FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SEKIP PALEMBANG TAHUN 2013

Author(s):  
Leny Leny

ABSTRACT [According to the World Health Organization (WHO), anemia of pregnancy is the health problems experienced by women throughout the world, especially in developing countries. 40% of maternal deaths in developing countries are associated with anemia in pregnancy and most of anemia in pregnancy is caused by iron deficiency and acute hemorrhage, even less so the two are interacting. Frequency of pregnant women with anemia in Indonesia is relatively high at 63.5%. The purpose of this study is known factors associated with the incidence of anemia in pregnant women in health centers in 2013 Palembang Sekip This study used a survey method with the Analytical cross-sectional approach. The population in this study were all pregnant women who come to the health center for checkups Sekip Palembang in May-June of 2013. Sampling in this study with non-random methods with accidental sampling technique. Data analysis was done using univariate and bivariate statistical Chi-Square test with significance level α = 0.05. Univariate analysis of the results obtained from the respondents who experienced anemia 14 (41.2%) and 20 were not anemia (58.8%), respondents who were high risk 13 (38.2%), highly educated respondents 19 (55.9 %), and respondents who work 15 (44.1%). From bivariate analysis using chi-square test can be seen that there is a significant relationship between maternal age the incidence of anemia in PHC Sekip Palembang, with P Value = 0.024 <α = 0.05. There is a significant relationship between education and the incidence of anemia in Palembang Sekip health center, with a P Value = 0.020 <α = 0.05, and no significant relationship between the incidence of anemia in job Sekip Health Center Palembang, with P Value = 0.020 <α = 0.05. From these results, researchers expect health care workers to improve antenatal care (ANC) at health centers as well as more frequent Sekip Palembang to conduct information sessions on anemia in pregnancy.                                      ABSTRAK   Menurut World Health Organization (WHO), anemia kehamilan merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita diseluruh dunia terutama di negara berkembang. 40 % kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Sekip Palembang Tahun 2013 Penelitian ini menggunakan metode Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang datang untuk memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Sekip Palembang pada bulan Mei - Juni tahun 2013. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan metode non random dengan teknik Accidental Sampling. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Dari analisis univariat didapatkan hasil responden yang mengalami anemia 14 (41,2%) dan yang tidak anemia 20 (58,8%), responden yang berumur resiko tinggi 13 (38,2%), responden yang berpendidikan tinggi 19 (55,9%), serta responden yang bekerja 15 (44,1%). Dari analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square dapat dilihat bahwa ada hubungan bermakna antara umur ibu dengan kejadian anemia di Puskesmas Sekip Palembang, dengan p Value = 0,024 < α = 0,05. Ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan kejadian anemia di Puskesmas Sekip Palembang, dengan p Value = 0,020 < α = 0,05 dan ada hubungan bermakna antara pekerjaan dengan kejadian anemia di Puskesmas Sekip Palembang, dengan p Value = 0,020 < α = 0,05. Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap petugas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan ante natal care (ANC) di Puskesmas Sekip Palembang serta lebih sering untuk melaksanakan penyuluhan tentang anemia pada kehamilan.  

Author(s):  
Yuhemy Zurizah Yuhemy Zurizah

  ABSTRACT Maternal Mortality Rate is a barometer of mother health service in a country. At this time maternal mortality rate in Indonesia is still very high. Indonesia Demography Survey on 2007, maternal mortality rate is about 28 per 100.000 of live births. The direct cause of maternal mortality in Indonesia as well as in the other country is hemorraghe (25%), sepsis (15%), eklampsia (12%), abstructed labor (8%). World Health Organization (WHO), 35-37% of pregnant women in developing coutries get anemy. Causing factor’s of anemy on pregnant women is age of pregnant, parity, economi socio, job, education, and nutritional status. Purpose of this research is to know the associated factors with incidence of anemy on pregnant women at the Health Center Talang Ratu Palembang in 2014. This research use analytic survey method with “cross sectional” approach. Population in this research is all of preganant women in medical treatment at Talang Ratu Palembang in 2014. Sample taking in this research with non random samplingmethod and accidental sampling technic. Analysis with univariatly and bivariatlywith Chi Square Statistic test with significant level α 0,05. The result of this research show that from 35 respondent there is (48,6%) respondent with anemy, high–risk age (28,6%), high parity (60,0%) and low economi socio (37,1%). This result show that there is significant relationship between age with incidence of anemy on pregnant women at the health center Talang Ratu Palembang in 2014 with p value0,027, there is significant relationship between parity with incidence of anemy on pregnant women at the health center Talang Ratu Palemabang in 2014 with p value0,023, and there is significant relationship between economi socio with incidence of anemy on pregnant women at the health center Talang Ratu Palembang in 2014 with p value0,026. Of the result, the author hope that health service worker at Talang Ratu health center can improve health service to pregnant women and often giving information about anemy on pregnant and nutritional for pregnant women during pregnancy.     ABSTRAK Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan barometer pelayanan kesehatan ibu di suatu negara. Pada saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian kematian ibu adalah 28 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya Negara lain adalah perdarahan (25%), sepsis (15%), eklampsi (12%), partus lama (8%). Menurut World Health Organization (WHO), 35-37% ibu hamil di negara berkembang dan 18% di negara  maju mengalami anemia. Faktor penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil secara tidak langsung adalah umur ibu, paritas, sosial ekonomi, pekerjaan, pendidikan, jarak kehamilan, dan status gizi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor - faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Talang Ratu Palembang Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode survey analitikdengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berobat di Puskesmas Talang Ratu Palembang Tahun 2014. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan metode non random sampling dengan teknik Accidental sampling. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat. Dengan uji statistik chi square tingkat kemaknaan α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan dari 35 responden terdapat (48,6%) responden yang anemia, umur yang beresiko  tinggi (28,6%), paritas tinggi (60,0%), dan sosial ekonomi rendah (37,1%). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Talang Ratu Palembang Tahun 2014 dengan  p value0,027,  ada hubungan bermakna antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Talang Ratu Palembang Tahun 2014 dengan p value0,023 dan ada hubungan yang bermakna antara sosial ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Talang Ratu Palembang Tahun 2014 dengan p value0,026. Dari hasil penelitian ini penulis berharap petugas kesehatan di Puskesmas Talang Ratu Palembang meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu hamil dan lebih sering melaksanakan penyuluhan anemia pada kehamilan dan nutrisi yang baik bagi ibu hamil.    


Author(s):  
Tirta Anggraini Tirta Anggraini

ABSTRACT According to the World Health Organization (WHO), maternal nutritional status at the time of growth and during pregnancy can affect fetal growth and development. Based on (IDHS) survey of 2007 AKI Indonesia at 228 per 100,000 live births, although this figure is still the highest in Asia. Social health center in Palembang in 2011 the number of pregnant women with good nutritional status of 67 men (97.1%). factors that influence the nutritional status of pregnant women is the temperature of the environment, economic status, habits and views of women to food, age, education, and health status. The purpose of this study is a known relationship education and economic status with nutritional status of pregnant women in the third trimester of Social Health Center Palembang in 2012. This study uses analytic survey with cross sectional approach. The population in this study were all third trimester pregnant women who visit the health center Social Palembang in May 2012, with a sample of 30 respondents. Sampling in this study with non-random methods with techniques Accidental Sampling. Data analysis carried out univariate and bivariate statistics with Chi-Square test with significance level α = 0.05. The results showed than 30 respondents there (73.3%) of respondents that good nutritional status, higher education (76.7%), and high economic status (70.0%). The results of this study showed no significant association education and economic status with nutritional status of pregnant women in the third trimester of Social Health Center Palembang in 2012. From the results of this study, researchers hope to improve the health care workers, especially health services in Antenatal Care services pay more attention to maternal risk of poor nutritional status.   ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO), status gizi ibu hamil pada waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Berdasarkan (SDKI) survei terakhir tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 Kelahiran Hidup, meskipun demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia.  Di Puskesmas Sosial Palembang tahun 2011 jumlah ibu hamil yang berstatus gizi baik sebesar 67 orang (97,1%). faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah suhu lingkungan, status ekonomi, kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, usia, pendidikan, dan status kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pendidikan dan status ekonomi dengan status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Sosial Palembang tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang berkunjung di Puskesmas Sosial Palembang pada bulan Mei tahun 2012, dengan jumlah sampel 30 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan metode non random dengan teknik Accidental Sampling. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan dari 30 responden terdapat (73,3%) responden yang berstatus gizi baik, pendidikan tinggi (76,7%), dan status ekonomi tinggi (70,0%). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna pendidikan dan status ekonomi dengan status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Sosial Palembang tahun 2012. Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap petugas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan Antenatal Care lebih memperhatikan kehamilan ibu yang berisiko status gizi buruk.


Author(s):  
Dini Kesumah Dini Kesumah

ABSTRACT According to World Health Organization Health Organization (WHO) in 2005 showed 49% of deaths occur in children under five in developing countries. Nutritional problems can not be done with the medical and health care approach alone. Causes related to malnutrition that maternal education, socioeconomic families, poor environmental sanitation, and lack of food supplies. This study aims to determine the relationship between education and socioeconomic status of families with nutrition survey using a cross sectional analytic approach, with a population of all mothers of children under five who visited the health center in Palembang Keramasan Accidental sampling Sampling the number of samples obtained 35 respondents. Variables include the study independent and dependent variables and univariate analysis using Chi-Square test statistic with a significance level α = 0.05. The results from 35 respondents indicate that highly educated mothers earned as many as 16 people (45.7%), and middle and upper income families as many as 12 people (34.3%) and bivariate test results show that highly educated respondents toddler nutritional status good for 81.3% (13 people) is larger than the less educated respondents balitanya good nutritional status 26.3% (5 persons) as well as respondents who have middle and upper socioeconomic families with good nutritional status of children at 91.7% ( 11 people) is larger when compared to respondents who have family socioeconomic medium with good nutritional status of children at 30.4% (7 people). Statistical tests show that education has a significant relationship with nutritional status of children P value = 0.004 and socioeconomic families have a meaningful relationship with nutritional status of children P value = 0.002. Based on the results of the study suggested the health professionals in the health center should further improve the education, information about the importance of nutrition to the development of the child in the mothers through the selection and processing of good food and a good diet through health centers and integrated health.   ABSTRAK  Menurut badan kesehatan World Health Organization (WHO) tahun 2005 menunjukkan 49% kematian yang terjadi pada anak dibawah umur lima tahun di negara berkembang. Masalah gizi ini tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab yang berhubungan dengan kurang gizi yaitu pendidikan ibu, sosial ekonomi keluarga, sanitasi lingkungan yang kurang baik,dan kurangnya persediaan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan sosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita dengan menggunakan metode survei analitik pendekatan secara Cross Sectional, dengan populasi semua ibu yang memiliki anak balita yang berkunjung ke Puskesmas Keramasan Palembang dengan pengambilan sampel secara Accidental Sampling diperoleh jumlah sampel 35 responden. Variabel penelitian meliputi variabel independen dan dependen serta analisis univariat menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 35 responden didapatkan ibu yang berpendidikan tinggi sebanyak 16 orang  (45,7%), dan keluarga yang berpenghasilan menengah keatas sebanyak 12 orang (34,3%) dan hasil uji bivariat menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan tinggi status gizi balitanya baik sebesar 81,3% (13 orang) lebih besar bila dibanding responden yang berpendidikan rendah status gizi balitanya baik 26,3% (5 orang) serta responden yang mempunyai sosial ekonomi keluarga menengah keatas dengan status gizi balita baik sebesar 91,7% (11 orang) lebih besar bila dibanding responden yang mempunyai sosial ekonomi keluarga menengah kebawah dengan status gizi balita baik sebesar 30,4% (7 orang). Uji statistik menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi balita P value = 0,004 dan sosial ekonomi keluarga mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi balita P value = 0,002. Berdasarkan hasil penelitian disarankan pada petugas kesehatan di Puskesmas hendaknya lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya gizi terhadap tumbuh kembang anak pada ibu-ibu melalui cara pemilihan dan pengolahan bahan makanan yang baik serta pola makanan yang baik melalui kegiatan Puskesmas dan Posyandu.


Author(s):  
Leny Leny

ABSTRACT Prenatal care is health care by health personnel to care the pregnant according to standards. Worlrd Health Organization (WHO) estimates more than 500.000 women die during pregnancy or childbirth. Maternal mortality in Indonesia is 307 per 100,000 live births. The quantity of pregnant women’s visit in Kabupaten Banyuasin in 2009 of 89.1%. The purpose of this study to determine the relationship between education and occupation with prenatal care at Puskesmas Mariana  Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin in 2011. This study uses analytic approach survey by Cross Sectional methods, the population are 1.946 pregnant women and the samples as many as 332 people. The results of univariate analysis study of pregnant women who are higher education as much as 45.2%, and  low maternal education as much as 54.8%. In pregnant women who work of 43.4%, and pregnant women who do not work for 56.6%. From the results of bivariate analysis and Chi-Square statistical tests found a significant association between education of pregnant women with prenatal care with P Value = 0.000, and there was a significant association between occupation of pregnant women with prenatal care with P Value = 0.000. Can be concluded that there is a relationship between education and occupation of pregnant women with prenatal care. Expected to health workers to provide counseling on the importance of prenatal care in pregnant women and expected future studies may explore again the factors associated with prenatal care with the different variables.   ABSTRAK Pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk memeriksakan ibu hamil sesuai standar. World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 500.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. AKI di Indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kunjungan ibu hamil di Kabupaten Banyuasin tahun 2009 sebesar 89,1%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan pekerjaan dengan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Mariana Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin tahun  2011. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional, populasi ibu hamil dengan jumlah 1.946 orang dan jumlah sampel sebanyak 332 orang. Hasil penelitian Analisa Univariat adalah ibu hamil yang pendidikan tinggi sebanyak 45,2%, dan pendidikan rendah ibu hamil sebanyak 54,8%. Pada variabel pekerjaan ibu hamil yang bekerja sebesar 43,4%, dan ibu hamil yang tidak bekerja sebesar 56,6%. Dari hasil analisa bivariat dan uji statistik Chi-Square  didapatkan hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu hamil dengan pemeriksaan kehamilan dengan  P Value = 0,000, dan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu hamil dengan pemeriksaan kehamilan dengan P Value = 0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dan pekerjaan ibu hamil dengan pemeriksaan kehamilan. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan pada ibu hamil dan diharapkan penelitian yang akan datang dapat menggali lagi faktor-faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan kehamilan dengan variabel yang berbeda.


Author(s):  
Bina Aquari Bina Aquari

ABSTRAK   Kontrasepsi Hormonal sebagai salah satu alat Kontrasepsi meningkat dan tajam. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, Pengguna alat kontrasepsi suntik yaitu 35,3%, pil yaitu 30,5%, IUD yaitu 15,2%, Implant 7,3%, dan 11,7% Kontrasepsi lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan peningkatan berat badan dan ketidakteraturan siklus haid dengan KB suntik pada akseptor KB di Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2018.Rumusan masalah penelitian ini adalah hubungan antara umur dan pengetahuan akseptor tentang KB Suntik di Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2018.Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan dengan kuesioner.Uji Statistic yang dipakai adalah Uji Chi-Square. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 62 orang dan seluruh Populasi dijadikan sampel. Dari hasil analisa univariat responden yang memakai KB Suntik lebih besar yaitu sebanyak 36 orang (58,1%), dan 26 orang (41,9%) yang tidak memakai KB Suntik. Responden yang berat badannya meningkat memakai kontrasepsi sebanyak 33 orang (53,2%), sedangkan responden yang berat badannya tidak meningkat sebanyak 29 orang (46,8%) dibandingkan dengan responden yang siklus haidnya tidak teratur adalah sebanyak 32 orang (51,6%). Hasil analisa statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square dengan df = 1 ada hubungan yang bermakna peningkatan berat badan dengan KB Suntik pada akseptor KB diperoleh p value (0.006) lebih kecil dari (0,05) dan ada hubungan yang bermakna ketidakteraturan siklus haid dengan KB suntik pada akseptor KB diperoleh p value (0,011) lebih kecil dari (0,05). Saran agar petugas kesehatan meningkatkan kinerja dan sistem informasi mengenai masalah yang berhubungan dengan pemakaian KB Suntik.       ABSTRACT   The hormonal contraception as becoming on of the contraceptions tools which is increasing sharply. Based on world Health Organitation (WHO) the user of injected contraception is 35,3%, pill 30,5%, IUD 15%, implant 7,3%, and 11,7% for another contraception. The purpose of this research is for knowing wheter there is the increasing of weight and the irregular of monthly period with injected contraception for the acceptor at Puskesmas Pembina Palembang in 2014. The main case of this research is the relationship between the increasing of the weight and the irregular monthly period at Puskesmas Pembina Palembang in 2014. This research using analytic survey with cross sectional closing yhat was done by using questioner, the statistic test which take is Chi-Square test. The population in this reseacrh are 62 peoples, and all off them as becoming the sample from the result of respondent univariat analyze whom using the injected contraception in bigger that is exactly 36 people (58,1%) and 26 people (41,9%) whom do not using it. The respondent with their weight is increasing because of using contraception is 33 people (53,2%), while the respondent whom the weight do not increasing is 29 people (46,8%), when we compare with the respondent whom the monthly period is irregular are 32 people (51,6%). The result for statistic analyze by using the Chi-Square test with the df = 1 says that there is a significant relationship between the weight increasing with the injected contraception for the acceptor we get p value (0,006) is smaller than (0,05) and there is significant relationship between the injected contraception for the acceptor we get p value (0,011) with is smaller than (0,05). The sugestion of the health workes to increasing the performance the information sistem about the problem that is connected with the inject contraception using


Author(s):  
Leny

ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO), memperkirakan kematian ibu sebanyak 500.000 kematian setiap tahun,  99% diantaranya terjadi di negara berkembang. Faktor-faktor yang  mempengaruhi frekuensi pemeriksaan kehamilan antara lain paritas ibu, usia ibu, pengetahuan, sikap, ekonomi, sosial budaya, dukungan keluarga, keadaan  geografis dan  informasi ibu mengenai frekuensi pemeriksaan kehamilan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan di Klinik Budi Mulia Medika Palembang Tahun 2018. Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi Penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilan di Klinik Budi Mulia Medika Palembang Tahun 2018. Sampel yang diambil secara simple random sampling  dengan jumlah sampel 164 responden. Hasil analisa univariat menujukkan hasil analisa bivariat menggunakan uji statistik Chi-square yang membandingkan p value dengan tingkat kemaknaan α (0,005) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan dimana p value (0,0043) lebih kecil dari α (0,005) dan ada hubungan bermakna antara paritas ibu dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan dimana p value (0,0017) lebih kecil dari α (0,005). Pelayanan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) yang tujuan utamanya adalah mencegah komplikasi obstetrik dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai, sehinggga diharapkan dapat menurunkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun janin. Kata Kunci         : Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan, Umur, Paritas   ABSTRACT According to the World Health Organization (WHO), estimating maternal deaths is 500,000 deaths every year, 99% of which occur in developing countries. Factors that influence the frequency of prenatal care include maternal parity, maternal age, knowledge, attitudes, economy, socio-culture, family support, geographical conditions and maternal information regarding the frequency of antenatal care. The purpose of this study was to determine the relationship between age and parity with the frequency of antenatal care at the Budi Mulia Medika Palembang Clinic in 2018. The design of this study was an analytical survey with a cross sectional approach. The study population was all trimester III pregnant women who examined pregnancy at the Budi Mulia Medika Palembang Clinic in 2018. The samples were taken by simple random sampling with a sample of 164 respondents. The results of univariate analysis showed the results of bivariate analysis using the Chi-square statistical test that compares p value with significance level α (0.005) shows that there is a significant relationship between age and frequency of antenatal care where p value (0.0043) is smaller than α (0.005) and there is a significant relationship between maternal parity and frequency of antenatal care, where p value (0.0017) is smaller than α (0.005). Antenatal Care services whose main purpose is to prevent obstetric complications and ensure that complications are detected as early as possible and handled adequately, so that they are expected to reduce the incidence of morbidity and mortality in both mother and fetus Keywords    : Frequency of Pregnancy Examination, Age, Parity


Author(s):  
Martina Astari, Bina Marsasi Martina Astari, Bina Marsasi

ABSTRAK Menurut World Health Organization (WHO) remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 – 19 tahun. Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik psikologis maupun intelektual. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2012 menunjukkan Angka remaja Indonesia yang melahirkan sangat mengkhawatirkan . Itu karena terjadi peningkatan tajam pada angka kelahiran di bawah usia 20 tahun. Fertilitas tingkat remaja kelompok usia 15-19 tahun mengalami kenaikan dari 35 menjadi 48 kelahiran per 1.000 penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sumber informasi dengan perilaku seks Pada Siswa-Siswi di SMAN 1 Pangkal Pinang  tahun 2017. Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan  Cross Sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat, dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Populasi penelitian ini adalah semua kelas X dan XI di SMAN 1 Pangkal Pinang  tahun 2017 sebanyak 215 siswa dengan besar sampel 142 siswa dengan teknik proporsional sampling, instrumen penelitian yaitu kuesioner. Dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan ada hubungan bermakna antara pengetahuan denga perilaku seks dimana P value = 0,011 < 0,05, dan ada hubungan bermakna antara sumber informasi dengan perilaku seks dimana P value =0,028 < 0,05. Dari Hasil penelitian, peneliti  menyarankan upaya- upaya penyuluhan tentang kesehatan reproduksi terhadap anak mulai dari usia dini serta dijadiakn pelajaran tambahan.   ABSTRACT According to the World Health Organization ( WHO ) adolescents are resident in the age range 10 – 19 years. Adolescence is a period of rafid growth and development both physically psychological and intellectual.. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) in 2012 shows Indonesian teenagers who give birth rate is very alarming . That's because of a sharp increase in the birth rate under 20 years of age . Fertility rate of teenage age group 15-19 years increased from 35 to 48 births per 1,000 population . This study aims to determine the relationship between knowledge and resources with sexual behavior At High School Students of 1 Pangkal Pinang  in 2017. This research uses analytic survey with cross sectional approach where data concerning the independent variable and the dependent variable or risk , collected at the same time . The study population was all class X and XI in Pangkal Pinang  Capital High School in 2017 with as many as 215 students a large sample of 142 students with proportional sampling technique , the research instrument is the questionnaire . Data analysis was performed using univariate and bivariate. From the statistical test of Chi-Square which compared bertween P value= the significance level α = 0,05 indicated that there was a significant relationship between the knowledge to sex behavior in which P value = 0,011 and there was also significant relationship between sumber information to sex behavior where P value= 0,028.  From the results of study, the researchers suggest efforts on reproductive health counseling to children from an early age and can be made as additional subjects.


Author(s):  
Rizki Muji Lestari ◽  
Ana Paramita ◽  
Bella Bella

Latar Belakang:Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis.Saat ini ibu hamil muda semakin meningkat dan menjadi masalah terutama kehamilan dibawah usia 20 tahun.Di Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya pada tahun 2017 sejak bulan Januari sampai bulan Desember 2017 terdapat kunjungan ibu hamil usia remaja sebanyak 151 orang (Register KIA/KB Puskesmas Pahandut 2017).Tujuan: Penelitian untuk mengetahui Hubungan Status Ekonomi dan Budaya dengan Kejadian Kehamilan Usia Remaja di Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya.Metode:Desain penelitian  ini  bersifat kuantitatif analitik observasional dengan menggunakan jenis desain studi penampang analitik (analitic cross sectional), subjek penelitian ini adalah ibu hamil yng datang berkunjung di Puskesmas Pahandut dengan jumlah sampel sebanyak 44 orang. Data terkumpul dianalisis secara bivariat (chi square) dengan tingkat kepercayaan 95 %.Hasil: Hasil analisis hubungan antara status ekonomi dengan kejadian kehamilan usia remaja diperoleh p value = 0,000 artinya ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi dengan kejadian kehamilan usia remaja.Sedangkan hasil analisis hubungan antara budaya dengan kejadian kehamilan usia remaja diperoleh p value = 0,000artinya ada hubungan yang signifikan antara budaya dengan kejadian kehamilan usia remaja.Simpulan:Berdasarkan hasil tersebut diatas, peran tenaga kesehatan sangat dibutuhkan, terutama melakukan konseling dan penyuluhan kepada anak remaja tentang kesehatan reproduksi dan dampak dari akibat serta risiko dari kehamilan usia remaja tersebut.Kata Kunci: Status Ekonomi, Budaya, Kehamilan Usia Remaja. ABSTRACT Background: Adolescence is a transition period characterized by physical, emotional and psychological changes. Currently young pregnant women are increasing and becoming a problem, especially pregnancy under the age of 20 years. In Pahandut Public Health Center, Palangka Raya City in 2017 from January to December 2017 there were 151 pregnant women who visited teenagers (KIA Register / KB Pahandut Health Center 2017).Objective: Research to determine the relationship of economic and cultural status with pregnancy incidence in adolescence at Pahandut Community Health Center, Palangka Raya City.Method: The design of this study was quantitative analytic observational using a cross sectional study design, the subject of this study was pregnant women who came to visit the Pahandut Health Center with a total sample of 44 people. The collected data were analyzed bivariately (chi square) with a confidence level of 95%.Results: The results of the analysis of the relationship between economic status and the incidence of pregnancy in adolescence were obtained p value = 0,000 meaning that there was a significant relationship between economic status and the incidence of adolescence in adolescence. Whereas the results of the analysis of the relationship between culture and the incidence of pregnancy in adolescence were obtained p value = 0,000 meaning that there was a significant relationship between culture and the incidence of pregnancy in adolescence.Conclusion: Based on the above results, the role of health workers is very much needed, especially in counseling and counseling adolescents about reproductive health and the impact of the consequences and risks of the teenage pregnancy. Keywords: Economic Status, Cultural, Teenage Pregnancy 


2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 138-142
Author(s):  
Miftahul Jannah ◽  
Erlina Wanti Harahap ◽  
Razia Begum Suroyo

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2017, di dunia diperkirakan setiap menit wanita meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan keaktifan ibu dalam mengikuti kelas ibu hamil dengan penurunan risiko persalinan di Puskesmas. Desain penelitian adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 54 ibu post partum pada bulan September-Oktober. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel sebanyak 54 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan Keaktifan ibu dalam mengikuti kelas ibu hamil dengan penurunan risiko persalinan di Puskesmas Pintu Padang tahun 2020 (p = 0,000 < 0,05). Disarankan agar tenaga kesehatan di Puskesmas untuk meningkatkan implementasi program puskesmas untuk memantau dan melakukan promosi kesehatan mengenai kelas ibu hamil.


Author(s):  
Rizki Amalia Yulisa Maulia Rizki Amalia Yulisa Maulia

Status gizi merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil. Status gizi juga dapat diartikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. dampak atau bahaya status gizi ibu hamil yang buruk, baik sebelum kehamilan atau pada saat kehamilan akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara antenatal care, hipertensi dalam kehamilan, dan  riwayat penyakit ibu dengan status gizi ibu hamil di puskesmas  gandus  palembang tahun 2016. Jenis penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan desain penelitian Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang memeriksakan kehamilan di Puskesmas gandus  Palembang dari bulan Agustus tahun 2016. sample yang diambil berjumlah 62 orang.Data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi responden dan dilakukan analisis univariat dan bivariat secara komputerisasi. hasil uji statistik menunjukkan bahwa hubungan antenatal care dengan status gizi diperoleh hasil uji Chi – Square diperoleh p value =0,03 (bermakna), hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan status gizi diperoleh hasil uji Chi – Square diperoleh p value =0,068 (tidak bermakna), riwayat penyakit ibu dengan status gizi diperoleh hasil uji Chi – Square diperoleh p value =0,153(tidak bermakna). Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan baik dalam menyusun rencana strategi serta pelaksanaan dalam memberikan pelayanan langsung pada pasien, sehingga mutu dan kualitas pelayanan lebih ditingkatkan lagi       ABSTRACT Nutritional status assesses the nutrional fulfillment in pregnant women. It can also be defined as the indicator of health which is achieved by balancing between the needs and nutrient intake. Poor nutrional status can give negative impact on pregnancy, not only before but also during the pregnancy and it influences the condition of the mothers and their fetuses. This research aimed to investigate the association between antenatal care, hypertension in pregnancy, mother’s medical history with nutrional status of pregnant woman in the Community  Health Center of gandus, palembang in 2016. This research used analytical survey method with Cross-Sectional study designed. The research’s population was all pregnant women who had antenatal care in the community health center of gandus in Agust 2016. The samples taken were 62 people. The data were presented in the table of distribution of respondents and analyzed using computerized univariate and bivariate techniques. The result of statistics test, using Chi-Square test showed that the association between antenatal care and nutrional status was significant with p-value = 0.03, the association between hypertension in pregnancy and nutrional status was not significant with p-value = 0.068, the association of mothers’ medical history with nutrional status was not significant with p-value = 0.153. it is expected that the result of this research gives positive contribution in designing the strategic plan as well as implementing direct patient services in order to improve service quality.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document