Proceeding Of Sari Mulia University Midwifery National Seminars
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

29
(FIVE YEARS 29)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By LPPM Universitas Sari Mulia

2686-1011

Author(s):  
Ika Friscila

Latar belakang: Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Salah satu perubahan yang dialami remaja putri adalah mengalami menstruasi. Salah satu keluhan yang paling sering dirasakan saat menstruasi yaitu dismenore (nyeri saat haid).Tujuan: Menganalisis hubungan pemberian kompres hangat terhadap pengurangan nyeri dismenore pada remaja putri.Metode: Desain penelitian ini menggunakan pretest-posttest perbandingan dua kelompok. Pengumpulan data telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2020. Populasi pada penelitian ini mahasiswa Jurusan Kebidanan UNISM yang mengalami dismenorea. Sampelnya 44 responden.Hasil: Didapatkan bahwa rata-rata nyeri responden sebelum diberikan kompres hangat yaitu 6,04 (nilai SD 1.046) sedangkan rata-rata nyeri responden setelah diberikan kompres hangat adalah 3,09 (nilai SD 1.231). Terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah dilakukan kompres hangat dengan p = 0,000 dimana p 0,05.Kesimpulan: Kompres hangat dapat menurunkan tingkat nyeri dismenorea pada mahasiswa di Jurusan Kebidanan UNISM. ABSTRACT Background: Adolescence is a transitional period from childhood to adulthood. One of the changes experienced by young women is experiencing menstruation. One of the most common complaints during menstruation is dysmenorrhea (pain during menstruation).Objective: To analyze the relationship between giving warm compresses and reducing dysmenorrhea pain in young women.Methods: The design of this study used a pretest-posttest comparison of two groups. Data collection was carried out in January-February 2020. The population in this study were students of the UNISM Midwifery Department who experienced dysmenorrhoea. The sample is 44 respondents.Results: The mean pain of respondents before being given warm compresses was 6.04 (SD value 1.046), while the mean pain of respondents after being given warm compresses was 3.09 (SD value 1.231). There is a significant difference before and after warm compresses with p = 0.000 where p 0.05.Conclusion: Warm compresses can reduce the level of dysmenorrhea pain in Midwifery Department students, UNISM. Keywords: Dysmenorrhea, Warm Compress, Young Women  Kata Kunci: Dismenore, Kompres Hangat, Remaja Putri


Author(s):  
Ika Avrilina Haryono ◽  
Adriana Palimbo ◽  
Difa Okti Al Kautsar

ABSTRAKLatar Belakang : Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian utama pada wanita di dunia. Sejauh ini, kanker payudara paling sering diderita oleh wanita dengan perkiraan 43,3% juta kasus kanker baru yang didiagnosis pada tahun 2012. Angka kejadian kanker payudara bervariasi secara global dimana terjadi peningkatan insiden di negara berkembang tetapi cenderung menurun dinegara maju, dengan kasus pada negara berkembang (883.000 kasus) negara maju (794.000 kasus). Tujuan: Menganalisis faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara meliputi faktor umur, umur pertama menstruasi, menopause, umur pertama kali menikah, riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal, riwayat pemberian ASI, da riwayat kanker payudara pada keluarga.Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode survey analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 760 orang dengan sampel 88 orang. Teknik pengumpulan data primer, teknik analisa data yang digunakan adalah uji chi square dan uji regresi berganda.Hasil: Hasil Uji Chi Square menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara umur (p=0.000) dan penggunaan kontrasepsi hormonal (p=0.002) dengan hasil uji regresi berganda (p-value0.05) menunjukan bahwa tidak ada pengaruh faktor risiko terhadap kejadian kanker payudara.Simpulan: Ada hubungan antara umur dan riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara. Tidak ada pengaruh faktor resiko terhadap kejadian kanker payudara. Kata Kunci: kanker payudara, riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal, umur Risk Factors Related to Breast Cancer IncidenceIn the Edelweis Room of Ulin Hospital Banjarmasin AbstractBackground: Breast cancer is one of the leading causes of death in women in the world. So far, breast cancer most often affects women with an estimated 43.3% of new cancer cases diagnosed in 2012. The incidence of breast cancer varies globally where there is an increase in incidents in developing countries but tends to decrease in developed countries, with cases in the country developing (883,000 cases) developed countries (794,000 cases).Objective: Analyzing risk factors associated with breast cancer events include age, age at first menstruation, menopause, age at first marriage, history of use of hormonal contraception, history of breastfeeding, and history of breast cancer in the family.Method: This study is a quantitative study using analytical survey method with cross sectional design. The population in this study amounted to 760 people with a sample of 88 people. Primary data collection techniques, data analysis techniques used are chi square test and multiple regression test.Results: Chi Square test results showed that there was a significant relationship between age (p = 0,000) and hormonal contraceptive use (p = 0.002) with the results of multiple regression tests (p-value 0.05) indicating that there was no effect of risk factors on breast cancer incidence.Conclusion: There is a relationship between age and history of hormonal contraceptive use with the incidence of breast cancer. There is no effect of risk factors on the incidence of breast cancer. Keywords: breast cancer, history of hormonal contraceptive use, age


Author(s):  
Lina Kristia Winda Situmorang ◽  
Juliana Munthe
Keyword(s):  

Latar Belakang Pada tahun 2015 WHO telah mencanangkan program imunisasi sejak tahun 1974 dengan EPI. Indonesia  memiliki cakupan rendah imunisasi BCG pada tahun 2014 yaitu 92,3% dan menurun pada tahun 2015 sebesar 86,54%, angka belum mnecapai targer 2015 yaitu 91%. BCG adalah cairan kekebalan aktif  terhadap penyakit tuberkulosis ( TBC) diberikan 1 kali pada usia 2 buan yang dimasukkan kedalam tubuh.Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap suami terhadap pemberian imuisasi dasar BCG pada bayi di Desa Lumaban Suhi Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir.Metode Penelitian Jenis penelitian ini yaitu analitik koleratif yaitu menganalisa hubungan antara variabel dengan rancangan cross sectional denagn menggunakan data primer yang didapat dari kuesioner dimana sampel sebanyak 30 orang suami yang mempunyai anak 0-2 bulan.Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa berpengetahuan cukup/kurang dengan sikap yang tidak baik dalam pemberian imunisasi BCG yaitu sebanyak 16 orang ( 61,5 %). Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa p= 0,024 artinya ada hubungan antara pengetahuan dan sikap suami dalam pemberian imunisasi BCG pada bayi.Kesimpulan Terdapat hubungan signifikan antara sikap dan pengetahuan suami terhadap pemberian imunisasi pada bayi usia 0-2 bulan dan kekuatan hubungan termasuk kuat. Hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan dan sikap suami berdampak pada tidak diberikanya imunisasi BCG relatif besar. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap Suami, Imunisasi BCG, Bayi


Author(s):  
Istiqamah Istiqamah ◽  
Dwi Rahmawati

Latar Belakang: Pertolongan persalinan yang di lakukan oleh petugas kesehatan (dokter atau bidan) merupakan salah satu faktor resiko penularan penyakit dari pasien ke tenaga kesehatan atau sebaliknya karena berhubungan langsung dengan cairan tubuh pasien. Proporsi persalinan yang ditolong oleh bidan yaitu 60,9% dibandingkan dokter 16,2%. Mengingat bahwa infeksi ditularkan melalui darah, sekret vagina, air mani, cairan amnion dan cairan tubuh lainnya maka hal tersebut mempunyai resiko untuk tertular bila tidak mengindahkan pencegahan infeksi.Tujuan: mengetahui gambaran pelaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan dibidan praktik mandiri Kota Banjarmasin.Metode: Metode penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi berjumlah 112 bidan praktik mandiri. Cara pengambilan sampel dengan simple random sampling dengan jumlah 35 bidan praktik mandiri. Analisa data dengan menggunakan analisa univariat.Hasil: Melakukan prosedur cuci tangan sebanyak 35 responden (100%), sarung tangan dtt/steril 35 responden (100%), apron/celemek 35 responden (100%), masker 35 responden (100%), kacamata google 7 responden (20%), tutup kepala 20 responden (57,1%), sepatu boot 17 responden (49%), melakukan tindakan aseptik 35 responden (100%), penanganan benda tajam dengan aman 35 responden (100%), cara pemprosesan alat bekas pakai 35 responden (100%), pengelolaan sampah terkontaminasi 35 responden (100%), membersihkan lantai dan ruangan dengan klorin 0,5% sebanyak 35 responden (100%).Simpulan: Pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan dibidan praktik mandiri kategori baik sebanyak 27 responden (77,1%) dan dengan kategori kurang baik sebanyak 8 responden (22,9%).                                                                                        Kata Kunci: Praktik Mandiri Bidan, Pencegahan Infeksi, Penggunaan Instrumen, Pertolongan Persalinan Prevention Of Infections In Relief Treatment In Practice Midwife Independent BanjarmasinABSTRACTBackground: Delivery aid performed by health workers (doctors or midwives) is one of the risk factors disease transmission from patient to health worker or vice versa because it is directly related to patient's body fluid. The proportion of births assisted by midwives is 60.9% compared to doctors at 16.2%. Given that blood-borne infections, vaginal secretions, semen, amniotic fluids and other body fluids are at risk of contracting if they do not heed infection prevention.Objective: Knowing the description of the implementation of infection prevention in delivery aid midwife independent practice Banjarmasin city.Method: This research method is descriptive. Population there are 112 independent practice midwives. Sampling method With simple random sampling with 35 independent midwives practice. Analysis using univariate analysis.Result: Perform handwashing procedures 35 respondents (100%), DTT / sterile gloves 35 respondents (100%), apron 35 respondents (100%), mask 35 respondents (100%), google glasses 7 gespondents (20 %), head cover 20 respondents (57.1%), boots 17 respondents (49%), aseptic actions 35 respondents (100%), safe handling of Sharps 35 respondents (100%), contaminated waste management 35 respondents (100%), cleaning floor and room with 0.5% chlorine as many as 35 respondents (100%).Conclusion: Prevention of infections at birth assistance in practice self-esteem good category as many as 27 respondents (77.1%) and with bad category as many as 8 respondents (22.9%). Keywords : Independent Midwives, Labor Help, Prevention Of Infection, Use Of Instrument  


Author(s):  
Dewi Pusparani Sinambela ◽  
St. Hateriah

Latar Belakang: Lama Kala II dalam persalinan yaitu jangka waktu mulai dari serviks berdilatasi penuh sampai dengan kelahiran bayi tidak boleh melebihi 2 jam pada primigravidan dan 1 jam pada multigravida. Pemilihan posisi melahirkan sangat dianjurkan untuk memberikan rasa nyaman pada ibu, posisi dapat membantu penurunan janin ke dasar panggul dan mempercepat proses persalinan. Dari data yang diperoleh bulan Januari 2018 jumlah persalinan kala II lama sebanyak 0,30% dari 240 persalinan normal.Tujuan: Menganalisis Perbedaan Posisi Meneran Miring Kiri dan Setengah Duduk Pada Ibu Bersalin Dengan Lama Kala II.Metode: Jenis penelitian ini adalah Analisis kuantitatif. Rancangan penelitian menggunakan quasi eksperiment. Populasi penelitian semua ibu bersalin di RSUD Dr. H. Moch Anshari Saleh Banjarmasin. Pengambilan sebanyak 30 responden. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan ceklist. Analisa data yang dilakukan adalah Analisa Univariat dan Analisa Bivariat dengan uji Fisher Exact Test.Hasil: Responden yang menggunakan posisi meneran miring kiri 15 orang (50%) dan setengah duduk sebanyak 15 orang (50%). Jumlah responden primipara yang mengalami persalinan kala II 60 menit sebanyak 12 orang (40,0%), primipara yang mengalami kala II 60 menit sebanyak 2 orang (6,7%) dan responden multipara yang mengalami kala II 30 menit sebanyak 16 orang (53,3%), multipara yang mengalami kala II 30 menit sebanyak 0 orang (0%) dari hasil uji Fisher Exact Test dengan nilai p sebesar 0,483.Simpulan: Tidak ada perbedaan posisi miring kiri dengan posisi setengah duduk terhadap kemajuan persalinan kala II di RSUD Dr. H. Moch. Anshari Saleh Banjarmasin. Kata Kunci: Lama Kala II, Persalinan, Posisi Meneran.   Analysis of Different Left and Half Posisition Straining on Mother with Second Duration of Labour In RSUD Dr. H. Moch Anshari Saleh BanjarmasinABSTRACT Background: The duration of second stage of labor is the period from the full dilated cervix to the birth of the baby should not exceed 2 hours in primigravida and 1 hour in multigravida. Position selection is very beneficial for giving comfort to the mother, the position can help lower the fetus to the pelvic floor and improve labor. From the data obtained in January 2018 the number of prolonged second stage deliveries was 0.30% of 240 normal deliveries.Objective: Analyze the Differences in Position Meniring Left and Half Seated at the Maternity with Long Time II.Method: This type of research is quantitative analysis. The study design used quasi experiment. The study population of all mothers giving birth at Dr. RSUD H. Moch Anshari Saleh Banjarmasin. Taking as many as 30 respondents. Data retrieval is done using a checklist. Data analysis performed was Univariate Analysis and Bivariate Analysis with Fisher Exact Test.Results: Respondents who used the left oblique piercing position were 15 people (50%) and half sat as many as 15 people (50%). The number of primiparous respondents who increased labor at second time 60 minutes was 12 people (40.0%), primipara who added second stage 60 minutes as many as 2 people (6.7%) and multiparous respondents who used second time 30 minutes as many as 16 people (53.3%), multiparas who replaced time II 30 minutes as many as 0 people (0%) from the results of the Fisher Exact Test with a p value of 0.483.Conclusion: There was no difference in left oblique position with sitting position towards the progress of second stage labor in Dr. Hospital. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.  Keywords : Second Duration, Labour, Straining Position 


Author(s):  
Lensi Natalia Tambunan ◽  
Lelly Oktarina ◽  
Nita Kusuma Lindarsih

Latar Belakang: Mobilisasi dini pada ibu nifas bertujuan untuk membantu menguatkan otot-otot perut, sehingga memperbaiki sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Hal ini harus dipenuhi ibu selama masa nifas untuk mengembalikan organ-organ reproduksi, terutama untuk ibu yang post sectio caesaria. Mobilisasi pada ibu post sectio caesaria adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan Caesar Namun, kenyataannya masih banyak ibu post sectio caesaria yang tidak mau melakukan mobilisasi dini karena merasa takut, malas untuk bergerak, merasa sakit dan lelah. Faktor fisiologis seperti kenaikan suhu tubuh (hipertermi), perdarahan yang berlebihan, nyeri, faktoe emosional seperti terjadinya kecemasan dan factor perkembangan seperti usia dan paritas.Tujuan: Penelitian untuk mengetahui hubungan paritas dengan pengetahuan ibu post Sectio caesaria tentang mobilisasi dini di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah.Metode: Desain penelitian  ini  bersifat kuantitatif analitik observasional dengan menggunakan jenis desain cross sectional dengan tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu post sectio caesaria  di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer.Data dianalisis secara chi square. Hasil: Hasil uji statistik diperoleh P value 0,964, berarti tidak ada perbedaan secara bermakna sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara paritas dengan pengetahuan ibu post sectio caesaria tentang mobilisasi dini.Simpulan: Ibu post sectio caesaria dengan paritas 2 agar tetap diberikan informasi mengenai mobilisasi dini post sectio caesaria agar ibu memiliki pengetahuan yang baik, jika ibu memiliki pengetahuan yang baik mengenai mobilisasi maka ibu akan melaksanakan mobilisasi diniKata Kunci: Paritas, Ibu post sectio caesaria, Mobilisasi Dini. Background: Early mobilization of the postpartum mother aims to help strengthen the abdominal muscles, thereby improving blood circulation throughout. This must be fulfilled by the mother during puerperium to restore the reproductive organs, especially for mothers who are post sectional caesaria.  Mobilization of post sectio caesaria mothers is a movement, position or activity carried out by the mother after several hours of childbirth with caesarean delivery. However, in reality there are still many post sectio caesaria mothers who do not want to make early mobilization because they are afraid, lazy to move, feel sick and tiredPhysiological factors such as increased body temperature (hypertension), excessive bleeding, pain, emotional factors such as anxiety and developmental factors such as age and parity. Objective: The study was to find out the relationship between parity and post Sectio caesaria mother's knowledge about early mobilization in Doris Sylvanus Hospital in Palangka Raya, Central Kalimantan Province.Method: The design of this study was quantitative analytic observational using a cross sectional design with the sampling technique used was accidental sampling. The population in this study were all post sectio caesaria mothers in RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.  Data collection was done using primary data. Data was analyzed by chi square.Result: The result of statistical tests obtained p value 0.964 means that there is no significant difference so that it can be concluded there is no relationship between parity and post-caesaria maternal knowledge about early mobilization.Conclusion: Post-caeserean mothers with parity 2 keep informed about early post-caesarean mobilization so that mothers have good knowledge about mobilization, mothers will carry out early mobilization.Keywords: Parity, Maternal Caesarean section, Early Mobilization. 


Author(s):  
Nita Hestiyana ◽  
Fakhruddin Razy

Latar belakang: Hipertensi pada persalinan mempengaruhi 10% semua wanita bersalin diseluruh dunia dan merupakan penyebab penting morbiditas akut berat. Hipertensi pada ibu hamil dapat berlanjut sampai ke masa persalinan yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin intrauterin yang tentunya akan berdampak terhadap berat badan lahir sehingga pada ibu dengan tekanan darah tinggi akan lebih tinggi kemungkinan melahirkan dengan BBLR. Data RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin menyatakan tahun 2017 sebanyak 344 orang (11,1%) yang menderita hipertensi dan sebanyak 223 bayi (33,33%) mengalami BBLR.Tujuan: Mengetahui Korelasi Hipertensi Pada Persalinan dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan case control. Sampel penelitian menggunakan rasio 1:1 yaitu kasus (BBLR) sebanyak 223 dengan menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling dan kontrol (tidak BBLR) sebanyak 223 dengan menggunakan sytematic random sampling. Penelitian ini menggunakan uji chi square.Hasil: Terdapat  korelasi antara hipertensi pada persalinan dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Nilai OR 3.027 yang berarti ibu bersalin dengan hipertensi berpeluang 3 kali mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak hipertensi.Simpulan: Hasil analisis menunjukkan ada korelasi antara hipertensi pada ibu bersalin dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di ruang VK.Kata kunci :bayi berat lahir rendah, hipertensi, persalinan Hypertension Correlation in Labor With the incidence of Low Birth Weight Babies (LBWB)in RSUD DR. H. Moch Anshari Saleh Banjarmasin  Abstract Background: Labor hypertension affects 10% of all maternity women worldwide and is an important cause of severe acute morbidity. Hypertension in pregnant women can continue into labor, which results in intrauterine fetal growth disorders which of course will have an impact on birth weight so that women with high blood pressure will be more likely to give birth with LBW. Data from Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin stated that in 2017 there were 344 people (11.1%) who suffered from hypertension and as many as 223 babies (33.33%) had LBW.Objective: To determine the correlation of hypertension in childbirth with the incidence of low birth weight babies at the Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.Method: This study uses a case control approach. The study sample used a ratio of 1: 1, namely case (LBW) as much as 223 by using a total sampling and control sampling technique (not LBW) of 223 by using systematic random sampling. This study used the chi square test.Results: There was a correlation between labor hypertension and the incidence of low birth weight (LBW) in Dr. Hospital. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. OR value of 3,027 which means that mothers giving birth with hypertension have a 3 times chance of having low birth weight compared to mothers without hypertension.Conclusion: The results of the analysis show that there is a correlation between hypertension in maternity and the incidence of low birth weight babies in the VK room. Keywords: low birth weight babies, hypertension, labor


Author(s):  
Lisda Handayani ◽  
Sarkiah Sarkiah ◽  
Tuti Alawiyah ◽  
Tuti Alawiyah Agon

Latar belakang: Indonesia termasuk Negara dengan presentase pernikahan dini tertinggi di dunia (rangking 37). Kalimantan Selatan adalah provinsi dengan angka kejadian pernikahan dini (15 tahun) tertinggi di Indonesia yaitu 9%, kemudian jawa barat (7,5%) dan Kalimantan timur-tengah (masing-masing 7%), sedangkan pernikahan dini pada umur 15-19 tahun, Kalimantan Selatan menduduiki peringkat ketiga dengan angka 48,4%. Salah satu factor pembenar kejadian pernikahan dini adalah status ekonomi, dengan alas an untuk mengurangi beban ekonomi keluarga.Tujuan : mengetahui apakah ada hubungan status ekonomi dengan pernikahan dini di KUA Banjarmasin Selatan.Metode : Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional . Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita yang mendaftarkan pernikahan di KUA Banjarmasin Selatan dengan sampel 48 orang menggunakan teknik menggunakan accidental sampling. Analisis data menggunakan chi square.Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan status ekonomi dengan kategori kelas atas 3 orang(6%), kelas menengah 12 orang (25%), dan kelas bawah 33 orang (68%). Hasil analisis bivariate dengan chi square menunjukkan tidak  ada hubugan antara status ekonomi dengan pernikahan dini nilai p=1,000 (pα).Simpulan:  tidak  ada hubugan  yang bermakna antara status ekonomi dengan pernikahan usia dini. Kata Kunci: status ekonomi, pernikahan, pernikahan usia dini ABSTRACT Background: Indonesia is  the highest percentage of early marriage in the world (rank 37). Province with the highest incidence of marriage ( 15 years) in Indonesia is South Kalimantan 9%, 2nd West Java (7.5%) and then East Kalimantan (7%), while the early marriage at the age of 15-19 years. One of the factors of the early marriage incident is the economic status, with the base to reduce the economic burden of the family.Objectives: knowing relationship between economic status with early marriage in KUA Banjarmasin Selatan.Methods: This study uses analytical surveys with cross sectional  approaches. The population in this study is all women who register her marriage at the KUA of South Banjarmasin with   48 people for  sample, using techniques accidental sampling. Data analysis with  Chi Square.Results: The results of research showed economic status in the upper class category of 3 people (6%), middle class 12 people (25%), and lower class of 33 people (68%). Results of bivariate analysis with Chi Square indicates there is no the between the economic status with an early marriage value of p = 1,000 (P α).Conclusion: There is no correlation between economic status and early marriage.Keywords: economic status, marriage, early marriage


Author(s):  
Isti Qamah

Latar Belakang: Masalah kesehatan pokok di Indonesia adalah masalah kesehatan ibu dan anak. Untuk mengatasi masalah ibu dan anak tidak terlepas dari keberadaan bidan sebagai sumber daya manusia pemberi jasa pelayanan yang berkualitas. Pelanggan yang setia yaitu pasien yang bersalin dua kali atau lebih di bidan yang sama hanya 40% saja.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kinerja bauran pemasaran dari segi produk, harga/tarif, lokasi dan promosi terhadap kesetian pelanggan Bidan Praktik Swasta di wilayah Martapura.Metode: Metode yang yang digunakan adalah metode kualitatif dengan penentuan sampel adalah accidental sampling yaitu 80 orang, dan uji hubungan menggunakan uji spearman.Hasil:  Hasil penelitian ini menunjukkan Ada pengaruh secara simultan dari produk/jasa, tarif/harga, lokasi/tempat, promosi dengan nilai r = 0,774. Hanya satu unsur yang paling berpengaruh terhadap kesetian pelanggan bidan praktik swasta yaitu promosi dengan nilai r = 0,790. Simpulan : Bidan praktek swasta harus memperhatikan kinerja dari unsur-unsur bauran pemasaran jasa yang digunakan yaitu menawarkan produk yang mempunyai manfaat yang tinggi untuk pelanggan, tarif yang terjangkau dengan pelayanan yang berkualitas, lokasi yang strategis, melakukan program publikasi/promosi untuk memperkenalkan diri,Kata kunci : Kinerja bauran pemasaran, kesetian pelanggan ABSTRACT Background: The main health problems in Indonesia are mother and child health problems. To overcome the problem of mother and child can not be separated from the existence of midwives as human resources providing quality services. Loyal customers, namely patients who give birth twice or more in the same midwife, only 40%.Objective: The purpose of this study was to analyze the performance of the marketing mix in terms of product, rates/ price, location and promotion towards the customers loyalty of Midwives Private Practice in the Martapura.Methods: The method used is a qualitative method with the sample definitions is accidental sampling which is 80 people, and the correlartion test using the spearman test.Result: The results of this study indicate that there is a simultaneous influence of products / services, rates / prices, location / place, promotion with a score of r = 0,774. Only one of the most influential elements of customer loyalty of midwife private practice is promotion with a score of r = 0.790.Conclusion: Midwives privat practice must pay attention to the performance of the service marketing mix elements used, namely offering products that have high benefits for customers, affordable price with services quality, strategic locations, and hold publication / promotion programs to introduce themselves,Keywords: Marketing mix performance, customer loyalty


Author(s):  
Desilestia Dwi Salmarini ◽  
Nurul Hidayah

Latar Belakang: Setiap tahun di seluruh dunia, ratusan ibu, anak-anak dan dewasa meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Pemberian imunisasi merupakan tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit infeksi tertentu. Imunisasi Booster adalah imunisai lanjutan yang ditunjukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan di atas ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan. Booster penting untuk meningkatkan kembali respons imun terhadap vaksin yang sudah semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Tingginya angka kematian anak sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu dan sikap terhadap pentingnya imunisasi termasuk imunisasi lanjutan. Kurangnya pengetahuan ibu ini disebabkan oleh kurangnya sarana informasi yang tersedia dan keadaan sosial budaya.Tujuan: Untuk menganalisis korelasi antara pengetahuan dan sikap ibu dengan status imunisasi Booster pada Balita usia 24-36 bulan di Puskesmas Pekauman Banjarmasin.Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis desain cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu yang membawa anak balita usia 24- 36 bulan yang datang ke Puskesmas Pekauman dengan jumlah sampel 80 responden. Uji analisis menggunakan chi square.Hasil: Berdasarkan hasil analisis korelasi antara pengetahuan dengan status imunisasi booster pada balita didapatkan nilai p 0,000 dan OR sebesar 6,27. Sedangkan untuk korelasi antara sikap dengan status imunisasi booster pada balita didapatkan nilai p 0,014 dengan nilai OR sebesar 3,12.Simpulan: Variabel pengetahuan dan sikap ibu memiliki korelasi dengan status imunisasi booster pada balita usia 24 – 36 bulan di puskesmas pekauman.Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Imunisasi, Booster, Balita Knowledge Correlation and Attitudes of Mothers With Booster Immunization Status ABSTRACT Background: Every year all over the world, hundreds of mothers, children and adults die because actual diseases can still be prevented. Provision of immunization is a preventive measure so that the body is not infected with certain infectious diseases. Booster immunization is an advanced immunization that is shown to maintain an immune level above the threshold of protection or prolong the period of protection. Booster is important for boosting the immune response to vaccines which have decreased with age. The high child mortality rate is strongly influenced by the mother's knowledge and attitudes of the importance of immunization including continued immunization. This lack of mother's knowledge is caused by a lack of available information facilities and socio-cultural conditionsObjective: To analyze the correlation between Knowledge and Attitudes of mothers with Booster Immunization Status in Toddlers aged 24-36 months at Pekauman Health Center BanjarmasinMethods: The method in this study use a quantitative approach and the type of cross sectional design. The population is all mothers who bring children under the age of 24 - 36 months who come to Pekauman Health Center with a sample of 80 respondents. The analysis using chi square TestResult: Based on the results of the analysis of the Correlation between knowledge with booster immunization status in toddlers obtained p value of 0,000 and OR of 6,27. And the correlation between attitudes with booster immunization status in toddler, p value 0.014 with an OR value of 3.12.Conclusion: the variable knowledge and attitude of the mother has a correlation with the status of booster immunization in toodler aged 24-36 months at Pekauman health center Key Word: Knowledge, Attitude, Immunization, Booster, Toddler


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document