Hubungan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Kualitas Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Suka Mulia dan Desa Alur Manis Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang

Author(s):  
Jamaluddin ◽  
Era Zarnila
Keyword(s):  
P Value ◽  

Data WHO (2017) menyatakan, hampir 1,7 miliar kasus diare terjadi pada anak dengan angka kematian sekitar 525.000 pada anak balita tiap tahunnya. Salah satu risiko diare yakni berasal dari keberadaan sampah.Sampah merupakan suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia atau benda-benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang.Sampah juga menjadi tempat yang ideal untuk sarang dan tempat berkembangbiaknya vektor penyakit (lalat).Pengelolaan sampah dapat mempengaruhi frekuensi keberadaan lalat rumah.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Kualitas Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Suka Mulia dan Desa Alur Manis Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan case control (kasus kontrol) pada 62 orang sampel. Teknik analisis data menggunakan statistik Chi square. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan pengelolaan sampah rumah tangga dengan kejadian diare pada balita di Desa Suka Mulia dan Desa Alur Manis Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang didapatkan P value = 0.000 (P value < 0,05), ada hubungan kualitas air bersih dengan kejadian diare pada balita di Desa Suka Mulia dan Desa Alur Manis Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang didapatkan P value = 0.000 (P value < 0,05).

2016 ◽  
Vol 35 (4) ◽  
pp. 322-327
Author(s):  
Presilia Jesica ◽  
Nur Hilal ◽  
Khomsatun Khomsatun

Dermatitis merupakan peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan seperti polutan dan alergen-alergen. Data Dinas Kesehatan Banyumas Tahun 2015 kasus Dermatitis tertinggi Kecamatan Patikraja 1.358 pasien. Bulan Nopember tahun 2015, pasien Dermatitis tertinggi 138 orang di Desa Kedungrandu. Wilayah Desa Kedungrandu merupakan lokasi Tempat Pembuangan Akhir Gunung Tugel dimana tempat pembuangan akhir gunung tugel merupakan yang terbesar di Banyumas. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan jenis sumber air dan personal hygiene dengan kejadian Dermatitis  Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan case control dengan 27 responden kasus dan 27 responden kontrol. Variabel penelitian ini sarana sumber air dan personal hygiene yang terdiri dari perilaku mandi, perilaku berpakaian dan perilaku tidur. Analisis menggunakan analisis SPSS versi 1.7 dengan uji chi-square dengan α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian penyakit Dermatitis adalah jenis sumber air dengan nilai p value= 0,001, personal hygiene merupakan variabel yang tidak mimiliki hubungan dengan kejadian penyakit Dermatitis di Desa Kedungrandu dengan hasil nilai p value= 1,000. Kesimpulan penelitian yaitu jenis sumber air dapat menjadi salah satu faktor penyebab Dermatitis di Desa Kedungarandu. Peneliti menyarankan dari pihak puskesmas meningkatkan kerja sama dengan pemerintah desa untuk melakukan penyuluhan dan meningkatkan program kesehatan lingkungan.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 20-28
Author(s):  
Miftahul Jannah ◽  
Asnawi Abdullah ◽  
Melania Hidayat ◽  
Qatratul Asrar

Latar Belakang: Pneumonia merupakan pembunuh utama balita di seluruh dunia. Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Banda Aceh tahun 2018, jumlah balita penderita Pneumonia meningkat setiap tahunnya. Kasus Pneumonia balita yang paling banyak terdapat di UPTD Puskesmas Banda Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Pneumonia pada Balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh tahun 2019. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Case Control Study atau Retrospective Study. Penelitian ini menggunakan total populasi dengan jumlah sampel adalah 142 anak balita berusia 12–59 bulan. Data dianalisis secara Univariat dan Bivariat. Analisis Bivariat menggunakan Uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95% (p value0.05). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia adalah luas ventilasi rumah (OR=15.81; CI 95%=4.70-53.12; p value=0.0001); sedangkan umur balita (OR=1.15; CI 95%=0.54-2.43; p value=0.705); jenis kelamin (OR=1.11; CI 95%=0.57-2.16; p value=0.737); pengetahuan ibu (OR=0.38; CI 95%=0.12-1.24; p value=0.112); dan kepadatan hunian (OR=1.80; CI 95%=0.78-4.13; p value=0.163), tidak terbukti secara signifikan sebagai faktor risiko pneumonia balita di UPTD Puskesmas Banda Raya Kota Banda Aceh. Kesimpulan: Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Pneumonia balita adalah luas ventilasi rumah. Oleh karena itu diperlukannya sanitasi lingkungan yang sehat sebagai upaya preventif terhadap kejadian Pneumonia, serta memperbaiki pola perilaku hidup bersih dan sehat.


Author(s):  
Risnati Malinda ◽  
Khairil Fauzan K
Keyword(s):  
P Value ◽  

ISPA adalah penyakit saluran pernafasan akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti rhinitis, fharingitis, dan otitis serta saluran pernafasan bagian bawah seperti laryngitis, bronchitis, bronchiolitis, dan pneumonia yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil untuk menentukan batas akut dari penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi fisik rumah yang meliputi ventilasi rumah, lantai, dinding serta atap rumah dan kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian survei analitik dengan desain yang digunakan adalah rancangan case control dimana 27 responden berusia  > 20 tahun sebagai kasus dan 27 responden berusia > 20 tahun sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak 54 responden. Teknik analisis data menggunakan statistik Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sanitasi fisik rumah dengan kejadian ISPA di Desa Alue Ie Mirah Kecamatan Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur (P value = 0.000), sedangkan tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA di Desa Alue Ie Mirah Kecamatan Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur (P value = 1.000).


2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 56-63
Author(s):  
Sohimah ◽  
Yogi Andhi Lestari ◽  
Arief Hendrawan

Berdasarkan Laporan World Bank Tahun 2017, dalam sehari ada empat Ibu di Indonesia yang meninggal akibat melahirkan. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai Negara dengan angka kematian tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Laos dengan AKI 357 per 100 ribu (WHO,2017). Penyebab kematian Ibu terdiri dari penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu disebabkan karena perdarahan sampai saat ini masih memegang peranan penting sebagai penyeba utama kematian maternal.  Perdarahan dapat terjadi disetiap usia kehamilan, pada kehamilan muda ssering dikaitkan dengan abortus, misscariiage, early pregnancy loss.  Perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutama setelah melewati trimester III disebut perdarahan antepartum. Survey pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 4 Januari 2019 dan didukung data pada Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Kematian ibu selama tahun 2016 sebanyak 25 kasus, 2017 sebanyak 20 kasus dan 22 kasus selama Tahun 2018.   Penyebab kematian ibu sebagian besar terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu perdarahan (30,37%), eklampsia (32,97%), infeksi (4,34%), Gangguan sistem peredaran darah 8%, Gangguan metabolism 4,34 %, dan lain-lain 0,87 % . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui Pengaruh Usia dan Gravida Ibu terhadap kejadian perdarahan antepartum di RSUD Cilacap Tahun 2016 – 2018.  Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode pendekatan case control yang bertujuan mengetahui analisis Pengaruh fektor usia dan Gravida ibus terhadap kejadian perdarahan antepartum di RSUD Cilacap. Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan total sampling dengan kriteria inklusi rekam medik lengkap. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square.     Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil analisis  Faktor usia ibu berpengaruh terhadap kejadian perdarahan antepartum dengan p value 0.001.  Faktor gravida berpengaruh terhadap kejadian perdarahan antepartum dengan p value 0.000. Faktor usia merupakan faktor yang paling berisiko terhadap kejadian perdarahan antepartum, dengan OR:  2,098.     Kesimpulan:  Usia ibu yang berisiko berpengaruh 2.098 kali lebih besar terhadap perdarahan antepartum dibanding dengan usia yang tidak  berisiko   Key Word :             Gravida, Perdarahan Antepartum, Usia Ibu


2021 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Devinda Novitasari ◽  
Suprijandani . ◽  
Ferdian Akhmad Ferizqo

           Penyakit skabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infestasi sarcoptes scabies, hal ini dikarenakan kurangnya memelihara kebersihan diri (personal hygiene). Personal hygiene meliputi : kebersihan kulit, kebersihan  tangan dan kuku, kebersihan kaki, kebersihan pakaian, kebersihan handuk, dan kebersihan tempat tidur. Skabies menempati posisi ke – 2 dari 5 penyakit terbesar di Pondok Pesantren As – Syafi’iyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene santri dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren As - Syafi’iyah Sidoarjo tahun 2020.         Penelitian ini menggunakan studi analitik, jenisnya observasional dengan pendekatan case control. Variabel yang diteliti ialah : kebersihan kulit, tangan, kuku, kaki, pakaian dan handuk. Sampel yang diambil sebanyak 66  responden sakit skabies dan 66 sebagai kontrol, dengan menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Analisis data ditunjukkan dengan uji chi square.      Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 15 responden (11,4%) kurang menjaga kebersihan kulit, lalu 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan tangan dan kuku, sebanyak 20 responden (15,2%) kurang menjaga kebersihan kaki, kemudian 19 responden (14,4%) kurang menjaga kebersihan pakaian, dan sekitar 17 responden (12,9%) kurang menjaga kebersihan handuk.      Kesimpulan ada hubungan antara kebersihan kulit dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), terdapat pula hubungan antara kebersihan tangan dan kuku dengan kejadian skabies (p-value = 0,00), kejadian skabies juga dipengaruhi oleh kebersihan kaki (p-value = 0,01), kebersihan pakaian (p-value = 0,03), dan kebersihan handuk (p-value = 0,06). Pengelola Pondok pesantren perlu mengadakan  penyuluhan tentang kebersihan diri. Sanitarian dapat berperan sebagai penyuluhnya. Seluruh santri hendaknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 77-88
Author(s):  
Anita Rezeki Carolina ◽  
Defi Efendi ◽  
Maria Dyah Kurniasari

Background: The coverage of immunization among children in Jambi City decreased during COVID-19 pandemic.Purpose: This study aims to identify the factors that might be associated with basic vaccination compliance among mothers in Jambi, Indonesia.Methods: This study uses a case control design in 5 Jambi City Regions in March-May 2021. The sample in this study is mothers who have children in age 9-24 months. The sampling that is used in this study is cluster sampling with total sample of 506 mothers. The data analysis used in this study is descriptive statistical analysis of univariate, bivariate using chi square test.Results: The results of data analysis showed that the variables related to compliance were perceptions of receiving immunization, attitudes, knowledge, husband's support with p value < 0.01, and distance traveled with p value < 0.05.Conclusion: Effort to improve compliance in the pediatric immunization Pandemic are needed to strengthen mother’s perception, knowledge, attitudes during COVID-19. Analysis with predictive models is highly recommended to determine the odd-ratios and adjusted odd-ratios between factors related to the complying for basic vaccination.  


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 132
Author(s):  
Eni Yuliawati

<p>Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. <em>Stunting</em> di Asia Tenggara tahun 2015 sebanyak 59 juta anak, sedangkan di Afrika 60 juta anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan inisiasi menyusu dini, keanekaragaman makanan dan jaminan kesehatan dengan kejadian stunting di Kabupaten Mentawai. Jenis penelitian  ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain case control dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2019. Populasi penelitian berjumlah 2955 anak sampel dalam penelitian ini anak usia 24-59 bulan di kabupaten kepulauan Mentawai. Analisa yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil penelitian dengan menggunakan uji statistik chi square untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting yaitu inisiasi menyusu dini dengan P value 0.004 (OR: 11.11), keanekaragaman makanan P value 0.004 (OR:11.11) dan jaminan kesehatan P value 0.79 kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah inisiasi menyusu dini, keanekaragaman makanan sedangkan jaminan kesehatan tidak berhubungan dengan kejadian stunting.</p><p> </p>


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 31
Author(s):  
Ike Putri Setyatama ◽  
Ika Esti Anggraeni ◽  
Siti Erniyati Berkah Pamuji

Perdarahan merupakan penyebab utama kematian ibu di Kabupaten Tegal pada Tahun 2017. Berdasarkan hasil survei di Puskesmas Slawi tahun 2018, terdapat 30 ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir. Melaksanakan IMD akan menstimulasi produksi hormon oksitosin secara alami. Hormon Oksitosin ini membantu uterus berkontraksi, sehingga dapat mengontrol perdarahan nifas.Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh IMD terhadap kontraksi uterus pada ibu nifas di Puskesmas Slawi. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang bersalin di Puskesmas Slawi periode bulan Januari-Desember tahun 2018 sebanyak 215 responden, dan sampel sebanyak 140 responden. Desain penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan case control. Berdasarkan perhitungan Chi Square dengan α = 0,05 diperoleh nilai p sebesar 0,029. Karena nilai p < α berarti secara statistik hasil pengujian signifikan, berarti ada hubungan antara variabel, dan hasil uji statistik pengaruh dengan Regresi Logistik, diperoleh nilai Sig. 0,029, berarti ada pengaruh antara variabel dengan R Square 0,034, berarti bahwa variabel IMD berpengaruh terhadap kontraksi uterus sebesar 3,4%. Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan dan ada pengaruh IMD terhadap kontraksi uterus ibu nifas di Puskesmas Slawi Kabupaten Tegal. Kata kunci : inisiasi menyusu dini;  kontraksi uterusTHE EFFECT OF EARLY INITIATION OF BREASTFEEDING TOWARDS UTERINE CONTRACTION FOR POSTPARTUM MOTHER AT PUSKESMAS SLAWI TEGAL REGENCY Hemorrhage is the main cause of maternal mortality in Tegal regency 2017. Based on the survey at Slawi District Health Centre, in January – December 2018, there were 30 women in labor with postpartum hemorrhage. Early Initiation of Breastfeeding (IMD) is an act performed by the baby in finding mother’s nipple after born. IMD will stimulate oxytocin hormones helping uterine to get contraction and can control hemorrhage after labor. The study was aimed to analyze the effect of IMD towards uterine contraction for postpartum mother at Slawi District Health Centre. The population was women in labor at Puskesmas Slawi as 215 respondents; the sample was 140 women in labor, and performed or not performed IMD The research design applied case control study..Based on Chi Square with α = 0.05, p value was 0.029. It refused Ho; there was a relationship of those variables. The logistic regression described that Sig. value was 0.029; it showed an effect of those variables with R square of 0.034 stating IMD had an effect of uterine contraction as 3.4%. Therefore, there were a relationship and an effect of IMD towards uterine contraction of postpartum mother at Puskesmas Slawi. Keywords: early initiation of breastfeeding; uterine contraction 


e-NERS ◽  
2013 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Engrith Binilang ◽  
Agnes Madianung ◽  
Gresty Masi

Abstrak: BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yang bisa menyebabkan asfiksia neonatorum. Asfiksia neonatorum merupakan suatu kondisi bayi yang tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Berdasarkan studi pendahuluan yang diakukan di RSUD Mala pada periode Januari sampai dengan November 2011 terdapat 70 bayi yang lahir dengan BBLR dan mengalami Asiksia Neonatorum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Bayi BBLR dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD Mala Kabupaten Talaud. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Populasi adalah seluruh bayi yang lahir dengan BBLR pada periode Januari sampai November 2012 di RSUD Mala Kabupaten Talaud dengan teknik total sampling. Pengambilan data dilakukan dengan pengambilan data sekunder dari rekam medis bayi  BBLR pada periode Januari sampai November 2012. Analisia data yang digunakan adalah Uji Chi Squre dengan computer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari responden (48,6%) kejadian BBLR premature, sedangkan hasil penelitian tentang asfiksia neonatorum sebagian besar responden (71,4%) mengalami kejadian asfiksia neonatorum dan sebagian kecil (28,6%) tidak mengalami asfiksia neonatorum. Berdasarkan hasil uji statistic Chi square diperoleh nilai p 0,017, atau nilai p < α 0,05 sehingga kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan bayi BBLR dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Mala Kabupaten Talaud. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya agar meneliti dengan mencari faktor penyebab bayi BBLR Dismatur dan BBLR Prematur dengan secara langsung melakukan observasi atau menggunakan metode penelitian case control. Kata kunci: BBLR, Asfiksia Neonatorum.    Abstract: BBLR infants are born weighing less than 2500 grams, which can cause asphyxia neonatorum. Asphyxia neonatorum is a condition in which the baby can not breathe spontaneously and regularly soon after birth. Based on preliminary studies that transactions are carried out in hospitals Mala in the period January to November 2011 there were 70 babies born with low birth weight and having Asphyxia Neonatorum. The purpose of this study was to determine the relationship with the incidence of LBW babies in hospitals Mala Asphyxia Neonatorum Talaud district. The design is cross sectional. Population is all children born with low birth weight in the period January to November 2012 in the Hospital District of Talaud Mala total sampling techniques. Data retrieval is done by collection of secondary data from the medical records of LBW infants in the period January to November 2012. Analysis data used is the Chi Squre the computer. The results showed that the majority of the respondents (48.6%) incidence of low birth weight premature, while the results of research on neonatal asphyxia majority of respondents (71.4%) had neonatal asphyxia events and a small portion (28.6%) had no asphyxia neonatorum. Based on the test results obtained by Chi square statistic p value 0.017, or p-value <α 0.05 so that the conclusions of this study no association with the incidence of LBW babies in hospital neonatal asphyxia Mala Talaud district. The results of this study can be used as input for further research in order to examine the causes of infant looking Dismatur LBW and preterm LBW by direct observation or using the case control study. Keywords: low birth weight, Asphyxia Neonatorum.


Author(s):  
Elma Mentaya ◽  
Noraida Noraida ◽  
Abdul Khair

Based on the Hulu Sungai Tengah District Health Office report, scabies continues to exist and is a problem that must to resolved immediately. The working area of the Pagat Health Center, which is one of the sub-districts in Hulu Sungai Tengah, experienced the highest increase in scabies cases. The purpose of this study was to determine personal hygiene relations include bathing habits and habit of using soap together with scabies in the working area of the Pagat Health Center. This type of research uses a retrospective approach (case-control study), which compares the behaviour of the sick group with a lively group associated with the incidence of scabies. The sample of this research is 30 people. Data will be analyzed using the x2 test (Chi-square). The results of this study indicate there is a relationship between bathing habits with the incidence of scabies P-value = 0.026 <α = 0.05, there is a relationship between the use of soap with the prevalence of scabies P-value = 0.024 <α = 0.05. Suggestions such as providing health education with excellent and correct bathing methods, using liquid soap or antiseptic soap.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document