scholarly journals Pengaruh Perilaku Konsumsi Makanan Instan Yang Mengadung Natrium Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi

2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Alfridsyah Alfridsyah ◽  
Ampera Miko ◽  
Naziatul Firda

Penyebab utama tingginya kasus meninggal akibat tekanan darah tinggi adalah mengkonsumsi makanan mengandung banyak natrium sehingga tubuh kita menampung darah yang berlebihan yang di butuhkan dan retensi cairan. Masyarakat Indonesia, sangat konsumtif dan selalu menginginkan praktis, tetapi tidak pernah mau peduli kesehatan badannya. Penelitian bersifat diskriptif analitik dengan menggunakan desain case control, pengambilan sampel secara random sampling yaitu sebanyak 35 kasus dan 35 orang kontrol. Data yang diambil meliputi data karakteristik sampel, konsumsi makanan instan serta tekanan darah pada sampel dengan pengukur tekanan darah yang dilakukan oleh bantuan enumerator. Uji statistic dengan menggunakan chi-square test. Hasil penelitian diketahui perilaku makan yang dikategorikan sering (tidak baik) pada kelompok kasus yaitu sebanyak 31 orang (64,6%) dan pada kelompok kontrol sebanyak 17 orang (35,4%). Responden pada kelompok kasus mayoritas bertekanan darah kategori tinggi sebanyak 25 orang (71,4%) dan sebagiannya bertekanan darah normal sebanyak 10 orang (28,6%). Disimpulkan ada pengaruh perilaku konsumsi makanan instan yang mengandung natrium terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Diharapkan kepada penderita hipertensi agar mengurangi kebiasaan konsumsi makanan instant.

2018 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 237
Author(s):  
Aditya Faisal Rakhman ◽  
Taufiqurrahman Taufiqurrahman

Background: Wasting prevalence in Indonesia is never been decreased for years. Wasting caused by many factors such as skipping breakfast and inappropriate selection of snacks that contribute to children’s level of nutritional intake adequacy.Objectives: The purpose of this research was to analyze correlation between skipping breakfast and selection of snack among elementary school children. Method: This was an analytical observational research with case control design conducted in three elementary schools in Sembung Village, Gresik. The sample size was 22 students in each group, which taken using a simple random sampling technique at student of 3rd, 4th and 5th grade. Data was collected by interviewing the respondent with structured questionnaire. Nutritional status was classified with BMI/Age using WHO-MGRS standard. Association among variables were analyzed using Chi-Square test. (α=0.05). Result: The result showed that 68.2% respondent from cases used skipping breakfast while 27.3% respondent from control used to skip breakfast. 22.7% respondent in cases used to consume high nutritional value snack food while 72.7% respondent in control used to consume high nutritional value snack food. Chi-Square test showed there was an association between breakfast habits and the selection of snack with wasting (p=0.007; OR=5.714) (p=0.001; OR=9.067).Conclusion: Skipping breakfast habits and the selection of snack had a correlation with wasting incident in village children.ABSTRAKLatar Belakang: Prevalensi wasting di Indonesia tidak pernah mengalami penurunan yang signifikan selama tahun ke tahun. Kejadian wasting dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kebiasaan sarapan dan pemilihan makanan jajanan yang mampu berkontibusi terhadap tingkat kecukupan energi dan zat gizi anak.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan melewatkan sarapan dan kebiasan memilih jajanan makanan kejadian wasting pada anak sekolah dasar di pedesaan.Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain case control ini dilakukan di 3 sekolah dasar di Desa Sembung Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik. Besar sampel penelitian ini adalah 22 sampel untuk masing -masing kelompok yang berasal dari kelas III, IV dan V dan diambil secara simple random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara pada anak dengan kuisioner tersktutur. Klasifikasi berdasarkan pada nilai tabel z-score IMT/U WHO-MGRS.  Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square (α=0,05)Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 68,2% responden kelompok kasus, terbiasa melewatkan sarapan sedangkan 27,3% responden kelompok kontrol terbiasa melewatkan sarapan. 22,7% responden kelompok kasus terbiasa membeli makanan jajan bernilai gizi tinggi sedangkan 72,7% responden kelompok kontrol terbiasa membeli makanan jajan bernilai gizi tinggi. Hasil Uji Chi-Square menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan sarapan dan pemilihan makanan jajanan dengan kejadian wasting (p= 0,007 OR: 5,714) (p= 0,001 OR: 9,067).Kesimpulan: Kebiasaan melewatkan sarapan dan pemilihan makanan jajanan berhubungan dengan kejadian wasting pada anak pedesaan.


2017 ◽  
Vol 24 (3) ◽  
pp. 11-19
Author(s):  
Metha Fahriani ◽  
Reli Aprilawanti

Preterm labor is dangerous because of the potential increase of about 65-67% of perinatal mortality. The purpose of this study was to determine the relationship between  maternal age and incidence of anemia in preterm parturition in                       dr. M. Yunus Hospital Bengkulu. This type of research was Analytic Survey with study design Case Control with a ratio of 1: 1. The population in this study was mothers who numbered 1,434 people delivering mothers were taken by Total Sampling as many as 53 people (50%) mothers who have parturition premature for cases and  Systematic Random Sampling as many as 53 people (50%) mothers who did not experience parturition premature to control which totaled 106. The computerized data analysis using chi-square test. The results showed that of the 53 mothers who are 36 premature parturition with age 20 or 35 years and 30 people suffering from anemia. Of the 53 mothers who no premature parturition are 16 age 20 or 35 years and 15 suffer from anemia. There is a relationship between age and preterm parturition in the CI Midwifery dr. M. Yunus Hospital Bengkulu with the medium category. There is a relationship between anemia and preterm parturition in the CI Midwifery dr. M. Yunus Hospital Bengkulu with the closeness of the relationship that are in the weak category. It was expected to health worker, especially mid wifery in midwifery room to perform counseling about anemia and the importance  of  control  when  pregnant.Keywords :  age, anemia, premature partus


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 50-58
Author(s):  
Desi . ◽  
Willia Novita Eka Rini ◽  
Rd. Halim

Prevalensi diabetes melitus meningkat secara global, nasional, maupun regional, dan sebagian besar merupakan diabetes melitus tipe 2, dapat menyebabkan komplikasi, kerugian ekonomi, serta kematian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan diabetes melitus tipe 2. Desain studi case-control pada 60 responden yang diambil secara random sampling. Analisis bivariat menggunakan chi square test (95%CI, α=0,05), untuk melihat hubungan usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, aktivitas fisik, dan kebiasaa makan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di Kelurahan Talang Bakung Kota Jambi. Penelitian dilakukan selama September 2017-Juli 2018. Mayoritas responden (71,67%) berusia ≥45 tahun, (66,67%) perempuan, (61,67%) ibu rumah tangga, (38,33%) tamat SLTA/sederajat, (65,00%) tidak ada riwayat keluarga diabetes, (48,33%) melakukan aktivitas fisik sedang, dan (91,67%) memiliki kebiasaan makan tidak baik. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 adalah usia (OR=4,97; 95%CI1,39-17,82) dan riwayat keluarga (OR=4,00; 95%CI1,27-12,58). Faktor risiko yang tidak berhubungan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 adalah jenis kelamin (OR=1,00; 95%CI0,34-2,93), aktivitas fisik sedang (OR=0,93;95%CI0,16-5,42), aktivitas ringan (OR=1,08; 95%CI0,18-6,44), dan kebiasaan makan (OR=1,56; 95%CI 0,24-10,05). Usia dan riwayat keluarga merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2. Oleh karena itu perlu dilakukan deteksi dini, monitoring, peningkatan promosi kesehatan terkait faktor risiko, gejala, dan komplikasi diabetes melitus tipe 2.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Ismalia Husna ◽  
Devita Febriani Putri ◽  
Tusy Triwahyuni ◽  
Guntur Batara Kencana

<em>World Health Organization </em>(WHO) melaporkan bahwa terjadi peningkatan jumlah kasus DBD khususnya di negara tropis seperti Indonesia. Di Bandar Lampung terjadi instabilitas pada <em>Incidence Rate </em>(IR) dari tahun 2010-2015 dan Tanjung Senang merupakan wilayah dengan angka kasus tertinggi yaitu 138 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah<em> Dengue</em> (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Way Kandis Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian <em>case control</em>. Sampel pada penelitian ini sebanyak 100 sampel dari 50 kasus DBD dan 50 kontrol. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu <em>total sampling </em>pada kelompok kasus dan <em>random sampling </em>pada kelompok kontrol. Analisa data yang digunakan adalah <em>chi-square test. </em>Hasil analisis statistik menggunakan uji <em>Chi-square </em>menunjukan variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD adalah pengetahuan (<em>p-value=</em>0,02; OR=0,40; 95% CI:0,35 – 1,72) dan jumlah kontainer (<em>p-value=</em>0,01; OR=3,02; 95% CI:1,26-7,20). Variabel yang tidak berhubungan antara lain pendidikan, pekerjaan, perilaku, ketersediaan tutup kontainer, keberadaan kawat kassa dan jarak antar rumah karena <em>p value</em> &gt; 0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan dan jumlah container merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kelurahan Way Kandis.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Noza Loviana ◽  
Ninik Darsini ◽  
Aditiawarman Aditiawarman

AbstrakLatar Belakang: Secara global, persalinan preterm menjadi penyebab utama kematian neonatus usia dini 0-7 hari pertama kehidupan dengan menimbulkan dampak morbiditas yang tinggi juga. Indonesia menempati urutan negara ke 5 estimasi persalinan preterm tertinggi di dunia. Beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap persalinan preterm yaitu idiopatik, iatrogenik, sosio-demografi, maternal dan genetik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan riwayat persalinan preterm terhadap kejadian persalinan prterm di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Metode: Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancang bangun case control. Jumlah populasi sebanyak 1311 orang pada periode 1 Januari - 31 Desember 2018. Sampel dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kasus (ibu yang bersalin preterm) dan kelompok kontrol (ibu yang bersalin tidak preterm) sebanyak masing-masing kelompok 137 orang yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan berdasarkan teknik pengambilan sampel yaitu simpel random sampling. Variabel independen terdiri dari usia ibu, pendidikan, pekerjaan dan riwayat persalinan preterm sedangkan variabel dependen adalah persalinan preterm. Analisis data bivariat menggunankan uji Chi-Square test dengan taraf signifikansi α = 0,05 (95% CI). Hasil: Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara usia ibu bersalin (nilai p = 0,259), pendidikan  (nilai p = 1), pekerjaan (nilai p = 0,225) dan riwayat persalinan preterm (nilai p = 0,191) dengan kejadian persalinan preterm. Kesimpulan: Faktor risiko seperti usa ibu bersalin, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan riwayat persalinan preterm tidak memiliki hubungan terhadap kejadian persalinan preterm. Abtract Background : Globally, preterm labor is the main cause of neonatal mortality in the first 0-7 days of life with a high impact of morbidity. Indonesia ranks 5th in the highest estimate of preterm labor in the world. Several factors that can influence preterm labor are idiopathic, iatrogenic, socio-demographic, maternal and genetic. This study aims to look at the relationship between maternal age, maternal education, maternal occupation and a history of preterm labor against the incidence of prenatal labor in RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Method : The method of this study is observational analytic with a case-control design. The total population is 1311 people in the period January 1 - December 31, 2018. Samples were divided into two groups, namely the case group (preterm maternity) and the control group (mothers who were not preterm) as many as 137 groups each according to the inclusion criteria and exclusion and based on sampling techniques, namely simple random sampling. Independent variables consisted of maternal age, education, occupation and a history of preterm labor while the dependent variable was preterm labor. Bivariate data analysis used the Chi-Square test with a significance level of α = 0.05 (95% CI). Results : The Chi-Square test results showed that there was no significant relationship between maternal age (p = 0.259), education (p = 1), employment (p = 0.225) and preterm labor history (p = 0.191) with the incidence of preterm labor. Conclusion: Risk factors such as maternal age, maternal education, maternal occupation and a history of preterm labor have no relationship to the incidence of preterm labor.  


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 92-98
Author(s):  
Isabel Laudensye Karo Karo ◽  
Novia Fransiska Ngo ◽  
Yadi

Premature Rupture of Membrane (PROM) is the ruptured membranes before labor. There are several factors that increase the incident of PROM including infection (leukocytosis and bacteriuria). The aim of this research is to know the relation about these factors with PROM in Abdul Wahab Sjahranie Hospital in Samarinda in 2018. This research is an analytic observational study with case control design. The data in this study were taken from medical records at Abdul Wahab Sjahranie Hospital in Samarinda in 2019 using simple random sampling technique for maternities with the incident of PROM then without the incident of the PROM at Abdul Wahab Sjahranie Hospital in Samarinda. The ampunt of samples that obtained in this study are 104 samples that was divided to 52 cases sample and 52 controls that met the inclusion and exclusion criteria. The data analysed using Chi-Square test. The results of the study found that leukocytosis and bacteriuria was not associated with the incidence of PROM (p = 0.680; p = 0.693) in Abdul Wahab Sjahranie Hospital in Samarinda in 2018.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 185-192
Author(s):  
Dian Arsiana

Earlier rupture at membrane case has a great contribution to perinatal mortality, one of which is caused by the DKP. Earlier rupture at membrane case at the Dr. M. Yunus hospital Bengkulu increases every year. In 2011, it is recorded Earlier rupture at membrane 482 case (21,5%). The purpose of this study is to recognize DKP correlation with the earlier rupture at membrane case in Dr M. Yunus hospital Bengkulu 2012. This study used case-control design where all in the space C1 maternal Midwifery in 2011 amounted to 2244 people, a sample is taken with a ratio of 1:1 ie 190 by systematic random sampling. The research was conducted in July to August 2012. Retrieval of data using secondary data obtained from maternal registers. Data were analyzed with univariate and bivariate analysis using chi square test. The results showed that a small percentage (3.7%) respondents with DKP, more than most (55.3%) of respondents with parity primiparous and grandemultipara, a small portion (12.6%) of respondents with gestational age preterm and post-mature and small proportion (14.2%) of respondents to the location of the abnormality. There is no significant relationship between the DKP, parity, gestational age, mal position and Earlier rupture at membrane cases. Medical officer, especially midwives, must increase the frequency of counseling about the prevention and treatment for mothers who have risky factors in midwifery polyclinic.


2019 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Supriyadi Hari Respati ◽  
Sri Sulistyowati ◽  
Ronald Nababan

LatarBelakang: Kematian ibu di kabupaten Sukoharjo masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti 4 “terlalu” ,komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas,terlambat mengambil keputusan, merujuk dan mendapat pelayanan kesehatanserta sosioal ekonomi yang rendah.Metode: Observasional analitik dengan case control study. Jumlah sampel 16 kasus dan 32 kontrol dengan teknik simple random sampling. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat dengan chi square test, multivariat dengan metode regresi logistik.Hasil: Terdapat hubungan yang bermakna antara komplikasi kehamilan (p<0.034) (OR=4,200; 95% CI : 1,064 – 16,584), komplikasi persalinan (p<0.001) (OR=9,533; 95% CI : 2,397 – 37,909), komplikasi nifas (p<0.000), keterlambatan penanganan petugas (p=0,011),paritas (OR=0,035; 95% CI : 0,004 – 0,300; p=0,000) dan ibu bekerja (p=0,017)(OR=4.592; 95% CI : 1.257 – 16.771) terhadap kematian maternal. Dengan faktor  risiko di atas kemungkinan kematian maternal meningkat sebanayak 88,9 %.Kesimpulan: Komplikasi kehamilan, persalinan, nifas ,keterlambatan penanganan petugas, paritas dan ibu bekerja meningkatkan risiko kematian maternal


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 399
Author(s):  
Eva Rosdiana ◽  
Daniel Ginting

ABSTRAK Tuberkulosis merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian di dunia. Indonesia berada pada peringkat ketiga tuberkulosis terbanyak pada tahun 2015 setelah China dan India. Tuberkulosis masih merupakan masalah yang besar di negara berkembang. Hasil survey di Puskesmas Darul Imarah pada tahun 2016 didapatkan bahwa jumlah penderita tuberkulosis meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 42 orang, dimana 2 diantaranya merupakan kasus kambuh, 2 meninggal dan 1 TB ekstra paru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis paru. Penelitian ini merupakan penelitian mix methods KUANtitatif-kualitatif dengan rancangan penelitian case control. Sampel di ambil secara simple random sampling dengan jumlah sampel 1:1 yaitu 41 kasus dan 41 kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square Test dengan taraf kepercayaan 95% dan analisis multivariat regresi logistik dengan metode enter. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada dua variabel yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis paru yaitu luas ventilasi dengan nilai p=0,008 dan OR=3,801 (95%CI:1,245-12,393) dan variabel kebiasaan merokok dengan nilai p=0,004 dan OR=10,676 (95%CI :2,120-53,748). Hasil analisis multivariat  menunjukan bahwa variabel yang berpengaruh paling dominan adalah kebiasaan merokok dengan nilai p=0,008 dan nilai OR=9,822 (95%CI:1,833-52,614). Prediksi/probabilitas seseorang apabila memiliki kebiasaan merokok berat, luas ventilasi rumah dan pencahayaan rumah yang tidak memenuhi syarat beresiko terkena tuberkulosis paru sebesar 81.9%. Diharapkan kepada petugas puskesmas untuk dapat membuat penyuluhan mengenai tuberkulosis serta dapat menghilangkan stigma mengenai tuberkulosis di masyarakat,  sehingga  dapat membantu program DOTS dalam menemukan kasus baru  TB di  masyarakat agar penanggulangan TB dapat berjalan dengan baik    


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 39-44
Author(s):  
Ermawati Ermawati ◽  
Hafni Bachtiar

Prolap organ panggul merupakan kondisi yang mempengaruhi kualitas hidup wanita. Prolaps organ panggul ini dapat disebabkan oleh perlukaan sewaktu proses persalinan, proses penuaan, komposisi jaringan pada seorang wanita, batuk- batuk kronis, atau sering melakukan pekerjaan berat. Pengenalan dini prolaps terkait dengan prognosis pemulihan anatomik dan fungsional organ panggul. Hingga kini, penerapannya dalam dunia klinis belum banyak sehingga pelatihan dan pembelajaran lebih lanjut tentang pelvic organ prolapse quantification (POPQ) jelas diperlukan. Penelitian ini dilakukan dengan metode case control study di polikilinik Obgin RSUP. Dr. M. Djamil Padang mulai bulan September 2013 sampai jumlah sampel terpenuhi sebanyak 98 orang. Dengan 49 orang kelompok kontrol dan 49 orang kelompok kasus .Analisis dilakukan untuk menilai hubungan usia, paritas, pekerjaan dan indek massa tubuh dengan kejadian prolap organ panggul berdasarkan skor POPQ. Data disajikan dalam bentuk tabel. Data diuji dengan t test dan chi square test. Jika p<0,05 menunjukan hasil yang bermakna. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian prolap organ panggul dengan (p<0,05) dan OR 27,871.terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian prolap organ panggul dengan (p<0,05) dan OR 52,970.Dari analisa statistik pekerjaan tidak bisa di uji secara statistik.indek massa tubuh tidak terdapat hubungan yang bermakna terhadap kejadian prolap organ panggul.(p>0,05)


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document