scholarly journals AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN BANDOTAN (Ageratum Conyzoides Lin) TERHADAP Escherichia Coli, Propionibacterium Acnes, dan Streptococcus Sobrinus

2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
Author(s):  
Farida Aryani

Daun bandotan (Ageratum conyzoides Lin) merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional daun bandotan mempunyai berbagai khasiat, salah satunya sebagai antibakteri Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek antibakteri ekstrak daun bandotan terhadap pertumbuhan bakteri Propionumbacterium acnes, Escherichia coli, dan Streptococcus mutan. Simplisia daun bandotan diekstrak menggunakan etanol pada suhu kamar, kemudian dilakukan pemekatan ekstrak menggunakan vacuum rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kasar. Analisis fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi golongan senyawa metabolit sekunder yang meliputi flavonoid, alkaloid, tanin, saponin terpenoid dan steroid. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran dengan konsentrasi 100, 200, 400, dan 600 µg/well untuk mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum. Chlorampenicol digunakan sebagai kontrol positif dan aseton sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian dinyatakan bahwa ekstrak daun bandotan mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, saponin, tannin, dan steroid. Sedang alkaloid dan terpenoid tidak terdeteksi. Hasil pengujian aktivitas antibakteri eksrak etanol daun bandotan berpotensi sebagai bahan antibakteri dengan KHM pada E.coli antara100-200 µg/well dan pada P. acne dan S. Sobrinus di bawah 100 µg/well.

Author(s):  
Sani Nurlaela Fitriansyah ◽  
Yola Desnera Putri ◽  
Muhammad Haris ◽  
Rival Ferdiansyah

Limpasu merupakan tanaman yang berlimpah dari Kalimantan Selatan. Data empiris menunjukkan buah limpasu berpotensi untuk mengobati demam (karena infeksi), kesehatan kulit, dan antioksidan. Data ilmiah pendukung potensi limpasu sebagai anti-infeksi yang disebabkan bakteri masih minim. Penelitian ini bertujuan mendapatkan data ilmiah kandungan kimia secara kualitatif dan potensi ekstrak limpasu sebagai antibakteri. Bagian buah, daun, dan kulit batang limpasu diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% dengan soxhlet. Ekstrak cair diuapkan menggunakan rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak buah (EB), ekstrak daun (ED), dan ekstrak kulit batang limpasu (EKB). Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi padat menggunakan kertas cakram. Bakteri yang diuji terdiri dari Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Propionibacterium acnes, dan Staphylococcus epidermidis. Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak etanol buah limpasu merupakan ekstrak yang paling aktif terhadap bakteri B. subtilis, S. aureus, P. aeruginosa, E.coli, dan P. acnes dengan konsentrasi hambat minimum adalah 2,5% b/v dengan diameter secara berturut-turut 6,87; 7,60; 7,94; 8,80; dan 10,29 mm. Ekstrak etanol buah, daun, dan kulit batang limpasu secara umum positif mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 168-178
Author(s):  
Husna Jaida ◽  
Zakir Sabara ◽  
Syamsuddin Yani

Seiring perkembangan industri di Indonesia, maka pencemaran oleh industri pun mengalami peningkatan secara tajam. Bahan pencemar dapat berupa bahan mikrobiologi maupun kimia. Penelitian Ini bertujuan Untuk mengatahui pengaruh konsentrasi ekstrak kulit buah kakao (Theobroma Cacao L) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia Coli dan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi biosorben kulit buah kakao terhadap penurunan Logam Cd dalam Air. Ekstrak kulit buah kakao diperoleh dari proses ektraksi dengan metode maserasi dan pelarut etanol 96%, kemudian dipekatkan dengan alat rotary evaporator. Ekstrak kulit buah kakao mampu menghambat pertumbuhan bakteri yaitu pada uji anti bakteri masing-masing ekstrak dengan konsentrasi 0%, 25%, 50% dan 75% menghasilkan zona hambat 0 mm, 9 mm, 13 mm dan 22 mm. Semakin besar konsentrasi ekstrak yang dikontakkan pada bakteri E.coli, maka semakin besar pula daya hambat terhadap bakteri E.Coli. Biosorben kulit buah kakao diaktivasi dengan HNO3 0,6 N. Biosorben dengan massa 1 gram, 5 gram dan 10 gram mampu menyerap Cd pada limbah yaitu masing-masing menyerap sebesar 0,5875 mg/L, 2,3038 mg/L dan 2,6183 mg/L dari konsentrasi awal limbah yaitu 3,4250 mg/L. Efektifitas penyerapan yaitu sebesar 17,15%, 67,26% dan 76,45%. Semakin besar konsentrasi ekstrak kulit buah kakao, maka semakin besar pula daya serap terhadap logam Cd yang terkandung dalam air.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 26-34 ◽  
Author(s):  
Harlinda Kuspradini ◽  
Whicliffe Fiernaleonardo Pasedan ◽  
Irawan Wijaya Kusuma

Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan dan antibakteri berbagai jenis ekstrak daun Pometia pinnata. Kegiatan yang dilakukan meliputi proses ekstraksi daun Pometia pinnata dari Kalimantan Timur dengan teknik maserasi bertingkat menggunakan 3 pelarut: n-heksana, etil asetat, dan etanol. Ekstrak tersebut kemudian dievaluasi aktivitas antioksidan dan antimikrobanya.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata mengandung alkaloid, tannin, dan kumarin. Hasil pengujian antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH, pada konsentrasi 100 ppm menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi dengan nilai 89,23%, 89,23% dan 90,38% pada masing-masing ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol. Nilai antioksidan menunjukkan nilai yang hampir sama dengan antioksidan vitamin C sebesar 96 pada konsentrasi 25. Hasil pengujian antimikroba dengan metode pewarnaan 2, 3, 5-triphenyl tetrazolium chloride (TTC) menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata memiliki kemampuan yang cukup kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, Escherichia coli kecuali terhadap Propionibacterium acne.


2002 ◽  
Vol 70 (6) ◽  
pp. 2891-2898 ◽  
Author(s):  
Yukie Shibata ◽  
Yoshihisa Yamashita ◽  
Kazuhisa Ozaki ◽  
Yoshio Nakano ◽  
Toshihiko Koga

ABSTRACT Six genes (rgpA through rgpF) that were involved in assembling the rhamnose-glucose polysaccharide (RGP) in Streptococcus mutans were previously identified (Y. Yamashita, Y. Tsukioka, K. Tomihisa, Y. Nakano, and T. Koga, J. Bacteriol. 180:5803-5807, 1998). The group-specific antigens of Lancefield group A, C, and E streptococci and the polysaccharide antigen of Streptococcus sobrinus have the same rhamnan backbone as the RGP of S. mutans. Escherichia coli harboring plasmid pRGP1 containing all six rgp genes did not synthesize complete RGP. However, E. coli carrying a plasmid with all of the rgp genes except for rgpE synthesized the rhamnan backbone of RGP without glucose side chains, suggesting that in addition to rgpE, another gene is required for glucose side-chain formation. Synthesis of the rhamnan backbone in E. coli required the initiation of transfer of N-acetylglucosamine to a lipid carrier and the expression of the rgpC and rgpD genes encoding the putative ABC transporter specific for RGP. The similarities in RGP synthesis between E. coli and S. mutans suggest common pathways for rhamnan synthesis. Therefore, we evaluated the rhamnosyl polymerization process in E. coli by high-resolution sodium dodecyl sulfate-polyacrylamide gel electrophoresis of the lipooligosaccharide (LOS). An E. coli transformant harboring rgpA produced the LOS modified by the addition of a single rhamnose residue. Furthermore, the rgpA, rgpB, and rgpF genes of pRGP1 were independently mutated by an internal deletion, and the LOS chemotypes of their transformants were examined. The transformant with an rgpA deletion showed the same LOS profile as E. coli without a plasmid. The transformant with an rgpB deletion showed the same LOS profile as E. coli harboring rgpA alone. The transformant with an rgpF deletion showed the LOS band with the most retarded migration. On the basis of these results, we speculated that RgpA, RgpB, and RgpF, in that order, function in rhamnan polymerization.


2008 ◽  
Vol 2 (9) ◽  
pp. 1234-1245 ◽  
Author(s):  
Cheng-Po Huang ◽  
Yu-Tsueng Liu ◽  
Teruaki Nakatsuji ◽  
Yang Shi ◽  
Richard R. Gallo ◽  
...  

1999 ◽  
Vol 65 (9) ◽  
pp. 4141-4147 ◽  
Author(s):  
Gerwin H. Meulenbeld ◽  
Han Zuilhof ◽  
Adelbertus van Veldhuizen ◽  
Robert H. H. van den Heuvel ◽  
Sybe Hartmans

ABSTRACT The (+)-catechin transglucosylating activities of several glucosyltransferases (GTFs) from the genus Streptococcuswere compared. For this purpose, a mixture of four GTFs fromStreptococcus sobrinus SL-1 and recombinant GTF-B and GTF-D from Streptococcus mutans GS-5 expressed inEscherichia coli were studied. It was shown that after removal of α-glucosidase activity, GTF-D transglucosylated catechin with the highest efficiency. A maximal yield (expressed as the ratio of moles of glucoside formed to moles of catechin initially added) of 90% was observed with 10 mM catechin and 100 mM sucrose (Km , 13 mM) in 125 mM potassium phosphate, pH 6.0, at 37°C. 1H and 13C nuclear magnetic resonance spectroscopy revealed the structures of two catechin glucosides, (+)-catechin-4′-O-α-d-glucopyranoside and (+)-catechin-4′,7-O-α-di-d-glucopyranoside. Fructose accumulation during glucosyl transfer from sucrose to the acceptor competitively inhibited catechin transglucosylation (Ki , 9.3 mM), whereas glucose did not inhibit catechin transglucosylation. The addition of yeasts was studied in order to minimize fructose inhibition by means of fructose removal. For this purpose, the yeasts Pichia pastoris and the mutantSaccharomyces cerevisiae T2-3D were selected because of their inabilities to utilize sucrose. Addition of P. pastoris or S. cerevisiae T2-3D to the standard reaction mixture resulted in a twofold increase in the duration of the maximum GTF-D transglucosylation rate. The addition of the yeasts also stimulated sucrose utilization by GTF-D.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 26-34 ◽  
Author(s):  
Harlinda Kuspradini ◽  
Whicliffe Fiernaleonardo Pasedan ◽  
Irawan Wijaya Kusuma

Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan dan antibakteri berbagai jenis ekstrak daun Pometia pinnata. Kegiatan yang dilakukan meliputi proses ekstraksi daun Pometia pinnata dari Kalimantan Timur dengan teknik maserasi bertingkat menggunakan 3 pelarut: n-heksana, etil asetat, dan etanol. Ekstrak tersebut kemudian dievaluasi aktivitas antioksidan dan antimikrobanya.  Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata mengandung alkaloid, tannin, dan kumarin. Hasil pengujian antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH, pada konsentrasi 100 ppm menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi dengan nilai 89,23%, 89,23% dan 90,38% pada masing-masing ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol. Nilai antioksidan menunjukkan nilai yang hampir sama dengan antioksidan vitamin C sebesar 96 pada konsentrasi 25. Hasil pengujian antimikroba dengan metode pewarnaan 2, 3, 5-triphenyl tetrazolium chloride (TTC) menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata memiliki kemampuan yang cukup kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, Escherichia coli kecuali terhadap Propionibacterium acne.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document