scholarly journals Tuberkulosis Paru dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi di Wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, pada periode 2015-2016

2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 399
Author(s):  
Eva Rosdiana ◽  
Daniel Ginting

ABSTRAK Tuberkulosis merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian di dunia. Indonesia berada pada peringkat ketiga tuberkulosis terbanyak pada tahun 2015 setelah China dan India. Tuberkulosis masih merupakan masalah yang besar di negara berkembang. Hasil survey di Puskesmas Darul Imarah pada tahun 2016 didapatkan bahwa jumlah penderita tuberkulosis meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 42 orang, dimana 2 diantaranya merupakan kasus kambuh, 2 meninggal dan 1 TB ekstra paru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis paru. Penelitian ini merupakan penelitian mix methods KUANtitatif-kualitatif dengan rancangan penelitian case control. Sampel di ambil secara simple random sampling dengan jumlah sampel 1:1 yaitu 41 kasus dan 41 kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square Test dengan taraf kepercayaan 95% dan analisis multivariat regresi logistik dengan metode enter. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada dua variabel yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis paru yaitu luas ventilasi dengan nilai p=0,008 dan OR=3,801 (95%CI:1,245-12,393) dan variabel kebiasaan merokok dengan nilai p=0,004 dan OR=10,676 (95%CI :2,120-53,748). Hasil analisis multivariat  menunjukan bahwa variabel yang berpengaruh paling dominan adalah kebiasaan merokok dengan nilai p=0,008 dan nilai OR=9,822 (95%CI:1,833-52,614). Prediksi/probabilitas seseorang apabila memiliki kebiasaan merokok berat, luas ventilasi rumah dan pencahayaan rumah yang tidak memenuhi syarat beresiko terkena tuberkulosis paru sebesar 81.9%. Diharapkan kepada petugas puskesmas untuk dapat membuat penyuluhan mengenai tuberkulosis serta dapat menghilangkan stigma mengenai tuberkulosis di masyarakat,  sehingga  dapat membantu program DOTS dalam menemukan kasus baru  TB di  masyarakat agar penanggulangan TB dapat berjalan dengan baik    

2018 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 237
Author(s):  
Aditya Faisal Rakhman ◽  
Taufiqurrahman Taufiqurrahman

Background: Wasting prevalence in Indonesia is never been decreased for years. Wasting caused by many factors such as skipping breakfast and inappropriate selection of snacks that contribute to children’s level of nutritional intake adequacy.Objectives: The purpose of this research was to analyze correlation between skipping breakfast and selection of snack among elementary school children. Method: This was an analytical observational research with case control design conducted in three elementary schools in Sembung Village, Gresik. The sample size was 22 students in each group, which taken using a simple random sampling technique at student of 3rd, 4th and 5th grade. Data was collected by interviewing the respondent with structured questionnaire. Nutritional status was classified with BMI/Age using WHO-MGRS standard. Association among variables were analyzed using Chi-Square test. (α=0.05). Result: The result showed that 68.2% respondent from cases used skipping breakfast while 27.3% respondent from control used to skip breakfast. 22.7% respondent in cases used to consume high nutritional value snack food while 72.7% respondent in control used to consume high nutritional value snack food. Chi-Square test showed there was an association between breakfast habits and the selection of snack with wasting (p=0.007; OR=5.714) (p=0.001; OR=9.067).Conclusion: Skipping breakfast habits and the selection of snack had a correlation with wasting incident in village children.ABSTRAKLatar Belakang: Prevalensi wasting di Indonesia tidak pernah mengalami penurunan yang signifikan selama tahun ke tahun. Kejadian wasting dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kebiasaan sarapan dan pemilihan makanan jajanan yang mampu berkontibusi terhadap tingkat kecukupan energi dan zat gizi anak.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan melewatkan sarapan dan kebiasan memilih jajanan makanan kejadian wasting pada anak sekolah dasar di pedesaan.Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain case control ini dilakukan di 3 sekolah dasar di Desa Sembung Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik. Besar sampel penelitian ini adalah 22 sampel untuk masing -masing kelompok yang berasal dari kelas III, IV dan V dan diambil secara simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara pada anak dengan kuisioner tersktutur. Klasifikasi berdasarkan pada nilai tabel z-score IMT/U WHO-MGRS.  Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square (α=0,05)Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68,2% responden kelompok kasus, terbiasa melewatkan sarapan sedangkan 27,3% responden kelompok kontrol terbiasa melewatkan sarapan. 22,7% responden kelompok kasus terbiasa membeli makanan jajan bernilai gizi tinggi sedangkan 72,7% responden kelompok kontrol terbiasa membeli makanan jajan bernilai gizi tinggi. Hasil Uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan sarapan dan pemilihan makanan jajanan dengan kejadian wasting (p= 0,007 OR: 5,714) (p= 0,001 OR: 9,067).Kesimpulan: Kebiasaan melewatkan sarapan dan pemilihan makanan jajanan berhubungan dengan kejadian wasting pada anak pedesaan.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 92-98
Author(s):  
Isabel Laudensye Karo Karo ◽  
Novia Fransiska Ngo ◽  
Yadi

Premature Rupture of Membrane (PROM) is the ruptured membranes before labor. There are several factors that increase the incident of PROM including infection (leukocytosis and bacteriuria). The aim of this research is to know the relation about these factors with PROM in Abdul Wahab Sjahranie Hospital in Samarinda in 2018. This research is an analytic observational study with case control design. The data in this study were taken from medical records at Abdul Wahab Sjahranie Hospital in Samarinda in 2019 using simple random sampling technique for maternities with the incident of PROM then without the incident of the PROM at Abdul Wahab Sjahranie Hospital in Samarinda. The ampunt of samples that obtained in this study are 104 samples that was divided to 52 cases sample and 52 controls that met the inclusion and exclusion criteria. The data analysed using Chi-Square test. The results of the study found that leukocytosis and bacteriuria was not associated with the incidence of PROM (p = 0.680; p = 0.693) in Abdul Wahab Sjahranie Hospital in Samarinda in 2018.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Supriyadi Hari Respati ◽  
Sri Sulistyowati ◽  
Ronald Nababan

LatarBelakang: Kematian ibu di kabupaten Sukoharjo masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti 4 “terlalu” ,komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas,terlambat mengambil keputusan, merujuk dan mendapat pelayanan kesehatanserta sosioal ekonomi yang rendah.Metode: Observasional analitik dengan case control study. Jumlah sampel 16 kasus dan 32 kontrol dengan teknik simple random sampling. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat dengan chi square test, multivariat dengan metode regresi logistik.Hasil: Terdapat hubungan yang bermakna antara komplikasi kehamilan (p<0.034) (OR=4,200; 95% CI : 1,064 – 16,584), komplikasi persalinan (p<0.001) (OR=9,533; 95% CI : 2,397 – 37,909), komplikasi nifas (p<0.000), keterlambatan penanganan petugas (p=0,011),paritas (OR=0,035; 95% CI : 0,004 – 0,300; p=0,000) dan ibu bekerja (p=0,017)(OR=4.592; 95% CI : 1.257 – 16.771) terhadap kematian maternal. Dengan faktor  risiko di atas kemungkinan kematian maternal meningkat sebanayak 88,9 %.Kesimpulan: Komplikasi kehamilan, persalinan, nifas ,keterlambatan penanganan petugas, paritas dan ibu bekerja meningkatkan risiko kematian maternal


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Happy Dwi Aprilina

Latar Belakang: Penyebab dominan kegagalan pemberian ASI eksklusif adalah ibu menganggap bayi menangis disebabkan lapar, sehingga perlu diberikan prelaktal. Prelaktal adalah makanan dan/atau minuman diberikan kepada bayi yang baru lahir sebelum ASI mulai keluar. Data pemberian prelaktal masih dikategorikan tinggi sehingga pemberian ASI Eksklusif belum memenuhi target pemerintah Indonesia.Tujuan Penelitian: mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian prelaktal pada  bayi baru lahir.      Metode: Rancangan penelitian menggunakan kasus kontrol (case control) dengan penelusuran retrospektif dengan kelompok kasus n=33 dan kelompok kontrol n=33. Subjek penelitian yaitu seluruh ibu yang mempunyai bayi umur 1 minggu-1 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sokaraja 1, Banyumas. Teknik pengambilan sampling dengan simple random sampling. Variabel yang diteliti adalah usia ibu, kebiasaan prelaktal, pekerjaan, paritas, tingkat pendidikan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dan jenis persalinan. Chi square digunakan untuk analisis statistik.Hasil: Hasil uji chi square pada variabel umur ibu (p:0,63), tingkat pendidikan (p:0,70), pekerjaan (p:0,01), paritas (p:0,27), kebiasaan prelaktal (p:0,63), dukungan petugas kesehatan (p:0,01), dukungan keluarga (p:0,00), jenis persalinan (p:0,57),Kesimpulan: Variabel yang berhubungan/berpengaruh terhadap pemberian prelaktal pada bayi baru lahir adalah a) ibu bekerja, b) tidak adanya kebiasaan pemberian prelaktal, c) adanya dukungan petugas kesehatan dan d) adanya dukungan keluarga.Kata Kunci: ASI Eksklusif, Prelaktal, Bayi Baru Lahir.


2018 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Estillyta Chairunnisa ◽  
Aryu Candra Kusumastuti ◽  
Binar Panunggal

 Latar Belakang : Stunting merupakan masalah gizi yang banyak ditemukan pada anak di negara berkembang seperti di Indonesia. Stunting yaitu gangguan pertumbuhan disebabkan kekurangan gizi kronis berdasarkan nilai z-score panjang badan menurut umur kurang dari -2 SD. Kecukupan asupan zat gizi mikro yang tidak adekuat menjadi salah satu faktor penyebab terjadi stunting pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan asupan vitamin D, kalsium dan fosfor pada anak  stunting dan tidak stunting usia 12-24 bulan. Metode : Penelitian ini menggunakan desain case-control. Subjek adalah anak stunting dan tidak stunting usia 12-24 bulan di Kelurahan Rowosari dan Meteseh, Semarang. Total subjek pada masing-masing kelompok kasus dan kontrol sejumlah 40 orang. Pengambilan subjek menggunakan metode simple random sampling. Data asupan zat gizi diperoleh dengan menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Analisis zat gizi menggunakan software NutriSurvey. Analisis data secara statistik menggunakan uji Chi Square, Fisher’s exact dan regresi logistik ganda.Hasil : Rerata asupan kalsium dan fosfor pada kelompok kasus sebesar 303,3±2,8 mg dan 440,1±1,9 mg sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 606±3 mg dan 662±2,5 mg. Rerata asupan vitamin D pada kelompok kasus sebesar 2,2±3,3 mcg dan pada kelompok kontrol sebesar 4,8±4,1 mcg. Terdapat perbedaan antara asupan kalsium (p=0,003; OR=4,5) dan fosfor (p=0,001; OR=13,5) pada anak stunting dan tidak stunting usia 12-24 bulan. Tidak terdapat perbedaan asupan vitamin D antara anak stunting dan tidak stunting (p=0,615; OR=3,162).Simpulan: Terdapat perbedaan antara asupan kalsium dan fosfor pada anak stunting dan tidak stunting usia 12-24 bulan.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Alfridsyah Alfridsyah ◽  
Ampera Miko ◽  
Naziatul Firda

Penyebab utama tingginya kasus meninggal akibat tekanan darah tinggi adalah mengkonsumsi makanan mengandung banyak natrium sehingga tubuh kita menampung darah yang berlebihan yang di butuhkan dan retensi cairan. Masyarakat Indonesia, sangat konsumtif dan selalu menginginkan praktis, tetapi tidak pernah mau peduli kesehatan badannya. Penelitian bersifat diskriptif analitik dengan menggunakan desain case control, pengambilan sampel secara random sampling yaitu sebanyak 35 kasus dan 35 orang kontrol. Data yang diambil meliputi data karakteristik sampel, konsumsi makanan instan serta tekanan darah pada sampel dengan pengukur tekanan darah yang dilakukan oleh bantuan enumerator. Uji statistic dengan menggunakan chi-square test. Hasil penelitian diketahui perilaku makan yang dikategorikan sering (tidak baik) pada kelompok kasus yaitu sebanyak 31 orang (64,6%) dan pada kelompok kontrol sebanyak 17 orang (35,4%). Responden pada kelompok kasus mayoritas bertekanan darah kategori tinggi sebanyak 25 orang (71,4%) dan sebagiannya bertekanan darah normal sebanyak 10 orang (28,6%). Disimpulkan ada pengaruh perilaku konsumsi makanan instan yang mengandung natrium terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Diharapkan kepada penderita hipertensi agar mengurangi kebiasaan konsumsi makanan instant.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 20-29
Author(s):  
Safun Rahmanto ◽  
Khaiyatul Aisyah

ABSTRAK Latar belakang : Osteoartritis merupakan salah satu penyakit degenerative yang ditandai dengan hilangnya tulang rawan articular dan terjadi peradangan sinovial yang menyebabkan kekakuan sendi, nyeri dan kehilangan mobilitas sendi. Ada banyak faktor risiko osteoarthritis lutut, salah satunya  adalah riwayat cidera lutut. Cidera lutut menurunkan kestabilan sendi lutut pada bantalan beban tubuh. Cidera lutut meningkatkan risiko osteoarthritis pada area kontak tibiofemoral dan tekanan pada  cidera meniscal, sehingga menyebabkan unstabil sendi berupa ligament sprain dan lesi pada chondral atau dengan mengganggu sistem neuromuskular. Individu dengan riwayat trauma sendi 3-6 kali lebih berpotensi terjadinya osteoarthritis lutut. Dalam 5 tahun cedera, lutut mengalami perubahan struktural seperti, perubahan komposisi tulang rawan, dan perubahan pada struktur  ulang. Tujuan Penelitian : Menganalisis hubungan antara riwayat cidera lutut terhadap pasien yang berpotensi osteoarthritis lutut di Puskesmas Dinoyo Kota Malang.  etode Penelitian : Desain penelitian menggunakan Case Control Study dengan jumlah sampel 120 responden di Puskesmas Dinoyo Kota Malang yang  diambil dengan metode Simple Random Sampling. Pengambilan data untuk mengetahui riwayat cidera lutut dinilai dengan kuesioner OA Risk C dan wawancara mendalam. Potensi adanya osteoarthritis lutut dinilai menggunakan pemeriksaan fisik, skala jette dan data sekunder dari Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Hasil : Hasil penelitian dengan uji Chi-Square terhadap Riwayat cidera lutut dikaitkan dengan osteoarthritis lutut dalam penelitian ini didapatkan nilai signifikan lebih kecil dari alpha 5% (0,00 < 0,05) dengan Odds Ratio [OR= 5,82 (95% CI 2,54-13,35)]. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat cidera lutut terhadap pasien yang berpotensi osteoarthritis lutut di Puskesmas Dinoyo Kota Malang dan orang yang  memiliki riwayat cidera lutut berpeluang 5  kali lebih besar menderita osteoarthritis lutut daripada orang yang tidak memiliki riwayat cidera lutut.  


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 538-547
Author(s):  
Fitri Zulfa Hayati ◽  
Nurhapipa Nurhapipa ◽  
Nila Puspita Sari

Tuberkulosis Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kejadian penyakit Tuberkulosis Paru di Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru merupakan kasus tertinggi di kota pekanbaru sebanyak 798 kasus. Tujuan penelitian ini secara umum untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dan status gizi dengan insiden penyakit tuberkulosis paru. Penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan pendekatan Case Control. Populasi kasus dalam penelitian ini yaitu seluruh penderita Tuberkulosis Paru. Sampel penelitian yaitu 18 responden kelompok kasus dan 72 responden kelompok kontrol dengan menggunakan teknik Simple random sampling. Lokasi penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru pada bulan Juli – Agustus 2020. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner, roll meter, lux meter, dan timbangan berat badan. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil uji statistik hubungan dari setiap variabel semuanya berhubungan dengan insiden penyakit tuberkulosis paru, yaitu variabel luas ventilasi (p = 0,002, OR = 7,857), kepadatan hunian (p = 0,003, OR = 5,500), pencahayaan (p = < 0,05, OR = 8,500), dan status gizi (p = 0,001, OR = 10,818). Diharapkan kepada tim pencegah dan pengendalian penyakit tuberkulosis paru Puskesmas Rejosari meningkatkan penyuluhan atau pemahaman langsung kepada masyarakat penderita TB paru serta membentuk dan melatih kader – kader untuk penanggulangan Tuberkulosis Paru. Diharapkan masyarakat selalu membuka jendela agar udara dan cahaya dapat masuk ke dalam rumah serta menjaga pola makan yang seimbang dan sehat. Pulmonary Tuberculosis is an infectious disease caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosis. The incidence of pulmonary tuberculosis in Rejosari Primary Health Center Pekanbaru City is the highest case in Pekanbaru city with 798 cases. The purpose of this study in general was to determine the relationship between the physical condition of the house and nutritional status with the incidence of pulmonary tuberculosis. This research is a quantitative analytic with a Case Control approach. The populations of cases were all patients with pulmonary tuberculosis. The research sample was 18 respondents in the case group and 72 respondents in the control group using the simple random sampling technique. The research location was carried out in the Rejosari Public Health Center, Pekanbaru City in July - August 2020. The measuring instruments used were questionnaires, roll meters, lux meters, and weight scales. Data analysis was performed univariate and bivariate using the Chi Square test. The statistical test results of the relationship between each variable were all related to the incidence of pulmonary tuberculosis, namely the variable area of ventilation (p = 0.002, OR = 7.857), occupancy density (p = 0.003, OR = 5,500), lighting (p =0.05, OR 8.5)and nutritional status (p = 0.001, OR = 10.818). It is hoped that the team for preventing and controlling pulmonary tuberculosis at the Rejosari Community Health Center will increase direct education or understanding to people with pulmonary tuberculosis and form and train cadres to control pulmonary tuberculosis. It is hoped that people will always open windows so that air and light can enter the house and maintain a balanced and healthy diet.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 163-171
Author(s):  
Dadan Ramadhan ◽  
Lilies Setiartiti

This research is quantitative. The population of this research was all of Micro Enterprises in Kulon Progo Regency. The sample of this research were 156 micro-entrepreneurs in the Kulonprogo district. This research used a simple random sampling technique to get the data. The researcher used a questionnaire as the instrument, which tested both its validity and its reliability. The data analysis technique used in this research is the Chi-Square test. The result showed, the majority of respondents had knowledge (79,5%), and the ability of financial literacy (80,8%) was categorized in the high-level category. There was a no different level of financial literacy for the micro-entrepreneur in Kulon Progo Regency based on the gender.


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 47-58
Author(s):  
Fadia Rifqi Ayu Firyal

Hipertensi merupakan penyebab penyakit kardiovaskular, stroke, gagal ginjal dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas baik pada pria maupun wanita. Peningkatan prevalensi terjadi pada negara maju, namun juga pada sejumlah negara berkembang di dunia. Prevalensi meningkat seiring bertambahnya usia terutama setelah wanita menopause. Peningkatan risiko pada wanita menopause dipengaruhi adanya perubahan hormonal, pengaruh pola konsumsi seperti konsumsi lemak, adanya obesitas dan juga kurangnya aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara konusmsi lemak, obesitas dan aktivitas fisik dengan hipertensi usia menopause. Penelitian ini menggunakan desain case control study dan jenis penelitian retrospektif dengan populasi penelitian yaitu pasien wanita ≥ 45 tahun di poli jantung RSU Haji Surabaya. Besar sampel penelitian ini adalah sejumlah 64 responden. Teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling.   Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dengan kuesioner serta pengukuran BMI untuk mengukur berat badan dan tinggi badan. Analisis data dengan uji chi-square untuk menguji hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi lemak (p value = 0,042) dan aktivitas fisik (p value = 0,046) bermakna secara signifikan (nilai p < 0,05) terhadap hipertensi usia menopause. Sedangkan variabel obesitas (p value = 0,614) menunjukkan hasil yang tidak bermakna secara signifikan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document