scholarly journals Perbandingan Diabetes Self Management Education Metode Ceramah Menggunakan Booklet dengan Metode Group Whatsapp terhadap Self Care BehaviorPasien Diabetes Mellitus

2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 126-131
Author(s):  
Dwi Elka Fitri ◽  
Siska Mayang Sari ◽  
Tri Krianto

ABSTRAK Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis yang membutuhkan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah  komplikasi akut dan menurunkan resiko komplikasi jangka panjang. Diabetes Self Management Education (DSME) dapat digunakan sebagai metode yang efektif dalam meningkatkan perawatan mandiri pasien dengan Diabetis Mellitus saat keluar dari RS. Dalam pelaksanaan edukasi pada pasien banyak metode yang bisa dilakukan. Metode ceramah adalah metode yang paling sering  digunakan, salah satunya adalah dengan menggunakan booklet. Metode lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan aplikasi group WhatsApp. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan  DSME metode ceramah menggunakan booklet dengan metode group WhatsApp terhadap  self  care behavior pasien DM. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Quasy eksperiment dengan desain two group pretest-posttest.  Sampel dalam penelitian ini adalah pasien DM yang diarawat jalan di RS PMC dengan jumlah 30 orang, menggunakan tekhnik consecutive sampling yang dibagi 2 kelompok. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan  uji paired sample t-test dan independent sample t test.  Hasil uji t independent didapatkan p value = 0.001 lebih kecil dari nilai alpha (p < 0.05) dengan mean difference, yaitu -15,33. Dapat disimpulkan bahwa diabetes self management education dengan metode whatsApp group)  lebih berpengaruh dalam meningkatkan self care behavior dibandingkan diabetes self management education dengan metode ceramah menggunakan booklet. Dari hasil penelitian ini diharapkan agar RS dapat melakukan edukasi pada pasien DM dengan mengikuti prinsip DSME dengan metode group WhatsApp. Kata Kunci        : Ceramah, Diabetes mellitus, DSME, Media sosial (grup WhatsApp), Self Care Behavior

2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 23-28
Author(s):  
Ummu Habibah ◽  
Awaliyah Ulfah Ayudytha Ezdha ◽  
Febrilla Harmaini ◽  
Dwi Elka Fitri

Kejadian komplikasi pada pasien Diabetes Melitus (DM) terjadi akibat perilaku perawatan diri pasien DM yang tidak baik. Perilaku pasien dalam perawatan dirinya, berkaitan dengan bagaimana kualitas education yang diberikan saat di rumah sakit. Penanganan penyakit DM di rumah sakit menjadi tanggung jawab tim kesehatan. Namun setelah pasien dipulangkan, maka pasien dan keluarga harus bisa mengambil alih tanggung jawab tersebut dengan cara harus bisa melakukan perawatan secara mandiri (self care) sehingga pasien dan keluarga harus dibekali pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk mencegah kemungkinan rawat ulang (rehospitalisasi) dengan kondisi yang lebih buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) dengan metode audiovisual terhadap Self Care Behavior pasien Diabetes Melitus di Poliklinik RS PMC Pekanbaru. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini akan di laksanakan di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center dengan sampel penelitian adalah seluruh pasien Diabetes Melitus yang berobat di Poliklinik yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini adalah mean nilai self care behavior sebelum diberikan DSME  adalah 36,73 dan untuk mean nilai self care behavior setelah diberikan DSME adalah 60,93. Hasil uji t dependent dimana p value = 0.000 lebih kecil daripada nilai alpha (p < 0,05). Hal ini berarti didapatkan adanya pengaruh  yang signifikan terhadap peningkatan nilai self care behavior pada pasien diabetes mellitus dengan menggunakan media audiovisual sebelum dan setelah diberikan DSME. Hasil dari penelitian ini di harapkan selain peningkatan pamahaman pasien diabetes mellitus juga pihak RS dapat menerapkan metode audiovisual dalam memberikan promosi kesehatan sebagai salah satu tugas preventif dari rumah sakit sehingga hasil akhir kepuasan pasien dan mutu pelayanan dapat tercapai.


2020 ◽  
Author(s):  
Galih Tri Winata

Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan perawatan jangkapanjang sehingga memerlukan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah komplikasi akut dan kronis. Salah satu bentuk pendidikan kesehatan yang dapat diberikan adalah diabetesself management education (DSME) yang dapat memfasilitasi pengetahuan, ketrampilan dan perawatan diri. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh DSME dalam dischargeplanning terhadap self care behavior pasien DM tipe 2. Rancangan penelitian menggunakan quasi experiment dengan non randomized control group pretest posttest design. Kelompok perlakuan diberikan penerapan DSME dalam discharge planning. Kelompok kontrol tidak dilakukan perlakuan (mendapatkan discharge planning sesuai yang dilakukan di ruangan). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan self care behavior yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kontrol dengan p value 0,000. Penelitian ini menjadi salah satu pertimbangan rumah sakit dalam menyusun discharge planning menggunakan konsep DSME.


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 133
Author(s):  
Novita Nurkamilah ◽  
Rondhianto Rondhianto ◽  
Nur Widayati

Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease that requires a continous self-care. A low level ofknowledge about self-care can worsen health condition and cause diabetes distress. The continuingstress can cause hyperglycemia that lead to complications of DM. DSME/S is a structured healtheducation that facilitates DM patients in implementing and maintaining their behavior for sustainableself-care. This research aimed to analyze the effect of DSME/S on diabetes distress in patients withtype 2 DM. This research was quasi experimental with non randomized control group pretestposttest design. Thirty respondents in this study were divided into 15 respondents as theintervention group and 15 respondents as the control group by consequtive sampling technique.DSME/S was conducted in 6 sessions: 4 sessions in the hospital and 2 sessions at respondent'shouse. The data were analyzed by using dependent t test and independent t test with significancelevel of 0.05. The result of dependent t test revealed a significant difference of diabetes distressbetween pretest and posttest both in the intervention group (p=0.001) and in the control group(p=0.046). Furthermore, independent t test showed a significant difference between interventiongroup and control group (p=0.001). The decrease of diabetes distress was higher in the interventiongroup than control group. This result indicates that there was a significant effect of DSME/S ondiabetes distress in patients with type 2 DM. Nurses are expected to apply DSME/S as a dischargeplanning to reduce diabetes distress in patients with type 2 DM.Keywords: diabetes distress, DSME/S, Diabetes Mellitus


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 402
Author(s):  
Iskim Luthfa ◽  
Nurul Fadhilah

<p><em>People with diabetes mellitus are at risk of developing complications, so that it affects the quality of life. These complications can be minimized through self-care management. This study aims to determine the relationship between self management with the quality of life for people with diabetes mellitus. This research is a kind of quantitative research with correlation study. This research used cross sectional design. The sampling technique uses non probability with estimation consecutive sampling. The number of respondents in this research are 118 respondents. Instrument for measuring self management used diabetes self management questionnaire (DSMQ), and instruments to measure quality of life used quality of life WHOQOL-BREEF. The data obtained were processed statistically by using spearman rank test formula and p value of 0,000 There is a significant relationship of self management with the quality of life of people with diabetes mellitus.</em></p><p> </p><p><em>Penderita </em><em>Diabetes mellitus </em><em>beresiko mengalami komplikasi yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Komplikasi tersebut dapat diminimalkan melalui manajemen perawatan diri (self management). Penelitian ini bert</em><em>ujuan </em><em>untuk</em><em> menganalisis hubungan self management dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus. </em><em>Jenis p</em><em>enelitian ini </em><em>adalah</em><em> deskriptif korelasi</em><em> dengan desain cross sectional</em><em>. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability </em><em>sampling </em><em>dengan pendeka</em><em>t</em><em>an consecutive sampling</em><em>.</em><em> </em><em>J</em><em>umlah </em><em>sampel sebanyak</em><em> </em><em>118 responden.</em><em> </em><em>Instrumen </em><em>penelitian </em><em>untuk mengukur self management </em><em>menggunakan</em><em> </em><em>diabetes self management questionnaire</em><em> (DSMQ), </em><em>dan instrumen untuk mengukur kualitas hidup menggunakan </em><em>quality of life </em><em>WHOQOL-BREEF.</em><em> Analisis data menggunakan spearman rank dan didapatkan hasil nilai </em><em>p value 0,000</em><em> dan r 0,394.Terdapat </em><em>hubungan </em><em>antara </em><em>self management</em><em> dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus</em><em> dengan arah korelasi positif.</em></p>


2017 ◽  
Vol 3 (6) ◽  
pp. 693-696
Author(s):  
Muhaji Muhaji ◽  
Bedjo Santoso ◽  
Putrono Putrono

Background: Endotracheal suctioning is one of the common supportive measures in intensive care units (ICU), which may be related to complications such as hypoxia. However, a questionable efficacy is still identified to choose suctioning pressure between 130 mmHg and 140 mmHg that is effective for patients with endotracheal tube.Objective: To compare the effectiveness of 130 mmHg and 140 mmHg suctioning pressure on oxygen saturation in patients with endotracheal tube.Methods: This research used a quasy experimental design with pretest and posttest group. The study was conducted from 31 January to 1 March 2017 in the Hospital of Panti Wilasa Citarum and Hospital of Roemani Muhammadiyah Semarang. There were 30 samples recruited using consecutive sampling, with 15 assigned in the 130 mmHg and 140 mmHg suctioning pressure group. Pulse oximetry was used to measure oxygen saturation. Paired t-test and Independent t-test were used for data analysis.Results: Findings showed that there was a statistically significant effect of 130 and 140 mmHg suctioning pressure on oxygen saturation in patients with ETT with p-value <0.05. There was a significant mean difference of oxygen saturation between 130 mmHg and 140 mmHg suctioning pressure group with p-value 0.004 (<0.05). The mean difference of oxygen saturation between both groups was 13.157.Conclusion: The 140 mmHg suctioning pressure is more effective compared with 130 mmHg suctioning pressure in increasing oxygen saturation in patients with ETT.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Marina Kristina Layun ◽  
Abdurrahman .

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan atau karena penggunaan yang tidak efektif dari insulin atau keduanya Self-management dapat mendorong pasien menggunakan sumber daya yang ada untuk mengelola gejala yang dialaminya terutama pada pasien dengan penyakit kronis. Pelaksana melakukan kegiatan pemeriksaan kadar glukosa dan penyuluhan mengenai self management pada pasien diabetes melitus dengan luka basah. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa Self Management Pada Pasien Diabetes Mellitus memiliki peran yang cukup signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup Diabetes Mellitus. Kesimpulan self management pada pasien diabetes melitus menjadi strategi yang tepat untuk memberdayakan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesiapan pasien untuk melakukan perawatan mandiri pada anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus dan self care behavior pada pasien Diabetes Mellitus


2019 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Trina Kurniawati ◽  
Titih Huriah ◽  
Yanuar Primanda

AbstrakEdukasi kepada pasien Diabetes Mellitus (DM) yang dapat memperbaiki hasil klinis adalah Diabetes Self Management Education (DSME). DSME merupakan salah satu metode yang dapat memfasilitasi pengetahuan dan keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Diabetes Self Management Education terhadap Self Management pada pasien DM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi experimental dengan control group pre test- post test design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 46 orang yang terbagi menjadi 23 orang pada kelompok intervensi mendapatkan DSME sebanyak 4 sesi dalam satu bulan dan 23 orang pada kelompok kontrol mendapatkan edukasi dari Program PERSADIA. Instrumen yang digunakan menggunakan kuesioner. Analisis statistik menggunakan Wilcoxon dan Mann Whitney test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P value uji Wilcoxon test sebesar 0,000 pada kelompok intervensi, P value uji Mann Whitney test adalah 0,000 pada variabel self management. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p<0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai self management antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol secara signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah DSME dapat meningkatkan self management pada pasien DM. Disarankan petugas kesehatan dapat memberikan DSME untuk meningkatkan self management pasien diabetes dan menggunakan DSME sebagai program promosi kesehatan.Kata kunci: Diabetes Mellitus; DSME;Self Management  The Influnce of Diabetes Self Management Education (DSME) to the Self Management on the Diabetes Patient AbstractEducation to patients Diabetes Mellitus (DM) who can improve clinical outcomes is Diabetes Self Management Education (DSME). DSME is one method that can facilitate knowledge and skills. The purpose of this research is to determine the effect of Diabetes Self Management Education (DSME) to Self Management on the diabetes patients. This study is used the quasi experimental research method with control group pre test post test design. The sampling technique used Simple random sampling with a samples of 46 people and it is devided 23 people in the intervention group get DSME as much as 4 sessions in one month and 23 people in the control group get education programe at PERSADIA. The instrument used was questionnaire. Statistical analysis used Wilcoxon and Mann Whitney test. The results showed that P value of Wilcoxon test  was 0.000 in the intervention group, P test value of Mann Whitney test was 0.000 in self management variable. Based on statistical test results obtained p <0.05 which indicates that there are differences in self-management value between the intervention group and the control group significantly. The conclusions of this research is DSME can improve self-management on the patients with diabetes. It is recommended that health workers can provide DSME to improve self-management  in diabetic patients and use DSME as a health promotion program.Keywords  : Diabetes Mellitus, DSME, Self Management


2018 ◽  
Vol 8 (04) ◽  
pp. 516-521
Author(s):  
Nurma Shitah ◽  
Agus Purnama

Atraumatic care merupakan  bentuk perawatan terapeutik yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan  pelayanan kesehatan anak melalui penggunaan tindakan yang dapat mengurangi  distres fisik maupun distres psikologis yang dialami anak maupun orang tua. Medical play merupakan salah satu terapi bermain yang dapat diberikan pada anak dengan diberi kesempatan untuk bermain dan mengekplorasi peralatan medis seperti stetoskop, penlight, termometer, dan lain-lainnya terhadap tindakan yang mereka alami selama dirumah sakit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas penerapan atraumatic care dengan medical play terhadap respon kecemasan anak usia prasekolah  yang mengalami hospitalisasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan Pre-experimental design dengan pendekatan desain pre and posttest without control. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien anak dengan hospitalisasi di ruang rawat anak RSU Adhyaksa. Sampel yang digunakan adalah 26 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Skala ZSAS (Zung Self Rating Anxiety Scale)  Hasil data didapatkan mayoritas berjenis kelamin laki-laki (53,8%), mayoritas  tidak memiliki pengalaman dirawat sebelumnya sebanyak 24 responden (92,3%), rata-rata skor cemas anak sebelum intervensi 50,346, rata-rata skor cemas anak setelah intervensi adalah 47,3846. Hasil uji dengan paired sample t-test didapatkan nilai  p-value = <0,05 pada skor ZSAS yang berarti pada alpha 5% terlihat ada perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan Medical play. Maka dari Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efektif penerapan atraumatic care  dengan medical play terhadap respon kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document