scholarly journals DUKUNGAN KELUARGA DAN PERSONAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT MITRA HUSADA PRINGSEWU

2022 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 179-193
Author(s):  
Nur Fadhilah ◽  
Lusiyana Pangestuti ◽  
Rani Ardina

Stroke merupakan penyebab umum kematian ke tiga di Negara maju setelah penyakit kardiovaskular dan kanker. Stroke terjadi karena ada gangguan aliran darah ke bagian otak. Bentuknya dapat berupa lumpuh sebelah (hemiplegia), berkurangnya kekuatan sebelah anggota tubuh (hemiparesis), akibat lanjut pasien mengalami gangguan kebersihan diri (personal hygiene). Dorthea Orem menjelaskan bahwa perawatan diri merupakan kegiatan memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Model Orem diperluas dari perawatan individu menjadi perawatan keluarga. Salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan pemenuhan kebersihan diri menurut Orem adalah sistem keluarga. Tujuan penelitan ini adalah diketahuinya  hubungan dukungan keluarga dengan personal hygiene pada pasien stroke di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Mitra Husada Pringsewu Tahun 2020. Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional.  Populasi  berjumlah 83 orang dan sampel 69 orang dengan teknik sampling accidental sampling. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner dan lembar observasi kemudian dianalisis menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p-value = 0,000) dukungan keluarga dengan personal hygiene pada  Pasien Stroke. Pemberian perawatan yang komprehensif sebaiknya melibatkan peran serta keluarga,  hal ini sejalan dengan tugas keluarga yaitu memberikan perawatan pada angota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Entia Nopa ◽  
Ranissa Dwi Imansari ◽  
Irwandi Rachman

Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kulit Pada Pekerja Pengangkut Sampah Di Kota Jambi 1Entianopa, 2Ranissa Dwi Imansari, 3Irwandi Rachman       123Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Harapan Ibu, Jambi   Abstrak Latar Belakang: Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia yang membungkus otot-otot dan organ-organ dalam serta merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak berujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit yang salah satunya adalah penyakit kulit. Penyakit kulit merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami oleh pekerja pengangkut sampah. Berdasarkan komposisi sampah yang diangkut serta waktu paparan kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara masa kerja, pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), dan personal hygiene dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah di Kota Jambi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel penelitian yaitu sebanyak 62 pekerja pengangkut sampah yang berada di Kantor Pekerjaan Umum dan Penata Ruang, yang mana seluruh populasi dijadikan sampel. Data dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan dengan kuesioner, kemudian dianalisa menggunakan uji statistik chi-square. Hasil: Hasil menunjukan bahwa pekerja yang mengalami penyakit kulit sebanyak 35 pekerja (56,5%). Berdasarkan hasil analisis chi-square didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah dimana nilai (p-value= 0,006), Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) nilai (p-value= 0,008), personal hygiene nilai (p-value= 0,008). Kesimpulan: Untuk meminimalisir risiko terjadinya penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah disarankan perlunya disusun standar operasional prosedur yang aman, penyediaan sarana sanitasi agar dapat mengurangi resiko terkena penyakit kulit. Pentingnya pemakaian APD dan perilaku hidup bersih dan sehat selama bekerja, serta diharapkan pekerja menggunakan APD pada saat bekerja dan lebih memperhatikan personal hygiene.   Kata kunci      : Masa Kerja, APD, Personal Hygiene


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Luqman Effendi ◽  
Nurul Khotimah

Keluhan pada organ reproduksi yang sering terjadi adalah Pruritus vulvae yaitu ditandai dengan adanya sensasi gatal parah dari alat kelamin perempuan. Pruritus vulvae disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus yang muncul 44% karena buruknya Personal Hygiene dan Hygiene Menstruasi. Penelitian Tahun 2015 di 4 wilayah di Indonesia yaitu di Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Papua, dan Sulawesi Selatan terkait kebersihan saat menstruasi menemukan 67% remaja di kota dan 41% remaja di desa masih adanya perilaku negatif. Tujuan penelitian untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku hygiene menstruasi melalui Health Belief Model (HBM). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif  dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel sebanyak 101 siswi SMPN 244 di Jakarta Utara, dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan chi square. Perilaku Hygiene Menstruasi baik baru dilakukan 55,4% responden. Perilaku Hygiene Menstruasi berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan (OR=5,1), perceived threat (OR=3,9) dan perceived benefit (OR=3,3) dengan P Value < 0.005. Health Belief Model (HBM) bisa dipertimbangkan sebagai suatu pendekatan dalam upaya memperbaiki perilaku hygiene menstruasi pada remaja. Peningkatan pengetahuan direkomendasikan dengan menekankan pada ancaman penyakit yang berkaitan dengan perilaku hygiene menstruasi dan manfaat-manfaat yang langsung dirasakan oleh remaja berkenaan dengan perilaku higiene menstruasi.


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Norhalida Rahmi ◽  
Syamsul Arifin ◽  
Endang Pertiwiwati

ABSTRAKSkabies merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh infeksi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabei var hominis (Sarcoptes sp.). Penularan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Salah satu dampak kejadian skabies yaitu personal hygiene yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit skabies pada santri Wustho di Pondok (SMP) Pesantren Al-Falah Putera Banjarbaru. Metode penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional.Tteknik sampling menggunakan probality sampling dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah seluruh santri wustho kelas 1 yang berasrama sebanyak 341 santri. Sampel yang digunakan ada 184 santri yang berasrama.H asil analisis didapatkan personal hygiene baik terkena skabies 24% dan personal hygiene baik tidak terkena skabies 76%. Personal hygiene buruk terkena skabies 53% dan personal hygiene buruk tidak terkena skabies 47 %. Hasil uji chi- square didapatkan nilai= 0,000 (r) = 12.590. Kesimpulan penelitian ini personal hygiene berhubungan dengan kejadian skabies. Hygiene perseorangan merupakan salah satu usaha yang dapat mencegah kejadian skabies.Kata- kata kunci : personal hygiene, skabies, pesantren.ABSTRACTScabies is a contagious infectious disease caused by infection and sensitization by Sarcoptes scabei var hominis mites (Sarcoptes sp.). transmission can occur directly and indirectly. one of the effects of scabies is poor personal hygiene. To determine the correlation personal hygiene with incidence of scabies in Islamic boarding Wustho students (SMP) Al Falah Putera Banjarbaru. This study was a correlational study with cross-sectional approach, using sampling techniques probality sampling with simple random sampling. The population was all studentswere Islamic boarding wustho in first class as many as 341 students. Total respondent were 184 students in Islamic boarding. Analysis of the Personal hygiene exposed to scabies 24% good, good personal hygiene was not affected by scabies 76%. Personal hygiene badly affected by scabies 53%, poor personal hygiene was not affected by scabies 47%. Result of correlation chisquare test p value = 0.000 and (r) = 12.590. personal hygiene associated with the incidence ofscabies. Personal hygiene was one of effort that can prevent the incidence of scabies.Keywords: personal hygiene, scabies, islamic boarding.


e-CliniC ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Fifin R. T. Sole ◽  
Pieter L. Suling ◽  
Tara S. Kairupan

Abstract: Acne vulgaris is a chronic skin condition involving inflammation of the pilosebaceous follicle. The highest prevalence of acne vulgaris is at the age of 16-17 years. Pathogenic factors contributing to the development of acne vulgaris include increased sebum production, pilosebaceous follicular blockage, and increased colonization of Propionibacterium acnes. Personal hygiene is suggested as an important factor that needs to be maintained in acne prevention. Males tend to lack of awareness to seek information and health services in dealing with acne problems. This study was aimed to evaluate the relationship between facial washing and the incidence of acne vulgaris in adolescent males in Manado. This was an analytical and observational study using a cross-sectional design. Subjects were male students of 3rd grade at SMA Negeri 9 Manado, aged 16-19 years old, and met the inclusion and exclusion criteria, with a total number of 95 students. Subjects who washed their faces 2-3 times a day were 38 students (40%) while those who washed their faces less than twice or more than thrice a day were 57 students (60%). Subjects with no or mild acne vulgaris were 39 students (41.1%), while those with moderate to severe acne vulgaris were 56 students (58.9%). The chi-square showed a p-value of 0.004 for the relationship between the frequency of facial washing and the incidence of acne vulgaris. In conclusion, there was a significant relationship between facial washing and the incidence of acne vulgaris in adolescent males in Manado.Keywords: facial washing, acne vulgaris Abstrak: Akne vulgaris merupakan peradangan kronis folikel pilosebasea dengan prevalensi tertinggi pada usia 16-17 tahun. Faktor yang memengaruhi terjadinya akne vulgaris antara lain peningkatan produksi sebum, penyumbatan folikel pilosebasea, dan peningkatan kolonisasi bakteri Propionibacterium acnes. Kebersihan diri merupakan faktor penting yang perlu dijaga sebagai salah satu usaha untuk mencegah timbulnya akne. Laki-laki cenderung kurang memiliki kesadaran untuk mencari informasi dan pelayanan kesehatan dalam menangani masalah akne. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara mencuci wajah dengan kejadian akne vulgaris pada remaja laki-laki di Manado. Jenis penelitian ialah observasional analitik dengan desain potong lintang. Subjek penelitian ialah siswa laki-laki kelas 3 di SMA Negeri 9 Manado, usia 16-19 tahun, dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dengan jumlah total 95 siswa. Subjek yang mencuci wajah 2-3 kali sehari sebanyak 38 siswa (40%) sedangkan yang mencuci wajah kurang dari 2 kali atau lebih dari 3 kali sehari sebanyak 57 siswa (60%). Subjek tanpa akne vulgaris atau akne derajat ringan sebanyak 39 siswa (41,1%) sedangkan yang dengan akne vulgaris derajat sedang sampai berat sebanyak 56 siswa (58,9%). Uji chi-square memperlihatkan nilai p=0.004 terhadap hubungan antara frekuensi mencuci wajah dengan kejadian akne vulgaris. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan bermakna antara mencuci wajah dengan kejadian akne vulgaris pada remaja laki-laki di Manado.Kata kunci: mencuci wajah, akne vulgaris


2016 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Eti Kurniawati

<p>Ascariasis incidence in children under five in the region work of Puskesmas Olak Kemang still a health problem that needs to be addressed, with a percentage of 51.0% is higher than in other wilayh. The disease is not lethal but can undermine the health of the human body so that the resulting decline in nutritional status, decreased intelligence and brain power or immune health in children.</p><p>               This research is a quantitative study using descriptive analytic method with cross sectional study design that aims to determine the relationship between the independent variables and the dependent variable. The population in this research that all children under five in the area of Puskesmas Olak Kemang, samples in this study were 75 children under five. Data were analyzed using analysis Univariate and Bivariate analysis with Chi-Square Test.</p><p>               The results showed that 78.0% of mothers of children under five who are not air personal hygiene, 60.4% of mothers of children under five unusual CTPS, 82.1% of respondents who did not state house meliliki latrine / WC. The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between personal hygiene (p-value = 0.000), customs CTPS (p-value = 0.001), latrine ownership (p-value = 0.000) with the incidence of intestinal worms in Puskesmas Olak Kemang Jambi.</p><p>               In connection with the results obtained, that the danger of de- worming is dependent on the cleanliness of his mother in serving as personal hygiene, CTPS and Owners toilets in every home. Thus the researchers suggested that the health center may be able to provide information to the public education about the dangers of de- worming to create a healthy society.</p><p> </p>Keyword                     :  Behavior, Children Events


Author(s):  
Ronny Sutanto ◽  
Isramilda Isramilda

Background : One of the problems that must be considered by young women is their reproductive health. It is very important to inform young women about the menstrual process knowledge so that they will be able to maintain personal hygiene. Lack of knowledge about personal hygiene can increase the risk of infection. This study aims to determine the relationship between knowledge of young girls and personal hygiene behavior. Method : The research method used was an analytic survey with a cross sectional approach. Conducted at SMPN 036 Batam City, the study was conducted for 6 months, the population in this study were all 270 students of SMPN 036 class VIII, with a total sample of 162, the sampling technique was carried out by purposive sampling technique with research instruments using a questionnaire. Data analysis using Chi square. Result :The results of the study were obtained from 162 respondents, the majority of respondents had good knowledge of 110 people (68%), and good personal hygiene behavior as many as 152 people (94%). Chi-square statistical test obtained p-value = 0.008 <0.05, conclusion : that there is a significant relationship between the knowledge of uterine adolescents with personal hygiene behavior at SMPN 036 Batam City. Advice for teenagers to maintain personal hygiene behavior.


Biomedika ◽  
2017 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Fitka Romanda ◽  
Priyambodo Priyambodo ◽  
Erika Diana Risanti

Keberadaan Escherichia coli dalam sumber air atau makanan merupakan indikasi pasti terjadinya  kontaminasi tinja manusia. Kontaminasi ini dapat berdampak pada Kejadian Luar Biasa keracunan makanan di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Adanya kontaminasi Escherichia coli pada makanan dapat disebabkan faktor personal hygiene penjamah makanan yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan personal hygiene penjamah makanan dengan Escherichia coli. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah 65 penjamah makanan dan 65 sampel makanan di 22 tempat pengolahan makanan buffer area Bandara Adi Soemarmo Surakarta. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan personal hygiene dengan keberadaan Escherichia coli pada makanan di Tempat Pengolahan Makanan Buffer Area Bandara Adi Soemarmo Surakarta dengan uji statistik dengan Chi Square didapatkan p value (0,000) dan kekuatan hubungan sedang dengan nilai C (0,477). Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan terdapat hubungan personal hygiene penjamah makanan dengan keberadaan Escherichia coli pada makanan di tempat pengolahan makanan (TPM) buffer area Bandara Adi Soemarmo Surakarta. Kata kunci. Personal Hygiene, Escherichia coli, Buffer Area


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 19-27
Author(s):  
Astri Nur Amalia

ABSTRACT The incidence of infectious diseases due to personal hygiene in orphanages children often occurs. a factor that has an influence is predisposing factors. The purpose of this study is to known the correlation between the level of personal hygiene and predisposing factors in children at Panti Asuhan Al Amal Surabaya. The research type was observation research with cross sectional approach. The research subject’s samples used 67 children from 80 children of total population. Statistical analysis to obtain correlation used chi-square test. The results showed that there is  relationship between age (p value = 0.002), knowledge (p value = 0.039), and facility (p value = 0,001) to the level of personal hygiene. there is no relationship bentween gender (p value = 0.084) and attitude (p value = 0.225) to the level of personal hygiene. So it can be concluded that age and knowledge as predisposing factors are dominant to influence person's behavior. Keywords: personal hygiene, knowledge, predisposing factors, children   ABSTRAK Kejadian penyakit menular karena kurangnya kebersihan diri pada anak di panti asuhan sering terjadi. Salah satu faktor yang memiliki pengaruh yaitu faktor predisposisi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat kebersihan diri dan faktor predisposisi pada anak di Panti Asuhan Al Amal Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian obseravional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 67 anak dari total populasi 80 anak. Analisa statistik untuk mendapatkan hubungan menggunakan uji chi-square. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan usia (p value = 0,002), pengetahuan ( p value = 0,039), dan fasilitas (p value = 0,001) terhadap tingkat kebersihan diri. Jenis kelamin (p value = 0,084) dan sikap (p value = 0,225) tidak ada hubungan terhadap tingkat kebersihan diri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usia, pengetahuan, dan fasilitas sebagai faktor predisposisi yang  dominan dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Kata Kunci: kebersihan diri, pengetahuan, faktor predisposisi, anak


Jurnal Ners ◽  
2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
MILDA HASTUTY

Research surveillance in the United States states that 80% of occupational dermatitis is irritant contact dermatitis characterized by the presence of erythema (redness), edema (swelling) mild and cracked after the exposure of contents material from outside.Research to know the relationship of personal hygiene with incidence of disease skin (irritant contact dermatitis) to workers in PT. Industry and Trade Bangkinang in 2016. Cross Sectional research design, this research was conducted in Desember 2016 at PT. Industry and Trade Bangkinang.Sampel in this study are workers in PT. Industry and Trade Bangkinang numbering 92 people. Sample technique used Simple Random Sampling .. The data obtained were analyzed by chi square test. The results showed there was a personal hygiene relationship with irritant contact dermatitis on workers obtained p value = 0,036. For PT. Industry and Trade Bangkinang is expected to be a reference especially in designing rules, and policies for workers to prevent the occurrence of skin diseases (irritant contact dermatitis) by improving good personal hygiene and achieving a healthy work environment for its workers.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 23-34
Author(s):  
Nur Khasanah

Introduction: Di Amerika presentase kejadian perilaku personal hgine sekitar 60 % swedia 72 % dan di Indonesia 55%. Berdasarkan hasil survey BKKBN provinsi jawa barat menunjukan bahwa 83 % remaja tidak tahu tentang konsep kesehatan reproduksi yang benar 61,8 % tidak tahu di persoalan masa subur dan masalah haid., kabupaten bogor salah satu dari beberapa kabupaten yang ada di jawa barat dengan personal hygiene yang kurang baikObjectives: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik peran orang tua sumber informasi terhadap personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri di SMK Kusuma Bangsa Bogor Tahun 2020Method: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik, pendekatan cross sectional, jumlah sampel 60 responden diperoleh dengan teknik total sampling. Data di olah menggunakan Program Komputer.Results: Hasil uji tatistic Chi-square variabel aktifitas fisik (P-value = 0,024), peran orang tua (P-value = 0,000) sumber informasi (P-value = 0,003).Conclusion: Kesimpulannya ada hubungan aktifitas fisik , peran orang tua, sumber informasi terhadap personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri di SMK Kusuma Bangsa Bogor Tahun 2020


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document