestic waste in Temporary waste transfer station (TPS) and Final Processing Station (TPA) that produce leachate need to be monitored to find out the leachate before disposal to prevent contamination of groundwater. This study aims to determine the effect of leachate water quality on groundwater of residents around the TPS location in Pahandut Village, Palangka Raya City. The study was conducted by examining the leachate quality parameters, such as Total Suspended Solid (TSS), Dissolved Oxygen (DO), oil and fat content, and also examining the groundwater quality parameters, such as pH and organic matter at two water samples from two locations of sampling site with a distance of 50 meters. The results showed that the TSS value of leachate was 130 ppm, which exceeded the permitted quality standard. It can lead groundwater pollution in area around the TPS. The organic substance levels of two site of groundwater exceeded the groundwater quality standards, 17 and 15.1 ppm respectively. The pH of two site of groundwater was 6.5-9, which was below the groundwater quality standards. 

Jurnal Ecolab ◽  
2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 101-109
Author(s):  
Dewi Ratnaningsih ◽  
◽  
Retno Puji Lestari ◽  
Ernawita Nazir

Kualitas air di suatu wilayah yang merupakan salah satu indikator lingkungan dapat dievaluasi menggunakan parameter fisika, kimia, dan biologi. Indeks Kualitas Air Indonesia (IKA-INA) dapat digunakan untuk menilai kondisi kualitas air secara menyeluruh pada lokasi dan waktu tertentu. IKA-INA dihitung dengan menggunakan sepuluh (10) parameter yaitu pH, Total Dissolved Solid (TDS), Total Suspended Solid (TSS), Dissolved Oxygen (DO), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), NO3, NH3, Total Phosphate (TP) dan fecal coliform. IKA-INA tersebut merupakan indeks kualitas air yang dapat memberikan informasi secara sederhana. Dalam pemanfaatannya, tidak semua data parameter dalam IKA-INA tersebut dapat terpenuhi karena adanya data tidak valid atau data yang hilang. Kajian ini bertujuan untuk memberi alternatif rumusan IKA-INA dengan parameter yang tidak lengkap atau jika tidak semua data dalam parameters tersebut tersedia. Metode yang digunakan dalam menyusun rumusan adalah dengan melakukan koreksi faktor bobot parameter IKA-INA terhadap parameter yang hilang dan nilai Q (nilai sub-indeks). Setelah itu dilakukan uji coba pada nilai baku mutu air dalam Peraturan Pemerintah No. 22/2021 Lampiran VI serta pada data kualitas air sungai yang mewakili kualitas baik dan buruk. Hasil uji coba menunjukkan bahwa bobot parameter terkoreksi dapat digunakan untuk penanganan parameter yang hilang dalam penilaian kualitas air dengan metode IKA-INA. Hasil IKA-INA dengan parameter hilang yang menggunakan bobot terkoreksi dan hasil IKA-INA dengan parameter lengkap mayoritas memberikan status IKA yang tidak berbeda, kecuali untuk parameter fecal coli dan parameter yang mempunyai kadar jauh berbeda terhadap kondisi air secara keseluruhan.


2015 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 59-67
Author(s):  
K Rakiba ◽  
Z Ferdoushi

Among different water quality parameters dissolved oxygen, transparency, pH, PO4-P and depth varied significantly among the sampling sites. The pH value in the present investigation remained a buffer condition (6.50- 7.90). Dissolved oxygen was ranges from 3.80 to 11.60 mg/l throughout the study periods. PO4-P concentration was observed highest (0.30 mg/l) in sampling site 2. On the basis of physical, chemical aspects sampling site 3 and sampling site 5 (situated in gosaipur and chandandoho) found in better condition in terms of limnological aspects. However, it could be concluded that Dhepa River will play important role in riverine fisheries and for further fisheries management.DOI: http://dx.doi.org/10.3329/jesnr.v6i1.22041 J. Environ. Sci. & Natural Resources, 6(1): 59-67 2013


Author(s):  
A Zharifa ◽  
M F Fachrul ◽  
D I Hendrawan

<p>Situ Parigi adalah salah satu situ di Kota Tangerang Selatan yang berada di Kelurahan Parigi Lama, Kecamatan Pondok Aren dengan luas sebesar 4 hektar. Situ Parigi memiliki fungsi sebagai reservoir, pengendali banjir dan irigasi. Kondisi Situ Parigi saat ini belum mendapat perhatian dan dirawat dengan baik. Hal ini terlihat dari banyaknya sampah di saluran inlet dan di bagian tepinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas air dan status mutu Situ Parigi. Pengambilan sampel air dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali pada Bulan Mei, Juni dan Juli 2018 dengan metode grab sampling. Hasil analisis kualitas air dibandingkan dengan baku-mutu pada PP No. 82 Tahun 2001 untuk kelas 2. Menentukan status mutu air dengan menggunakan metodeIKA-NSF. Parameter yang diukur ada 9 (sembilan) yaitu suhu, Total Suspended Solid (TSS), kekeruhan, pH, Dissolved Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD), nitrat, fosfat dan E. coli. Hasil analisis kualitas air menunjukkan parameter fosfat, BODdan E. coli melebihi baku-mutu, sedangkan parameter DO di bawah baku-mutu. Konsentrasi fosfat berkisar 0,04-0,46 mg/l sedangkan baku mutu bernilai 0,2 mg/l. Konsentrasi BOD berkisar 3,08-51,08 mg/l sedangkan baku mutu bernilai 3 mg/l. NilaiE. coli berkisar 0-4.000 CFU/100 ml sedangkan baku mutu bernilai 1.000 CFU/100 ml. Konsentrasi DO berkisar 1,1-4,7 mg/l sedangkan baku mutu bernilai ≥4 mg/l. Status mutu air Situ Parigi bernilai 60,9 yang menunjukkan bahwa Situ Parigi tercemar sedang.<br />Kata kunci: Situ, Parameter, Kualitas Air, Status Mutu Air, IKA-NSF</p>


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 30
Author(s):  
Kadek Diana Harmayani

The Mangusada Regional General Hospital (RSD) as a provider of health facilities certainly produces liquid waste in every operational activity. Wastewater in the Wastewater Treatment Installation (WWTI) RSD Mangusada contains Biological Oxygen Demand (BOD5), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), ammonia, total coliform, Total Dissolved Solid (TDS), detergent, oil and fat. This study aims to evaluate the performance of the WWTI as well as to determine the content in the wastewater after being treated by the IPAL RSD Mangusada according to the reference quality standards of the Governor of Bali Regulation No.16/2016 and Regulation of the Minister of Environment and Forestry of the Republic of Indonesia Number: P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016. The wastewater treatment system at RSD Mangusada uses a biological system. The data used in the analysis are secondary data, namely the Bed Occupation Rate (BOR) data in June 2020, the total number of beds, the average discharge of outlets in June 2020 and parameters of the quality and quantity of wastewater in the inlet and outlet of WWTI from January 2020 to July 2020. Based on the results of testing the quality and quantity of wastewater at the WWTI of RSD Mangusada outlet, the content of waste water in the outlet of WWTI is in accordance with the regulatory standards for the reference quality standards. In addition, the effectiveness of the efficiency of the WWTI at RSD Mangusada succeeded in reducing the ammonia content of 92.35%, BOD5 64.03%, COD 63.97%, TSS 67.03%, oil and fat 64.64%, total coliform 76.84%. , and detergent at 76.25%. But the efficiency of the WWTI of RSD Mangusada was not good enough in reducing the TDS content of -3.92%.  


2018 ◽  
Author(s):  
Indra Agus Riyanto ◽  
M Widyastuti ◽  
Heru Hendrayana

Sub DAS (Daerah Aliran Sungai) Serayu terletak di Kabupaten Wonosobo JawaTengah dengan luasan 13682.19 ha. Sub DAS Serayu merupakan salah satu Sub DAS yangmemiliki peranan penting terhadap kondisi DAS Serayu, yaitu sebagai daerah imbuhan air.Pada saat ini, di bagian hulu Sub DAS Serayu telah dimanfaatkan secara intensif untukpertanian dan Wisata Kawasan Dieng sehingga memberikan pengaruh terhadap kuantitasdan kualitas air sungai, serta kondisi DAS. Tujuan penelitian ini adalah menganalisisbesarnya debit aliran Sub DAS Serayu, menganalisis kualitas air sungai Sub Das Serayu,dan menganalisis tingkat kekritisan Sub DAS Serayu. Besarnya debit aliran dihitungmenggunakan pendekatan neraca air metode Thornthwaite Mather dan divalidasi denganpengukuran lapangan. Kualitas air diukur langsung di lapangan dan di laboratorium.Pengukuran langsung meliputi suhu, daya hantar listrik (DHL) dan pH; sedangkanpengukuran di laboratorium meliputi Dissolved Oxygen (DO), Biochemical OxygenDemand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), TotalDissolved Solid (TDS), nitrat, fosfat, sulfat, amonia, H2S, Fe, Mn, detergen, coli tinja, danminyak lemak. Kekritisan Sub DAS didekati dengan perbandingan besarnya debit alirandan kebutuhan air dalam Sub DAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa neraca air SubDAS Serayu probabilitas 60 % diperoleh Direct runoff (DRO) sebesar 274.659.736m3/tahun, sedangkan probabilitas 80 % diperoleh DRO sebesar 182.487.225 m3/tahun.Validasi hasil perhitungan debit neraca air diperoleh 15% lebih tinggi dari debitpengukuran. Parameter kualitas air yang melebihi ambang batas baku mutu kelas IImenurut Peraturan Pemerintah 82/2001 adalah coli tinja pada seluruh sampel; dan padabeberapa sampel untuk kadar Fe, detergen, minyak lemak, sulfida dan pospat hal tersebutdisebabkan oleh keterdapatan penggunaan lahan berupa pertanian intesif di wilayah huludiikuti kegiatan wisata, dominasi sawah di bagian tengah Sub DAS, serta dominanpermukiman di hilir Sub DAS. Hasil analisis kekritisan Sub DAS Serayu menunjukkanbahwa kondisi Sub DAS termasuk klasifikasi tidak kritis.


Author(s):  
H Purwati ◽  
M F Fachrul ◽  
D I Hendrawan

<p>Situ Gede merupakan salah satu situ alami yang memiliki luas 5,07 Ha, terletak di wilayah Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Situ Gede berfungsi sebagai daerah tangkapan air, pengendali banjir, tempat rekreasi dan habitat biota air seperti ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air Situ Gede berdasarkan parameter fisika, kimia serta biologi dan dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 serta menentukan status mutu perairan air Situ Gede dengan menggunakan Metode Indeks Kualitas Air-National Sanitation Foundation (IKA-NSF). Selain itu, untuk mengetahui pengaruh aktivitas sekitarnya, dilakukan survei dengan melakukan identifikasi kegiatan domestik. Berdasarkan hasil hasil analisis kualitas air diketahui bahwa parameter yang melebihi baku mutu adalah kekeruhan, TSS (Total Suspended Solid), fosfat, Dissolved Oxygen (DO) dan Biological Oxygen Demand (BOD), sedangkan Status Mutu Situ Gede berada dalam kategori tercemar sedang, dengan nilai IKA-NSF sebesar 65,21, diduga sumber pencemar berasal dari kegiatan sekitarnya domestik seperti sampah. Dengan demikian maka solusi yang dapat diterapkan adalah dengan mengendalikan masuknya sampah ke dalam perairan dengan mengikutsertakan masyarakat sekitarnya, serta melakukan pengolahan air limbah domestik yang dapat diterapkan dimasyarakat sekitarnya.<br />Kata Kunci: kualitas air, status mutu, perairan situ</p>


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 739-750
Author(s):  
Kusmanto Kusmanto ◽  
Ahmad Fauzi Fauzi ◽  
Gembong S Wibowo ◽  
Bayu Aji

ABSTRAK Dalam melaksanakan kegiatan ekspor bauksit, sesuai Permen ESDM nomor 25 tahun 2018, perusahaan tambang diwajibkan untuk melakukan peningkatan kadar bauksit yang akan dijual melalui proses pencucian. Untuk mendukung hal tersebut, dibangun washing plant, sebagai sarana proses pencucian, dan sedimen pond, sebagai sarana sumber air serta pengelolaan limbah. Secara umum, proses pengelolaan air berawal dari run off pada bukaan tambang, yang dikelola dengan membuat kolam pengendapan di area tambang. kemudian untuk mendukung proses pencucian, dibangun sedimen pond sebagai sarana tempat penampungan limbah hasil pencucian dan pengelolaan air limbah sehingga dapat digunakan kembali untuk proses pencucian bauksit di washing plant. Alur proses pencucian berawal dari air pada kolam dipompakan ke washing plant, limbah hasil pencucian dialirkan ke kolam sedimen, kemudian dilakukan proses daur ulang melalui sirkulasi tertutup dengan dialirkannya kembali air tersebut ke kolam pompa untuk digunakan pada proses pencucian. Pada musim hujan, apabila terdapat penambahan air dari run off, sebagian air dialirkan ke badan air atau lingkungan untuk menjaga kapasitas tampung dari kolam sedimen. Dikarenakan adanya aliran air ke lingkungan, maka Tambang Bauksit Tayan wajib memenuhi persyaratan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 34 tahun 2009 tentang Baku Mutu Limbah Air Kegiatan Pertambangan Bauksit. Berdasarkan peraturan tersebut, Tambang Bauksit Tayan wajib memenuhi kadar baku mutu pH di rentang 6-9 dan maksimum kadar Total Suspended Solid (TSS) 200 mg/l.  Maka dari itu, sebelum dialirkan ke kolam pompa, dilakukan penambahan flokulan untuk menjaga kadar TSS air tidak melebihi baku mutu sehingga diperbolehkan untuk dialirkan ke lingkungan dan mengondisikan air tetap jernih untuk menunjang proses pencucian. Untuk mengetahui flokulan dengan kinerja paling optimal, dilakukan jar test dengan beberapa jenis flokulan untuk mengetahui perbandingan biaya terhadap efektivitas proses yang dihasilkan. Dari percobaan yang dilakukan, seluruh flokulan efektif dan diperoleh efisiensi proses tertinggi dari flokulan sebesar 99% untuk konsentrasi flokulan uji 5 ppm. Kemudian flokulan tersebut digunakan sebagai bahan penjernih air pada water treatment plant untuk mengelola air limbah pencucian bauksit agar sesuai dengan standar parameter yang tertera pada regulasi yang ada. Dengan dilaksanakannya proses pengelolaan run off pada bukaan tambang, pengelolaan sedimen pond, dan pemenuhan aspek kepatuhan regulasi, kegiatan penambangan bauksit, khususnya pada tahapan pencucian di washing plant dapat dilaksanakan secara optimal sehingga dapat mendukung proses produksi untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Kata Kunci : Run Off, Pencucian Bauksit, Sedimen Pond, Total Suspended Solid, Flokulan  ABSTRACT In carrying out bauxite export activities, according to Minister of Energy and Mineral Resources Regulation No. 25  2018, mining companies are required to increase the level of bauxite which will be sold through the washing process. To support this, a washing plant was built, as a means of the washing process, and a sediment pond, as an air source and waste management. In general, the process of water management starts from runoff at mine openings, which is managed by creating a settling pond in the mine area. then to support the washing process, build a sediment pond as a waste disposal place for washing and waste water management can be used again for the process of washing bauxite in the washing plant. The flow of the washing process starts from the water in the pond being pumped to the washing plant, the washing wastes are channeled into the sediment pond, then the recycling process is carried out through closed circulation by being channeled back into the pump pond for use in the washing process. In the rainy season, it needs air assistance from runoff, most of it is channeled to the air bodies or the environment for the reserve capacity of the sediment ponds. Due to the flow of water into the environment, the Tayan Bauxite Mine is required to meet the requirements of the Minister of Environment Regulation No. 34/2009 concerning Quality Standards for Wastewater in Bauxite Mining Activities. Based on these regulations, the Tayan Bauxite Mine is required to meet pH quality standards in the range of 6-9 and a maximum level of Total Suspended Solid (TSS) of 200 mg / l. Therefore, before flowing into the pump pond, do flocculant to get TSS levels of air not exceeding the quality standard so that it is diverted to the environment and condition the air to remain clear to support the washing process. To find out the flocculant with the most optimal performance, do a jar test with several types of flocculant to find out the costs for the resulting process. From the experiments, all the effective flocculants and the highest process efficiency obtained from flocculants was 99% for the 5 ppm flocculant concentration test. Then this flocculant is used as an air purifier in water treatment plants to manage bauxite washing wastewater to comply with the standard parameters stated in the existing arrangements. By carrying out runoff management processes at mine openings, pond sediment management, and compliance with regulatory aspects, bauxite mining activities, particularly at the washing stage at the washing plant can be carried out optimally, can support the production process to achieve the targets. Keywords: Run Off, Bauxite Washing, Sediment Pond, Total Suspended Solid, Flocculant


2001 ◽  
Vol 44 (11-12) ◽  
pp. 331-338 ◽  
Author(s):  
A. Szabó ◽  
A. Osztoics ◽  
F. Szilágyi

Over the last few decades more and more natural wastewater treatment systems have been built in Hungary. The present study is the first step in creating a broad database on the water quality parameters and on the pollutant removal efficiency of these systems. The investigation included 78 plants out of which we analysed 16 systems in detail. Four types of natural methods are evaluated: wetlands, ponds, bio-mechanical combined oxidation (BMKO) systems, and poplar plantations. Pond systems are efficient in ammonium-nitrogen (NH4-N) removal, reducing it with 83% (41-88%). Their chemical oxygen demand (CODCr) removal capacity is only 55% (37-81%). The only BMKO system that could be evaluated performs high CODCr (77%) and total suspended solid (TSS) (89%) removal. Removal of NH4-N and total nitrogen (TN) declines during the years of operation giving an average value of 39% and 49%, respectively. The system is not efficient in phosphorus removal (13%). In wetlands the 71% CODCr (53-96%), and 57% TSS (33-91%) removal provides satisfactory effluent quality most of the time. Wetlands performed low nutrient removal, i.e., 17% (-21-46%) for TN and 26% (-20-92%) for phosphorus. Poplar plantations are very effective in pollutant removal. Even the average removal of each nutrient type is above 75%. Several problems have occurred in the operation of natural treatment systems. However, if carefully planned and constructed, and the required maintenance work is done properly, they can be possible alternatives for wastewater treatment.


2015 ◽  
Vol 773-774 ◽  
pp. 1199-1204 ◽  
Author(s):  
Anwaruddin Ahmed Wurochekke ◽  
Radin Maya Saphira Radin Mohamed ◽  
Siti Asmah binti Lokman Halim ◽  
Amir Hashim bin Mohd Kassim ◽  
Rafidah binti Hamdan

Malaysia is experiencing water pollution crisis recently. In particular, greywater discharge directly to drains. Therefore, a greywater treatment system was designed to overcome this drain pollution. To investigate the operation and performance of the treatment system, constructed wetland was designed and builds for a small single household. Lepironia Articulata was chosen for populating wetland. The wetland was supplied with kitchen greywater. The selected house is appropriate because it lacks proper drainage system. This study evaluates the characteristic of kitchen greywater before and after treatment. The quality parameters of greywater that involve in this study are Total Coliform and E-coli. The range for reduction efficiency for Total Suspended Solid was 16.02 to 60.56, E.coli was 26% to 51% and Total Coliform was 5% to 63%. Generally, this study showed improved kitchen greywater quality before discharging to the nearest water body. The findings can be used significantly to enhance the knowledge in constructed wetland where it can serve as effective and integrated solutions for managing greywater discharging using control at source approach. A constructed wetland was best chosen due to its good visual impact, removal efficiency of organic material and other pollutant, as well economical.


2017 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 77 ◽  
Author(s):  
Masayu Rahmia Anwar Putri ◽  
Sri Turni Hartati ◽  
Fayakun Satria

Berbagai jenis ikan, dengan bobot total lebih dari 650 kg ditemukan mati di pesisir Pantai Ancol tanggal 30 November 2015, diantaranya yang dominan adalah gulamah (Scianidae). Kematian ikan yang sering terjadi akan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Identifikasi faktor penyebab terjadinya peristiwa ini sangat penting untuk diketahui dalam rangka pengelolaan populasi ikan dan penyusunan tindakan pencegahan sehingga bisa mengurangi frekuensi dan besarnya tingkat kematian ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran spasial beberapa parameter kualitas airguna mengidentifikasi faktor penyebab kematian masal ikan di Teluk Jakarta yang terjadi pada tanggal 30 November 2015. Pengamatan dilakukan pada tanggal 1-3 Desember 2015 di 14 stasiun penelitian mencakup14 parameter fisika, kimia dan biologi perairan. Sebaran spasial beberapa parameter perairan dipetakan dengan menggunakan software ArcGIS 9.3. Parameter perairan (kedalaman, kecerahan, suhu air, pH, oksigen terlarut dan ORP (Oxidation Reduction Potential)) diukur secara insitu dan contoh air permukaan diambil untuk pengamatan plankton serta parameter kimia air di laboratorium (nitrat, fosfat, ammonia, biochemical oxygen demand, total suspended solid, sulfide dan bahan organik terlarut). Berdasarkan analisa dari 14 parameter fisika, kimia dan biologi perairan diketahui faktor penyebab kematian masal ikan di Teluk Jakarta pada 30 November 2015 disebabkan karena rendahnya kandungan oksigen terlarut(0,07mg/l pada lokasi pusat kematian ikan),kadar nutrien yang berlebihan(nitrat,0,003-0,389 mg/l dan fosfat 0,811-1,653 mg/l,)dan tingginya konsentrasi ammonia yang merupakan gas beracun dan berbau (0,227-1,944 mg/l). On November 30th, 2015, more than 650 kg fishes found dead in the coast of Ancol. The identification of its causes is very vital to develop mitigation for managing fish population and preventing economic loss. This study aims to examine several waters parameters to identify the factors causing mass deaths of fish. The study was conducted on 1-3 December 2015 in Jakarta Bay by analyzing 14 parameters of physical, chemical and biological aspect. Spatial distribution of water parameters mapped using ArcGIS 9.3 software. Some water parameters were measured in situ (depth, brightness, water temperature,pH, dissolved oxygen and ORP (oxidation reduction potential) while surface water samples were taken and analyzed in the laboratory (Nitrate, phosphate, ammonia, biochemical oxygen demand. The result showed that a mass fish kills in Jakarta Bay on 30 November 2015 due to low dissolved oxygen content, release of toxic gas into the water, excessive nutrient and high ammonia.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document