scholarly journals Studi Awal Pengembangan Alat Ukur Kedisiplinan Siswa di Sekolah Menengah

2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Rahmah Hastuti

<em>Pengukuran persepsi siswa mengenai disiplin, cara pandang siswa mengenai penetapan aturan di sekolah merupakan konstruk yang patut ditelaah dalam kajian empiris. Disiplin di sekolah terkait dengan batas-batas yang diberikan oleh pihak sekolah untuk membantu siswa merasa aman, mengoreksi dengan cara yang penuh kasih, positif dan logis, menunjukkan rasa hormat melalui role model perilaku yang konsisten. Penelitian ini mengkonstruk karakteristik psikometrik dari kedisiplinan siswa yang dapat memberikan kejelasan pemahaman sebagai bagian dari studi empiris dalam ranah psikologi pendidikan. Penelitian ini merupakan studi eksplorasi penyusunan alat ukur kedisiplinan siswa di sekolah menengah yang dikembangkan berdasarkan hasil elisitasi dari 32 partisipan melalui focus group discussion. Pengambilan data sebenarnya terhadap qualified volunteer sample dilakukan terhadap 478 siswa, yang dipilih dengan teknik convenience sampling, yaitu partisipan yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian dan bersedia terlibat dalam penelitian ini. Reduksi variabel menjadi faktor dilakukan melalui Exploratory Factor Analysis dengan menggunakan program PASW 18. Partisipan adalah remaja yang tinggal di Jakarta dan menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Rentang usia partisipan penelitian ini adalah berusia 11-17 tahun. Berdasarkan analisis Exploratory Factor Analysis (EFA), skala kedisiplinan yang terangkum dalam empat dimensi. Dimensi–dimensi yang terbentuk tersebut adalah deliquency, respect, value transfer dan integrity.</em>

2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 73-77
Author(s):  
Hairunnisa Hairunnisa ◽  
Irsalinda Wesa Nurrahim ◽  
Shiba Syahidah Syahidah ◽  
Ahmad Naufal Rifaldi ◽  
Muhammad Naufal Al-Hadad

Mahasiswa S1 Psikologi merupakan bagian dari masa depan bangsa yang diharapkan mampu memberikan teladan dalam kepemimpinan di masyarakat luas. Setiap prilaku dan ucapan yang disampaikan diharapkan menjadi contoh dan teladan yang baik untuk masyarakatnya. Agar hal tersebut terlaksana dengan baik maka diperlukan dan menjadi keharusan untuk dibekali keterampilan berbicara yang baik dan santun, sehingga mereka mampu menjadi tenaga-tenaga pamong yang handal, kompeten, tangguh dan professional dalam menangani permasalahan-permasalahan masyarakat dan memberikan pelayanan kepada public. Strategi yang digunakan dalam kegiatan pelatihan Public Speaking untuk profesi psikologi ini ialah menggunakan Focus Group Discussion (FGD). FGD itu sendiri ialah diskusi terfokus dari suatu grup dalam membahas suatu masalah tertentu. Diharapkan setelah ini Mahasiswa mendapatkan manfaat secara komprehensif dalam keterampilan dasar dan lanjutan untuk penerapan kepiawaian berbicara yang baik dan santun dihadapan public sehingga menjadi motivator/interest rekan sejawat di lingkungan kampus.    Kata Kunci : Profesi Psikologi, Ilmu komunikasi, Public Speaking Abstract: Undergraduate Psychology students are part of the nation's future who are expected to be able to provide role models in leadership in the wider community. Every behavior and speech conveyed is expected to be a good example and role model for the community. In order for this to be carried out properly, it is necessary and imperative to be equipped with good and polite speaking skills, so that they are able to become reliable, competent, tough and professional civil servants in dealing with community problems and providing services to the public. The strategy used in the Public Speaking training for the psychology profession is to use a Focus Group Discussion (FGD). FGD itself is a focused discussion of a group in discussing a particular problem. It is hoped that after this students will get comprehensive benefits in basic and advanced skills for the application of good and polite speaking skills in front of the public so that it becomes a motivator / interest for colleagues in the campus environment.   Keyword: Profession Psychology, Communication Studies, Public Speaking


MEDIKORA ◽  
2015 ◽  
Author(s):  
Moch. Noerhadi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dosen dan mahasiswa tentang tingkat penggunaan, cara meningkatkan penggunaan (optimalisasi) dan arah pengembangan laboratorium anatomi, fisiologi dan histologi FIK UNY.Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester ganjil yang mengambil mata kuliah Anatomi, Fisiologi dan Histologi. Jumlah sampel didasarkan pada saturasi tema pada focus group discussion maupun in-depth interview. Pemilihan sampel pada mahasiswa dilakukan berdasarkan teknik convenience sampling, sedangkan pada in-depth interview dengan pengelola laboratorium dengan mempergunakan teknik criterion sampling. Pengelola laboratorium yang diwawancarai adalah kepala laboratorium dan tekniksi laboratorium yang dianggap berperan dalam menentukan arah perkembangan laboratorium.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa matakuliah dan praktikum Anatomi, Fisiologi dan Histologi sangat bermanfaat bagimahasiswa. Walaupun sebagian mahasiswa masih mengalami kesulitan untuk memahami materi kuliah dan praktikum dikarenakan bekal yang didapat  dirasakan belum mencukupi. Hal yang dikeluhkan mahasiswa adalah  manajemen alat-alat Anatomi, Fisiologi dan Histologi belum terorganisir dengan baik. Pengelola laboratorium juga merasakan adanya kendala pada fasilitas-fasilitas yang ada, terutama disebabkan oleh jumlah mahasiswa yang terus bertambah, sedangkan fasilitas yang dimiliki tidak mengalami peningkatan yang berarti.Kata kunci: optimalisasi dan pengembangan laboratorium


2018 ◽  
Author(s):  
Prisca Lumentah ◽  
Indriani Yauri

Persepsi remaja tentang seks pranikah dapat mempengaruhi tindakan remaja terhadap seks pranikah. Seks pranikah akan menimbulkan beberapa dampak kesehatan maupun sosial. Tingginya angka kejadian seks pranikah di Indonesia sehingga dianggap perlu untuk mengeksplorasi persepsi remaja tentang seks pranikah. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif didasarkan pada fenomena empiris, manusia sebagai alat, menggunakan pengetahuan intuisi, deskripstif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan bukan diperoleh dengan prosedur statistik. 12 remaja (6 Laki-Laki dan 6 Perempuan) telah berpartisipasi dalam penelitian ini yang didapat melalui teknik convenience sampling dan data dikumpulkan melalui metode Focus Group Discussion. Teori Health Belief Model mendukung analisis persepsi remaja tentang seks pranikah. Lima tema yang dihasilkan yaitu, pengetahuan tentang seks pranikah, dorongan melakukan seks pranikah, dampak sosial sebelum dan sesudah, perubahan fisik sekarang dan nanti dan Upaya coping remaja. Sesuai dengan konseptualisasi teori Health Belief Model bahwa ketika ada kerentanan dan bahaya dari seks pranikah dapat dimotivasi melalui pengalaman orang lain, diri sendiri dan media sosial yang didukung oleh adanya keuntungan dan kerugian dari tindakan pencegahan seks pranikah, maka remaja akan mempercayai dan melakukan tindakakan berdasarkan dengan kepercayaannya tentang seks pranikah.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemungkinan untuk melakukan tindakan pencegahan pada seks pranikah dipengaruhi oleh keyakinan dan kepercayaan remaja pada seks pranikah. Maka penelitian ini dapat menjadi bahan masukkan pada PUSKESMAS sebagai pengembangan materi-materi edukasi yang sesuai dengan konteks lokal untuk menunjang progam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), sebagai edukasi bagi orang tua bahkan remaja dan dapat menjadi bahan pengembagan untuk penelitian selanjutnya.


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 178
Author(s):  
Murwati Murwati ◽  
Agatha Ferijani

Strong personal traits such as reliable, discipline, devoted believer, high responsibility, willing to sacrifice, and put others needs above his/her own needs, are the personal traits that can build a prosperous society and a more developed country. It also can be said that the quality of someone is not merely measured from IQ (intelligence), but also from EQ (the growing traits). The real education must cover the formation of the whole humanity. The important component of an education institution is teachers. Thus, Yayasan Penyelenggaraan Ilahi Indonesia (YPII) with their vision and missions has formulated some traits (smart, authentic, faith to the Divine’s courtesy, and solider or COIS) that must be embraced by the teachers of YPII  in order to be able to form good characters of the students thoroughly. This is the reason for evaluation of the implementation of the COIS values on the teachers of YPII. The research used qualitative approach using Focus Group Discussion (FGD) to gather data. Further evaluation on the implementation of the COIS values was to explore the factors supported or obstructed the implementation of COIS values. The research concluded that the implementation of COIS values in the teachers of YPII Semarang is not good. The reason is lack of continuous guidance and coaching. Teacher awareness on their role as a role model for students develops.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 124-132
Author(s):  
Riky Dwihandaka ◽  
Sumarjo Sumarjo

This study aims to reveal the effectiveness of utilization and to find out the direction of laboratory development of achievement and physical conditions in the Faculty of Sports Science, which consists of the level of use and completeness of laboratory infrastructure, laboratory management skills, managerial abilities, individual abilities, and student attitudes towards the direction of laboratory development. This research is a qualitative research. The qualitative data collection method used is the data triangulation method which consists of: 1) Focus group discussion (FGD) for students (6 people/group), and 2) Non-participant observation in laboratory settings. The population of this study were all odd semester students who used the achievement laboratory and the physical condition of FIK UNY. The number of samples is based on the saturation of themes in focus group discussions and in-depth interviews. The sample selection of students was carried out based on convenience sampling technique, while in-depth interviews with laboratory managers used criterion sampling techniques. Data analysis used three stages consisting of: 1) data reduction, 2) reconstructive data and 3) thematic analysis. Based on the research that has been done, the results show that FIK UNY students feel that the existence of an achievement laboratory and physical condition is very useful both in its use in lectures, training and research. In increasing the use of laboratory facilities, performance and physical conditions are emphasized on their use, management, maintenance and maintenance. Laboratory achievements need to be promoted and for laboratories in physical condition, staff or laboratory personnel need to be added. The development of performance laboratories and physical conditions is directed towards maintenance and maintenance as well as the construction of a wider and more integrated building.   Key words: utilization, development, laboratory Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan keefektifan pemanfaatan dan mengetahui arah pengembangan laboratorium prestasi dan kondisi fisik di Fakultas Ilmu Keolahragaan, yang terdiri dari tingkat penggunaan dan kelengkapan sarana prasarana laboratorium, kemampuan pengelolaan laboratorium, kemampuan manajerial, kemampuan individual, dan sikap mahasiswa terhadap arah pengembangan laboratorium. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.  Metode pengumpulan data kualitatif yang dipergunakan adalah metode triangulasi data yang terdiri dari :1) Focus group discusion (FGD) pada mahasiswa (6 orang/kelompok), dan 2) Observasi non-participant pada setting laboratorium. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester gasal yang menggunakan laboratorium prestasi dan kondisi fisik FIK UNY. Jumlah sampel didasarkan pada saturasi tema pada focus group discussion maupun in-depth interview. Pemilihan sampel pada mahasiswa dilakukan berdasarkan teknik convenience sampling sedangkan pada in-depth interview dengan pengelola laboratorium dengan mempergunakan teknik criterion sampling. Analisis data menggunakan tiga tahap terdiri dari: 1) data reduction, 2) data reconstrucsi dan 3) analisis thematic. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa mahasiswa FIK UNY merasa keberadaan laboratorium prestasi dan kondisi fisik sangat bermanfaat baik dalam penggunaannya dalam kuliah, latihan maupun penelitian. Dalam meningkatkan penggunaan sarana laboratorium prestasi dan kondisi fisik ditekankan pada pemakaian, pengelolaan, perawatan dan pemeliharaannya. Laboratorium prestasi perlu ditingkatkan promosinya dan untuk laboratorium kondisi fisik perlu ditambahkan staf atau petugas tenaga laboratorium. Pengembangan laboratorium prestasi dan kondisi fisik diarahkan dalam pemeliharaan dan perawatan serta pembuatan gedung yang lebih luas dan terpadu.   Kata kunci: pemanfaatan, pengembangan, laboratorium


Inovasi ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 153-162 ◽  
Author(s):  
Wanda Kuswanda

Salah satu habitat gajah yang masih tersisa adalah Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), terutama di wilayah Besitang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi, kepemilikan lahan, pemetaan wilayah dan mitigasi konflik manusia dengan gajah di Resort Besitang, TNGL. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki potensi konflik gajah di Resort Besitang adalah Daerah Halaban, Aras Senapal, Sekundur, Bukit Selamat dan Bukit Mas dengan intensitas konflik rendah sampai tinggi. Penyebab utama konflik manusia dengan gajah adalah fragmentasi kawasan hutan,  ketidakpastian status lahan di daerah penyangga, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya pendatang di wilayah Besitang, perambahan dan ilegal logging yang terus terjadi, minimnya kesadaran masyarakat dan peranan lembaga desa dalam mendukung konservasi gajah. Rekomendasi resolusi mitigasi konflik gajah diantaranya: 1) memperbaiki habitat gajah yang sudah terfragmentasi di dalam kawasan TNGL; 2) meningkatkan peran Tim CRU (Conservation Response Unit); 3) membentuk unit reaksi cepat penanganan konflik gajah dengan melibatkan para pihak; 4) menanam jenis tanaman yang tidak disukai dan dijauhi oleh gajah; 5) mereduksi ketergantungan masyarakat akan sistem pertanian yang membutuhkan lahan yang luas; 6) mengembangkan program untuk membantu peningkatan hasil panen; dan,  7) penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman bahwa gajah merupakan bagian dari ekosistem yang harus lestari.   Kata kunci: gajah, konflik, habitat, Besitang, Taman Nasional Gunung Leuser


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14-21
Author(s):  
Rili Windiasih

Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi sudah menjadi kebutuhan sekaligus tantangan khususnya bagi pemerintah daerah dalam komunikasi pembangunan untuk pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif studi kasus, dengan pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara, pengamatan dan Focus Group Discussion (FGD). Subjek penelitian dipilih secara purposif yaitu pemerintah daerah di Eks-KaresidenanBanyumas Jawa Tengah, akademisi dan civil society. Penelitian dianalisis dengan analisis interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpuan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pentingnya komunikasi pembangunan dengan media teknologi informasi dan komunikasi melalui e-Government untuk meningkatkan pelayanan publik yang baik, cepat dan responsif, adanya partisipasi aktif dari publik dan transparansi baik anggaran serta program pembangunan. (2) Perlunya mengantisipasi adanya kesenjangan teknologi informasisehingga membutuhkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di pemerintahan daerah dan publik, serta memperluas fasilitas akses jaringan informasi.Kata kunci: komunikasi pembangunan, pelayanan publik, partisipasi, teknologi informasi, transparansi 


Widyaparwa ◽  
2017 ◽  
Vol 45 (2) ◽  
pp. 151-164
Author(s):  
Novita Sumarlin Putri

Tindak tutur komisif merupakan salah satu aspek pragmatik yang harus diperhatikan oleh penerjemah ketika menerjemahkan teks. Hal itu dilakukan agar menghasilkan terjemahan yang berkualitas dari aspek keakuratan dan keberterimaan. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini bertujuan mendiskripsikan tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan kalimat yang mengakomodasi tindak tutur komisif dengan pendekatan pragmatik. Data yang digunakan ialah tuturan komisif dan hasil penilaian kualitas terjemahan. Data bersumber dari novel Insurgent karya Veronica Roth dan informan. Data dikumpulkan dengan cara analisis dokumen, kuesioner dan Focus Group Discussion. Selanjutnya, data dianalisis dengan cara analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjemahan dalam novel Insurgent mempunyai nilai keakuratan dan keberterimaan yang cukup tinggi. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat keakuratan dan keberterimaan pada setiap jenis tindak tutur komisif memiliki dampak terhadap kualitas keseluruhan terjemahan kalimat yang mengandung tindak tutur komisif.Commissive speech act is one of the pragmatic aspects to regard by the translator in translating the text. It aims to produce a qualified translation in regarding accuracy and acceptability aspects. According to the aspects, this research aims to describe accuracy and acceptability of translation in sentences which accommodate commissive speech act using pragmatic approach. The data used is commissive speech and qualitative translation value result. The sources of the data are an Insurgent novel by Veronica Roth and informants. The data were collected through document analysis, questionnaire, and Focus Group Discussion then analyzed the domain, taxonomic, componential analysis, and cultural theme. The result shows that translation in the Insurgent novel has high accuracy and acceptability values. This research concludes that the accuracy and acceptability level in each commissive speech act has an impact on quality of whole translated sentences which contain commissive speech act.


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Bejo Danang Saputra

Perencanaan pengembangan uji kompetensi perawat Indonesia akan dikembangkan  dengan metode OSCE.. Pelaksanaan uji OSCE membutuhkan persiapan yang matang, terutama kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah dosen untuk melaksanakan uji OSCE. Mengetahui kesiapan SDM dalam pengembangan uji OSCE di Prodi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Informan penelitian adalah 6 orang dosen dan Kepala Program Studi D3 keperawatan. Data diperoleh melalui, focus group discussion, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan constant comparative method. Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dosen tentang OSCE dan kompetensi berdasarkan pendidikan memenuhi persyaratan untuk pengembangan uji OSCE, namun masih membutuhkan pelatihan mengenai OSCE. Uji OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen dari prodi lain karena jumlah dosen di Prodi D3 Keperawatan  STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap belum memenuhi kebutuhan pelaksanaan uji OSCE. Hambatan penyelenggaraan OSCE adalah SDM belum terkoordinasi, belum terlatih dan keterbatasan sarana pendukun. Pengetahuan dan kompetensi dosen berdasarkan tingkat pendidikan memenuhi syarat dalam pengembangan OSCE dan OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen prodi lain.


Author(s):  
Dewi Novianti ◽  
Siti Fatonah

Social media is a necessity for everyone in communicating and exchanging information. Social media users do not know the boundaries of age, generation, gender, ethnicity, and religion. However, what is interesting is the user among housewives. This study took the research subjects of housewives. Housewives are chosen as research subjects because they are pillars or pillars in a household. If the pillar is strong, then the household will also be healthy. Thus, if we want to build a resilient and robust generation, we will start from the housewives. A healthy household starts from strong mothers too. This study aims to find out the insights of the housewives of Kanoman village regarding the content on smartphones and social media and provide knowledge of social media literacy to housewives. This study used a qualitative approach with data collection techniques using participant observation, interviews, focus group discussion (FGD), and documentation. The results of the study showed that previously housewives had not experienced social media literacy. Then the researchers took steps to be able to achieve the desired literacy results. Researchers took several steps to make them become social media literates. They become able to use social media, understand social media, and even produce messages through social media.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document