PERISTIWA MAKAN DALAM KULTUR MASA KINI DAN EKARISTI
Peristiwa makan adalah moment berharga bagi manusia. Makan bukan hanya peristiwa memasukkan makanan ke dalam mulut namun lebih dari itu peristiwa makan memiliki makna yang mendalam antara lain sebagai interaksi sosial dan identitas kultural. Makan adalah kegiatan sehari-hari yang selalu dilakukan manusia. Untuk bertahan hidup manusia harus makan. Seiring berjalannya waktu peristiwa makan bukan sekadar untuk mengenyangkan perut tapi juga suatu simbol untuk merayakan peristiwa penting. Bahkan dalam Kitab Suci banyak peristiwa iman yang ditandai dengan peristiwa makan. Peristiwa makan ini dimaknai sebagai moment perjumpaan kehidupan. Dalam tradisi Kristiani kita juga menemukan tradisi perjamuan ilahi yakni Ekaristi. Inti dari perayaan Ekaristi adalah ‘makan’ Tubuh dan Darah Kristus yakni yang disebut dengan Hosti dan Anggur. Segala bentuk aktivitas makan dalam kehidupan manusia dapat berdaya guna dan dapat membantu manusia memakani hidupnya dengan lebih mendalam. Untuk itu buah pemikiran dari teologi makan sangat dibutuhkan agar proses pencarian makna terdalam dari peristiwa makan pada kultur masa kini dan Ekaristi dapat ditemukan. The occasion of eating is considered a precious moment for all people. Eating is not just a regime of putting food into the mouth, but rather than that, it is of deeper significance. Eating has means of social interaction and also of cultural identity. It is a day to day regular everyone committed to. In order to survive, humans are obliged to eat. As history went by, eating is not just an act of satiating the gut, but also marking significant events. In the Bible, numerous events of faith are celebrated through eating. To eat is to attend a life encounter. In Christian traditions, we understand that the Eucharist is a divine form of eating. The core of the Eucharist is to 'eat' the Corpus and Blood of Christ which is present in the Host and Wine. Any kinds of eating there is, shall give empowerment to help humans understand their lives more deeply. Thus, the fruit of the idea of the theology of eating is required to seek deepest eloquence from the occasion of eating in present culture and the Eucharist, shall be found.