scholarly journals Penentuan Status Mutu Air Situ Gede, Kota Tangerang Menggunakan Metode Indeks Kualitas Air-National Sanitation Foundation (IKA-NSF)

Author(s):  
H Purwati ◽  
M F Fachrul ◽  
D I Hendrawan

<p>Situ Gede merupakan salah satu situ alami yang memiliki luas 5,07 Ha, terletak di wilayah Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Situ Gede berfungsi sebagai daerah tangkapan air, pengendali banjir, tempat rekreasi dan habitat biota air seperti ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air Situ Gede berdasarkan parameter fisika, kimia serta biologi dan dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 serta menentukan status mutu perairan air Situ Gede dengan menggunakan Metode Indeks Kualitas Air-National Sanitation Foundation (IKA-NSF). Selain itu, untuk mengetahui pengaruh aktivitas sekitarnya, dilakukan survei dengan melakukan identifikasi kegiatan domestik. Berdasarkan hasil hasil analisis kualitas air diketahui bahwa parameter yang melebihi baku mutu adalah kekeruhan, TSS (Total Suspended Solid), fosfat, Dissolved Oxygen (DO) dan Biological Oxygen Demand (BOD), sedangkan Status Mutu Situ Gede berada dalam kategori tercemar sedang, dengan nilai IKA-NSF sebesar 65,21, diduga sumber pencemar berasal dari kegiatan sekitarnya domestik seperti sampah. Dengan demikian maka solusi yang dapat diterapkan adalah dengan mengendalikan masuknya sampah ke dalam perairan dengan mengikutsertakan masyarakat sekitarnya, serta melakukan pengolahan air limbah domestik yang dapat diterapkan dimasyarakat sekitarnya.<br />Kata Kunci: kualitas air, status mutu, perairan situ</p>

Jurnal Ecolab ◽  
2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 101-109
Author(s):  
Dewi Ratnaningsih ◽  
◽  
Retno Puji Lestari ◽  
Ernawita Nazir

Kualitas air di suatu wilayah yang merupakan salah satu indikator lingkungan dapat dievaluasi menggunakan parameter fisika, kimia, dan biologi. Indeks Kualitas Air Indonesia (IKA-INA) dapat digunakan untuk menilai kondisi kualitas air secara menyeluruh pada lokasi dan waktu tertentu. IKA-INA dihitung dengan menggunakan sepuluh (10) parameter yaitu pH, Total Dissolved Solid (TDS), Total Suspended Solid (TSS), Dissolved Oxygen (DO), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), NO3, NH3, Total Phosphate (TP) dan fecal coliform. IKA-INA tersebut merupakan indeks kualitas air yang dapat memberikan informasi secara sederhana. Dalam pemanfaatannya, tidak semua data parameter dalam IKA-INA tersebut dapat terpenuhi karena adanya data tidak valid atau data yang hilang. Kajian ini bertujuan untuk memberi alternatif rumusan IKA-INA dengan parameter yang tidak lengkap atau jika tidak semua data dalam parameters tersebut tersedia. Metode yang digunakan dalam menyusun rumusan adalah dengan melakukan koreksi faktor bobot parameter IKA-INA terhadap parameter yang hilang dan nilai Q (nilai sub-indeks). Setelah itu dilakukan uji coba pada nilai baku mutu air dalam Peraturan Pemerintah No. 22/2021 Lampiran VI serta pada data kualitas air sungai yang mewakili kualitas baik dan buruk. Hasil uji coba menunjukkan bahwa bobot parameter terkoreksi dapat digunakan untuk penanganan parameter yang hilang dalam penilaian kualitas air dengan metode IKA-INA. Hasil IKA-INA dengan parameter hilang yang menggunakan bobot terkoreksi dan hasil IKA-INA dengan parameter lengkap mayoritas memberikan status IKA yang tidak berbeda, kecuali untuk parameter fecal coli dan parameter yang mempunyai kadar jauh berbeda terhadap kondisi air secara keseluruhan.


Author(s):  
Burhan Muslim

Abstract Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS) and Dissolved Oxygen (DO) are indicators of water quality in water bodies. Non-polluted water has low BOD and TSS levels and high DO. Changes in these three parameters indicate a change in quality. This study aims to look at variations in the levels of BOD, TSS and DO spatially and temporarily in Batang Arau River, Padang City in 2018. The study was conducted by observing three stations, namely in the upstream, middle and downstream and in the morning and evening. The results showed that BOD and TSS levels tended to increase from upstream to downstream, while DO was the opposite. Temporar variation shows that BOD and TSS levels are low in the morning and increase during the day and evening, while DO is the opposite. Key word: Biological Oxygen Deman, Total Suspended Solid, Dissolved Oxygen Abstrak Kbutuhan Oksigen Biologis (BOD), Total Suspended Solid (TSS) dan Dissolved Oxygen (DO) adalah indikator kualitas air dalam badan air. Air yang tidak tercemar memiliki kadar BOD dan TSS yang rendah serta DO yang tinggi. Perubahan dalam ketiga parameter ini menunjukkan perubahan kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat variasi kadar BOD, TSS dan DO secara spasial dan temporer di Sungai Batang Arau, Kota Padang pada tahun 2018. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati tiga stasiun, yaitu di hulu, tengah dan hilir dan pada pagi hari, dan malam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat BOD dan TSS cenderung meningkat dari hulu ke hilir, sedangkan DO adalah sebaliknya. Variasi temporer menunjukkan bahwa tingkat BOD dan TSS rendah di pagi hari dan meningkat pada siang dan malam hari, sedangkan DO adalah sebaliknya. 


2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 41-51
Author(s):  
Burhan Muslim ◽  
Sejati Sejati ◽  
Awalia Gusti ◽  
Evino Sugriarta

Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), and Dissolved Oxygen (DO) are indicators of water quality in water bodies. Non-polluted water has low BOD and TSS levels and high DO. Changes in these three parameters indicate a change in quality. This study aims to look at variations in the levels of BOD, TSS, and DO spatially and temporarily in Batang Arau River, Padang City in 2018. The study was conducted by observing three stations, namely in the upstream, middle, and downstream, and in the morning and evening. The results showed that BOD and TSS levels tended to increase from upstream to downstream, while DO was the opposite. The temporal variation shows that BOD and TSS levels are low in the morning and increase during the day and evening, while DO is the opposite.


Author(s):  
A Zharifa ◽  
M F Fachrul ◽  
D I Hendrawan

<p>Situ Parigi adalah salah satu situ di Kota Tangerang Selatan yang berada di Kelurahan Parigi Lama, Kecamatan Pondok Aren dengan luas sebesar 4 hektar. Situ Parigi memiliki fungsi sebagai reservoir, pengendali banjir dan irigasi. Kondisi Situ Parigi saat ini belum mendapat perhatian dan dirawat dengan baik. Hal ini terlihat dari banyaknya sampah di saluran inlet dan di bagian tepinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas air dan status mutu Situ Parigi. Pengambilan sampel air dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali pada Bulan Mei, Juni dan Juli 2018 dengan metode grab sampling. Hasil analisis kualitas air dibandingkan dengan baku-mutu pada PP No. 82 Tahun 2001 untuk kelas 2. Menentukan status mutu air dengan menggunakan metodeIKA-NSF. Parameter yang diukur ada 9 (sembilan) yaitu suhu, Total Suspended Solid (TSS), kekeruhan, pH, Dissolved Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD), nitrat, fosfat dan E. coli. Hasil analisis kualitas air menunjukkan parameter fosfat, BODdan E. coli melebihi baku-mutu, sedangkan parameter DO di bawah baku-mutu. Konsentrasi fosfat berkisar 0,04-0,46 mg/l sedangkan baku mutu bernilai 0,2 mg/l. Konsentrasi BOD berkisar 3,08-51,08 mg/l sedangkan baku mutu bernilai 3 mg/l. NilaiE. coli berkisar 0-4.000 CFU/100 ml sedangkan baku mutu bernilai 1.000 CFU/100 ml. Konsentrasi DO berkisar 1,1-4,7 mg/l sedangkan baku mutu bernilai ≥4 mg/l. Status mutu air Situ Parigi bernilai 60,9 yang menunjukkan bahwa Situ Parigi tercemar sedang.<br />Kata kunci: Situ, Parameter, Kualitas Air, Status Mutu Air, IKA-NSF</p>


2018 ◽  
Author(s):  
Indra Agus Riyanto ◽  
M Widyastuti ◽  
Heru Hendrayana

Sub DAS (Daerah Aliran Sungai) Serayu terletak di Kabupaten Wonosobo JawaTengah dengan luasan 13682.19 ha. Sub DAS Serayu merupakan salah satu Sub DAS yangmemiliki peranan penting terhadap kondisi DAS Serayu, yaitu sebagai daerah imbuhan air.Pada saat ini, di bagian hulu Sub DAS Serayu telah dimanfaatkan secara intensif untukpertanian dan Wisata Kawasan Dieng sehingga memberikan pengaruh terhadap kuantitasdan kualitas air sungai, serta kondisi DAS. Tujuan penelitian ini adalah menganalisisbesarnya debit aliran Sub DAS Serayu, menganalisis kualitas air sungai Sub Das Serayu,dan menganalisis tingkat kekritisan Sub DAS Serayu. Besarnya debit aliran dihitungmenggunakan pendekatan neraca air metode Thornthwaite Mather dan divalidasi denganpengukuran lapangan. Kualitas air diukur langsung di lapangan dan di laboratorium.Pengukuran langsung meliputi suhu, daya hantar listrik (DHL) dan pH; sedangkanpengukuran di laboratorium meliputi Dissolved Oxygen (DO), Biochemical OxygenDemand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), TotalDissolved Solid (TDS), nitrat, fosfat, sulfat, amonia, H2S, Fe, Mn, detergen, coli tinja, danminyak lemak. Kekritisan Sub DAS didekati dengan perbandingan besarnya debit alirandan kebutuhan air dalam Sub DAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa neraca air SubDAS Serayu probabilitas 60 % diperoleh Direct runoff (DRO) sebesar 274.659.736m3/tahun, sedangkan probabilitas 80 % diperoleh DRO sebesar 182.487.225 m3/tahun.Validasi hasil perhitungan debit neraca air diperoleh 15% lebih tinggi dari debitpengukuran. Parameter kualitas air yang melebihi ambang batas baku mutu kelas IImenurut Peraturan Pemerintah 82/2001 adalah coli tinja pada seluruh sampel; dan padabeberapa sampel untuk kadar Fe, detergen, minyak lemak, sulfida dan pospat hal tersebutdisebabkan oleh keterdapatan penggunaan lahan berupa pertanian intesif di wilayah huludiikuti kegiatan wisata, dominasi sawah di bagian tengah Sub DAS, serta dominanpermukiman di hilir Sub DAS. Hasil analisis kekritisan Sub DAS Serayu menunjukkanbahwa kondisi Sub DAS termasuk klasifikasi tidak kritis.


2012 ◽  
Vol 16 (12) ◽  
pp. 4531-4542 ◽  
Author(s):  
S. Oraei Zare ◽  
B. Saghafian ◽  
A. Shamsai

Abstract. Urban development affects the quantity and quality of urban surface runoff. In recent years, the best management practices (BMPs) concept has been widely promoted for control of both quality and quantity of urban floods. However, means to optimize the BMPs in a conjunctive quantity/quality framework are still under research. In this paper, three objective functions were considered: (1) minimization of the total flood damages, cost of BMP implementation and cost of land-use development; (2) reducing the amount of TSS (total suspended solid) and BOD5 (biological oxygen demand), representing the pollution characteristics, to below the threshold level; and (3) minimizing the total runoff volume. The biological oxygen demand and total suspended solid values were employed as two measures of urban runoff quality. The total surface runoff volume produced by sub-basins was representative of the runoff quantity. The construction and maintenance costs of the BMPs were also estimated based on the local price standards. Urban runoff quantity and quality in the case study watershed were simulated with the Storm Water Management Model (SWMM). The NSGA-II (Non-dominated Sorting Genetic Algorithm II) optimization technique was applied to derive the optimal trade off curve between various objectives. In the proposed structure for the NSGA-II algorithm, a continuous structure and intermediate crossover were used because they perform better as far as the optimization efficiency is concerned. Finally, urban runoff management scenarios were presented based on the optimal trade-off curve using the k-means method. Subsequently, a specific runoff control scenario was proposed to the urban managers.


2017 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 77 ◽  
Author(s):  
Masayu Rahmia Anwar Putri ◽  
Sri Turni Hartati ◽  
Fayakun Satria

Berbagai jenis ikan, dengan bobot total lebih dari 650 kg ditemukan mati di pesisir Pantai Ancol tanggal 30 November 2015, diantaranya yang dominan adalah gulamah (Scianidae). Kematian ikan yang sering terjadi akan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Identifikasi faktor penyebab terjadinya peristiwa ini sangat penting untuk diketahui dalam rangka pengelolaan populasi ikan dan penyusunan tindakan pencegahan sehingga bisa mengurangi frekuensi dan besarnya tingkat kematian ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran spasial beberapa parameter kualitas airguna mengidentifikasi faktor penyebab kematian masal ikan di Teluk Jakarta yang terjadi pada tanggal 30 November 2015. Pengamatan dilakukan pada tanggal 1-3 Desember 2015 di 14 stasiun penelitian mencakup14 parameter fisika, kimia dan biologi perairan. Sebaran spasial beberapa parameter perairan dipetakan dengan menggunakan software ArcGIS 9.3. Parameter perairan (kedalaman, kecerahan, suhu air, pH, oksigen terlarut dan ORP (Oxidation Reduction Potential)) diukur secara insitu dan contoh air permukaan diambil untuk pengamatan plankton serta parameter kimia air di laboratorium (nitrat, fosfat, ammonia, biochemical oxygen demand, total suspended solid, sulfide dan bahan organik terlarut). Berdasarkan analisa dari 14 parameter fisika, kimia dan biologi perairan diketahui faktor penyebab kematian masal ikan di Teluk Jakarta pada 30 November 2015 disebabkan karena rendahnya kandungan oksigen terlarut(0,07mg/l pada lokasi pusat kematian ikan),kadar nutrien yang berlebihan(nitrat,0,003-0,389 mg/l dan fosfat 0,811-1,653 mg/l,)dan tingginya konsentrasi ammonia yang merupakan gas beracun dan berbau (0,227-1,944 mg/l). On November 30th, 2015, more than 650 kg fishes found dead in the coast of Ancol. The identification of its causes is very vital to develop mitigation for managing fish population and preventing economic loss. This study aims to examine several waters parameters to identify the factors causing mass deaths of fish. The study was conducted on 1-3 December 2015 in Jakarta Bay by analyzing 14 parameters of physical, chemical and biological aspect. Spatial distribution of water parameters mapped using ArcGIS 9.3 software. Some water parameters were measured in situ (depth, brightness, water temperature,pH, dissolved oxygen and ORP (oxidation reduction potential) while surface water samples were taken and analyzed in the laboratory (Nitrate, phosphate, ammonia, biochemical oxygen demand. The result showed that a mass fish kills in Jakarta Bay on 30 November 2015 due to low dissolved oxygen content, release of toxic gas into the water, excessive nutrient and high ammonia.


2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Erwin Kurnianto

ABSTRAK Industri tahu merupakan salah satu industri yang menggunakan kedelai sebagai bahan baku utamanya. Limbah cair tahu memiliki kandungan BOD, COD, dan TSS yang tinggi, sehingga berpotensi mencemari perairan. Pengolahan limbah cair tahu dapat dilakukan dengan berbagai proses, baik dengan proses biologi, kimia,  maupun secara fisika. Pengolahan limbah secara kimia salah satunya menggunakan kitosan. Kitosan merupakan polielektrolit kationik dan polimer berantai panjang, mempunyai berat molekul besar dan reaktif karena adanya gugus amina, hidroksil yang bertindak sebagai donor elektron dan bersifat biodegradable. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui tentang pengaruh penambahan kitosan berdasarkan variasi waktu tinggal pada pengolahan limbah cair tahu dengan reaktor anaerob, dan mengetahui efektifitas pengolahan terbaik terhadap variasi waktu tinggal pengolahan limbah  cair tahu dengan penambahan kitosan pada reaktor anaerob. Penelitian dilakukan dalam skala Laboratorium yang dilakukan di Workshop Teknik Lingkungan dengan menggunakan 2 buah reaktor pengamatan yaitu reaktor kontrol dan reaktor perlakuan. Kitosan dilarutkan dengan menggunakan asam asetat 1%. 1 gr kitosan dilarutkan dalam 100 ml larutan asam asetat 1%, kemudian kitosan dicampurkan kedalam air limbah dengan dosis 225 mg/l dalam 4 liter air limbah pada reaktor perlakuan. Penambahan kitosan pada reaktor anaerob dilakukan pengamatan pada variasi waktu tinggal 4 hari, 8 hari, 12 hari dan 16 hari. Berdasarkan hasil penelitian, Pengaruh Penambahan kitosan pada reaktor anaerob terlihat pada parameter BOD dan TSS, sedangkan pH tidak terjadi perubahan. Pengaruh penambahan kitosan dilihat dari hasil penurunan parameter BOD pada reaktor kontrol berturut-turut pada hari ke 4, 8, 12, dan 16 yaitu 3%, 10%, 31% dan 48%, sedangkan pada reaktor perlakuan mengalami penurunan berturut-turut sebesar 5%, 36%, 45%, dan 58%. Pengaruh penambahan kitosan terhadap penurunan TSS pada reaktor kontrol berturut-turut pada hari ke 4, 8, 12, dan 16 yaitu  65%, 78%, 85% dan 87%. Penurunan TSS pada reaktor perlakuan berturut-turut yaitu 72%, 81%, 91% dan 93%. Waktu tinggal terbaik pada pengolahan limbah tahu dengan penambahan kitosan pada reaktor anaerob dan tanpa penambahan kitosan terdapat pada hari ke 16. Kata kunci: Kitosan, reaktor anaerob, limbah cair tahu, Total Suspended Solid (TSS), Biological Oxygen Demand (BOD), Ph


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 120
Author(s):  
Muhammad Tri Aji ◽  
Abdul Qadir Jailani

Era milenial ini permasalahan air sebagai sumber kehidupan semakin terasa. Terutama pada air tanah yang menjadi salah satu sumber kehidupan sehari – hari mulai dari aktifitas rumah tangga sampai aktifitas industri. Permasalahan air tanah semakin terasa apabila diiringi dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi. Kota Magelang merupakan salah satu kota yang perkembangannya tergolong pesat di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan serta pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh kota ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terkini mengenai kualitas air tanah di wilayah kota magelang akibat pembuangan limbah domestik dan industri dengan menganalisis parameter fisika (Suhu), parameter kimia (pH, Nitrat, BOD, COD, dan TSS), dan parameter biologi (Total Coliform). Penetapan lokasi penelitian guna pengambilan sampling air dilakukan menggunakan metode purposive sampling. Analisa parameter kualitas air dapat dilakukan secara in situ dan ex-situ serta nantinya akan di bandingkan dengan baku mutu air PP No.82 tahun 2001 dan Permenkes No. 32 tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk parameter fisika masih dalam kondisi yang baik dengan nilai suhu rata-rata 26,1°C, sedangkan untuk nilai TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total Dissolved Solid) 3,7 mg/L dan 227,95 mg/L. sedangkan untuk parameter kimia pH menunjukkan nilai yang cukup fluktuatif dan pada beberapa stasiun air tanah bersifat asam dengan nilai dibawah 7. Nilai nitrat pada stasiun penelitian 1,6,7 dan 9 memiliki nilai melebihi ambang batas yang ditetapkan yaitu 10 mg/L. Kemudian untuk nilai BOD (Biological Oxygen Demand) memiliki nilai lebih dari 2 mg/L sebagai syarat masuk kelas 1 mutu air tanah yang aman untuk higine, COD (Chemical Oxygen Demand) mempunyai nilai yang melebihi syarat maksimal yaitu 10 mg/L di semua stasiun penelitian, oleh sebab itu dikatagorikan sebagai pencemaran berat. Nilai total coliform yang melebihi baku mutu air untuk keperluan higiene sanitasi menurut Permenkes No. 32 tahun 2017 sebesar 50 MPN/100ml.kualitas air tanah Kota Magelang dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum dengan catatan penggunannya harus melalui proses pemasakan terlebih dahulu.


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Retno Wimbaningrum ◽  
Indriana Arianti ◽  
Hari Sulistiyowati

Industri laundry merupakan industri rumah tangga yang menggunakan air dan deterjen dalam melaksanakan aktivitasnya. Deterjen mengandung surfaktan, builder, filler dan zat aditif yang menyebabkan kadar materi padat tersuspensi total (total suspended solid, TSS), kebutuhan oksigen biologi (biological oxygen demand, BOD) dan fosfat dalam air limbah laundry tinggi sehingga ketika dibuang langsung ke lingkungan dapat menimbulkan pencemaran ekosistem perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan efektivitas tanaman lembang (Typha angustifolia L.) di lahan basah buatan dalam penurunan kadar TSS, BOD dan fosfat air limbah industri laundry. Tanaman T. angustifolia ditanam di dalam bak reaktor bervolume 44,73 L yang dasarnya diisi pasir, kerikil dan lempung sebagai media tanam. Air limbah industri laundry dialirkan ke dalam bak reaktor melalui inlet. Proses fitoremediasi berlangsung enam hari. TSS, BOD, dan fosfat air limbah laundry sebelum dan sesudah perlakuan ditentukan kadar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan air limbah laundry dengan tanaman T. angustifolia dalam lahan basah buatan mampu menurunkan kadar TSS, BOD dan fosfat secara berturut-turut sebesar 50 mg/L, 485,5 mg/L dan 29,1 mg/L. Efektivitas tanaman T. angustifolia dalam lahan basah buatan dalam penurunan kadar TSS, BOD dan fosfat secara berturut-turut sebesar 54 %, 22 % dan 39 %.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document