HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA GURU KELAS DI SEKOLAH INKLUSI DI JAKARTA
Profession as class teacher in inclusive schools is not an easy profession, especially if the teacher lacks the required competencies. Lack of competence can affect self-efficacy associated with work engagement to classroom teachers. Self-efficacy is one's belief in one's ability to complete a task or goal and to produce the desired positive effect.Meanwhile, work engagement is defined as a positive work attitude and performance that can improve overall company performance.This study aims to determine whether there is a positive relationship between self efficacy and work engagement to classroom teachers in inclusive schools. This research is a non-experimental quantitative research that tests the correlation between two variables using convenience sampling techniques. The measuring instrument used was a self-efficacy scale developed by Jerusalem and Schwarzer, and a work engagement scale developed by Schaufeli, González-Romá, and Bakker. The subjects in this study were 34 class teachers in inclusive schools in Jakarta. The results of the analysis using the Pearson correlation test have the results of r = 0.459, p = 0.006 <0.05, so it can be concluded that self efficacy has a significant positive relationship with work engagement to class teachers in inclusive schools. Then it can be said that the higher the self efficacy is, the higher the work engagement will be. Vice versa, the lower the self efficacy is, the lower the work engagement will be. Profesi guru kelas di sekolah inklusi bukanlah profesi yang mudah, terutama apabila guru kurang memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Kurangnya kompetensi dapat mempengaruhi efikasi diri yang dikaitkan dengan keterikatan kerja pada guru kelas. Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang atas kemampuan yang dimiliki oleh seseorang agar dapat menyelesaikan suatu tugas atau tujuan dan dapat menghasilkan efek positif yang diinginkan. Sementara keterikatan kerja adalah Keterikatan kerja didefinisikan sebagai sikap dan performa kerja positif yang dapat meningkatkan performa perusahaan secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara efikasi diri dengan keterikatan kerja pada guru kelas di sekolah inklusi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental yang menguji korelasi antar dua variabel dengan menggunakan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Skala Efikasi Diri yang dikembangkan oleh Jerusalem dan Schwarzer, serta Skala Keterikatan Kerja yang dikembangkan Schaufeli, González-Romá, dan Bakker. Subyek pada penelitian ini merupakan 34 orang guru kelas di sekolah inklusi di Jakarta. Hasil analisis menggunakan uji korelasi Pearson memiliki hasil r = 0.459, p = 0.006<0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa efikasi diri memiliki hubungan positif yang signifikan dengan keterikatan kerja pada guru kelas di sekolah inklusi. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi efikasi diri, maka akan semakin tinggi keterikatan kerja. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah efikasi diri, maka semakin rendah juga keterikatan kerja.