scholarly journals Factors Affecting Mothers’ Anxiety in Facing Labour Sectio Caesarea (SC) di Hospital R.A. Basoeni Kab. Mojokerto

2016 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 310-315
Author(s):  
Dian Irawati

Normal childbirth or caesarean section will cause psychological effects for the mother andthe family. Maternal anxiety that undergoes caesarean section normally associated with all proceduresthat must be followed and life safety threat due to all kinds of surgical procedures and anesthesia action(Carpenito, 2001). This study aimed to determine the factors that effects maternal anxiety that undergocaesarean section. The research was a qualitative research with cross sectional. The population wasmaternal undergo caesarean section at R.A. Basoeni Hospital as many as 37 peoples and 27 sampleswere taken by simple random sampling. The data collected by questionnaires. The data were analyzedusing logistic regression. Results: There was no significant effect of age on maternal anxiety in undergocaesarean section, there was no significant effect of parity on maternal anxiety in undergo caesareansection, There was a significant effect of birth complications on maternal anxiety that undergo caesareansection, there was no significant effect of the type of caesarean on maternal anxiety that undergocaesarean section, there was a significant effect of husband accompanying on maternal anxiety thatundergo caesarean section, and together these factors 62.5% affect on maternal anxiety undergo caesareansection.Midwives should give a chance to her husband and family to accompany the motherduring the preparation of the casarean section in order to reduce anxiety.

2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 75-84
Author(s):  
Fatmawati Amir ◽  
Sri Yulianti

Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Kementrian kesehatan RI mematok persalinan secara sectio caesarea sebanyak  20% dari total persalinan di Indoensia tingkat persalinan sectio caesarea di Indoensia sudah melewati batas standar WHO. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara paritas dan usia terhadap persalinan sectio caesarea di RSU Bahagia Makassar 2020. Teknik pengumpulan data secara sekunder. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study  untuk mengetahui hubungan paritas dan usia terhadap persalinan sectio caesarea. di RSU Bahagia Makassar dengan jumlah 148 orang dan jumlah sampel sebanyak 108 orang dengan menggunkan teknik Simple Random Sampling. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan persalinan sectio caesarea dengan nilai P = 0,412 > α = 0,05, sedangkan variabel paritas terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan persalinan sectio caesarea dengan nilai P = 0,031 < α = 0,05. Kesimpulan Artinya tidak ada hubungan antara usia ibu terhadap kejadian persalinan sectio caesarea, sedangkan variabel paritas menunjukkan ada hubungan antara paritas terhadap persalinan sectio caesarea di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar Tahun 2020. Sehingga disarankan bagi peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda seperti, pendidikan, pekerjaan dan komplikasi kehamilan dan persalinan.


Author(s):  
Juliana Widyastuti Wahyuningsih

Abstrak Menurut WHO setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia. Menurut SDKI tahun 2012 angka kematian bayi sebesar 34 kematian/1000 kelahiran hidup. AKB di Sumatera Selatan tahun  adalah 44,59 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB di kota Palembang 2016 sebesar 44 per kelahiran hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Rumah Sakit PT Graha Pusri Medika Palembang. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang bersalin di Rumah Sakit PT Graha Pusri Medika Palembang, yang berjumlah 1014 responden. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2018. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang bersalin di Rumah Sakit PT Graha Pusri Medika Palembang berjumlah 287 responden. Sampel penelitian diambil secara random sampling dengan teknik Simple random sampling. Analisa data menggunakan uji statistik Chi – Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara KPSW dengan kejadian asfiksia dengan P value (0,006), ada hubungan yang bermakna antara persalinan SC dengan kejadian asfiksia dengan P value (0.009). Saran bagi rumah sakit dapat dijadikan masukan dalam mengupayakan pengembangan tatalaksana asuhan kebidanan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pada kasus-kasus yang berhubungan dengan kejadian asfiksia. Kata Kunci                 : Kejadian Asfiksia ABSTRACT According to WHO every year approximately 3% (3.6 million) of the 120 million newborns increase asphyxia. According to the IDHS in 2012 the infant mortality rate was 34 deaths / 1000 live births. The IMR in South Sumatra in the year is 44.59 per 1000 live births. Where as AKB in Palembang city in 2016 is 44 per live birth. The purpose of this study was to study what factors are associated with the incidence of asphyxia in newborns at PT Graha Pusri Medika Palembang Hospital. This study uses an analytical survey method using Cross Sectional. The population in this study were all mothers who gave birth at PT Graha Pusri Medika Palembang Hospital, which examined 1014 respondents. This research was conducted in 2018. The sample in this study was that some mothers who gave birth at PT Graha Pusri Medika Palembang Hospital added 287 respondents. The research sample was taken by random sampling with Simple random sampling technique. Data analysis using Chi-Square statistical test. The results showed that there was a relationship between Premature rupture of membranes and the incidence of asphyxia with a P value (0.006), there was a relationship involving between SC labor and the incidence of asphyxia with a P value (0.009). Suggestions for hospitals can be used to seek the development of midwifery care in improving the quality of health services related to cases related to asphyxia. Keywords : asphyxia accident


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 126-132
Author(s):  
Juldin D. E. Balla ◽  
Rafael Paun ◽  
Ina Debora Ratu Ludji

ABSTRACT Sectio caesarea surgical wound is a disorder in the incontinence of cells due to surgery performed to remove the fetus and placenta by opening the abdominal wall for certain indications. The aim of the study was to analyze and make a modeling of the relationship of factors in healing the sectio caesarea surgical wounds. This research is an analytic observational study with cross-sectional design. The sample in this study were 42 mothers with post sectio caesarea surgery at Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang Public Hospital. Sampling was performed by simple random sampling. Data analysis was carried out in a bivariate and multivariate analysis. The results of the bivariate analysis found that the variables that give risk to wound healing were age (p = 0.041; RP = 3.4), discharge planning (p = 0.004; RP = 4.75), personal hygiene (p = 0.003; RP = 0.18), nutritional status (p = 0.013; RP = 0.15). Multivariate analysis found three variables that consistently provide risks to wound healing, namely discharge planning (p = -2.078; RP = 829 95% CI), personal hygiene (p = -1.852; RP = 1.039 95% CI), nutritional status (p = -2,374; RP = 1,023 95% CI). Probability model for healing the surgical wound at Prof. Dr. W.Z. Johannes, namely personal hygiene, nutritional status, discharge planning are factors related to wound healing. Keywords        :  sectio caesarea, wound, discharge planning, personal hygiene   ABSTRAK Luka operasi sectio caesarea adalah gangguan dalam inkontuinitas sel akibat dari pembedahan yang dilakukan untuk mengeluarkan janin dan placenta dengan membuka dinding perut atas indikasi tertentu. Tujuan penelitian untuk menganalisis dan membuat pemodelan hubungan faktor pada penyembuhan luka operasi sectio caesarea. Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 42 ibu post operasi sectio caesarea di RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang. Pengambilan sampel secara simple random sampling. Analisis data dilakukan secara bivariat dan multivariat. Hasil analisis bivariat menemukan variabel yang memberikan risiko terhadap penyembuhan luka adalah umur (p=0,041; RP=3,4), discharge planning (p=0,004; RP=4,75), personal hygiene (p=0,003; RP=0,18), status gizi (p=0,013; RP=0,15). Analisis multivariat menemukan tiga variabel yang konsisten memberikan risiko terhadap penyembuhan luka yaitu discharge planning (p= -2.078; RP=829 95% CI), personal hygiene (p= -1.852; RP= 1,039 95% CI), status gizi (p= -2.374; RP=1,023 95% CI). Model probabilitas penyembuhan luka operasi di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes yaitu personal hygiene, status gizi, discharge planning merupakan faktor yang berhubungan dengan  penyembuhan luka. Kata kunci       :  sectio caesarea,  luka, discharge planning, personal hygiene


2018 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 168
Author(s):  
Noor Hidayah ◽  
Septi Marsiningsih ◽  
Ummi Kulsum

Latar belakang: Proses penyembuhan pasien post sectio caesarea pada fase inflamasi terjadi perubahan hematologi yaitu leukosit meningkat, peningkatan sampai puncaknya pada level 14.000-16.000/ul.proses tersebut bisa berlangsung dan beresiko infeksi jika factor – factor di luar tubuh tidak di kendalikan dengan baik. Salah satu cara untuk mengendlikan kadar leukosit agar tidak terjadi infeksi yaitu mengkomsumsi makanan sehat yang mengandung anti inflamasi yaitu flavonoid. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minum jus jambu terhadap kadar leukosit darah pada pasien post sectio caesarea. Metode: Jenis penelitian ini adalah quasy experiment dengan pendekatan waktu secara cross sectional dengan jumlah sampel 10 kelompok intervensi dan 10 kelompok kontrol diambil secara simple random sampling. Subyek penelitian adalah pasien post sectio di ruang Dahlia RS Raden Soedjati Purwodadi yang di cek kadar leukosit pretest dan posttest. Analisa data mengunakan Uji Paired T Test dan Wilcoxon. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian kelompok kontrol didapatkan hasil Uji Paired T Test yang hasil probabilitas/sig.(2-tailed)=0,294 maka p> 0,05 artinya tidak ada pengaruh terhadap leukosit yang tidak minum jus jambu. Dari hasil statistik pada kelompok perlakuan diperoleh hasil statistik wilcoxon yaitu Asymp.sig.(2-tailed)=0,093, maka p>0,05 yang artinya tidak ada ada pengaruh minum jus jambu terhadap kadar leukosit. Kesimpulan: Tidak ada pengaruh jus jambu biji merah terhadap kadar leukosit darah pada pasien post sectio caesarea di ruang Dahlia Rs Raden Soedjati Purwodadi. Saran dari penelitian bahwa pemberian jus jambu dapat digunakan, namun ternyata tidak spesifik membantu penurunan leukosit pasien post Sectoi Caesaria. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dengan menambahkan variable yang lain selain dari factor makanan  untuk melihat yng lebih berpengaruh terhadap pengendalian leukosit. Kata kunci         : Pasien Post SC, Leukosit, Jus Jambu Biji Merah. ABSTRACT Background: In post-sectio caesarea patients there is an inflammatory phase in which hematologic changes are increased leukocytes that increase to peak to 14,000-16.000 / ul. One way to lower levels of leukocytes is to consume healthy foods that contain anti-inflammatory flavonoids. Objective: This study aims to determine the effect of drinking guava juice to blood leukocyte levels in patients with post-sectio caesarea. Method: This research type was quasy experiment with time approach in cross sectional with 10 samples of intervention group and 10 control group was taken by simple random sampling. The subjects of the study were post-sectio patients in the Dahlia Rs Raden Soedjati Purwodadi room that checked the pretest and posttest leukocyte levels. Data analysis using Paired T Test and Wilcoxon Test. Result: Based on the result of the control group research, the result of Paired T Test with probability result (2-tailed) = 0.294 then p> 0,05 means that there is no effect to leukocytes that do not drink guava juice. From the statistical results in the treatment group obtained wilcoxon statistic that is Asymp.sig. (2-tailed) = 0,093, then p> 0,05 meaning there is no influence drinking guava juice to leukocyte level. Conclusion: There is no effect of red guava juice to blood leukocyte level in post-sectio caesarea patient in space Dahlia Rs Raden Soedjati Purwodadi. Suggestions from the study that guava juice can be used as one of the preferred drinkable beverages to help lower leukocyte levels in post-sectio caesarea patients and can be used as a reference for subsequent studies in surgical patients for surgical reasons due to an infection marked by increased leukocyte.


2014 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Putri Zalika Laila M.K

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah sekelompok sindrom yang berkaitan erat yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah. Pada umumnya faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan tekanan darah dengan kejadian penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI periode Januari-Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional di bagian ilmu penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI dan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan cara pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Dari 200 subjek penelitian, penyakit jantung yang mempunyai hipertensi sebanyak 100 dan yang tidak hipertensi sebanyak 100. Hasil analisis didapatkan jumlah pada subjek hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner sebesar 64(64%) sedangkan pada non hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner didapatkan sebanyak 32(32%). Rasio prevalensi didapatkan adalah 2,00 dengan interval kepercayaan 95% antara 1,450-2,758. Hasil analisis chi-squeare didapatkan nilai X2 didapatkan hasil 19,251 dan nilai p: 0,000 yang artinya ada hubungan faktor risiko antara hipertensi dengan penyakit jantung koroner dengan taraf significant sangat bermakna. Hipertensi merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner, penderita hipertensi berisiko 2 kali lebih besar terkena penyakit jantung koroner.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Dina Athanmika

<p>Merokok adalah perilaku penggunaan .Wabah tembakau atau rokok telah meracuni dan membunuh 4 juta penduduk dunia setiap tahunnya.  Berdasarkan laporan WHO tahun 2008 ditemukan 24,1% remaja pria Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok di Indonesia meningkat lebih cepat dibandingkan negara-negara lain. Pada kelompok umur 10-14 tahun, jumlah perokok meningkat dari 0.3% menjadi 1.4% dalam kurun waktu 18 tahun (1995-2013), dan pada kelompok umur 15-19 tahun terjadi peningkatan dari 7,1% ke 18,3%.  Hasil Riskesdas 2013, menunjukkan bahwa terdapat 30,3% perokok aktif di Sumatera Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok didalam rumah Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Tahun 2014.Penelitian menggunakan desain <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga  perokok yang berada di Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh   Utara   dengan   jumlah   sampel   162   responden   dan   dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat (Uji Chi-Square).Hasil analisis univariat didapatkan sebagian besar (89,5 %)  responden mempunyai perilaku merokok, 62,3% responden memiliki sikap negatif, terdapat 51,2% responden memiliki <em>perceive behavioral </em>yang tinggi, dan 56,8 % responden memiliki peran ibu rumah tangga yang tidak optimal. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran ibu rumah tangga (p = 0,032 ; OR = 3,6), tidak ada hubungan sikap (p = 0,958 ; OR =1,18) dan <em>perceive behavioral </em>(p = 0,152 ; OR = 2,5) dengan perilaku merokok didalam rumah.penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan peran ibu rumah tangga terhadap perilaku merokok. menjalin kerjasama dengan tokoh masyarakat   dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada warga berupa penyuluhan kesehatan tentang merokok agar dapat menghentikan kebisaan merokok didalam rumah.</p>


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Retno Dewi Noviyanti ◽  
Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati

Kelompok anak sekolah (7-12 tahun) merupakan kelompok rentan gizi. Pada umumnya kelompok ini berhubungan dengan perkembangan yang cepat dalam proses intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang aktif, yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah relatif besar. Sarapan pagi merupakan faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak di sekolah. Sarapan pagi mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi anak sekolah, karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran di sekolah, sehingga prestasi belajar menjadi baik. Sarapan menyumbangkan energi sebesar 25% dari kebutuhan gizi sehari. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta. Metode penelitian adalah cross-sectional. Penelitian dilakukan pada siswa dengan usia 9-12 tahun sebanyak 56 anak. Teknik samplingnya adalah simple random sampling. Data kebiasaan sarapan pagi diperoleh dengan wawancara, data prestasi belajar diperoleh dari nilai ulangan harian. Analisis data menggunakan uji Fisher Exact. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar siswa melakukan sarapan pagi sebesar 78,6%, prestasi belajar sebagian besar dengan kategori tuntas sebesar 85,7% dengan nilai rata-rata 84,4 ± 8,09 SD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 1,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Nova Radiani Hasibuan

Pola asuh merupakan faktor yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak berusia di bawah lima tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di Gampong  Sidorejo Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita sebanyak 204 orang. Sampel sebanyak 75 ibu yang mempunyai balita. Pengambilan sampel secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan antara keseluruhan variabel pola asuh ibu (perawatan dan perlindungan ibu untuk anaknya, praktik menyusui dan pemberian MP-ASI, pengasuhan psikososial, penyiapan makanan, kebersihan diri dan sanitasi lingkungan dan praktik kesehatan di rumah dan pola pencarian pelayanan kesehatan) terhadap status gizi anak balita. Variabel pola asuh ibu (perawatan dan perlindungan ibu untuk anaknya, praktik menyusui dan pemberian MP-ASI dan praktik kesehatan di rumah dan pola pencarian pelayanan kesehatan) merupakan yang paling dominan (berpengaruh) terhadap status gizi anak balita


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 92-99
Author(s):  
Aminah Aatinaa Adhyatma

Deteksi dini kanker serviks salah satunya melalui pemeriksaan Pap Smear, sebagai pemeriksaan sitologi untuk melihat adanya keganasan pada epitel serviks/ porsio. Salah satu masalah pelaksanaan Pap Smear umunya masih disebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk Indonesia mengenai pemeriksaan Pap Smear. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan motivasi melakukan pemeriksaan Pap Smear di Desa Jetis Wilayah Kerja Puskesmas Jimbaran Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik secara Cross Sectional pada wanita usia subur usia 35-40 tahun di Desa Jetis sebanyak 87 responden diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner serta analisis data dengan menggunakan uji korelasi KendallTau (τ).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang Pap Smear kurang yaitu sebesar 62,1% sedangkan motivasi responden untuk melakukan pemeriksaan pap smear sebagian besar rendah yaitu sebesar 86,2%. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan wanita usia subur dengan motivasi melakukan pemeriksaan pap smear (p value <0,05) dan nilai τ = 0,281 memiliki makna ada hubungan arah positif, hal ini berarti perubahan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi motivasi yang tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Basok Buhari ◽  
Susi Widiawati ◽  
Anggi Ellijayanti

Latar Belakang: Praktik klinik merupakan proses pembelajaran di rumah sakit yang bertujuan untuk mengenal lebih awal bagi mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk mengenal proses keperawatan. Lingkungan klinik rumah sakit merupakan satu-satunya sumber kecemasan terbesar bagi kalangan mahasiswa keperawatan Praktik klinik ini akan menimbulkan kecemasan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik dirumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Subjek yang diteliti adalah mahasiswa keperawatan yang praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini telah dilakukan pada Tanggal 16 s/d 20 Juli Tahun 2019 dengan 6 Ruang Rawat Inap. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling sebanyak 43 responden. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 28 (65,1%) responden menyatakan peran preceptor baik, 25 (58,1%) responden memiliki pengetahuan yang baik dan 27 (62,8%) responden memiliki tingkat kecemasan normal terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019 (P-Value= 0,000). Saran: Diharapkan RSUD Raden Mattaher Jambi melakukan pelatihan secara berkala bagi preceptor. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Rumah Sakit terkait peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa yang dapat mempengaruhi kecemasan mahasiswa saat melakukan praktik klinik di Rumah Sakit. Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan, Kecemasan, Peran Preceptor


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document