scholarly journals Efektifitas pendidikan kesehatan dengan metode ekspositori tentang meal planning terhadap pola makan pasien dm tipe 2

2018 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 257-262 ◽  
Author(s):  
Thatit Nurmawati

Abstract: Patients with Diabetes Mellitus (DM) have a risk of complications and death. However, management of patients with type II DM has not been implemented optimally and integratedly. Expository health education method consists of three stages, namely the explanation of the material, question and answer and assignment of meal planning can be sought to overcome the case of DM from his diet. This study aims to determine the effect of expository health education about meal planning on dietary patterns of patients with type II diabetes. The research design uses quasy experiments with non equivalent control group design. The population of Type II DM patients is 210 people. The sampling technique used in this study was purposive sampling. Samples were divided into treatment groups and control groups with the number of each of the 20 people. Data collection was done in Boro Public Health Center Kecamatan Selorejo by identifying respondents and giving compliance questionnaires. The data performed using the Wilcoxon signed rank test. The results of the study in the treatment group showed that there was an effect of health education with the expository method of meal planning in Type 2 DM patients with a p-value of 0,000. The results of the Mann Whitney test showed that there was a difference between the treatment group and the control group with a p-value of = 0,000. The expository method of meal planning affects the diet of type II DM patients. Health workers are encouraged to increase expository health education activities for people with type II diabetes to improve their diet.. Keywords: Ekspository, meal planning, Type II DM, eat patternAbstrak: Penderita Diabetes Mellitus (DM)  memiliki resiko komplikasi dan terjadi kematian. Namun pengelolaan penderita DM tipe II belum dilaksanakan secara optimal dan terpadu. Pendidikan kesehatan metode ekspositori terdiri dari tiga tahap yaitu penjelasan materi, tanya jawab dan penugasan tentang meal planning dapat diupayakan untuk mengatasi kasus DM dari pola makannya . Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan metode ekspositori tentang meal planning terhadap pola makan penderita DM tipe II. Desain penelitian menggunakan quasy experiment dengan non equivalent control group design. Populasi penderita DM Tipe II sejumlah 210 orang. Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel dibagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan jumlah masing-masing 20 orang Pengumpulan data dilakukan di wilayah Puskesmas Boro Kecamatan Selorejo dengan mengidentifikasi responden dan memberikan questioner kepatuhan. Data dianalisis dengan menggunakan Wilcoxon signed rank tes. Hasil penelitian pada kelompok perlakuan menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode ekspositori tentang meal planning pada pasien DM Tipe 2 dengan p- value 0,000. Hasil uji Mann Whitney didapatkan hasil ada perbedaan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dengan p-value sebesar = 0,000. Metode ekspositori tentang meal planning berpengaruh terhadap pola makan penderita DM tipe II. Tenaga kesehatan dianjurkan untuk meningkatkan kegiatan pendidikan kesehatan metode ekspositori kepada penderita DM tipe II untuk memperbaiki pola makannya.Kata kunci : Metode Ekspositori, Meal Planning, DM Tipe II, Pola Makan

2021 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 533-543
Author(s):  
Holidah Holidah ◽  
Fenita Purnama Sari Indah

Background: The total infant mortality rate (IMR) in Indonesia shows that the infant mortality rate in Indonesia is still relatively high when compared to ASEAN member countries, which is 4.6 times higher than Malaysia, 1.3 times more. Purpose: Analyzing the causative factors and indications for high-risk events and to analyze the increased understanding of mothers about high-risk neonates. Methods: The research was conducted in 2 stages, with quantitative research methods. In the first phase, a survey was conducted of 100 mothers who have babies and toddlers in the Pamulang Puskesmas working area. In the second phase of research, with a participatory approach, namely the provision of health education about High Risk neonates. The research design was a quasi experiment with non-equivalent control group design with pre test and post test design. A total of 27 samples were taken using purposive sampling technique. The data were processed using the Willcoxon test. Results: In this study, the results obtained were p value 0.011 (<0.05), which means that there is a difference in understanding between the pretest and posttest, there has been an increase in the average value of respondents' knowledge about high-risk neonates after health education. The mean value of maternal knowledge increased from 25.8 when the pre-test was conducted to 27.4 at the post-test. Conclusion: There are changes when after health education is carried out, the community can understand well the material providedSuggestion: health institution to increase understanding of pregnant women and mothers who have babies and toddlers in a more innovative and participatory way about the factors that cause high risk neonates and indications of high risk neonates in mothers. For the community, it can increase knowledge and insight as a reference in order to prevent the occurrence of high risk neonates in pregnant women and mothers who have babies and toddlers. Keywords: Participatory Approaches, High-Risk Neonates, Mother's Understanding ABSTRAK                                                                                                                                                        Latar Belakang: Jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menunjukan bahwa tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3 kali lebih.Tujuan: Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab serta indikasi kejadian berisiko tinggi serta menganalisis peningkatan pemahaman ibu mengenai neonatus berisiko tinggi.Metode: Penelitian dilakukan dengan 2 tahap, dengan metode penelitian kuantitatif. Pada tahap pertama dilakukan survey terhadap ibu yang memiliki bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Pamulang, berjumlah 100 ibu. Pada penelitian tahap kedua, dengan pendekatan partisipatif yaitu pemberian pendidikan kesehatan mengenai neonatus Risiko Tinggi. Rancangan penelitian adalah quasi experiment dengan desain Non-equivalent Control Group Design with pre test dan post test design. Sampel diambil sebanyak 27 sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling data diolah menggunakan Uji Willcoxon. Hasil: Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa diperoleh p value 0,011 (<0,05) yang berarti bahwa terdapat perbedaan pemahaman antara pretest dan posttest, telah terjadi peningkatan nilai rata-rata pengetahuan responden mengenai neonatal risiko tinggi setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Nilai rata-rata pengetahuan ibu mengalami kenaikan dari 25,8 saat pre-test dilakukan menjadi 27,4 saat post-test.Kesimpulan:Terdapat perubahan pada saat setelah dilakukan pendidikan kesehatan, masyarakat dapat memahami dengan baik dari materi yang diberikan.Saran : bagi instansi kesehatan agar dapat meningkatkan pemahaman ibu hamil serta ibu yang memiliki bayi dan balita dengan cara yang lebih inovatif dan partisipatif tentang faktor penyebab kejadian neonatus risiko tinggi maupun indikasi kejadian neonatus risiko tinggi pada ibu. Bagi Masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan sebagai acuan agar dapat mencegah terjadinya kejadian neonatus risiko tinggi pada ibu hamil serta ibu yang memiliki bayi dan balita. Kata Kunci : Pendekatan Partisipatif, Pemahaman Ibu, Neonatus Risiko Tinggi 


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Nurul Huda ◽  
Eka Febriyanti ◽  
Diva De Laura

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap responden terhadap nutrisi pada luka kronik menggunakan desain penelitian quasy experiment dengan rancangan non-equivalent control group design. Sampel penelitian adalah 30 responden yangdibagi menjadi 15 responden kelompok eksperimen dan 15 responden kelompok kontrol yang diambil berdasarkan kriteria inklusi menggunakan purposive sampling. Kelompok eksperimen diberikan pendidikan kesehatan berupa edukasi tentang nutrisi pada luka kronik. Alat ukur yang digunakan untuk variabel pengetahuan dan sikap adalah kuesioner tentang pengetahuan dan sikap. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan analisa bivariat menggunakan Independent sample T-test dan dependent sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok eksperimen adalah 84.67 dan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan pendidikan kesehatan adalah 60.00.sedangkan rata-rata sikap responden setelah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok eksperimen adalah 47.07 dan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan pendidikan kesehatan adalah 42.33.Hasil statistik diperoleh p value untuk variabel pengetahuan (0.000) &lt; alpha (0.05), dan p value untuk variabel sikap (0.001) &lt; alpha (0.05) sehingga dapat disimpulkan pendidikan kesehatanberpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap responden dan dapat direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap responden tentang nutrisi pada luka kronik berdasarkan perspektif budaya.ABSTRACT The aim of this research was to identify the effect of health education on respondent knowledge and attitude. Design of this study was a quasy experiment with non-equivalent control group design. The data was conducted by 30 samples which divided into 15 as the experimental group and 15 as a control group based on inclusions criteria using purposive sampling. The experimental group was given health education meanwhile control group was not. Knowledge and attitude were measured by questionnaire. The univariate analysis was conducted to show frequency distribution and bivariate analysis was conducted by an independent sample T-test and dependent sample T-test. The result showed that mean of knowledge after given health education in experiment group was 84.67 and in control group was 60.00, and mean of attitude after given health education in the experimental group was 47.07 and in control group was 42.33. The statistic showed p-value in knowledge variable (0.000) < alpha (0.05) and p-value in attitude variable (0.001) < alpha (0.05) which means that health education effective for respondent knowledge and attitude and recommended to be applied in nursing intervention to increase knowledge and attitude about nutrition in chronic wound based on cultural perspective.


2014 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 001-006
Author(s):  
Agus Susanto ◽  
Erni Setiyorini

Introduction: Health education is the important experience of surgery to client that can used audio visual aids.  The purpose of this study was to identify the effect of audio visual aids to the capability exercise post laparotomy. Method: Research design was quasy experiment non equivalent control group design. Research sample was 20 patients whose laparotomy at Mardi Waluyo Hospital Blitar at May 25th until June 16th, 2012, its choosed with accidental sampling. The data collected by observation using checklist. Analysis using independent sample T-Test, with ≤0.05 significant level. Result: The results showed that audio visual aids at health education influence capability exercise post laparatomy, with p value 0.000. Discussion: Using tool and method appropriate at health education pre operatif effective to improve output learning.   Keywords: audio visual aids, exercise, laparotomy


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 71-80
Author(s):  
Ivan Khidlir ◽  
Husnul Khotimah ◽  
Bagus Supriyadi

Orang dengan hipertensi wajib patuh dalam pengobatan hipertensi agar terhindar dari komplikasi yaitu kerusakan pada ginjal, jantung, dan otak. Tujuan penelitian ini melalui konseling berbasis humanistik adalah untuk mengetahui peningkatkan kepatuhan pengobatan hipertensi melalui konseling berbasis humanistik. Metode penelitian ini jenis kuantitatif yaitu Quasi Experimental Design bentuk Nonequivalent Control Group Design dengan 50 sample responden, 25 kelompok kontrol dan 25 kelompok perlakuan. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei tahun 2019 di posyandu lansia nuri I Desa Sumber Kemuning Kecamatan Tamanan Kabupaten Bondowoso. Penelitian eksperimen dengan uji wilcoxon signed rank testpre-test. Didapatkan pada kelompok kontrol p-value = 0,257 > 0,05 dan pada kelompok perlakuan p-value = 0,001 < 0,05.  Uji mann-whitney nilai p-value = 0,018. Kesimpulan: pemberian konseling menggunakan metode berbasis humanistik yang dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan hipertensi sehingga tidak terjadi komplikasi akibat hipertensi.   Kata kunci : hipertensi, humanistik, kepatuhan, konseling   EFFECTIVENESS OF GIVING COUNSELING BASED ON HUMANISTIC AND COUNSELING WITHOUT APPROACH TOWARD OBEDIENCE OF MEDICAL HYPERTENSION   ABSTRACT People with hypertension are required to comply with they hypertension treatment, in order to be saved from complication. There are kidney, hearth disease, and brain. The purpose of this study is effort to know effectiveness of giving counseling based on humanistic and counseling without approach toward obedience of medical hypertension. This research method is quantities type, namely quasi experimental design. There is non equivalent control group design with 50 sample respondence, 25 of group control and 25 of group treatment. This research do in april till may 2019 in elderly posyandu nuri I Sumber Kemuning village Tamanan sub district in Bondowoso regency. Research experimental with test of Wilcoxon signed rank test pre-test, available in group control p-value = 0.257 > 0.05 and in group experiment p-value = 0.001 < 0.05 test of mann-whitney nilai p-value = 0.018. The result is there is a differences of effectiveness that significant toward giving counseling based on humanistic with giving counseling without approach. Hopefully to the medical officially to use counseling method based on humanistic. So that can increase the obedience of medical hypertension. So the obedience of medical hypertension can increase and nothing complication caused by hypertension. Keywords: counceling, humanistic, hypertension, obedience


2021 ◽  
Vol 6 (4) ◽  
pp. 241
Author(s):  
I Made Sudarma Adiputra ◽  
Ni Luh Gede Ita Sunariati ◽  
Ni Wayan Trisnadewi ◽  
Ni Putu Wiwik Oktaviani

Latar Belakang: Hipertensi pada lansia merupakan peningkatan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Senam bugar merupakan aktivitas fisik dengan gerakan yang ringan dan sangat tepat bila dilakukan pada lansia hipertensi.Tujuan: Mengetahui pengaruh senam bugar lansia terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi.Metode: Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan rancangan Non-Equivalent Control Group Design. Jumlah responden yang berpartisipasi sebanyak 36 orang. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol, pemilihan sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling. Data dianalisis  menggunakan Wilcoxon dan Mann-Whitney.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan pada kelompok perlakuan nilai rata-rata tekanan darah sistole saat pre-test 168,1 mmHg dan post-test 153,4 mmHg sedangkan diastole pre-test 95,56 mmHg dan post-test 82,67 mmHg, pada kelompok perlakuan secara statistik mengalami penurunan tekanan darah setelah senam bugar lansia dengan p-value <0.001 uji beda dua kelompok didapatkan hasil p-value <0.001, dari hasil ini terlihat ada perbedaan tekanan darah antara kelompok perlakuan dan kontrol.Kesimpulan: Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan senam bugar lansia terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi. Diharapkan lansia berperan aktif dalam mengikuti kegiatan senam dari posyandu lansia secara rutin untuk membantu menurunkan serta mengontrol tekanan darah tinggi.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 92
Author(s):  
Sri Tanjung Rejeki ◽  
Yuni Fitriani

 Latar Belakang : Kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologis antara lain perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem traktus urinarius,muskuloskeletal dan sirkulasi. Dalam proses adaptasi tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan salah satunya adalah nyeri punggung, meskipun nyeri punggung adalah hal fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu penanganan, seperti yoga prenatal. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh yoga prenatal terhadap nyeri punggung pada ibu hamil trimester II dan III. Metode penelitrian dengan quasi experiment Desain penelitian Pretest and Postest Without Control Group Design. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 ibu hamil Trimester II dan III, alat ukur kuesioner Numeric Pain Rating Scale (NPRS). Penelitian dilakukan bulan April tahun 2019. Data dianalisis dengan Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yoga prenatal terhadap penurunan intensitas nyeri punggung pada ibu hamil trimenster II dan III karena nilai Asym. Sig sebesar 0,000(p value < 0,05).


2018 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Muhammad Al-Ihsan, ◽  
Eka Santi ◽  
Anggi Setyowati

ABSTRAKHospitalisasi dapat menimbulkan respon kecemasan pada anak usia prasekolah. Dampak kecemasan pada anak dapat mengganggu tumbuh kembang, proses penyembuhan, dan trauma. Terapi bermain origami merupakan salah satu intervensi yang dapat mengurangi kecemasan anak selama menjalani hospitalisasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi bermain origami terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani hospitalisasi di RSUD Idaman Banjarbaru. Metode pada penelitian ini bersifat quasi eksperimental dengan rancangan penelitian pretest posttest non equivalent control group design. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dengan sampel 30 anak usia prasekolah yang terbagi atas 15 anak kelompok intervensi dan 15 anak kelompok kontrol. Pengukuran kecemasan anak usia prasekolah menggunakan Preschool Anxiety Scale. Hasil analisis data menggunakan uji non parametrik Wilcoxon Signed Rank Test terdapat pengaruh terapi bermain origami terhadap kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani hospitalisasi di RSUD Idaman Banjarbaru(p-value 0,001).Kata-kata kunci: hospitalisasi, kecemasan, terapi bermain origami.ABSTARCTHospitalization can cause anxiety responses among preschool age children. Impact of children's anxiety when undergoing hospitalization may interfere with growth and development, healing process, and trauma. Origami therapy is one of the interventions to reduce anxiety among children during their hospitalization. The objective of this study was to measure the effectiveness of origami therapy on the anxiety among preschool children (3-6 years) during hospitalizatio Idaman Banjarbaru Public Hospital. The Method this study was quasi-experimental with nonequivalent pretest posttest control group design. The consecutive sampling technique was used in this study to select the samples of 30 preschool children, divided into 15 intervention group and 15 control group. Measurement of anxiety preschoolers using Preschool Anxiety Scale. The Results Analyzed using non-parametric test Wilcoxon Signed Rank Test, there was an effect of origami therapy on the anxiety preschool age children during Hospitalization at Idaman Banjarbaru Public Hospital (p-value 0.001).Keywords: anxiety, hospitalization, origami therapy.


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 29
Author(s):  
Nara Lintan Mega Puspita ◽  
Rahma Kusuma Dewi

Penyakit hipertensi sering tanpa keluhan khas, hipertensi dengan komplikasi adalah salah satu penyebab utama kematian berbagai buah-buahan juga bisa menjadi alternatif untuk menurunkan tekanan darah seperti semangka, apel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas jus semangka dan jus apel manalagi terhadap tekanan darah pada menopause penderita hipertensi di Puskesmas pembantu  Badar Kidul Kota Kediri 2019. Metode penelitian ini adalah  Quasi Eksperimen dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design. Penelitian ini menggunakan instrument lembar lembar observasi dengan tensimeter, dengan purposive sampling diperoleh sampel 32 responden. Uji statistic Wilcoxon dan MannWithney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum semangka (81,2%), kriteria darah hipertensi adalah 13 responden, setelah diberi semangka (75%), hipertensi kriteria normal (tinggi) adalah 12 responden. Sedangkan sebelum apel manalagi diberikan (sebagian besar 87,5%) kriteria darah hipertensi adalah 14 responden ringan dan setelah apel diberikan sebagian besar (56,2%) darah hipertensi kriteria normal 9 responden. Hasil analisis menunjukkan nilai p value = 0,000 <α 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya ada perbedaan efektivitas jus semangka dan jus apel manalagi terhadap tekanan darah pada menopause penderita hipertensi di Puskesmas pembantu  Badar Kidul Kota Kediri 2019. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan secara rutin memeriksa kesehatan dan minum obat. Ada juga alternatif non farmakologi untuk menggunakan obat tradisional atau dengan berbagai jenis makanan atau buah-buahan yang dapat menurunkan tekanan darah. Diharapkan jus semangka dan jus apel merupakan salah satu buah yang dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Kata kunci: Jus Semangka, Jus Apel, Hipertensi, Menopause


Author(s):  
Rini Fahriani Zees, Et. al.

Physical fitness or cardiovascular fitness (VO2Max) is a determining factor for the health status of the pilgrims. Cardiovascular fitness can be improved in several ways, including exercise and nutrition management.This study aims to determine the effectiveness of exercise and nutritional management on the heart and lung fitness of the pilgrims. Quasi-experimentalmethodusing pretest-posttest non-equivalent control group design and using the t-test on 34 prospective pilgrims showed. This study usedtheRockpot Instrument.Result:Therewas a significant effect between exercise and nutritional management on cardiovascular fitness. (P-Value: 0.05 and 0.00,α: 0.05).Conclution:The variablethat has themostinfluenceoncardiovascularfitnessisexercisemodifiedwithnutritionalmanagement. Gymnastics exercises and counseling on nutrition using video lessons are very effective in improving heart-lung fitness for aspiring pilgrims.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 140
Author(s):  
Dinda Puspita ◽  
Dwi Yati

Nyeri yang disebabkan oleh sectio caesarea pada umumnya akan terasa hingga beberapa hari. Rasa nyeri tersebut biasanya dirasakan meningkat pada hari pertama post operasi sectio caesarea dan akan semakin terasa apabila pengaruh dari analgesik hilang. Manajemen untuk mengatasi nyeri dapat dilakukan dengan cara non-farmakologi menggunakan aromaterapi. Tujuan Penelitian  mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap nyeri post partum sectio caesarea. Metode penelitian merupakan kuantitatif menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pre test and post test non equivalent control group design yang dilakukan dari bulan Agustus–September 2020. Teknik pengambilan sampel secara consecutive sampling dengan jumlah 22 ibu postpartum sectio caesarea di Ruang Alamanda 3 RSUD Panembahan Senopati Bantul. Uji statistik menggunakan Chi-Square. Hasil: Sebagian besar ibu postpartum sectio caesarea memiliki tingkat nyeri sebelum diberikan aromaterapi lavender pada kategori sedang (4-6) sebanyak 12 orang (54.5%). Setelah dilakukan pemberian aromaterapi lavender memiliki tingkat nyeri ringan (1-3) sebanyak 16 orang (72.7%). Terdapat perbedaan rerata tingkat nyeri ibu postpartum sectio caesarea sebelum dan setelah pemberian aromaterapi lavender dengan nilai mean 0.121, standar deviasi 0.568 dan nilai p-value sebesar 0,000 (p value<0,05).Kesimpulan: Ada pengaruh sebelum dan setelah pemberian aromaterapi lavender terhadap nyeri postpartum sectio caesareadi Ruang Alamanda 3 RSUD Panembahan Senopati Bantul. Kata Kunci: nyeri  postpartum; sectio caesarea; aromaterapi lavender.LAVENDER AROMATERAPY EFFECT ON POSTPARTUM SECTIO CAESAREA PAIN AT PANEMBAHAN SENOPATI HOSPITAL OF BANTUL   ABSTRACT Pain caused by section caesarea are generally felt for several days. The pain is usually felt on the first day of post caesarean section surgery and will be more painful when the effect of analgesic has gone. One of the ways in pain management is non-pharmacological therapy using lavender aromatherapy. This study aim was to determine the effectiveness of lavender aromatherapy on postpartum sectio caesarea mother at  Panembahan Senopati General Hospital of  Bantul. The study used a quasi experimental design with pre test and post test approach non equivalent control group design. This research was conducted from August until September 2020. The research sampling methods used consecutive sampling with a total of 22 postpartum sectio caesarea mothers in the Alamanda 3 room of Panembahan Senopati General Hospital of Bantul. Data analysis used chi square test. Most of the postpartum sectio Caesarea mothers had a level of pain before being given aromatherapy (pre test) in a moderate category (4-6) as much as 12 people (54.5%). After being given lavender aromatherapy had a mild category (1-3) as much as 16 people (72.7%). There is an influence between the level of pain in postpartum mother with section caesarea before and after giving lavender aromatherapy with a mean value of 0.121, standard deviation of 0.568 and a p-value of 0.000 (p value< 0,05). There is an effetiveness before and after being given lavender aromatherapy on postpartum sectio caesarea pain in the Alamanda 3 room at Panembahan Senopati General Hospital of Bantul. Keyword : Postpartum pain; sectio caesarea; lavender aromatherapy


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document