scholarly journals HUBUNGAN PENURUNAN LINGKUP GERAK SENDI DORSOFLEKSI ANKLE TERHADAP PLANTAR FASCIITIS PADA SALES PROMOTION GIRLS DI RAMAYANA

2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
Author(s):  
Desak Risa Pertiwi ◽  
M. Widnyana ◽  
Indira Vidiari Juhanna ◽  
Anak Agung Eka Septian Utama

Plantar fasciitis adalah kondisi inflamasi lokal pada plantar aponeurosis di kaki yang dilaporkan merupakan penyebab utama dari nyeri pada tumit bawah. Pasien dengan plantar fasciitis melaporkan nyeri pada insersio plantar aponeurosis pada tuberkulum medial dari calcaneus. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya plantar fasciitis. Beberapa peneilitian menduga adanya hubungan antara penurunan lingkup gerak sendi dorsofleksi ankle dan nyeri pada tumit yang meningkat. Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara lingkup gerak sendi dorsofleksi ankle dengan risiko terjadinya plantar fasciitis. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode observasional analitik cross sectional dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang. Sampel pada penelitian ini adalah sales promotion girl di Ramayana yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Uji korelasi Spearman digunakan pada penelitian ini untuk menganalisis hubungan penurunan lingkup gerak sendi dorsofleksi ankle dengan risiko terjadinya plantar fasciitis. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman dipeloreh nilai p = 0,321 (p> 0,05) sehingga Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya tidak terdapat hubungan antara penurunan lingkup gerak sendi dorsofleksi ankle dengan risiko terjadinya plantar fasciitis. Serta nilai correlation coefficient didapatkan hasil -0,111 yang berarti adanya hubungan antara penurunan lingkup gerak sendi dorsofleksi ankle dengan plantar fasciitis berbanding terbalik dan kekuatan hubungan sangat lemah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan lingkup gerak sendi dorsofleksi ankle tidak meningkatkan risiko terjadinya plantar fasciitis. Kata kunci: lingkup gerak sendi dorsofleksi ankle, plantar fasciitis, SPG  

2019 ◽  
Vol 11 (01) ◽  
pp. 54
Author(s):  
Titik Anggraeni ◽  
Tri Yuniarti

Titik Anggraeni1), Tri Yuniarti2)1) Prodi S1 Keperawatan STIKES Estu Utomo2) Prodi DIII Keperawatan STIKES Mamba’ul ‘Ulum SurakartaE-mail : [email protected], [email protected] Belakang: Kesehatan anak merupakan hal yang sangat penting dalam keluarga. Anak yang sehat secara fisik dan psikis yang akan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat, bangsa dan negara. Keluarga berperan dalam kesehatan dan kesejahteraan anak karena berkaitan dengan kasih sayang dalam keluarga, kesehatan fisik, mental, emosional dan sosial dari orang tua serta struktur dan fungsi keluarga. Anggota keluarga yang berperan langsung terhadap status kesehatan dan kesejahteraan adalah adalah ibu. Subyek dan Metode Penelitian: penelitian ini kuantitatif dengan desain cross sectional. Subyek penelitian berjumlah 197 responden yang diambil dengan tehnik purposive sampling. Variabel dependen adalah pengetahuan ibu dan variabel independen adalah status kesehatan anak. Data dikumpulkan dengan menggunakan kusioner. Analisis dengan menggunakan uji Kendall Tau. Hasil: ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status kesehatan anak(π: 0,17; p: 0,013). Simpulan: pengetahuan ibu mempunyai hubungan yang erat dengan status kesehatan anak(π: 0,17 ; p: 0,013; correlation coefficient: 1,00)Keywords: Pengetahuan Ibu, Status Kesehatan AnakMOTHER'S KNOWLEDGE RELATIONSHIP TO CHILDREN'S HEALTH STATUS IN DESA JETISKARANGPUNG, KALIJAMBE, SRAGENABSTRACTBackground: Child health is very important in the family. Children who are physically and psychologically healthy who will have a good impact on society, nation and country. Families play a role in the health and well-being of children because they are related to love in the family, physical, mental, emotional and social health of parents and family structure and function. Family members who play a direct role in health and welfare status are mothers. Subjects and Research Methods: This research is quantitative with a cross sectional design. The research subjects amounted to 197 respondents taken with purposive sampling technique. The dependent variable is maternal knowledge and the independent variable is the child's health status. Data is collected using questionnaires. Analysis using the Kendall Tau test. Results: there was a relationship between knowledge of mothers and children's health status (π: 0.17; p: 0.013). Conclusion: mother's knowledge has a close relationship with the child's health status (π: 0.17; p: 0.013; correlation coefficient: 1.00)Keywords: mother's knowledge, children's health status


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 12-19
Author(s):  
Deddy Sepadha Putra Sagala ◽  
Maria Ruth Annike Sitompul

Gagal ginjal kronis merupakan suatu penyakit ginjal tahap akhir yang mengakibatkan gangguan fungsi ginjal yang bersifat irreversible dan menahun sehingga terjadinya penurunan kemampuan fungsi tubuh untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit. Pasien gagal ginjal kronis akan mengalami kehilangan fungsi ginjal sampai 90% atau lebih, sehingga kemampuan tubuh untuk mempertahankan cairan dan elektorilit terganggu, sekresi menjadi tidak adequat dan fungsi hormonal terganggu sehingga mengakibatkan sindrom uremia atau azotemi (Rendy & Margareth, 2012 ; Parson, Toffelmire  & Valack, 2006).Jenis penelitian ini kuantitatif menggunakan desain korelasional dengan jenis rancangan penelitian cross sectional. Dimana jumlah populasi sebanyak 98 responden, metodepengambilan sampel probability samplingtehnik purposive sampling sampel, besar sampel ditetapkan menggunakan rumus slovin didapati responden penelitian ini sebanyak 79 penderita gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSU Imelda Medan Tahun 2018. Pengumpulan data menggunakan Instrumen dukungan keluarga (Berlin Social Support Scale (BSSS)) sejumlah 16 pertanyaan dan aktifitas sehari-hari Curtin & Mapes (2005) : Cook & Jassal (2008) sejumlah 38 pertanyaan, Tehnik pengukuran pertanyaan masing-masing menggunakan skala Linkert dalam bentuk kuesioner tertutup. Pengolahan data mengguanakan analisa data univariat dan bivariatmenggunakan uji statistik parametrik yaitu uji pearson corelation (pearson product moment)  dengan p < 0.05, didapati hasil penelitian menunjukkan nilai probabilitas (p) untuk dukungan keluarga = 0.000, yang berarti ada hubungan secara signifikan dengan aktifitas sehari-hari (p<0.05). Hasil analisis diperoleh nilai correlation coefficient (r) = 0,835, menunjukkan hubungan sangat kuat dan berpola positif artinya semakin tinggi dukungan keluarga yang diterima maka aktifitas sehari-hari yang dimiliki pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa semakin baik


2017 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 122-7
Author(s):  
Marcel Prasetyo ◽  
Thariqah Salamah ◽  
Trifonia P. Siregar

Background: Ultrasonography (USG) is regarded as the gold standard to differentiate normal plantar fascia and plantar fasciitis. Conventional radiography or plain X-ray is typically used to exclude differential diagnosis. Lately, conventional radiography has been digitalized and leads to better visualization of the soft tissue. However, it is not known whether digital radiography evaluation for calcaneus area, both qualitative and quantitative, has a similar diagnostic value as USG findings. Therefore, this study aimed to evaluate whether there is a strong correlation between digital radiographic and USG findings for diagnosing plantar fasciitis.Methods: This is a cross sectional study examining adult patients (>18 years old) presenting with inferior heel pain. Plantar aponeurosis thickness was measured by digital radiography and ultrasonography; measurement was performed three times in each modality, and the average value was recorded. Fat stranding, presence of calcaneal enthesophyte, and microfracture were also evaluated in digital radiography. Measurement results were classified into plantar fasciitis diagnosis using the cut-off value 4 mm.Results: There was no significant correlation between plantar aponeurosis thickness measured by digital radiography and by ultrasonography (r=0.069, p=0.688). There was no significant association between plantar fasciitis diagnosis by digital radiography and ultrasonography (p=0.162). However, digital radiography showed good sensitivity to detect plantar fasciitis using a cut-off value of >4 mm plantar fascia thickness.Conclusion: Digital radiography might be used to aid definitive diagnosis for plantar fasciitis.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 64
Author(s):  
Ainis Cahya Budi ◽  
Ida Nursanti ◽  
Dwi Yati

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia saat ini masih sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Tingginya AKB dipengaruhi oleh tidak diberikannya ASI eksklusif. ASI eksklusif merupakan pemberian nutrisi pada bayi berupa air susu ibu tanpa makanan atau minuman tambahan lain selain vitamin. Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif tidak mendapatkan kekebalan sehingga mudah terkena penyakit dan meningkatkan risiko kekurangan gizi. Dalam masyarakat proses pemberian ASI eksklusif tidak terlaksana dengan baik. Tujuan: Mengetahui hubungan pemeliharaan ASI dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Mantrijeron. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Teknik sampling  yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 35 responden. Alat ukur yang digunakan adalah check list pemeliharaan ASI dan kuesioner keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Analisis data meliputi univariat dan bivariat. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square dan menggunakan uji alternatif Fisher.Hasil: Hasil uji Fisher diperoleh tingkat signifikansi p-value 0,044 (p-value < 0,05) dan nilai correlation coefficient 0,375, menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemeliharaan ASI dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Mantrijeron dengan keeratan hubungan lemah.Kesimpulan: ada hubungan antara pemeliharaan ASI dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu dengan masalah menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta.Kata Kunci: inefektif menyusui; keberhasilan pemberian ASI eksklusif; pemeliharaan ASIRELATIONSHIP OF BREAST MILK CARE AND THE SUCCESS OF EXCLUSIVE BREAST FEEDING IN MOTHER WITH BREAST FEEDING PROBLEM IN YOGYAKARTAABSTRACTThe Infant Mortality rate in Indonesia is still 32 per 1,000 live births. The high IMR is influenced by not giving exclusive breastfeeding. Exclusive breastfeeding is the provision of nutrition to infants in the form of breast milk without additional food or drinks other than vitamins. Infants who are not exclusively breastfed do not get immunity so they are susceptible to disease and increase the risk of malnutrition. In the community the exclusive breastfeeding process is not carried out properly. Objective: This study was to find out the relation between breast milk care and the success of exclusive breastfeeding in the Mantrijeron Community Health Centre. Method: This research was a quantitative non-experimental study using a cross sectional study design. The sampling technique used was purposive sampling with a sample size of 35 respondents. The measuring instrument used was a Breast Milk Care checklist and an exclusive breastfeeding success questionnaire. Data analysis included univariate and bivariate. Result: The statistical test used was Chi-Square and Fisher alternative test was used. Fisher test results obtained a significance level of p-value 0.044 (p-value <0.05) and a correlation coefficient value of 0.375, indicating that there is an association between breastfeeding and the success of exclusive breastfeeding in the city of Yogyakarta with a weak association.Conclusion:Maintenance of breast milk has an association with the success of exclusive breastfeeding.Keywords: ineffective breastfeeding; Success of exclusive breastfeeding; maintenance of breast milk


Author(s):  
Lu'lu'il Maqnun ◽  
Pudji Lestari ◽  
Laksmi Wulandari

The use of e-cigarettes year by year increases among adolescents. The increase correlates with their lack of knowledge about e-cigarettes and the perception that e-cigarettes are safer than conventional cigarettes. This research aims to analyze the relationship between the level of knowledge and perception of e-cigarettes to vaping behavior in adolescents in Bangil, Pasuruan. This study was analytic observational with a cross-sectional approach conducted from September until October 2019. The subjects in this study were 76 respondents selected by the purposive sampling method. The respondents were recruited from 3 cafes in Bangil by distributing questionnaires to those who met the inclusion criteria. The independent variables are the respondent’s knowledge level and perception about e-cigarettes, while the dependent variable is vaping behavior. The data has been analyzed with Spearman’s rho. From the analysis, there was a correlation between level of knowledge and vaping behavior with p=0.019 (p<0.05) and 0.269 correlation coefficient. Also, a correlation between perception and vaping behavior with p=0.000 (p<0.05) and 0.420 correlation coefficient. There was a correlation between knowledge level and perception of e-cigarettes to vaping behavior among adolescent users.


2016 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 66-70
Author(s):  
Erliera Erliera ◽  
Nurdiana Nurdiana ◽  
Maya Indah Triastuti

Saliva merupakan salah satu komponen penting yang berperan dalam melindungi jaringan di dalam rongga mulut. Namun, setiap individu  memiliki laju aliran dan pH saliva yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya terhadap stimulus mekanis seperti pada pemakaian pesawat ortodonti cekat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan laju aliran dan pH saliva pasien dengan piranti ortodonti cekat dan tanpa piranti ortodonti pada mahasiswa FKG USU. Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dan sampel yang diambil sebesar 44 orang yang terdiri dari 22 orang pemakai piranti ortodonti cekat dan 22 orang bukan pemakai piranti ortodonti. Pengumpulan saliva dilakukan dengan metode passive drool. Perbandingan laju aliran saliva antara kedua kelompok dianalisis menggunakan uji Mann – Whitney U dan perbandingan pH saliva dengan menggunakan uji-t independent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju aliran saliva tertinggi sebesar 1,16 ml/menit dan pH saliva tertinggi sebesar 7,60 terdapat pada pasien pemakai piranti ortodonti cekat dan laju aliran terendah 0,08 ml/menit dan pH saliva terendah 6,40 pada pasien tanpa piranti ortodonti cekat. Sebagai kesimpulan, terdapat perbedaan yang signifikan untuk laju aliran dan pH saliva antara pasien dengan piranti ortodonti cekat dengan pasien tanpa piranti ortodonti (p<0,05), dimana laju aliran dan pH saliva pada pasien dengan piranti ortodonti cekat lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa piranti ortodonti.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Alfiah Ni’matul Masruroh ◽  
Laily Isroin ◽  
Siti Munawaroh

Peran teman sebaya bagi remaja santri sangat berpengaruh dalam memberikan dukungan sosial bagi sesamanya. Santri yang mengalami stres diharapkan mampu membangun strategi koping yang tepat sebagai upaya untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi terhadap masalah dan tekanan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan mekanisme koping stres pada remaja di Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan studi korelasional. Desain penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan Cross Sectional. jumlah sampel 95 responden dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner atau google form secara online. Penelitian menggunakan analisis uji chi-squere dengan  P value<0,05. Hasil penelitian ini didapatkan responden yang mendapat dukungan sosial yang positif sebanyak 51 responden (53,7%) dan mekanisme koping stress yang di dapatkan data 53 (55,8%) responden memiliki mekanisme koping stres yang adaptif. Berdasarkan hasil analisa pada penelitian ini adalah p value (0,000) < α (0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan pada keeratan hubungan dengan nilai Contingency Coefficient = 0,409 kategori sedang. Hasil penelitian ini tidak semua santri mendapat dukungan sosial dari teman sebaya dan melakukan mekanisme koping yang maladaptif. Maka peneliti menyarankan pada santri untuk memiliki mekanisme koping yang adaptif sesuai dengan dirinya dan pentingnya dukungan sosial teman sebaya yang dapat membantu memecahkan masalah dan mengurangi stres yang dialami.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 83
Author(s):  
Siti Komariah ◽  
Hary Nugroho

Latar Belakang:Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Penyebab komplikasi kehamilan diantaranya kurangnya pengetahuan ibu tentang deteksi dini kehamilannya, usia pasien < 20 tahun dan > 35 tahun serta anak lebih dari 3.Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, usia dan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan pada ibu hamil trimester III.Metode Penelitian:Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, sehingga sampel adalah ibu hamil trimester III yang berkunjung di Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisyiyah Samarinda berjumlah 84 orang. Analisis yang digunakan uji chi square.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat responden yang memiliki pengetahuan kurang baik, terdapat usia berisiko antara < 20 tahun dan > 35 tahun, terdapat paritas berisiko > 3 orang anak dan komplikasi kehamilan berupa hipertensi, anemia, preeklempsia dan plasenta previa. Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,001 < α : 0,05 dan odds ratio : 6,800 > 1). Ada hubungan usia dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,003 < α : 0,05 dan odds ratio : 5,837 > 1). Ada hubungan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan (p value : 0,002 < α : 0,05 dan odds ratio : 6,250 > 1).Kesimpulan: Terdapat pengetahuan kurang baik berjumlah 27 responden (32,1%), usia berisiko (< 20 tahun dan ≥ 35 tahun) berjumlah 25 responden (29,8%), paritas berisiko (1 atau ≥ 3 orang anak) berjumlah 21 responden (25%) dan ada komplikasi kehamilan berjumlah 18 responden (21,4%), Ada hubungan pengetahuan, usia dan paritas dengan kejadian komplikasi kehamilan pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisyiyah Samarinda.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Laila Kamila ◽  
Maulidiyah Salim

Abstract: Coronary heart is a disease that offense to blood vessels and heart attack due to constriction of blood vessels. A high level of cholesterol in blood or exceeds the normal limit can form sediment in wall of blodd vessels which cause blood vessels constriction or blockage. This research object to determine whether there is a correlation between cholesterol level total and hypertension with coronary heart disease in patients who hospitalized in Regional Public Hospital of dr. Soedarso Pontianak. This study was used cross sectional design, purposive sampling technique, it gained 50 people as samples. The measurement of blood pressure was done in heart poly and cholesterol total level in clinic laboratory of Regional Public Hospital of dr. Soedarso by using enzymatic CHOD-PAP method. It can be obtained that 10 people had hypertension and 40 people did not.the average of total cholesterol was 224 mg/dl. Maximum value of total cholesterol was 224 mg/dl and 152 mg/dl as minimum value. Data has been analyzed by using statistical test, Chi-Square, to determine the correlation of total cholesterol wit coronary heart disease, obtained p value=0,024 (less than α=0,05). Correlation of hypertension and coronary heart disease gained p value=0,923 (more than α=0,05), it can be concluded that total cholesterol correlated with coronary heart disease, and there was not a correlation between hypertension and coronary heart disease.Abstrak: Jantung koroner adalah penyakit yang  menyerang pembuluh darah dan serangan jantung, karena penyempitan pada pembuluh darah. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah melebihi normal dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol total dan hipertensi dengan penyakit jantung koroner pada pasien di RSUD dr. Soedarso Pontianak. Disain penelitian  ini menggunakan cross sectional, teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling, didapat jumlah sampel 50 orang. Pengukuran Tensi Darah dilakukan di poli Jantung dan pemeriksaan kadar kolesterol total di laboratorium klinik RSUD dr. Soedarso Pontianak dengan metode enzimatik CHOD-PAP. Hasil penelitian didapatkan 10 orang mengalami hipertensi dan 40 orang non hipertensi. Rata-rata kadar kolesterol total 224 mg/ dl. Nilai maksimum kadar kolesterol total yaitu 224 mg/dl dan nilai minimum yaitu 152 mg/dl. Analisa data dengan uji statistik Chi-square untuk mengetahui hubungan kolesterol total dengan penyakit jantung koroner didapatkan nilai p = 0,024 (lebih kecil dari  α 0,05). Uji hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner didapat nilai p = 0,923 (lebih besar dari α 0,05), dapat disimpulkan terdapat hubungan kadar kolesterol total dengan penyakit jantung koroner dan tidak ada hubungan hipertensi dengan penyakit jantung koroner.


Jurnal JKFT ◽  
2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Imas Yoyoh ◽  
Imam Mutaqqijn ◽  
Nurjanah Nurjanah

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terus menerus mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dari tahun ke tahun. Komplikasi jangka panjang dari DM baik mikrovaskular dan makrovaskular dapat menyebabkan insufiensi aliran darah ke tungkai, yang dapat berujung pada infeksi, ulkus dan berakhir pada amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan jumlah sampel 54 responden, pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang perawatan kaki dan lembar observasi tentang risiko ulkus kaki diabetes. Uji analisis data menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian sebanyak 54 responden didapatkan data kategori perawatan kaki baik dengan risiko ulkus rendah sebanyak 14 responden (58,3%). Sedangkan kategori perawatan kaki kurang baik dengan risiko ulkus tinggi sebanyak 21 responden (70,0%). Hasil analisis diperoleh nilai OR = 3,267 artinya perawatan kaki yang kurang baik mempunyai peluang 3,267 kali untuk risiko tinggi ulkus. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,036 dimana nilai p-value < 0,05, maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan antara perawatan kaki dengan risiko ulkus kaki diabetes di Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang. Pasien DM dengan perawatan kaki yang kurang baik berpeluang untuk terjadinya risiko ulkus tinggi dibandingkan dengan pasien DM yang perawatan kakinya baik. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document