scholarly journals Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap Skala Nyeri Kepala Hipertensi Pada Lansia

2019 ◽  
Author(s):  
Syiddatul B

Salah satu tanda gejala dari hipertensi adalah nyeri kepala. Nyeri kepala terjadi karena adanya aterosklorosis yang menyebabkan spasme pada pembuluh darah (arteri) dan penurunan oksigen di otak. Nyeri tersebut dapat ditangani dengan penatalaksanaan nonfarmakologis salah satunya yaitu dengan mengkompres hangat jahe. Penelitian ini bertujuan untuk mengukurPengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap Skala Nyeri Kepala Hipertensi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Karang Werdha Rambutan Desa Burneh Bangkalan. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment design, dengan pre-post without control design. Populasi sebanyak 40 lansia di Posyandu Lansia, dan jumlah sampel sebanyak 36 lansia, menggunakan tehnik simple random sampling. Variabel independen penelitian adalah kompres hangat jahe, variabel dependennya adalah skala nyeri kepala hipertensi pada lansia dan analisis data menggunakan uji statistik Wilcoxon Rank Test. Tingkat nyeri sebelum pemberian kompres hangat jahe adalah tingkat nyeri sedang 20 lansia (55,6%), dan tingkat nyeri sesudah pemberian kompres hangat jahe adalah tingkat nyeri ringan 27 lansia (75%). Dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai p value 0,000 (p< 0,05). Sehingga ada perbedaan skala nyeri kepala hipertensi pada lansia sebelum dan sesudah pemberian kompres hangat jahe.Nyeri kepala bisa dikontrol jika lansia mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri seperti faktor usia, pola hidup, makanan, pekerjaan dan cara menangani nyeri dengan baik dan benar

2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Syiddatul B

Salah satu tanda gejala dari hipertensi adalah nyeri kepala. Nyeri kepala terjadi karena adanya aterosklorosis yang menyebabkan spasme pada pembuluh darah (arteri) dan penurunan oksigen di otak. Nyeri tersebut dapat ditangani dengan penatalaksanaan nonfarmakologis salah satunya yaitu dengan mengkompres hangat jahe. Penelitian ini bertujuan untuk mengukurPengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap Skala Nyeri Kepala Hipertensi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Karang Werdha Rambutan Desa Burneh Bangkalan. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment design, dengan pre-post without control design. Populasi sebanyak 40 lansia di Posyandu Lansia, dan jumlah sampel sebanyak 36 lansia, menggunakan tehnik simple random sampling. Variabel independen penelitian adalah kompres hangat jahe, variabel dependennya adalah skala nyeri kepala hipertensi pada lansia dan analisis data menggunakan uji statistik Wilcoxon Rank Test. Tingkat nyeri sebelum pemberian kompres hangat jahe adalah tingkat nyeri sedang 20 lansia (55,6%), dan tingkat nyeri sesudah pemberian kompres hangat jahe adalah tingkat nyeri ringan 27 lansia (75%). Dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai p value 0,000 (p<  0,05). Sehingga ada perbedaan skala nyeri kepala hipertensi pada lansia sebelum dan sesudah pemberian kompres hangat jahe.Nyeri kepala bisa dikontrol jika lansia mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri seperti faktor usia, pola hidup, makanan, pekerjaan dan cara menangani nyeri dengan baik dan benar


2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Hening Pratiwi ◽  
Nur Amalia Choironi ◽  
Warsinah Warsinah

<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p>Tidak semua masyarakat paham tentang obat dan teknik penggunaan obat, sehingga menjadi penyebab pengobatan tidak optimal atau kegagalan pengobatan. Hal ini dapat disebabkan minimnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat terkait teknik penggunaan obat. Oleh karena itu dibutuhkan edukasi dan optimalisasi kemampuan masyarakat berkaitan dengan teknik penggunaan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi apoteker terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat terkait teknik penggunaan obat. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pamijen Kecamatan Baturaden Purwokerto pada bulan Mei 2017. Penelitian ini merupakan penelitian <em>cross sectional</em> dengan pengambilan sampel secara <em>simple random sampling</em>. Jumlah sampel yang didapat sebesar 30 responden yang merupakan kader PKK dan kader POSYANDU Desa Pamijen Baturaden Purwokerto. Teknik pengumpulan data melalui <em>pretest-postest design</em> menggunakan kuesioner. Parameter yang dinilai adalah pengetahuan dan sikap masyarakat terkait penggunaan obat. Analisis data dilakukan menggunakan <em>Wilcoxon Sign Rank Test</em> dan Uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan responden sebelum dan sesudah edukasi oleh apoteker, dibuktikan dengan nilai p sebesar 0,004 (p≤ 0,05). Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya peningkatan sikap responden sebelum pemberian edukasi dengan sikap responden sesudah pemberian edukasi terkait teknik penggunaan obat, dibuktikan dengan nilai sebesar 0,284 (p≥ 0,05). Dapat disimpulkan bahwa edukasi apoteker mempengaruhi pengetahuan masyarakat terkait teknik penggunaan obat, tetapi tidak mempengaruhi sikap masayarakt terhadap teknik penggunaan obat.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong>    Obat, edukasi, penggunaan obat</p><p> </p><p align="center"><strong><em>Effect of pharmacist education of knowledge and public attitudes </em></strong><strong><em><br /> </em></strong><strong><em>related to use of medicine</em></strong></p><p> </p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p><em>Not all people understand about drugs and techniques of drug use, so the cause of treatment is not optimal or treatment failure. This can be due to the lack of knowledge and ability of the community related to drug use techniques. Therefore, it is necessary to educate and optimize the ability of the community related to drug use techniques. This study aims to determine the effect of educational pharmacists on knowledge and attitude of the community related to drug use techniques. This research was conducted in Pamijen Village, Baturaden Subdistrict Purwokerto in May 2017. This research is a cross sectional study with simple random sampling. The number of samples obtained by 30 respondents who are PKK cadres and cadres POSYANDU Pamijen Village Baturaden Purwokerto. Data collection techniques through pretest-postest design using questionnaires. Parameters assessed were community knowledge and attitude related to drug use. Data analysis was performed using Wilcoxon Sign Rank Test and T paired test. The results showed that there were significant differences in the knowledge of respondents before and after education by pharmacists, evidenced by the p value of 0.004 (p 0.05). The result of the research showed that there was no increase of respondent attitude before giving of education with respondent attitude after giving of education related to technique of drug usage, proved with value equal to 0,284 (p≥ 0,05). It can be concluded that pharmacists' education influences the community's knowledge of drug use techniques, but does not affect the attitude of masayarakt on drug use techniques.</em></p><p><em> </em></p><p><strong><em>Keywords:</em></strong><strong><em>       </em></strong><em> Drugs, Education, Drug Use.</em></p>


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 116
Author(s):  
Arif Yulinda

Kanker payudara merupakan kanker penyebab kematian tertinggi nomor 2 setelah kanker leher rahim. Saat ini, kanker payudara sudah mulai menyerang remaja. Namun remaja masih memiliki pengetahuan yang rendah mengenai kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan pada remaja putri di SMKN Negeri 5 Surabaya. Penelitian ini bersifat observational dengan desain cross-sectional dan analitik. Populasi penelitian adalah sebesar 100 orang. Besar sampel ditentukan dengan metode simple random sampling dan diperoleh 80 orang. Data didapatkan melalui penilaian pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan. Hasil penilaian menunjukkan terdapat peningkatan tingkat pengetahuan. Remaja putri dengan tingkat pengetahuan baik meningkat dari 64 orang (80%) menjadi 75 orang (83,75%). Dan tingkat pengetahuan cukup dari 16 orang (20%) menjadi  5 orang (6,25%). Hasil uji statistika dengan menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan bahwa nilai p value (0,000) > α (0,05). Artinya bahwa terdapat perbedaan antara pengetahuanvsebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan. Disarankan kepada remaja putri untuk melakukan SADARI secara rutin dan sekolah melakukan penyuluhan kesehatan siswanya. Kata kunci: kanker payudara, SADARI, pengetahuan, penyuluhan


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Jaoharo Feralisa ◽  
Widiharti Widiharti

Gejala insomnia sering terjadi pada lansia, bahkan hampir setengah dari jumlah lansia mengalami kesulitan memulai tidur dalam mempertahankan tidurnya. Tujuan penelitian ini untuk Menganalisis Perbedaan Kejadian Insomnia Pada Lansia Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Air Hangat Pada Kaki Di Dusun Bukabu Sumenep. penelitian yang digunakan adalah Pra Eksperimen, dengan jenis penelitian One Grup Pre-Post Test Design. Populasinya adalah semua lansia yang mengalami insomnia. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian analisis menunjukkan bahwa hampir setengahnya tingkat insomnia sebelum diberikan terapi air hangat adalah sedang sebanyak 38 lansia (48%), sebagian besar tingkat insomnia lansia sesudah dilakukan terapi air hangat adalah ringan 42 lansia (53%). Hasil analisis perbedaan tingkat insomnia sebelum dan sesudah dilakukan terapi air hangat diperoleh nilai p value (0,000) < (0,05) yang berarti Ho ditolak Ha diterima. Terapi air hangat dapat digunakan sebagai alternativ untuk mengurangi insomnia lansia.


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Roufuddin Roufuddin ◽  
Mohammad Syaifuddin

Gangguan tidur dapat mengakibatkan masalah serius bahkan menurunkan kualitas hidup, hal ini sering terjadi pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas tidur pada lansia sebelum dan sesudah pemberian rendam kaki dengan air hangat di Desa Sukolilo Barat Bangkalan. Jenis penelitian ini adalah pra-experiment design, dengan pendekatan one-group pretest-posttest design. Populasi sebanyak 41 lansia di Desa Sukolilo Barat, dan jumlah sampel sebanyak 30 lansia yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Variabel independen penelitian adalah rendam kaki dengan air hangat, variabel dependennya kualitas tidur pada lansia. Alat ukur dengan kuesioner PSQI. Uji statistik menggunakan Wilcoxon Rank Test. Kualitas tidur sebelum dilakukan rendam kaki dengan air hangat dengan kualitas tidur kurang sebanyak 15 lansia (50%), 12 lansia cukup (40%), dan baik sebanyak 3 lansia. Kualitas tidur sesudah dilakukan rendam kaki dengan air hangat dengan kualitas tidur baik sebanyak 13 lansia (43,3%), 15 lansia cukup (50%), dan 2 lansia kurang. Dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai p value 0,000 (p<  0,05). Sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan kualitas tidur pada lansia sebelum dan sesudah diberikan rendam kaki dengan air hangat. Kualitas tidur bisa ditingkatkan bila lansia mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur seperti faktor usia, lingkungan, makanan dan cara meningkatkan kualitas tidur dengan baik dan benar.  


Author(s):  
Weni Tri Purnani ◽  
Binti Qoni'ah

Kanker payudara menurut WHO menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim. SADARI merupakan langkah awal yang penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara. Menganalisis perbedaan efektivitas pendidikan kesehatan metode peer group education dengan metode demonstrasi terhadap keterampilan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri di SMAN 1 Kota Kediri merupakan tujuan dari penelitian ini. Desain Penelitian ini yaitu kuasi eksperimental dengan menggunakan rancangan posttest only control design. Seluruh remaja putri di SMAN 1 Kota Kediri yang menjadi populasi dalam penelitian ini. Sampel penelitian ini adalah sebagian remaja putri di SMAN 1 Kota Kediri sebesar 16 responden untuk kelompok kontrol dan 16 responden kelompok perlakuan. Teknik simple random sampling adalah teknik pengambilan sample yang digunakan. Lembar observasi digunakan untuk proses pengumpulan data. Menggunakan Uji Mann whitney untuk menganalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 orang remaja putri di SMAN 1 Kota Kediri pada kelompok metode peer group education hampir seluruhnya yaitu 13 responden (81.3%) terampil melakukan pemeriksaan payudara sendiri sedangkan kelompok pada kelompok metode demonstrasi, hampir setengah dari responden yaitu 7 responden (43.8%) kurang terampil dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiriBerdasarkan hasil uji statistik Mann whitney diperoleh nilai p Value = 0,000 yang lebih kecil dari taraf nyata (α=0,05) sehingga dapat dikatakan p < α maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat perbedaan efektivitas pendidikan kesehatan metode Peer Group Education dengan metode demonstrasi terhadap keterampilan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri di SMAN 1 Kota Kediri. Disarankan untuk mengaplikasikan metode peer group education sebagai salah satu metode pembelajaran khususnya untuk pembelajaran psikomotor.


Author(s):  
Nurul Maurida ◽  
Tintin Sukartini ◽  
Retno Indarwati

Cervical cancer is currently a global health problem. One of cervical cancer prevention is perform early detection. The purpose of this study was to analyze the relationship between women’s perceived severity of cervical cancer and the regularity of early detection of cervical cancer. The research design was cross sectional. The research subject were women aged 30-50 years in working area of the Kalisat community health center in Jember Regency East Java as much as 92 womens with inclusion criteria was women who had been married for more than 3 years.The sampling technique was simple random sampling. The research instrument used questionare that has been tested for reliability validity. The results showed that most of respondents have poor perceived of severity (63%) and most of respondents have poor regularity of early detection (74%). The result of spearman rank test analysis showed that there was a relationship between women’s perceived severity of cervical cancer and the regularity of early detection of cervical cancer with p value = 0.000. Women need an intervention to improve their perceived severity of cervical cancer so that they can prevent cervical cancer with regular early detection Keywords: perceived severity; cervical cancer; early detection ABSTRAK Kanker serviks saat ini merupakan masalah kesehatan global. Salah satu kanker serviks adalah melakukan deteksi dini. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara persepsi perempuan tentang keparahan kanker serviks terhadap keteraturan melakukan deteksi dini kanker serviks. Design penelitian adalah cross sectional. Subyek penelitian adalah perempuan usia 30-50 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kalisat di Kabupaten Jember Jawa Timur sebanyak 92 perempuan dengan kriteria inklusi perempuan yang telah menikah lebih dari 3 tahun. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki persepsi keparahan kanker serviks yang kurang (63%) dan sebanyak besar responden memiliki keteraturan melakukan deteksi dini kanker serviks yang kurang (74%). Hasil uji spearman rank test menunjukkan ada hubungan antara persepsi perempuan tentang keparahan kanker serviks terhadap keteraturan melakukan deteksi dini kanker serviks dengan nilai p=0.000. Perempuan memerlukan suatu intervensi untuk meningkatkan persepsi mereka tentang keparahan kanker serviks agar perempuan dapat melakukan pencegahan kanker serviks dengan deteksi dini secara teratur. Kata kunci: persepsi keparahan; kanker serviks; deteksi dini


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 98-108
Author(s):  
Luh Made Wisniastuti ◽  
A.A Sri Agung Adilatri ◽  
Ika Setya Purwanti

Pendahuluan: Pada masa remaja terjadi suatu pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dan disertai banyak perubahan baik secara psikis maupun fisik, termasuk di dalamnya ialah perkembangan organ-organ reproduksi atau organ seksual sehingga terjadinya kematangan yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan melakukan fungsi reproduksi. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Stres dapat menyebabkan terjadinya penekanan pada hormon dan dapat menyebabkan kegagalan ovulasi pada wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswi semester VIII di STIKes Wira Medika Bali. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan Cross Sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 53 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah Probability Sampling yaitu Simple Random Sampling. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner tingkat stres dan kuesioner siklus menstruasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar tingkat stres adalah sedang yaitu sebanyak 15 orang (28,3%) dan siklus menstruasi responden sebagian besar adalah tidak teratur yaitu sebanyak 38 orang (71,7%). Hasil analisis dengan menggunakan uji rank spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi mahasiswi semester VIII dengan p value 0,000 dengan koefisien korelasi 0,537 kekuatan hubungan sedang. Diskusi: Maka, mahasiswi diharapkan agar dapat menjaga kesehatan fisik dan mental. Kata Kunci: tingkat stres, kepuasan, siklus menstruasi     ABSTRACT Introduction: In adolescence occurs a rapid growth and development and accompanied by many changes both psychically and physically, including in it is the development of reproductive organs or sexual organs so that the maturity indicated by the ability to perform reproductive function. Menstruation or menstruation is a physiological change in a woman's body that occurs periodically and is affected by reproductive hormones. Stress can cause stress on hormones and can cause ovulation failure in women. This study aims to determine the relationship of stress level with menstrual cycle at the semester VIII student in STIKes Wira Medika Bali Methods: The research design is using Cross Sectional approach. The sample used is 53 respondents. Sampling technique in this research is Probability Sampling is Simple Random Sampling. Data were collected using a stress level questionnaire and a menstrual cycles questionnaire. Result: The result of this research shows that most of stress level is moderate that is 15 people (28,3%) and menstruation cycle mostly irregular that is 38 people (71,7%). The result of analysis by using spearman rank test showed that there was a significant correlation between stress level with menstrual cycle of female student of semester VIII with p value 0,000 with correlation coefficient of 0.537 moderate relationship strength. Discussion: Thus, So, female students are expected to maintain physical and mental health.  Keywords: Stress level, Menstrual cycle


2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Sadiman Sadiman ◽  
Islamiyati Islamiyati

<strong>Latar Belakang:</strong> Pijat bayi sebagai salah satu bentuk bahasa sentuhan ternyata memiliki efek yang positif untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pelaksanaan pijat bayi oleh dukun bayi banyak yang tidak sesuai dengan teknik pijat bayi yang terdapat dalam pedoman pijat bayi menurut kesehatan. Dalam rangka meningkatkan sentuhan fisik seperti belaian, pelukan dan pijatan lembut yang akan meningkatkan  ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi, namun para ibu sendiri tidak melakukan karena tidak memahami teknik pijat bayi tersebut. <strong>Tujuan:</strong> mengetahui efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan, lama waktu tidur dan kelancaran buang air besar. <strong>Metode: </strong>Penelitian menggunakan <em>quasi experiment non equivalen control group design.</em> Sampel 46 ibu dengan bayinya diambil dengan teknik <em>simple random sampling</em>. Analisis data dengan <em>dependen sampel t tes </em>dan  <em>independen sampel t test</em><em>. </em><strong>Hasil: </strong>Rata-rata berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada kelompok perlakuan dengan p value 0,000 dan  pada kelompok kontrol dengan p value 0,000. Rata-rata waktu tidur bayi dengan p value 0,000 dan  pada kelompok kontrol dengan p value 0,030. Rata-rata frekuensi BAB bayi sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada kelompok perlakuan dengan p value 0,025 dan kelompok kontrol dengan p value 0,655. <strong>Simpulan: </strong>Pijat bayi efektif untuk meningkatkan  rata-rata berat badan bayi, rata-rata waktu tidur bayi, dan rata-rata frekuensi BAB bayi


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Hening Pratiwi ◽  
Nur Amalia Choironi ◽  
Warsinah Warsinah

<p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p>Tidak semua masyarakat paham tentang obat dan teknik penggunaan obat, sehingga menjadi penyebab pengobatan tidak optimal atau kegagalan pengobatan. Hal ini dapat disebabkan minimnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat terkait teknik penggunaan obat. Oleh karena itu dibutuhkan edukasi dan optimalisasi kemampuan masyarakat berkaitan dengan teknik penggunaan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi apoteker terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat terkait teknik penggunaan obat. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pamijen Kecamatan Baturaden Purwokerto pada bulan Mei 2017. Penelitian ini merupakan penelitian <em>cross sectional</em> dengan pengambilan sampel secara <em>simple random sampling</em>. Jumlah sampel yang didapat sebesar 30 responden yang merupakan kader PKK dan kader POSYANDU Desa Pamijen Baturaden Purwokerto. Teknik pengumpulan data melalui <em>pretest-postest design</em> menggunakan kuesioner. Parameter yang dinilai adalah pengetahuan dan sikap masyarakat terkait penggunaan obat. Analisis data dilakukan menggunakan <em>Wilcoxon Sign Rank Test</em> dan Uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan responden sebelum dan sesudah edukasi oleh apoteker, dibuktikan dengan nilai p sebesar 0,004 (p≤ 0,05). Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya peningkatan sikap responden sebelum pemberian edukasi dengan sikap responden sesudah pemberian edukasi terkait teknik penggunaan obat, dibuktikan dengan nilai sebesar 0,284 (p≥ 0,05). Dapat disimpulkan bahwa edukasi apoteker mempengaruhi pengetahuan masyarakat terkait teknik penggunaan obat, tetapi tidak mempengaruhi sikap masayarakt terhadap teknik penggunaan obat.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci:</strong>    Obat, edukasi, penggunaan obat</p><p> </p><p align="center"><strong><em>Effect of pharmacist education of knowledge and public attitudes </em></strong><strong><em><br /> </em></strong><strong><em>related to use of medicine</em></strong></p><p> </p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p><em>Not all people understand about drugs and techniques of drug use, so the cause of treatment is not optimal or treatment failure. This can be due to the lack of knowledge and ability of the community related to drug use techniques. Therefore, it is necessary to educate and optimize the ability of the community related to drug use techniques. This study aims to determine the effect of educational pharmacists on knowledge and attitude of the community related to drug use techniques. This research was conducted in Pamijen Village, Baturaden Subdistrict Purwokerto in May 2017. This research is a cross sectional study with simple random sampling. The number of samples obtained by 30 respondents who are PKK cadres and cadres POSYANDU Pamijen Village Baturaden Purwokerto. Data collection techniques through pretest-postest design using questionnaires. Parameters assessed were community knowledge and attitude related to drug use. Data analysis was performed using Wilcoxon Sign Rank Test and T paired test. The results showed that there were significant differences in the knowledge of respondents before and after education by pharmacists, evidenced by the p value of 0.004 (p 0.05). The result of the research showed that there was no increase of respondent attitude before giving of education with respondent attitude after giving of education related to technique of drug usage, proved with value equal to 0,284 (p≥ 0,05). It can be concluded that pharmacists' education influences the community's knowledge of drug use techniques, but does not affect the attitude of masayarakt on drug use techniques.</em></p><p><em> </em></p><strong><em>Keywords:       </em></strong><em> Drugs, Education, Drug Use.</em>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document