scholarly journals HUBUNGAN USIA, PARITAS IBU DAN USIA AYAH DENGAN KEJADIAN ANAK SINDROM DOWN DI SLB NEGERI PELAMBUAN BANJARMASIN TAHUN 2019

2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 85-96
Author(s):  
Esme Anggeriyane

Latar Belakang: Sindrom Down merupakan kelainan genetik trisomi yang terdapat tambahan kromosom pada kromosom 21 sehingga menyebabkan kelainan fisik dan gangguan tumbuh kembang anak. Hasil studi memaparkan insiden kelahiran anak Sindrom Down semakin meningkat di seluruh dunia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, paritas ibu dan usia ayah dengan kejadian anak Sindrom Down. Metode: Penelitian ini menggunakan desain survei analitik dengan Cross Sectional, teknik purposive sampling, jumlah populasi 161 dan sampel dari kekhususnan tunagrahita berjumlah 98 orang. Hasil: Usia ibu pada kategori tidak berisiko (20-35 tahun) berjumlah 53 orang (53,06%), Paritas ibu pada paritas berisiko (1 dan ≥4) berjumlah 61 orang (62,24%), usia ayah pada kategori tidak berisiko (25-40 tahun) berjumlah 77 orang (78,57%) dan kejadian Sindrom Down pada kategori bukan Sindrom Down (kelompok tunagrahita tanpa tanda klinis Sindrom Down) berjumlah 92 orang (93,8%). Hasil uji korelasi Spearman Rank antara usia ibu dengan kejadian anak Sindrom Down dengan p value 0,014, paritas ibu dengan p value 0,267 dan usia ayah dengan p value 0,192. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup lemah antara usia Ibu dengan kejadian Sindrom Down. Selanjutnya, tidak ada hubungan significant antara paritas Ibu dan usia ayah dengan kejadian sindrom down. Penelitian ini menyarankan agar calon orang tua (Suami dan Istri) dapat mempertimbangkan secara lebih hati-hati usia Ibu (Istri) sebelum menikah dan perencanaan kehamilan, disamping usia Ayah, dan Paritas Ibu. Kata kunci : Paritas, Sindrom Down, Usia

2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 123-129
Author(s):  
Dhina Widayati

Salah satu SDM (Sumber Daya Manusia) di RS yang mempunyai waktu bersama pasien paling lama adalah perawat. Pada pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas diperlukan suatau kinerja yang baik. Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kinerja, salah satunya adalah quality nursing work life (QNWL). Perawat dengan beban kerja yang tinggi dan desain kerja yang monoton rentan mengalami burnout syndrome (stres kerja). Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan QNWL dengan burnout syndrome. Korelasional dan crosssectional menjadi desain dan pendekatan dalam studi ini. QNWL merupakan variabel independen dan burnout syndrome variabel dependennya. Data diperoleh melalui kuesioner. Besar sampel sejumlah 30 responden yang diperoleh secara purposive sampling. Analisa data dilakukan dengan Spearman Rank Test dengan p value 0,009 dan coefisien correlation -0,56 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan dengan tingkatan sedang antara QNWL dengan kejadian burnout syndrome dengan arah hubungan negatif, artinya semakin baik QNWL maka semakin meminimalkan burnout syndrome. Salah satu faktor yang mempengaruhi QNWL adalah lingkungan kerja yang kondusif, oleh karena itu diharapkan kepada perawat untuk dapat menjalin kerjasama yang baik antar tim agar tercipta suasana kerja yang harmonis dan lingkungan kerja yang harmonis, dengan demikian maka akan menurunkan kejadian burnout pada perawat. One of the HR (Human Resources) in a hospital that has the longest time with patients is a nurse. In the provision of quality nursing care required a good performance. There are several things that affect performance, one of which is quality nursing work life (QNWL). Nurses with high workloads and monotonous work designs are prone to experiencing burnout syndrome (work stress). This study aims to determine the relationship of QNWL with burnout syndrome. Correlational and cross sectional design was used in this study. QNWL is an independent variable and burnout syndrome is the dependent variable. Data obtained through a questionnaire. The sample size of 30 respondents obtained by purposive sampling. Data analysis was performed with the Spearman Rank Test with p value 0.009 and the correlation coefficient of -0.56 which showed that there was a moderate level of correlation between QNWL and the incidence of burnout syndrome with the direction of the negative relationship, meaning that the better QNWL, the more minimizing burnout syndrome. One of the factors that influence QNWL is a conducive work environment, therefore it is expected that nurses will be able to establish good cooperation between teams in order to create a harmonious work atmosphere and a harmonious work environment, thereby reducing the incidence of burnout to nurse


2021 ◽  
Vol 13 (01) ◽  
pp. 45
Author(s):  
Novita Nurhidayati ◽  
Triani Yuliastanti

ABSTRAKCoronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV2) dilaporkan pertama kali di Kota Wuhan, Cina. Virus corona telah menyebar dengan cepat di hampir setiap negara termasuk Indonesia. Anjuran pemerintah sebagai pencegahan COVID-19 dapat dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jaga jarak, dan mencuci tangan. Dalam era new normal saat ini semua kegiatan telah dilakukan seperti biasa, sehingga kepatuhan masyarakat menerapkan protocol kesehatan sangat berperan dalam upaya pencegahan penularan covoid 19. Dimana kepatuhan seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap, dan perilaku. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan 3M (memakai masker,  menjaga jarak dan mencuci tangan sebagai upaya pencegahan penularan Covid 19. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling yaitu warga yang berusia 17-50 tahun sebanyak 40 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Lokasi penelitian dilaksanakan di Dukuh Gatak RT 2 RW 5 Desa Mudal, Kecamatan Boyolali. Analisis data kuantitatif menggunakan Uji Rank Spearman. Hasil penelitian dari Uji Rank Spearman didapatkan hasil p-value sebesar 0,000 (p<0,05) maka Ho ditolak dan dinyatakan ada hubungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan pengetahuan masyarakat dengan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan 3M (memakai masker,  menjaga jarak dan mencuci tangan sebagai upaya pencegahan penularan Covid 19. Saran bagi masyrakat yang tidak menerapakan 3 M diberikan sanksi dan pemerintah desa meningakatkan sosialisasi di tingkat masyarakat.Kata Kunci : Covid-19, Pengetahuan Covid-19, 3 MTHE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE WITH COMMUNITY COMPLIANCE APPLYING 3 M (WEARING MASK, KEEPING YOUR DISTANCE AND WASHING HANDS) IN THE EFFORT TO PREVENT THE TRANSMISSION OF COVID 19ABSTRACTCoronavirus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV2) which was first reported in Wuhan City, China. The corona virus has spread rapidly in almost every country including Indonesia. The government's recommendation to prevent COVID-19 can be done by complying with health protocols such as wearing masks, maintaining distance, and washing hands. In the new normal era, all activities have been carried out as usual, so that public compliance with health protocols plays a very important role in efforts to prevent covoid transmission 19. Where a person's compliance can be influenced by factors of knowledge, attitudes, and behavior. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and public compliance in implementing 3M (wearing masks, maintaining distance and washing hands as an effort to prevent the transmission of Covid 19. This research was conducted using quantitative methods with cross sectional approach. The research sample was taken by purposive sampling, namely residents aged 17-50 years as many as 40 respondents. The research instrument used a questionnaire. The research location was carried out in Dukuh Gatak RT 2 RW 5 Mudal Village, Boyolali District. Quantitative data analysis used the Spearman Rank Test. The results of the research from the Spearman Rank Test showed a p-value of 0.000 (p <0.05), so Ho was rejected and it was stated that there was a relationship. The conclusion of this study is that there is a relationship between public knowledge and community compliance in implementing 3M (wearing masks, maintaining distance and washing hands as an effort to prevent the transmission of Covid 19. Suggestions for people who do not implement 3M are given sanctions and the village government increases socialization at the community level .Keywords: Covid-19, Covid-19 Knowledge, 3M


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 122-128
Author(s):  
Harnanik Nawangsari ◽  
◽  
Dwi Anik Karya Setiarini ◽  

Introduction: Immunization is one tool that parents may use to track their child's growth and development. Immunization is a method of developing immunity against infectious illnesses and disorders that may result in disability or death. Objective: The purpose of this study was to ascertain the influence of maternal attitudes on the completion of advanced vaccination in infants. Method: The cross-sectional correlational analysis was utilized in this research. Purposive sampling was used in this research, with 58 samples collected. The data were gathered via KIA books and questionnaires, with the Spearman Rank test used for statistical analysis. Results: The research discovered that the majority of respondents (72.4 percent) had received comprehensive basic vaccination and that the majority of respondents (56.9 percent) had a favorable opinion toward immunization. The findings of the Spearman Rank test give a p-value of 0.000. (0.05). Conclusion: It is well established that the majority of moms have a positive attitude about immunizing their children. Conclusion: The results indicate that the majority of responders gave comprehensive vaccinations. The findings indicated that there was a correlation between the mother's attitude and the completion of children's basic vaccination.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Yanti Rosdiana ◽  
Wahidyanti Rahayu Hastutiningtyas

Zed-generation is one of generation which need to prepare themselves, in case about the growth and development of the revolution-era 4.0. Phubbing become a very visible changing, in which someone is addicted to smartphone also internet. Automatically, it will influence someone in social-interaction with other people even around it’s environment. This research purposed to analyze the relationship between the over phubbing-attitude with social-interaction of the Zed generation, especially the nursing-student of Tribhuwana Tunggadewi University in Malang. This research used analytic-observation design and cross-sectional. The population is the seventh semester nursing-student of Tribhuwana Tunggadewi University in Malang.Samplesupportedtoinclusionand exclusion criteria. The purposive-sampling technique are 92 respondents. The dependent variable here are social-interaction and independent-variable, it is phubbing. The data collected by using modification-questionaire. They are phubbing with General Scale of Phubbing (GSP) and the social-interaction due to Verbal andSocialInteractions (VSI).The data analyzeddescriptivelyand did the spearman-rank examination through SPSS. The result is the p-value =0,000 and r-value (correlation of coefficient) positively 0,372. It means, there are significance relationship between phubbing-attitude with social-interaction. So that, the higher pubbing-attitude caused the social-interaction will be worse. Based on this research result, we need to educate the Zed-generation in using smartphone and internet. They must be smarter and wise in it, thus the social-interaction would be alright. Keyword: Zed-generation, phubbing, social-interaction. Abstrak: Generasi Z merupakan salah satu generasi yang harus mempersiapkan diri dalam pertumbuhan dan perkembangan di era revolusi 4.0. Phubbing merupakan bentuk perubahan yang sangat terlihat saat ini, dimana seseorang mengalami ketergantungan terhadap smartphone dan internet. Perilaku tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan interaksi sosial dengan lawan bicaranya ataupun lingkungannya. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan perilaku phubbing yang berlebihan dengan interaksi sosial pada generasi Z mahasiswa keperawatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Penelitian ini menggunakan desain observasi analitik dengan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa keperawatan semester 7 Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi, dengan teknik purposive sampling yaitu sebanyak  92 responden. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah interaksi sosial dan variable independent yaitu phubbing. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang telah dimodifikasi yaitu phubbing dengan General Scale of phubbing (GSP) dan interaksi sosial denganVerbal and Social Interactions (VSI). Data dianalisis secara deskriptif dan dilakukan uji spearman-rank dengan menggunakan SPSS. Hasil uji spearman-rank didapatkan nilai p value = 0,000 dengan nilai r (koefisien korelasi) positif 0,372 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan perilaku phubbing dengan interaksi sosial. Dengan demikian semakin tinggi perilaku phubbing, maka interaksi sosialnya semakin buruk. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan adanya edukasi terhadap generasi Z dalam penggunaan smartphone dan internet agar lebih bijak dalam menggunakannya sehingga tidak menggangu interaksi sosial. Kata kunci : generasi Z, phubbing, interaksi sosial


Author(s):  
Nenes Riana Fauzia ◽  
Ni Made Ari Sukmandari ◽  
Komang Yogi Triana

Status gizi balita sangat berhubungan dengan faktor ekonomi. Sementara itu kondisi ekonomi keluarga tergantung dari pekerjaan kedua orang tuanya. Ibu yang bekerja memiliki waktu yang lebih sedikit untuk mengurus anaknya sehingga akan berpengaruh pada kualitas perawatan balita sehingga mempengaruhi status gizi balita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Pada Anak Balita di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Kuta Utara Tahun 2018.  Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah  sampel 61 orang ibu bekerja yang dipilih melalui teknik purposive sampling dengan menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi. Uji statistik yang digunakan yaitu Spearman Rank (p value <p, p =0,05). Hasil uji univariat menunjukkan bahwa frekuensi ibu bekerja sebanyak 35 responden (55,7%), frekuensi status gizi balita terbanyak adalah kategori normal sebanyak 44 responen (72,1%). Hasil uji bivariat diperoleh p value = 0,001 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan status gizi balita di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Kuta Utara. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan perawat dapat mengedukasi para ibu untuk dapat membagi atau mengatur waktunya dalam pekerjaan sehingga dapat memperhatikan status gizi anak balitanya.


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Widia Shofa Ilmiah ◽  
Fifin Maulidatul Azizah ◽  
Nina Sukma Amelia

ABSTRAKPeriode lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa tersebut disebut “masa keemasan” (golden period). Dari data penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa 14% balita Indonesia mengalami gangguan  perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan  pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Hasil studi pendahuluan di TK Mentari diketahui dari 5 anak, terdapat dua anak mengalami gangguan perkembangan sosial kemandirian. Hal ini disebabkan faktor ekstrinsik meliputi pola asuh orang tua, faktor ekonomi, lingkungan, gizi anak. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak pra sekolah di TK Mentari Desa Sam bi Rampak Lor Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif jenis analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu seluruh ibu dan anak pra sekolah di TK Mentari Tahun 2015. Sampel yaitu sebagian ibu dan anak pra sekolah sejumlah 50 responden. Teknik sampling yaitu purposive sampling dengan uji statistik Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan p value  0,04 < α (0,05), sehingga H0 di tolak. Kesimpulan yaitu ada hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak pra sekolah di TK Mentari Desa Sambi Rampak Lor Kecamatan Kota Anyar  Kabupaten Probolinggo. Kata kunci : pola asuh, perkembangan, anak pra sekolah  ABSTRACTThe life period of the first five years is a moment which is highly sensitive to environment and occurs very quick and can not be repeated. Therefore, this period is called golden period. The previous reseacrh  conveyed that 14% of toddlers are impaired development, aboth fine motoric and gross motoric, hearing disorder, under intelegence, speech delay. The result of preliminary of this study, there were 2 of 5 children had social independence disorder. It was caused by the external factors including parenting, economic, environment and nutrition. Objective of this study is to know the association of parenting and development in pre school children in Mentari Pre School North Sambi rampak village, Kotaanyar, Probolinggo district. This study used quantitative study with analytic correlational and  crosssectional approach. The population is all mother and pre school children in Mentari Pre School 2015. The sample of this study is some mother and pre school children a number of 50 person. Sampling is purposive sampling with spearman rank test. The result shows that p value  0,04 < α (0,05),so Ho is reject.The conclution is there correlation of parenting and development in pre school children in Mentari Pre School North Sambi rampak village, Kotaanyar, Probolinggo district. Keywords: parenting, development, pre school children.


2018 ◽  
Vol 10 (02) ◽  
pp. 116
Author(s):  
Merlien Nofus ◽  
Sutanta .

Merlien Nofus1)  , Sutanta2)1) Program Studi S1 Keperawatan STikes Yogyakarta2)Program Studi Ners STikes Estu UtomoE-mail: [email protected]. [email protected] Belakang : Semakin meningkatnya jumlah lanjut usia di Indonesia setiap tahun, semakin meningkatnya pula resiko penyakit yang terjadi pada lanjut usia. Salah satunya adanya gangguan mental seperti depresi. Depresi dapat menyebabkan terjadinya insomnia pada lanjut usia. Kejadian insomnia dapat menyebabkan seseorang menjadi sedih dan susah tidur. Tujuan : Mengetahui hubungan tingkat  depresi dengan insomnia pada lanjut usia lebih dari 60 tahun. Metode : Penelitian ini termasuk survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 52 orang, sampel sebanyak 30 orang yang diambil dengan metode purposive sampling.  Instrument penelitian berupa kuisioner tertutup dan kuesioner yang digunakan adalah Geriatric Depression Scale dan Kuesioner Kelompok Studi Psikiatrik Biologik Jakarta (KSPBJ-IRS). Metode analisa data menggunakan korelasi Rank Spearman. Hasil : Sebagian besar lanjut usia lebih dari 60 tahun mengalami depresi ringan, sebanyak 22 orang (73,3 %) dan mengalami insomnia sementara sebanyak 21 orang (70 %).  Ada hubungan antara tingkat depresi dengan insomnia pada lansia yang ditunjukkan dari nilai korelasi Spearman Rank (ρ)  sebesar 0,384 sebesar = 0,384 dengan p value 0,036. Kesimpulan :  Ada hubungan yang signifikan tingkat depresi dengan insomnia pada lanjut usia lebih dari 60 tahun.Kata Kunci :  Depresi, Insomnia, Lansia  THE RELATIONSHIP OF BODY MASS INDEX WITH OF DYSMENORRHEA IN ADOLESCENT RELATIONSHIP OF DEPRESSION LEVELS WITH INSOMNIA IN THE AGE OF MORE THAN 60 YEARSABSTRACTBackground: The increasing number of elderly people in Indonesia each year, the higher the risk of diseases occurring in the elderly. One of them is a mental disorder such as depression. Depression can cause insomnia in the elderly. The incidence of insomnia can cause a person to become sad and have trouble sleeping. Objective: To find out the relationship between depression levels and insomnia in the elderly more than 60 years in. Method: This study included an analytical survey with a cross sectional approach. The study population was 52 people, a sample of 30 people were taken by purposive sampling method. The research instrument was a closed questionnaire and the questionnaire used was the Geriatric Depression Scale and the Jakarta Biological Psychiatric Study Group Questionnaire (KSPBJ-IRS). Data analysis method uses Rank Spearman correlation. Results: Most of the elderly over 60 years experienced mild depression, as many as 22 people (73.3%) and experienced temporary insomnia as many as 21 people (70%). There is a relationship between the level of depression and insomnia in the elderly  which is shown from the Spearman Rank correlation value (ρ) of 0.384 of = 0.384 with p value 0.036. Conclusions: There was a significant association of depression levels with insomnia in the elderly over 60 years.Keywords: Depression, Insomnia, Elderly


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Tri Yuli Susanti ◽  
Rista Apriana

Latar Belakang : Caring merupakan komponen yang sangat penting dalam keperawatan dan merupakan inti dari praktek keperawatan karena mengandung nilai-nilai humanistik, menghormati kebebasan manusia, menekankan pada peningkatan kemampuan dan kemandirian, peningkatan pengetahuan dan menghargai setiap manusia. Perawat yang mempunyai nilai dan jiwa caring mempunyai perilaku kerja yang sesuai dengan prinsip etik dikarenakan kepedulian perawat yang memandang klien sebagai makhluk humantistik, sehingga termotivasi untuk memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu tinggi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di rumah sakit. Metode : Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif non eksperimen dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dengan tehnik Purposive Sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner, dianalisis menggunakan uji statistik Spearman Rank dengan batas kemaknaan 0,05. Hasil : Terdapat  74,8% perawat berperilaku caring dan 80,5% pasien merasa puas dengan hasil uji statistik nilai p value 0,039 ≤ α= 0,05 r = (0,187). Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien


2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Kevin C. Tombokan ◽  
Damajanty H.C. Pangemanan ◽  
Joice N.A. Engka

Abstract: Menstruation is one of the aspects of sexual maturity which occurs at the end stage of puberty in a woman. Stress entangles the neuroendocrinological system that might further affect the menstrual cycle pattern. The most common type of stress experienced by students is academical stress. This study was aimed to determine the correlation between stress and menstrual cycle pattern among pre-clinical medical students (co-assistant) at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was an observational analytical study with a cross-sectional design. There were 34 respondents obtained by using purposive sampling technique. Stress degree was assessed by using modified Depression, Anxiety, and Stress Scales 42 (DASS-42) questionnaire meanwhile the menstrual cycle pattern was assessed by using an ordinal-scaled questionnaire. Data were analyzed with the Spearman Rank Correlation test. The correlation between stress and the menstrual cycle pattern showed a p-value = 0.014 and an r = 0.417. Conclusion: There was a moderate significant correlation between stress and menstrual cycle pattern among pre-clinical medical students (co-assistant) ar Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado.Keywords: stress, menstrual cycle patterns, co-assistant Abstrak: Menstruasi merupakan salah satu aspek kematangan seksual yang pertama kali terjadi pada masa pubertas seorang wanita. Stres melibatkan sistem neuroendokrinologi sehingga dapat memengaruhi pola siklus menstruasi. Stres yang paling umum dialami oleh mahasiswa ialah stres akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres dan pola siklus menstruasi pada mahasiswa Kepaniteraan Klinik Madya (co-assistant) di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah observasional analitik dengan desain potong lintang. Terdapat 34 responden yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Derajat stres dinilai menggunakan kuesioner Depression, Anxiety, and Stress Scales 42 (DASS-42) termodifikasi dan pola siklus menstruasi dinilai dengan kuesioner yang menggunakan skala ordinal. Data penelitian dianalisis dengan uji Spearman Rank Correlation. Hasil uji korelasi antara stres dan pola siklus menstruasi mendapatkan p=0,014 dan r=0,417. Simpulan: Terdapat hubungan moderat yang bermakna antara stres dan pola siklus menstruasi pada mahasiswa Kepaniteraan Klinik Madya (co-assistant) di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.Kata kunci: stres, pola siklus menstruasi, mahasiswa (co-assistant)


1970 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Enik Listyaningsih ◽  
Yuni Ratmawati

Latar Belakang: Pada tahun 2014, DIY merupakan kota dengan jumlah lansia di atas rata-rata nasional dengan presentase 15%, sedangkan rata-rata nasional adalah 7% (B2P3KS, 2015). Banyak permasalahan fsik yang dialami lansia karena proses penuaan, salah satunya yaitu gangguan tidur. Meningkatnya berbagai gangguan fsik dapat menyebabkan perubahan pada kualitas hidup mereka. Tujuan: Mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kualitas hidup lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta tahun 2016. Metode: Studi korelasional dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian yaitu seluruh lansia yang tinggal di Panti Wredha Budhi Dharma sebanyak 52 lansia. Teknik sampling menggunakan purposive sampling sehingga didapatkan 30 sampel. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah dimodifkasi dari PSQI dan WHOQOL_BREF. Analisa data menggunakan Spearman Rank. Hasil: Pada penelitian ini p value < α, yaitu 0,009 < 0,05 artinya H0 ditolak dan Hα diterima, sehingga ada hubungan antara kualitas tidur dan kualitas hidup lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta tahun 2016. Kesimpulan: Ada hubungan antara kualitas tidur dan kualitas hidup lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta tahun 2016. Saran: Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika pengukuran dilakukan dengan observasi terhadap kualitas tidur dan kualitas hidup. Kata kunci: kualitas tidur – kualitas hidup – lansia


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document