scholarly journals Kajian Distribusi Spasial Dan Temporar Kadar BOD, TSS dan Oksigen Terlarut (DO) Air Sungai Batang Harau Kota Padang

2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 41-51
Author(s):  
Burhan Muslim ◽  
Sejati Sejati ◽  
Awalia Gusti ◽  
Evino Sugriarta

Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS), and Dissolved Oxygen (DO) are indicators of water quality in water bodies. Non-polluted water has low BOD and TSS levels and high DO. Changes in these three parameters indicate a change in quality. This study aims to look at variations in the levels of BOD, TSS, and DO spatially and temporarily in Batang Arau River, Padang City in 2018. The study was conducted by observing three stations, namely in the upstream, middle, and downstream, and in the morning and evening. The results showed that BOD and TSS levels tended to increase from upstream to downstream, while DO was the opposite. The temporal variation shows that BOD and TSS levels are low in the morning and increase during the day and evening, while DO is the opposite.

Author(s):  
Burhan Muslim

Abstract Biological Oxygen Demand (BOD), Total Suspended Solid (TSS) and Dissolved Oxygen (DO) are indicators of water quality in water bodies. Non-polluted water has low BOD and TSS levels and high DO. Changes in these three parameters indicate a change in quality. This study aims to look at variations in the levels of BOD, TSS and DO spatially and temporarily in Batang Arau River, Padang City in 2018. The study was conducted by observing three stations, namely in the upstream, middle and downstream and in the morning and evening. The results showed that BOD and TSS levels tended to increase from upstream to downstream, while DO was the opposite. Temporar variation shows that BOD and TSS levels are low in the morning and increase during the day and evening, while DO is the opposite. Key word: Biological Oxygen Deman, Total Suspended Solid, Dissolved Oxygen Abstrak Kbutuhan Oksigen Biologis (BOD), Total Suspended Solid (TSS) dan Dissolved Oxygen (DO) adalah indikator kualitas air dalam badan air. Air yang tidak tercemar memiliki kadar BOD dan TSS yang rendah serta DO yang tinggi. Perubahan dalam ketiga parameter ini menunjukkan perubahan kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat variasi kadar BOD, TSS dan DO secara spasial dan temporer di Sungai Batang Arau, Kota Padang pada tahun 2018. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati tiga stasiun, yaitu di hulu, tengah dan hilir dan pada pagi hari, dan malam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat BOD dan TSS cenderung meningkat dari hulu ke hilir, sedangkan DO adalah sebaliknya. Variasi temporer menunjukkan bahwa tingkat BOD dan TSS rendah di pagi hari dan meningkat pada siang dan malam hari, sedangkan DO adalah sebaliknya. 


Jurnal Ecolab ◽  
2021 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 101-109
Author(s):  
Dewi Ratnaningsih ◽  
◽  
Retno Puji Lestari ◽  
Ernawita Nazir

Kualitas air di suatu wilayah yang merupakan salah satu indikator lingkungan dapat dievaluasi menggunakan parameter fisika, kimia, dan biologi. Indeks Kualitas Air Indonesia (IKA-INA) dapat digunakan untuk menilai kondisi kualitas air secara menyeluruh pada lokasi dan waktu tertentu. IKA-INA dihitung dengan menggunakan sepuluh (10) parameter yaitu pH, Total Dissolved Solid (TDS), Total Suspended Solid (TSS), Dissolved Oxygen (DO), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), NO3, NH3, Total Phosphate (TP) dan fecal coliform. IKA-INA tersebut merupakan indeks kualitas air yang dapat memberikan informasi secara sederhana. Dalam pemanfaatannya, tidak semua data parameter dalam IKA-INA tersebut dapat terpenuhi karena adanya data tidak valid atau data yang hilang. Kajian ini bertujuan untuk memberi alternatif rumusan IKA-INA dengan parameter yang tidak lengkap atau jika tidak semua data dalam parameters tersebut tersedia. Metode yang digunakan dalam menyusun rumusan adalah dengan melakukan koreksi faktor bobot parameter IKA-INA terhadap parameter yang hilang dan nilai Q (nilai sub-indeks). Setelah itu dilakukan uji coba pada nilai baku mutu air dalam Peraturan Pemerintah No. 22/2021 Lampiran VI serta pada data kualitas air sungai yang mewakili kualitas baik dan buruk. Hasil uji coba menunjukkan bahwa bobot parameter terkoreksi dapat digunakan untuk penanganan parameter yang hilang dalam penilaian kualitas air dengan metode IKA-INA. Hasil IKA-INA dengan parameter hilang yang menggunakan bobot terkoreksi dan hasil IKA-INA dengan parameter lengkap mayoritas memberikan status IKA yang tidak berbeda, kecuali untuk parameter fecal coli dan parameter yang mempunyai kadar jauh berbeda terhadap kondisi air secara keseluruhan.


Author(s):  
H Purwati ◽  
M F Fachrul ◽  
D I Hendrawan

<p>Situ Gede merupakan salah satu situ alami yang memiliki luas 5,07 Ha, terletak di wilayah Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Situ Gede berfungsi sebagai daerah tangkapan air, pengendali banjir, tempat rekreasi dan habitat biota air seperti ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air Situ Gede berdasarkan parameter fisika, kimia serta biologi dan dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 serta menentukan status mutu perairan air Situ Gede dengan menggunakan Metode Indeks Kualitas Air-National Sanitation Foundation (IKA-NSF). Selain itu, untuk mengetahui pengaruh aktivitas sekitarnya, dilakukan survei dengan melakukan identifikasi kegiatan domestik. Berdasarkan hasil hasil analisis kualitas air diketahui bahwa parameter yang melebihi baku mutu adalah kekeruhan, TSS (Total Suspended Solid), fosfat, Dissolved Oxygen (DO) dan Biological Oxygen Demand (BOD), sedangkan Status Mutu Situ Gede berada dalam kategori tercemar sedang, dengan nilai IKA-NSF sebesar 65,21, diduga sumber pencemar berasal dari kegiatan sekitarnya domestik seperti sampah. Dengan demikian maka solusi yang dapat diterapkan adalah dengan mengendalikan masuknya sampah ke dalam perairan dengan mengikutsertakan masyarakat sekitarnya, serta melakukan pengolahan air limbah domestik yang dapat diterapkan dimasyarakat sekitarnya.<br />Kata Kunci: kualitas air, status mutu, perairan situ</p>


Author(s):  
Vasudha Lingampally ◽  
V.R. Solanki ◽  
D. L. Anuradha ◽  
Sabita Raja

In the present study an attempt has been made to evaluate water quality and related density of Cladocerans for a period of one year, October 2015 to September 2016. Water quality parameters such as temperature, PH, total dissolved solids, dissolved oxygen, biological oxygen demand, total alkalinity, total hardness, chlorides, phosphates, and nitrates are presented here to relate with the abundance of Cladocerans. The Cladoceran abundance reflects the eutrophic nature of the Chakki talab.


2015 ◽  
Vol 16 (SE) ◽  
pp. 395-403
Author(s):  
Abbas Ghaffari Habib ◽  
Seyed Hadi Khatami

In Bahar County (Iran), rivers are among the important sources of water for the agricultural sector. Therefore, this research evaluated the parameters of temperature, pH, Total Dissolved Solids (TDS), turbidity, nitrate, total phosphate, dissolved oxygen (DO), Biological Oxygen Demand (BOD5), and fecal coliform at five stations for five months (from February 2015 to June 2015) to determine water quality in the rivers. Based on this evaluation, the NSFWQI index was calculated and, finally, the routes of the rivers were zoned. The best water quality was recorded at Station Number 3 with the NSFWQI Value of 80 in January, and the worst at Station Number 5 (latgah) with the NSFWQI Value of 37 in June. Based on the mean NSFWQI indices, water quality was Medium at Stations Number 1, 2, and 4, good at Station Number 3, and bad at Station number 5.


2020 ◽  
Vol 32 (4) ◽  
pp. 827-834
Author(s):  
Muhammad Towhid Moula ◽  
Ranjit K. Nath ◽  
Mh. Mosfeka Chowdhury ◽  
Md. Abu Bakar Siddique

Halda is an important river of Bangladesh, is now polluted in different ways through industrial, agricultural, domestic and sewage disposal. Increased anthropogenic activities have increased the potential pollution of the river and excessive pollutants may be toxic to humans and aquatic fauna. Presence of heavy metals in the river water causes perilous impact on the aquatic organisms. Hence, regular monitoring of pollution levels in the river is indispensable. In this study, we discuss about physico-chemical assessments of water quality parameters viz. pH, dissolve oxygen (DO), biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), total solid (TS), total suspended solid (TSS), total dissolved substance (TDS), total alkalinity, turbidity, salinity, electrical conductivity (EC), hardness, chloride and heavy metals in the water of Halda river during rainy and winter seasons, at different points; sources of pollutants in water and their effects given starting from the early research until the current research.


2017 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 253
Author(s):  
Siswanta Kaban ◽  
Husnah Husnah ◽  
Siti Nurul Aida

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air Sungai Musi tahun 2007 sampai dengan 2008 di bagian tengah dan hilir berdasarkan pada sumber polutan. Empat belas stasiun pengambilan contoh ditetapkan sebagai sumber polutan seperti industri maupun pemukiman penduduk, dan referensi yang jauh dari industri maupun pemukiman yang digunakan sebagai pembanding. Pada setiap stasiun, pengambilan contoh dilakukan 3 kali waktu pengambilan, yaitu bulan April, Juni, dan Januari yang dapat mewakili 3 musim yang berbeda pada tahun tersebut. Beberapa parameter diukur in situ sementara beberapa lain dianalisis di laboratorium dengan standar methods (AWWAWEF, 2005). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa industri yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit dan karet cenderung menurunkan kualitas perairan di Sungai Musi. Kandungan logam berat dalam sedimen di Sungai Musi relatif rendah dengan kandungan Cr+6 dan Pb yang tertinggi masing-masing 13,481 dan 1,747 μg per g. Curah hujan cenderung menurunkan beberapa parameter fisika dan kimia kualitas perairan. Potensi pencemaran cenderung ditemukan di bagian hilir Sungai Musi, karena sebaran industri dan intensitas pemanfaatan perairan cukup tinggi di bagian sungai tersebut. Study in order to know distribution of pollution source and its effect on water quality of the middle and down stream of Musi River was conducted in April and June 2007 and January 2008. Fourteen sampling sites were selected based on the pollution source and the minimal degradation site (reference sites). Parameters observed were pollution source distribution and water and sediment parameters such as physical and chemical parameters. Water sample was collected at 0.5 m from water surface by using Kemmerer water sampler while sediment samples were taken by using Ekman grab. Some of the parameters were analyzed in situ while the rest were analyzed in laboratory. Results indicated that oil palm and rubber industries were mostly the pollution source in Musi River. Potential pollution source was mostly found in the middle and down stream of Musi River since most of pollution source and high water utilization found in this area. Water quality parameters except total suspended solid and biochemical oxygen demand, were still in the range that can be tolerated by the aquatic organisms. Rain fall tends to decrease water quality of the river. Concentration of heavy metal such as Chrom (Cr+6) and plumbum in the sediment were in still in low concentration with the highest concentration reaching 13.481 and 1.747 μg per g respectively.


Author(s):  
A Zharifa ◽  
M F Fachrul ◽  
D I Hendrawan

<p>Situ Parigi adalah salah satu situ di Kota Tangerang Selatan yang berada di Kelurahan Parigi Lama, Kecamatan Pondok Aren dengan luas sebesar 4 hektar. Situ Parigi memiliki fungsi sebagai reservoir, pengendali banjir dan irigasi. Kondisi Situ Parigi saat ini belum mendapat perhatian dan dirawat dengan baik. Hal ini terlihat dari banyaknya sampah di saluran inlet dan di bagian tepinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas air dan status mutu Situ Parigi. Pengambilan sampel air dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali pada Bulan Mei, Juni dan Juli 2018 dengan metode grab sampling. Hasil analisis kualitas air dibandingkan dengan baku-mutu pada PP No. 82 Tahun 2001 untuk kelas 2. Menentukan status mutu air dengan menggunakan metodeIKA-NSF. Parameter yang diukur ada 9 (sembilan) yaitu suhu, Total Suspended Solid (TSS), kekeruhan, pH, Dissolved Oxygen (DO), Biochemical Oxygen Demand (BOD), nitrat, fosfat dan E. coli. Hasil analisis kualitas air menunjukkan parameter fosfat, BODdan E. coli melebihi baku-mutu, sedangkan parameter DO di bawah baku-mutu. Konsentrasi fosfat berkisar 0,04-0,46 mg/l sedangkan baku mutu bernilai 0,2 mg/l. Konsentrasi BOD berkisar 3,08-51,08 mg/l sedangkan baku mutu bernilai 3 mg/l. NilaiE. coli berkisar 0-4.000 CFU/100 ml sedangkan baku mutu bernilai 1.000 CFU/100 ml. Konsentrasi DO berkisar 1,1-4,7 mg/l sedangkan baku mutu bernilai ≥4 mg/l. Status mutu air Situ Parigi bernilai 60,9 yang menunjukkan bahwa Situ Parigi tercemar sedang.<br />Kata kunci: Situ, Parameter, Kualitas Air, Status Mutu Air, IKA-NSF</p>


2020 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 309-315
Author(s):  
Dilia Puspita Asih ◽  
Churun Ain ◽  
Niniek Widyorini

Sungai Banjir Kanal Barat dan Silandak merupakan sungai besar yang berada di Kota Semarang. Terdapat berbagai aktivitas di sepanjang aliran sungai tersebut, diantaranya aktivitas domestik dan industri dimana buangan limbah masuk ke dalam badan sungai sehingga menyebabkan penurunan kualitas perairan. Salah satu mikroorganisme yang terkandung dalam limbah domestik yang berperan sebagai indikator pencemaran yaitu bakteri coliform sehingga perlu dilakukan perhitungan total coliform guna mengetahui adanya pencemaran di Sungai Banjir Kanal Barat dan Silandak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan total coliform, status mutu air berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001 kelas II dan hubungan antara total coliform dengan bahan organik dan BOD (Biological Oxygen Demand) di Sungai Banjir Kanal Barat dan Silandak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Pengambilan sampel terdiri dari 2 stasiun (A dan B) yang masing-masing terdapat 5 titik dan 2 kali pengulangan (P1 dan P2). Variabel utama yang dianalisis yaitu total coliform, bahan organik dan BOD, variabel pendukung yang diukur yaitu temperatur, salinitas, DO (Dissolved Oxygen ) dan pH. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah total coliform pada stasiun A berkisar antara 240-16000 MPN/100 mldan 23-5400 MPN/100 ml pada stasiun B. Nilai total coliform pada titik A2 dan B2 pada P1 serta A5 P2telah melebihi bakumutu. Hubungan antara total coliform dengan bahan organik yaitu sangat lemah (nilaiPearson Correlation = 0,15). Hubungan antara total coliform denganBOD yaitu lemah (nilaiPearson Correlation= 0,378). Banjir Kanal Barat and Silandak Rivers are large rivers in Semarang. There are various activities along the river flow, including domestic activities and industries where waste effluents enter the river bodies causing a decrease in water quality. One of the microorganisms contained in domestic waste that as an indicator of pollution is coliform bacteria, so it is necessary to calculate the total coliform in order to find out the pollution in the Banjir Kanal Barat and Silandak Rivers. This study aims to determine abundance of total Coliform, water quality status based on PP No. 82 of 2001 class II and relationship between the total coliform with organic matter and BOD (Biological Oxygen Demand) in the Banjir Kanal Barat and Silandak Rivers. The method used in this study is survey method. Sampling consisted of 2 stations (A and B), each of which had 5  points and 2 repetitions (P1 and P2). The main variables analyzed were total coliform, organic matter and BOD, the supporting variable analiyzed were temperature, salinity, DO (Dissolved Oxygen ) and pH. Based on the results of the study, the total number of coliform at station A ranged from 240-16000 MPN/100 ml and 23-5400MPN/100 ml at station B. The total value of coliform at points A2 and B2 at P1 and A5 P2 has exceeded the standard. The relationship between total coliform and organic matter is very weak (Pearson Correlation value = 0.15). The relationship between total coliform and BOD is weak (Pearson Correlation value = 0.378). 


2018 ◽  
Author(s):  
Indra Agus Riyanto ◽  
M Widyastuti ◽  
Heru Hendrayana

Sub DAS (Daerah Aliran Sungai) Serayu terletak di Kabupaten Wonosobo JawaTengah dengan luasan 13682.19 ha. Sub DAS Serayu merupakan salah satu Sub DAS yangmemiliki peranan penting terhadap kondisi DAS Serayu, yaitu sebagai daerah imbuhan air.Pada saat ini, di bagian hulu Sub DAS Serayu telah dimanfaatkan secara intensif untukpertanian dan Wisata Kawasan Dieng sehingga memberikan pengaruh terhadap kuantitasdan kualitas air sungai, serta kondisi DAS. Tujuan penelitian ini adalah menganalisisbesarnya debit aliran Sub DAS Serayu, menganalisis kualitas air sungai Sub Das Serayu,dan menganalisis tingkat kekritisan Sub DAS Serayu. Besarnya debit aliran dihitungmenggunakan pendekatan neraca air metode Thornthwaite Mather dan divalidasi denganpengukuran lapangan. Kualitas air diukur langsung di lapangan dan di laboratorium.Pengukuran langsung meliputi suhu, daya hantar listrik (DHL) dan pH; sedangkanpengukuran di laboratorium meliputi Dissolved Oxygen (DO), Biochemical OxygenDemand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), TotalDissolved Solid (TDS), nitrat, fosfat, sulfat, amonia, H2S, Fe, Mn, detergen, coli tinja, danminyak lemak. Kekritisan Sub DAS didekati dengan perbandingan besarnya debit alirandan kebutuhan air dalam Sub DAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa neraca air SubDAS Serayu probabilitas 60 % diperoleh Direct runoff (DRO) sebesar 274.659.736m3/tahun, sedangkan probabilitas 80 % diperoleh DRO sebesar 182.487.225 m3/tahun.Validasi hasil perhitungan debit neraca air diperoleh 15% lebih tinggi dari debitpengukuran. Parameter kualitas air yang melebihi ambang batas baku mutu kelas IImenurut Peraturan Pemerintah 82/2001 adalah coli tinja pada seluruh sampel; dan padabeberapa sampel untuk kadar Fe, detergen, minyak lemak, sulfida dan pospat hal tersebutdisebabkan oleh keterdapatan penggunaan lahan berupa pertanian intesif di wilayah huludiikuti kegiatan wisata, dominasi sawah di bagian tengah Sub DAS, serta dominanpermukiman di hilir Sub DAS. Hasil analisis kekritisan Sub DAS Serayu menunjukkanbahwa kondisi Sub DAS termasuk klasifikasi tidak kritis.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document