AbstractThe purpose of the research prove about Handling Model Delinquency in RW 19 SadangSerang Village Coblong Sub-district Bandung. The method used is a qualitative method, with Design Action Research. While the data obtained through documentation study, direct observation, in-depth interviews, focus group discussions (FGD). Data validity check conducted through the extension study, an increase in persistence, triangulation, and examination of peers. The beginning situation of caretaker in Rumah Ramah Anak consist the teenager, parent and society figure shows that there is still a need to increase the capacity of the board to sustain handling juvenile delinquency. The needs assessment showed that the board needs in the aspect of knowledge and information. The Program making conducted participatory which is focused on strengthening the capacity of the board on the aspect of knowledge and information. The activities ofimplementation isdoneby supporting a caretaker capacity building in the aspect of knowledge is doneusing several activities to relate with the causes and effects of juvenile delinquency and effort that could be done by the board to deal with the problem of juveniledelinquency. Increasing the capacity of the information board is done through activities that can encourage Rumah Ramah Anak caretaker to be able to access and utilize information technology and connected to the internet.Key words: Caretaker, Capacity Building, Knowledge and Information AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang Model Penanganan Kenakalan Remaja di RW 19 Kelurahan Sadang Serang Kecamatan Coblong Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan Desain Action Research. Data diperoleh melalui studi dokumentasi, observasi langsung, wawancara mendalam, diskusi terfokus (FGD). Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan penelitian, peningkatan ketekunan, triangulasi, dan pemeriksaan teman sejawat. Situasi awal pengurus Rumah Ramah Anak yang terdiri dari remaja, orangtua dan tokoh masyarakatmenunjukkan bahwa masih ada kebutuhan untuk peningkatan kapasitas pengurus untuk keberlanjutan penanganan kenakalan remaja. Hasil analisa kebutuhan menunjukkan bahwa kebutuhan pengurus pada aspek pengetahuan dan informasi dengan penyusunan program kegiatan dilakukan secara partisipatif. Implementasi kegiatan dilakukan dengan mendorong penguatan kapasitas pengurus pada aspek pengetahuan, dilaksanakan melalui beberapa kegiatan yang berkaitan dengan penyebab dan dampak dari kenakalan remaja dan usaha yang bisa dilakukan oleh pengurus untuk menangani permasalahan kenakalan remaja. Peningkatan kapasitas informasi pengurus dilakukan melalui kegiatan yang mampu mendorong pengurus Rumah Ramah Anak untuk dapat mengakses dan memanfaatkan informasi dan teknologi yang terhubung dengan internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas pengurus Rumah Ramah Anak pada aspek pengetahuan dan informasi mampu mencegah terjadinya kenakalan remaja. Peningkatan pada pengetahuan dan informasi juga mendorong peningkatan pada jaringan yang dimiliki oleh pengurus.Kata kunci: Pengurus, Peningkatan Kapasitas, Pengetahuan dan Informasi