scholarly journals Peran Asupan Kalsium Terhadap Tingkat Nyeri Haid Remaja Putri

2021 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 23-30
Author(s):  
Ghaniy Tristianti ◽  
Zulia Setiyaningrum

Asupan kalsium yang cukup dapat menurunkan ekstabilitas neuromuskular sehingga dapat menurunkan kontraksi pada otot dan dapat mengurangi bahkan menghindari rasa nyeri pada saat haid. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di SMK Negeri 4 Surakarta, dari 50 siswi terdapat sebanyak 84% yang mengalami dismenorea dengan asupan kalsium yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asupan kalsium dengan tingkat nyeri haid pada remaja putri di SMK Negeri 4 Surakarta dengan menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross- sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling dengan jumlah sampel 47 siswi. Data tingkat nyeri haid diperoleh menggunakan kuesioner Numeric Rating Scale dan data asupan kalsium selama 3 bulan terakhir diperoleh menggunakan FFQ-SQ wawancara dilakukan secara daring menggunakan aplikasi Whatsapp melalui fitur chat dan vidiocall. Analisis data menggunakan uji Rank Spearman.Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden berusia 16 tahun (85,1%), usia menarche responden dimulai pada usia 12 tahun(51,1%), responden mengalami haid ≤7 hari(85,1%), responden mempunyai asupan kalsium kurang(87,2%), dan sebagian besar responden dengan asupan kalsium kurang merasakan nyeri haid  dalam kategori sedang(43,9%). Hasil uji statistik didapatkan nilai r= -0,376 dan p= 0,009. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara asupan kalsium dengan tingkat nyeri haid pada remaja putri di SMK Negeri 4 Surakarta.

2021 ◽  
pp. 030089162199043
Author(s):  
Silvia Gonella ◽  
Dino S. Di Massimo ◽  
Marinella Mistrangelo ◽  
Gianmauro Numico ◽  
Paola Berchialla ◽  
...  

Introduction: Chemotherapy-induced nausea, vomiting, and retching (CINVR) remains a common side effect of treatment. Most previous studies have focused on vomiting control; nausea and retching have been less explored. This study aimed at describing the incidence, severity, and impact on daily life (IDL) of CINVR in the acute (0–24 hours), delayed (>24–120 hours), and overall (0–120 hours) postchemotherapy periods and beyond 120 hours (until next chemotherapy administration); and the pharmacologic and nonpharmacologic strategies adopted by patients to relieve symptoms. Methods: This was a single-center, cross-sectional study of 60 patients undergoing chemotherapy. Participants reported the frequency, severity, and IDL of CINVR from the day of chemotherapy administration up to 120 hours thereafter and nausea and vomiting that occurred beyond 120 hours, as well as pharmacologic and nonpharmacologic remedies used. Results: Forty-seven (78.3%, 95% confidence interval [CI] 66.4–86.9), 37 (61.7%, 95% CI 49.0–72.9), and 35 (58.3%, 95% CI 45.7–69.9) patients reported no nausea (Numeric Rating Scale ⩽1), vomiting, or retching in the acute, delayed, and overall periods, respectively. Nausea was more frequent, more severe, and had a greater IDL than did vomiting and retching across the overall observation period; beyond 120 hours, 11 (18.3%, 95% CI 10.6–29.9) patients reported nausea and none reported vomiting, with a median IDL of 1/10 (interquartile range: 0.75–5.00; 95% CI 0–7.6). Metoclopramide (n = 57 administrations), dexamethasone (n = 28), eating small servings of food (n = 13), and aloe (n = 11) were the most commonly used rescue therapies. Conclusions: Future studies should set hard outcomes, such as the absence of any symptoms, as a primary end point, and these should be assessed across and beyond the 120-hour period.


2020 ◽  
Author(s):  
Jofrid Kollltveit ◽  
Malin Osaland ◽  
Marianne Reimers ◽  
Magnus Berle

BackgroundPain is a subjective sensation; self-reporting is important for quantifying pain intensity. There are several different validated tools for this, such as Visual Analog Scale and Numeric Rating Scale. In the clinic, these terms are often used as equivalent. The objective of this study was to examine correlation and agreement between the pain registration tools in triage in an emergency department.Materials and MethodsThe study was performed in the Department of Emergency Medicine at Haukeland University Hospital in the period June-August 2019. We registered the pain score with two tools in 200 unselected patients in emergency admission with pain. In addition, we registrered gender, age, triage and general department affiliation.ResultsWe found a strong correlation between the pain registration tools by Spearmans correlation test (rho=0,930, p<0,001). There were no significant difference between the pain registration tools within the subgroups. Bland-Altman analysis show agreement between the two pain registration tools.ConclusionsIn an Emergency Department triage is it acceptable to use Visual Analog Scale and Numeric Rating Scale as equivalent, as long as the correct terminology is used.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Nur Masruroh ◽  
Nur Aini Fitri

Dismenore merupakan nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh adanya kejang pada otot rahim. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya dismenore, diantaranya yaitu asupan nutrisi yang terdiri dari Fe (zat Besi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) pada remaja putri .  Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 112 yang diambil menggunakan teknik propostionate stratified random sampling. Data kejadian dismenore diperoleh dari kuesioner numeric rating scale dan data asupan zat gizi diperoleh dari form semi quantitative food frequency questionaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian remaja putri memiliki asupan Fe (zat Besi) kurang (50%). Sedangkan kejadian dismenorea yang dialami hampir setengahnya termasuk dalam kategori nyeri ringan (45,5%). Hasil analisis menggunakan uji rank sprearman menunjukkan bahwa ada hubungan kejadian dismenorea dengan asupan Fe (zat Besi) dengan nilai p-value = 0,014. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi asupan Fe (zat Besi), maka semakin rendah kejadian dismenorea yang dirasakan. Diharapkan remaja putri dapat mencegah dan mengurangi nyeri dengan mengkonsumsi makanan sumber Fe (zat Besi).


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 71-76
Author(s):  
Yuni Tri Yustianti ◽  
Pusparini Pusparini

LATAR BELAKANG Dekade terakhir menunjukkan neck pain pada remaja semakin meningkat, bersamaan dengan meningkatnya penggunaan gawai (gadget). Seiring perkembangan zaman, gawai menjadi kebutuhan dan gaya hidup masyarakat luas. Pelajar menjadi pasar terbesar dalam penggunaan gawai sehubungan dengan kebutuhan belajar yang memerlukan akses Internet. Salah satu faktor penyebab neck pain pada pengguna gawai adalah intensitas penggunaan gawai yang mempengaruhi lamanya posisi fleksi pada otot leher. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan intensitas pemakaian gawai dengan neck pain pada usia 15-20 tahun. METODE Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain cross sectional yang mengikutsertakan 164 pelajar SMAN 28 Jakarta dan Fakultas Hukum Universitas Trisakti. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner yang meliputi usia, jenis kelamin, intensitas pemakaian gawai dan keluhan neck pain. Penilaian neck pain menggunakan NRS (Numeric Rating Scale). Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan p<0.05. HASIL Subjek perempuan berjumlah 121 orang (73.8%). Paparan gawai dengan intensitas >56 jam/minggu dijumpai pada 109 subjek (66.5%). Keluhan neck pain dijumpai pada 138 subjek (84.1%). Uji Chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas penggunaan gawai dengan neck pain pada usia 15-20 tahun dengan nilai p=0.004. KESIMPULAN Terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas penggunaan gawai dengan neck pain pada usia 15-20 tahun.    


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 28-36
Author(s):  
Priyani Haryanti ◽  
Gloria Juniarti

Latar belakang: lansia yang ada di wilayah puskesmas Talen berjumlah 229 orang, terdapat 75 (32,75%) lansia mengalami nyeri punggung bawah. Kompres hangat basah dan kering merupakan salah satu terapi nonfarmakologi dalam mengurangi nyeri namun belum diketahui efektivitas diantara dua terapi tersebut.Tujuan: untuk mengetahui efektivitas antara kompres hangat basah dan kering terhadap nyeri punggung bawah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Telen. Metode penelitian: Quasy eksperiment denganpre and post test without control. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik Quota Sampling, jumlah sampel sebanyak 32 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok. Instrumen Numeric Rating Scale. Uji statistik Mann Whitney. Hasil: Rata-rata penurunan skala nyeri kompres hangat kering 1,94 dan basah 0,19 dengan P value 0,000 ≤ 0,05. Uji beda kompres hangat kering dan basah P value 0,48. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan efektivitas kompres hangat basah dan kering terhadap nyeri punggung bawah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Telen. Saran: Untuk peneliti selanjutnya teknik pengambilan sampel menggunakan random agar memberi kesempatan yang sama.Kata kunci : Nyeri Punggung Bawah - Lansia - Kompres hangat basah dan kering


2021 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
pp. 675-682
Author(s):  
Dyah Restuning Prihati ◽  
Maulidta Karunianingtyas Wirawati

Diabetes mellitus merupakan kondisi peningkatan kadar gula dalam darah yang berakibat munculnya komplikasi mikrovaskuler salah satunya luka kaki diabetes. Tindakan perawatan luka debridement untuk menghilangkan jaringan yang nekrosis. Proses pengangkatan balutan dan pembersihan luka, seringkali keluhan pasien yaitu nyeri dan cemas. Penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan tingkat nyeri dan kecemasan saat perawatan luka diabetik. Desain deskriptif analitik dengan cross sectional study, yaitu mencari hubungan antara variable tingkat cemas dan tingkat nyeri saat perawatan luka diabetik. Tehnik pengambilan sampel dengan accidental sampling, waktu penelitian selama 3 bulan. Lokasi penelitian di ruang rawat inap RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang. Instrumen menggunakan skala nyeri Numeric Rating Scale menunjukkan realiabilitas > 0,95, uji validitas r=0,90 dan Depression Anxiety Stress Scales menilai kecemasan, uji reliabilitas r=0,60. Hasil penelitian ini menunjukkan responden yang dilakukan perawatan luka diabetik berjenis kelamin perempuan, sebagian besar responden dengan usia lebih dari 45 tahun, mengalami tingkat nyeri sedang dan tingkat kecemasan ringan, dengan nilai significancy 0,009. Nilai korelasi Sperman sebesar 0,454 menunjukkan hasil penenlitian ini kearah korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang.Terdapat hubungan antara tingkat nyeri dengan tingkat kecemasan, apabila pasien merasakan peningkatan keluhan nyeri saat dilakukan tindakan perawatan luka, maka kecemasan yang dirasakan pasien meningkat juga dengan kekuatan korelasi sedang.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 91-96
Author(s):  
Salma Nur Afina ◽  
Lelly Yuniarti ◽  
Sadeli Masria ◽  
Hilmi Sulaiman Rathomi ◽  
Susanti Dharmmika

Osteoartritis (OA) lutut merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang mengakibatkan nyeri dan disabilitas. Sampai saat ini masih belum jelas diketahui dampak penyakit OA lutut dilihat dari derajat nyeri dan klasifikasi radiologik OA dengan kualitas hidup pasien OA lutut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan derajat nyeri dan klasifikasi radiologik OA dengan kualitas hidup pasien OA lutut. Penelitian ini adalah studi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 85 pasien OA telah dipilih secara consecutive dan dinilai kualitas hidupnya yang terdiri atas delapan komponen menggunakan kuesioner SF-36, derajat nyerinya menggunakan numeric rating scale (NRS), serta secara radiologik berdasar atas klasifikasi Kellgren-Lawrence (KL). Penelitian ini dilakukan di RS Al-Islam Bandung selama periode April–Juli 2018. Data dianalisis dengan SPSS melalui Uji Kruskal-Wallis. Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas pasien OA lutut mengalami derajat nyeri sedang (50%) termasuk dalam klasifikasi radiologik OA moderat (43%) dan skor kualitas hidup 548 (265,63–728,5). Penelitian ini menunjukkan hubungan bermakna antara derajat nyeri dan kualitas hidup pada aspek nyeri dan vitalitas (p=0,000 dan 0,005) serta hubungan klasifikasi radiologik OA dengan kualitas hidup aspek fungsi sosial (p=0,027). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan derajat nyeri dengan kualitas hidup pada aspek nyeri dan vitalitas serta hubungan klasifikasi radiologik OA dengan kualitas hidup pada aspek fungsi sosial.


Author(s):  
Nila Marwiyah ◽  
Lenny Stia Pusporini

Background and Purpose: Labor pain is unpleasant and frightening experience for birth mother. In addition, labor pain cause exhaustion and childbirth trauma.Birthing ball, pelvic rocking, and endorphin (B.P.E) massage are emerging as non-pharmacology methods of pain management in labor. The aimed of this study was to investigate the effect of package of BPE on labour pain during the first stage of labor. Method: This study was quasi-experiment. Total numbers of samples were 23 mothers who were in the first stage of labor. Samples were selected by using quota sampling technique. Instrument of this study was numeric rating scale (NRS). Result: Data analysis by using paired sample t-test revealed that there were significantly different between before and after the intervention of BPE on labour pain during the first stage of labor in this study (p <0.01).  Conclusion and recommendation: This study showed that BPE is effective as non-pharmacology methods on pain relieve of first stage of labor. Further study need to investigate other variables such as anxiety of birth mother. Key Words: labor pain, package of birth ball, pelvic rocking, and endorphin massage(BPE), labor process.


Author(s):  
Shiva Jehana Nahra ◽  
Husnah Husnah ◽  
Mohd Andalas

Derajat dismenore primer dipengaruhi salah satunya oleh asupan sumber kalsium dan magnesium yang mempengaruhi kontraksi dan relaksasi otot polos  uterus sehingga memperbaiki aliran darah pada uterus yang telah mengalami hipoksia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan sumber kalsium dan magnesium dengan derajat dismenore primer pada mahasiswi Pendidikan Dokter angkatan 2017. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Unsyiah dari tanggal 1 sampai 20 November 2018 terhadap 80 mahasiswi dengan desain cross sectional. Metode sampling menggunakan non probability sampling dengan teknik total sampling.Penelitian menggunakan kuesioner karakteristik menstruasi, Numeric Rating Scale untuk mengukur skala nyeri, dan wawancara asupan kalsium dan magnesium menggunakan SFFQ beserta foto makanan.Data asupan diolah menggunakan SQ-FFQ PP13 Microsoft Excel dan dianalisa dengan uji Korelasi Spearman. Hasil analisis didapatkan responden dengan dismenore primer sebanyak 68 mahasiswi (85,0%), dengan derajat ringan sebanyak 29 mahasiswi (36,3%), derajat sedang 30 mahasiswi (37,5%) dan derajat berat 9 mahasiswi (11,3%). Sebanyak 73 mahasiswi (91,3%) memiliki asupan sumber kalsium kurang dan 61 mahasiswi (76,3%) memiliki asupan sumber magnesium kurang. Rata-rata asupan kalsium responden sebanyak 354,3625 mg/hari dan asupan sumber magnesium sebanyak 149,3 mg/hari. Hasil uji KorelasiSpearman antara asupan sumber kalsium dengan derajat dismenore primer menunjukkan p value 0,00 dan rs = -0,401 dan hubungan antara asupan sumber magnesium dengan derajat dismenore primer menunjukkan p value 0,008 dan rs = -0,297. Dapat disimpulkan bahwa semakin kurang asupan sumber kalsium dan magnesium, semakin berat derajat dismenore primer.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document