PENCAK SILAT AMENG TIMBANGAN DI JAWA BARAT: HUBUNGAN ANTARA AJARAN DAN GERAK AMENG TIMBANGAN
Pencak silat Ameng Timbangan diciptakan R. Moezni Anggakoesoemah bersumber pada ajaran Timbangan. Ajaran Timbangan bukanlah petunjuk teknis untuk melakukan jurus tertentu, melainkan ajaran kerohanian Islam. Di dalamnya dibahas mengenai trilogi Islam, yaitu Iman-Islam-Ihsan. Ajaran ini menjadi jiwa dalam gerak lahiriah Ameng Timbangan. Masalahnya bagaimana teks ajaran itu menjelma menjadi gerak Ameng Timbangan. Tujuan penelitian adalah menjelaskan teks ajaran Timbangan menjadi gerak Ameng Timbangan. Adapun metodenya digunakan metode deskripsi,yang menggambarkan data apa adanya. Bentuk Ajaran Timbangan disusun dalam bentuk puisi dan prosa yang disebut teks Naskah Timbangan, karena itu digunakan pula metode analisis isi.Teknik penelitiannya wawancara mendalam dan partisipasi (ikut serta latihan Ameng Timbangan). Simpulannya Ajaran Timbangan berisi pelajaran rohani, sedangkan Ameng Timbangan menitikberatkan pada pelajaran lahiriah. Pengolahan lahiriah dalam bentuk olah raga dan olah rasa memberikan ruang untuk membangkitkan kemampuan dan kekuatan naluri beladiri. Hubungan keduanya merupakan hubungan kesatuan yang saling melengkapi. Pencak Silat Ameng Timbangan created by R. Moezni Anggakoesoemah derived from the teachings called Timbangan. The Sci-op Teachings are not technical guidelines for performing a specific moment, but rather the spiritual teaching of Islam, discussed about the Islamic trilogy, namely Iman-Islam-Ikhsan. It is this doctrine which then becomes the soul or spirit in the outward motion called Ameng Timbangan. The main problem is how the text containing the teachings is transformed into a motion called Ameng Timbangan. The main purpose of the study is to explain the text of the Timbangan teaching to the motion of Ameng Timbangan. In order to achieve these objectives the writer used description method, which describes the data. Forms of AjaranTimbangan are arranged in the form of poetry and prose called script of Naskah Timbangan, then used the method of content analysis. The research technique are in-depth interview, and participation (participate in Ameng Timbangan training). The conclusion are the Doctrine and Ameng Timbangan is a unity. The Timbangan Teachings contain spiritual lessons while Ameng Timbangan focuses on outer lessons. External processing in the form of sports and taste provide space to awaken the ability and strength of martial instinct. Their relationship is a complementary relationship.