scholarly journals DESAIN DAPUR UMUM PORTABLE UNTUK PENANGGULANGAN BENCANA ALAM

2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Andi Farid Hidayanto ◽  
Anna Rulia

Indonesia is prone to disaster. In dealing with disasters, especially in meeting the needs of the logistics required for the victims eating soup kitchen. Common kitchen that exist today are generally in the form of tents, houses are used as shelters, or modified cars. Common kitchen there was an emergency, sober, and its location can not approach the scene. Of this problem is in the design of a common kitchen for natural disaster relief, which can meet the needs of officers, as well as victims. The resulting soup kitchen design can accommodate logistics taste, giving space for officers, protected from external environmental conditions, and can be placed in a location close to the scene. In general kitchen design is done by Pahl and Beitz method in the design of products with the steps that Planning andexplanation task, the concept of product design, product design shape, and design details. For data collection using the Individual Questionnaire and Focus Group Discussion This result will be obtained attributes required in the design. The results of the research is a common kitchen design for a portable natural disaster easily assembled and disassembled, can be established at the site of diverse, easy to operate, and is able to accommodate facilities and needs. Common kitchen designs produced in the form of large-scale three-dimensional model, a blueprint for technical specifications, which can proceed to the production phase. Indonesia merupakan daerah rawan bencana. Dalam menangani bencana, utamanya dalam pemenuhan kebutuhan logistik makan untuk para korban diperlukan dapur umum. Dapur umum yang ada saat ini umumnya berupa tenda peleton, rumah (bangunan) yang dijadikan posko, atau mobil yang dimodifikasi. Dapur umum yang ada sifatnya darurat, seadanya dan lokasinya tidak bisa mendekati tempat kejadian. Dari masalah tersebut perlu didesain dapur umum untuk penanggulangan bencana alam, yang bisa memenuhi kebutuhan, petugas maupun korban. Desain dapur umum yang dihasilkan mampu menampung logistik secukupnya, memberi ruang untuk petugas, terlindungi dari kondisi lingkungan luar, dan bisa ditempatkan di lokasi dekat kejadian. Dalam mendesain dapur umum ini dilakukan dengan metode Pahl dan Beitz dalam perancangan produk dengan langkah-langkah yaitu Perencanaan dan penjelasan tugas, Perancangan konsep produk, Perancangan bentuk produk, dan Perancangan detail. Untuk pengumpulan data menggunakan metode Individual Questionnaire dan Focus Group Discussion yang hasilnya ini akan didapatkan atribut yang diperlukan dalam desain. Hasil dari penelitian berupa desain dapur umum untuk penanggulangan bencana alam yang portable mudah dirakit dan dibongkar, bisa didirikan di lokasi yang beraneka ragam, mudah dioperasikan, serta mampu  menampung fasilitas dan kebutuhan. Desain dapur umum yang dihasilkan dalam bentuk model tiga dimensi berskala, blue print spesifikasi teknis, yang bisa dilanjutkan ke tahap produksi.

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Andi Farid Hidayanto ◽  
Anna Rulia

Indonesia is a disaster-prone areas. To meet the logistical needs of the victim and the officer needed a common kitchen. Common kitchen that is generally in the form of tents, buildings used as shelters, or modified car. Common kitchen there is an emergency nature, improvise, and how far from the disaster site. These problems need to design a common kitchen for natural disaster management, which can meet the needs, the officer and the victim. In designing methods Pahl and Beitz with steps Planning and explanation of the task, design concept, design forms, and design details. Collecting data using methods Individual Questionnaire and Focus Group Discussion the results obtained attributes required in the design. Results of the research is a common kitchen design for a natural disaster are portable, easily assembled and disassembled, can be set up in various locations condition, easy to operate, able to accommodate facilities and needs. Common kitchen design produced in the form oflarge-scale three-dimensional model, a blueprint for the technical specifications, and the protoype. Indonesia merupakan daerah rawan bencana. Untuk memenuhi kebutuhan logistik korban dan petugas diperlukan dapur umum. Dapur umum yang ada umumnya berupa tenda peleton, bangunan yang dijadikan posko, atau mobil yang dimodifikasi. Dapur umum yang ada sifatnya darurat, seadanya dan lokasinya jauh dari lokasi bencana. Dari masalah tersebut perlu desain dapur umum untuk penanggulangan bencana alam, yang bisa memenuhi kebutuhan, baik petugas maupun korban. Dalam mendesain menggunakan metode Pahl dan Beitz dengan langkah-langkah Perencanaan dan penjelasan tugas, Perancangan konsep, Perancangan bentuk, dan Perancangan detail. Pengumpulan data menggunakan metode Individual Questionnaire dan Focus Group Discussion yang hasilnya didapatkan atribut yang diperlukan dalam desain. Hasil dari penelitian berupa desain dapur umum untuk penanggulangan bencana alam yang portable, mudah dirakit dan dibongkar, bisa didirikan di lokasi yang beraneka kondisi, mudah dioperasikan, mampu menampung fasilitas dan kebutuhan. Desain dapur umum yang dihasilkan dalam bentuk model tiga dimensi berskala, blue print spesifikasi teknis, dan protoype.


Panggung ◽  
2017 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
Author(s):  
Andi Farid Hidayanto ◽  
Anna - Rulia

ABSTRACT Indonesia is a disaster-prone areas. To meet the logistical  needs of the victim  and the officer needed a common kitchen. Common kitchen that is generally in the form of tents, buildings used as shelters, or modified car. Common kitchen there is an emergency nature,  improvise, and how far from the disaster site. These problems need to design a common kitchen for natural disaster management,  which can meet the needs, the officer and the victim. In designing  methods Pahl and Beitz with steps Planning and explanation  of the task,  design concept,  design forms, and design details. Collecting  data using methods Individual  Questionnaire  and Focus Group Dis- cussion the results obtained attributes  required in the design. Results of the research is a com- mon kitchen design for a natural disaster  are portable, easily assembled and disassembled, can be set  up in various  locations  condition,  easy to operate, able to accommodate facilities  and needs. Common  kitchen  design  produced in the form  of large-scale  three-dimensional   model, a blueprint  for the technical  specifications,  and the protoype. Keywords: natural disasters;  design; soup kitchen;  portable.   ABSTRAK Indonesia merupakan daerah rawan bencana. Memenuhi kebutuhan logistik korban dan petugas diperlukan dapur umum. Dapur umum yang ada umumnya berupa tenda peleton, bangunan yang dijadikan posko, atau mobil yang dimodifikasi. Dapur umum yang ada sifatnya darurat, seadanya dan lokasinya jauh dari lokasi bencana. Dari masalah tersebut perlu desain dapur umum untuk penanggulangan bencana alam, yang bisa memenuhi kebutuhan, baik petugas maupun korban. Dalam mendesain menggunakan metode Pahl dan Beitz dengan langkah-langkah Perencanaan dan penjelasan tugas, Perancangan konsep, Perancangan bentuk, dan Perancangan detail. Pengumpulan data menggunakan metode Individual Questionnaire dan Focus Group Discussion yang hasilnya didapatkan atribut yang diperlukan dalam desain. Hasil dari penelitian berupa desain dapur umum untuk penanggulangan bencana alam yang portable, mudah dirakit dan dibongkar, dan dapat didirikan di lokasi yang beraneka kondisi, mudah dioperasikan, mampu menampung fasilitas dan kebutuhan. Desain dapur umum yang dihasilkan dalam bentuk model tiga dimensi berskala, blue print spesifikasi teknis, dan protoype. Kata kunci: bencana alam, desain, dapur umum, portable.


Author(s):  
Anas Alhifni ◽  
Tuti Kurnia ◽  
Biyati Ahwarumi ◽  
Rully Trihantana

Fishermen in Indonesia have limited access to financial assistant from banks because they do not meet criteria set by the bank. One institution that could be able to provide access and solve this problem is sharia micro-finance institution (SMFI). This study aims for identifying fishermen needs on SMFI financing products and proposing the most suitable financing design which can be applied through SMFI. The study uses qualitative approach by adopting phenomenology technique and holding a focus group discussion (FGD) to acquire the intended design. The study results showed that in general, fishermen of Palabuhan Ratu need financing product from SMFI like consumptive financing for living or family needs and productive financing that can be used to support the sustainability of their business such as purchasing equipment, boats, fishing tools and so on. The proposed design which formulated by this study incorporates double-approaches financing design; firstly, optimizing SMFI’s role as Baitul mall (house of fund) through two Islamic contracts model i.e. Qard or Qardhul Hasan and Temporary Waqf; secondly, both optimizing SMFI as Baitut Tamwil (house of financing) through three financing products that is Parallel Istishna (PI), Syirkah Mudharaba Mutlaqa (SMM) and Ijarah Muntahia Bit Tamlik (IMBT).


Author(s):  
Lisa Romkey ◽  
Alan Chong ◽  
Lobna El Gammal

Finding methods of validating rubrics forsignificant “capstone” experiences, including fourth yeardesign projects and the research-oriented thesis, can bechallenging, given the large number of individualstypically involved in the assessment of studentdeliverables. This paper describes a methodology forusing student focus groups to support the validation of arubric for a fourth year thesis course in a largeEngineering Program, and the results from these focusgroups. Through focus group discussion and activitysheets used in the focus groups, a number of interestinginsights were raised about both the rubric, namely: a lackof consultation by the students with the rubric until thefinal stages of writing the final report; concerns andinconsistencies in the perception of how supervisors willuse the rubric; a perceived lack of focus on process andproject experience-related criteria and concerns with thelevel of expectation of the project experience-relatedcriteria that are present, and other concerns related toterminology and distance between rubric descriptors. Thefocus group provided a useful forum for discussion oncourse experience and assessment, effectively allowingstudents to both individually reflect, and build on eachother’s ideas and suggestions.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Taufiq Akbar ◽  
Muhammad Nurdin ◽  
Muhammad Syafik ◽  
Mohamad Gazali

Natural disaster realize us with the greatness of Allah SWT. However, human being always neglect and did wrongdoing that cause this earth to be labile. Therefore, the role of Dayah that yield santri with adequate knowledge in religion. Santri also prepared with disaster material. Thus, they are able to implemented the disaster mitigation and give preach for disaster casualties that experience trauma and depression. The aim of this activity is to give the socialization includng preach regarding disaster based Holy Qur’an and Hadist. The stage of held including (1) the socialization and preach related disaster, (2) to tell the  positive and negative impact from natural disaster, (3) to form Focus Group Discussion about  disaster organization movement based on islamic sharia for sustainablity and information media. In the socialization of disaster organization movement based on islamic sharia is begun to give preach regarding disaster. Subsequently, we conducted focus group discussion for forming the organization of disaster mujahidin. It is undertake as effort of PKM sustainablity.


Inovasi ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 153-162 ◽  
Author(s):  
Wanda Kuswanda

Salah satu habitat gajah yang masih tersisa adalah Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), terutama di wilayah Besitang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi, kepemilikan lahan, pemetaan wilayah dan mitigasi konflik manusia dengan gajah di Resort Besitang, TNGL. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki potensi konflik gajah di Resort Besitang adalah Daerah Halaban, Aras Senapal, Sekundur, Bukit Selamat dan Bukit Mas dengan intensitas konflik rendah sampai tinggi. Penyebab utama konflik manusia dengan gajah adalah fragmentasi kawasan hutan,  ketidakpastian status lahan di daerah penyangga, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya pendatang di wilayah Besitang, perambahan dan ilegal logging yang terus terjadi, minimnya kesadaran masyarakat dan peranan lembaga desa dalam mendukung konservasi gajah. Rekomendasi resolusi mitigasi konflik gajah diantaranya: 1) memperbaiki habitat gajah yang sudah terfragmentasi di dalam kawasan TNGL; 2) meningkatkan peran Tim CRU (Conservation Response Unit); 3) membentuk unit reaksi cepat penanganan konflik gajah dengan melibatkan para pihak; 4) menanam jenis tanaman yang tidak disukai dan dijauhi oleh gajah; 5) mereduksi ketergantungan masyarakat akan sistem pertanian yang membutuhkan lahan yang luas; 6) mengembangkan program untuk membantu peningkatan hasil panen; dan,  7) penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman bahwa gajah merupakan bagian dari ekosistem yang harus lestari.   Kata kunci: gajah, konflik, habitat, Besitang, Taman Nasional Gunung Leuser


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14-21
Author(s):  
Rili Windiasih

Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi sudah menjadi kebutuhan sekaligus tantangan khususnya bagi pemerintah daerah dalam komunikasi pembangunan untuk pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif studi kasus, dengan pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara, pengamatan dan Focus Group Discussion (FGD). Subjek penelitian dipilih secara purposif yaitu pemerintah daerah di Eks-KaresidenanBanyumas Jawa Tengah, akademisi dan civil society. Penelitian dianalisis dengan analisis interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpuan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pentingnya komunikasi pembangunan dengan media teknologi informasi dan komunikasi melalui e-Government untuk meningkatkan pelayanan publik yang baik, cepat dan responsif, adanya partisipasi aktif dari publik dan transparansi baik anggaran serta program pembangunan. (2) Perlunya mengantisipasi adanya kesenjangan teknologi informasisehingga membutuhkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di pemerintahan daerah dan publik, serta memperluas fasilitas akses jaringan informasi.Kata kunci: komunikasi pembangunan, pelayanan publik, partisipasi, teknologi informasi, transparansi 


Widyaparwa ◽  
2017 ◽  
Vol 45 (2) ◽  
pp. 151-164
Author(s):  
Novita Sumarlin Putri

Tindak tutur komisif merupakan salah satu aspek pragmatik yang harus diperhatikan oleh penerjemah ketika menerjemahkan teks. Hal itu dilakukan agar menghasilkan terjemahan yang berkualitas dari aspek keakuratan dan keberterimaan. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini bertujuan mendiskripsikan tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan kalimat yang mengakomodasi tindak tutur komisif dengan pendekatan pragmatik. Data yang digunakan ialah tuturan komisif dan hasil penilaian kualitas terjemahan. Data bersumber dari novel Insurgent karya Veronica Roth dan informan. Data dikumpulkan dengan cara analisis dokumen, kuesioner dan Focus Group Discussion. Selanjutnya, data dianalisis dengan cara analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjemahan dalam novel Insurgent mempunyai nilai keakuratan dan keberterimaan yang cukup tinggi. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat keakuratan dan keberterimaan pada setiap jenis tindak tutur komisif memiliki dampak terhadap kualitas keseluruhan terjemahan kalimat yang mengandung tindak tutur komisif.Commissive speech act is one of the pragmatic aspects to regard by the translator in translating the text. It aims to produce a qualified translation in regarding accuracy and acceptability aspects. According to the aspects, this research aims to describe accuracy and acceptability of translation in sentences which accommodate commissive speech act using pragmatic approach. The data used is commissive speech and qualitative translation value result. The sources of the data are an Insurgent novel by Veronica Roth and informants. The data were collected through document analysis, questionnaire, and Focus Group Discussion then analyzed the domain, taxonomic, componential analysis, and cultural theme. The result shows that translation in the Insurgent novel has high accuracy and acceptability values. This research concludes that the accuracy and acceptability level in each commissive speech act has an impact on quality of whole translated sentences which contain commissive speech act.


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Bejo Danang Saputra

Perencanaan pengembangan uji kompetensi perawat Indonesia akan dikembangkan  dengan metode OSCE.. Pelaksanaan uji OSCE membutuhkan persiapan yang matang, terutama kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah dosen untuk melaksanakan uji OSCE. Mengetahui kesiapan SDM dalam pengembangan uji OSCE di Prodi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Informan penelitian adalah 6 orang dosen dan Kepala Program Studi D3 keperawatan. Data diperoleh melalui, focus group discussion, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan constant comparative method. Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dosen tentang OSCE dan kompetensi berdasarkan pendidikan memenuhi persyaratan untuk pengembangan uji OSCE, namun masih membutuhkan pelatihan mengenai OSCE. Uji OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen dari prodi lain karena jumlah dosen di Prodi D3 Keperawatan  STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap belum memenuhi kebutuhan pelaksanaan uji OSCE. Hambatan penyelenggaraan OSCE adalah SDM belum terkoordinasi, belum terlatih dan keterbatasan sarana pendukun. Pengetahuan dan kompetensi dosen berdasarkan tingkat pendidikan memenuhi syarat dalam pengembangan OSCE dan OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen prodi lain.


Author(s):  
Dewi Novianti ◽  
Siti Fatonah

Social media is a necessity for everyone in communicating and exchanging information. Social media users do not know the boundaries of age, generation, gender, ethnicity, and religion. However, what is interesting is the user among housewives. This study took the research subjects of housewives. Housewives are chosen as research subjects because they are pillars or pillars in a household. If the pillar is strong, then the household will also be healthy. Thus, if we want to build a resilient and robust generation, we will start from the housewives. A healthy household starts from strong mothers too. This study aims to find out the insights of the housewives of Kanoman village regarding the content on smartphones and social media and provide knowledge of social media literacy to housewives. This study used a qualitative approach with data collection techniques using participant observation, interviews, focus group discussion (FGD), and documentation. The results of the study showed that previously housewives had not experienced social media literacy. Then the researchers took steps to be able to achieve the desired literacy results. Researchers took several steps to make them become social media literates. They become able to use social media, understand social media, and even produce messages through social media.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document