ABSTRACT: Modification of threshold exemption from import duties was tested whether changing consumer preferences in shopping from abroad. This study uses a paired test with the initial hypothesis that there is no difference in the daily average value of imports before and after the policy is applied. The research data is only from the Customs offices which have services for shipment items (32 offices) on October 1, 2019, to March 2, 2020. Descriptive statistical results show that the average was USD135,065, then dropped to USD127,430. Based on the results, both the Paired Sample T Test and The Wilcoxon Signed Rank Test obtained a p-value of 0,000, meaning that the initial hypothesis was rejected. The adoption of this policy has changed the preferences of consumers shopping from abroad. The Government's aim to reduce the trade balance deficit and protect domestic businesses appears to be successful, however, if there are no substitute goods available in the country, the import will only move from importing consignment goods to general imports. The novelty is the variable of import duty on shopping preferences is not widely used. The limitation of this study only measures changes in spending preferences, do not in state revenue.Keywords: shopping preference, consignment, tax exemption, difference test ABSTRAK:Perubahan kebijakan batas pembebasan terhadap bea masuk dan pajak atas impor barang kiriman diuji apakah merubah preferensi konsumen dalam berbelanja barang yang dikirim langsung dari luar negeri melalui mekanisme impor barang kiriman. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui uji berpasangan dengan hipotesis awal tidak adanya perbedaan nilai rerata impor harian baik sebelum maupun setelah kebijakan berlaku. Data penelitian hanya kantor-kantor Bea Cukai yang memiliki pelayanan atas barang kiriman (32 kantor) pada 1 Oktober 2019 sampai dengan 2 Maret 2020. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa rerata harian impor sebelum kebijakan tersebut berlaku sebesar USD135.065, kemudian turun menjadi USD127.430. Berdasarkan pengujian, baik pada Paired Sampel T Test maupun pada Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai p sebesar 0.000 (hipotesis awal ditolak). Hal ini berarti penerapan kebijakan tersebut telah merubah preferensi belanja dari luar negeri melalui impor barang kiriman. Tujuan Pemerintah untuk mengurangi defisit neraca perdagangan dan melindungi usaha dalam negeri tampaknya berhasil, namun apabila belum tersedia barang subtitusi di dalam negeri, importasi tersebut hanya akan berpindah dari impor barang kiriman menjadi impor umum. Keterbaruan pada penelitian ini adalah variabel bea masuk pada preferensi belanja belum banyak digunakan. Keterbatasan penelitian ini hanya mengukur perubahan preferensi belanja, tidak mengukur perubahan penerimaan negara.Kata Kunci: preferensi belanja, impor barang kiriman, pembebasan pajak, uji beda