scholarly journals PENGARUH RATIONAL EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PENDERITA TB PARU DI UPTD PUSKESMAS PUHJARAK KEDIRI

2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 7-13
Author(s):  
Nugrahaeni Firdausi

Pendahuluan: Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi. Program END-TB adalah salah satu program yang dicanangkan oleh Sustainable Development Goals (SDGs). Pasien dengan TB Paru yang sedang menjalani terapi obat anti tuberkulosis dapat menimbulkan dampak bagi kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis yang merupakan salah satu domain dari kualitas hidup. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy experiment dengan pendekatan pretest-posttest non randomized control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sepuluh sampel yang didapatkan, di UPTD Puskesmas Puhjarak Kediri dibagi menjadi dua kelompok, 5 sampel kelompok perlakuan dan 5 sampel kelompok kontrol. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kesejahteraan psikologis, dan variabel dependennya adalah Rational Emotive Behavioral Therapy. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan di UPTD Puskesmas Puhjarak Kediri, terdapat peningkatan kesejahteraan psikologis pada saat pretest dan posttest. Nilai kesejahteraan psikologis kelompok perlakuan dan kontrol saat pretest menunjukkan p=1,000. Nilai kesejahteraan psikologis kelompok perlakuan dan kontrol saat posttest menunjukkan p=0,050. Pada kelompok perlakuan di UPTD Puskesmas Puhjarak Kediri terdapat peningkatan kesejahteraan psikologis setelah posttest, yaitu p=0,046. Diskusi: Rational Emotive Behavioral Therapy berpengaruh dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis penderita TB Paru, namun nilai kesejahteraan psikologis dapat dipengaruhi oleh pendidikan dan status pekerjaan responden. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengendalian yang ketat pada lingkungan responden penelitian sehingga memberikan hasil yang maksimal.    

Author(s):  
Deasy Mediawaty ◽  
Pujo Widodo ◽  
Dian Ayu Ruspita

Latar belakang : Otitis media kronik atau sering disebut Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) adalah otitis media yang berlangsung > 12 minggu. Prevalensi OMSK di seluruh dunia sebanyak 65-330 juta dan 60% di antaranya menderita kurang pendengaran yang signifikan. Angka kejadian OMSK aktif mencapai 3,8% dari pasien THT-KL. Gejala OMSK aktif berupa banyaknya discaj, kurang pendengaran, nyeri, pusing berputar, telinga tidak nyaman. Tanda OMSK aktif berupa discaj di liang telinga, perforasi membran timpani, dan gangguan pendengaran. World Health Organization (WHO) mencanangkan strategi untuk mengatasi OMSK secara serius berkaitan dengan komplikasi yang dapat disebabkan. Pilihan terapi medikamentosa yang tepat diperlukan untuk mengatasi OMSK aktif. Ofloksasin topikal dan ciprofloksasin oral adalah antibiotik golongan fluorokuinolon yang banyak digunakan. Efektivitas diantaranya dibuktikan dengan perbaikan gejala dan tanda klinis. Tujuan : Membuktikan efektifitas ofloksasin topikal, ciprofloksasin oral dan efektifitas ofloksasin topikal dibanding ciprofloksasin oral terhadap perbaikan gejala dan tanda klinis. Metode :  Penelitian intervensi dengan rancangan pretest and posttest control group design, randomized control trial Klinik THT-KL BKIM Semarang pada bulan Juni-Agustus 2016. Penderita OMSK aktif dilakukan anamnesis lalu dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pendengaran dilanjutkan randomisasi. Penderita diberi ofloksasin topikal 10 tetes/12 jam atau ciprofloksasin tablet 500 mg/12 jam per oral. Hari ke 4, 10 dan 14 setelah terapi penderita kontrol. Analisis uji komparatif menggunakan uji parametrik dan non parametrik. Hasil : Jumlah subyek penelitian 108 orang ; ofloksasin topikal 54 orang (50%) dan ciprofloksasin oral 54 orang  (50 %). Gejala dan tanda klinis setelah terapi lebih rendah dibanding sebelum terapi pada kelompok ofloksasin topikal dan ciprofloksasin oral dengan nilai kemaknaan p < 0,05. Gejala klinis kelompok ofloksasin lebih baik dibanding ciproloksasin secara bermakna (p<0,05). Tanda klinis kedua kelompok terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05). Simpulan : Ofloksasin topikal dan ciprofloksasin oral terbukti efektif memperbaiki gejala dan tanda klinis penderita OMSK aktif. Ofloksasin topikal efektif memperbaiki gejala klinis dibandingkan ciprofloksasin oral. Kata kunci : Otitis media supuratif kronik, ofloksasin, ciprofloksasin, gejala dan tanda klinis


2015 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 585-592
Author(s):  
Rusdaina Rusdaina ◽  
Ahmad Syauqy

Latar Belakang : Prevalensi pra sindrom metabolik meningkat di negara maju dan berkembang. Faktor risiko pra sindrom metabolik salah satunya ialah hipertrigliseridemia. Serat prebiotik seperti inulin dan pati resisten mampu menurunkan kadar trigliserida. Inulin dan pati resisten terdapat dalam buah pisang seperti pisang kepok (Musa paradisiaca forma typical). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pisang kepok (Musa paradisiaca forma typical) terhadap kadar trigliserida tikus Sprague Dawley pra sindrom metabolik.Metode : Penelitian ini merupakan true experimental dengan pre-posttest randomized control group design yang menggunakan 28 ekor tikus jantan Sprague Dawley. Pengelompokan dilakukan secara acak menjadi 4 kelompok: kelompok K(-) (hanya diberi pakan standar), K(+) (diberi pakan standar dan induksi STZ), P1 dan P2 (diberi pakan standar, induksi STZ dan pisang kepok (Musa paradisiaca forma typical) dengan dosis masing-masing 4,5 dan 9 gram selama 3 minggu). Data dianalisis dengan paired t-test dan Kruskal Wallis.Hasil : Pisang kepok (Musa paradisiaca forma typical) dengan dosis masing-masing 4,5 dan 9 gram dapat menurunkan kadar serum trigliserida dari 83,6 ± 9,70 mg/dl menjadi 66,2 ± 4,85 mg/dl dan 79,2 ± 6,76 mg/dl menjadi 47,2 ± 4,42 mg/dl, secara berturut-turut (p<0,05). Perubahan kadar trigliserida pada kelompok K(-), K(+), P1 dan P2, secara berturut-turut 1 (p=0,001); 12 (p=0,005);  -17,4 (p=0,007); dan -31,99 (p=0,000).Simpulan : Pemberian pisang kepok (Musa paradisiaca forma typical) dengan dosis 9 g/200 g BB tikus/hr mampu menurunkan kadar serum trigliserida lebih tinggi (p=0,000) sekitar 40,4%.


2015 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 308-313
Author(s):  
Alnur Aulia A ◽  
Aryu Candra Kusumastuti

Latar belakang: Daun kelor (Moringa oleifera Lam) dilaporkan memiliki sifat antiinflamasi karena mengandung vitamin, mineral, serta kuersetin. Hiperurisemia dapat memicu respon inflamasi yang salah satunya ditandai dengan meningkatnya jumlah leukosit.Tujuan:Menganalisis pengaruh pemberian seduhan daun kelor dengan dosis 3,27 g/kgBB terhadap jumlah leukosit tikus wistar jantan.Metode:Penelitian true experimental dengan pre-post test randomized control group design pada 12 tikus wistar jantan usia 8-12 minggu yang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak masing-masing 6 ekor. Kelompok K (Kontrol) dan P (Perlakuan) diberi otak kambing 2g/ekor/hari selama 8 hari. Setelah itu kontrol diberi pakan standar dan akuades, sedangkan perlakuan diberi 3,6 ml seduhan daun kelor selama 14 hari. Pemeriksaan darah dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu sebelum dan sesudah  pemberian otak kambing dan sesudah pemberian seduhan daun kelor.Hasil: Terdapat penurunan kadar asam urat yang signifikan pada kelompok kontrol (p=0,002), namun tidak terdapat perbedaan signifikan pada kelompok perlakuan (p=0,086) setelah pemberian otak kambing. Perbedaan signifikan terjadi pada jumlah leukosit pada kelompok kontrol (p=0,005) dan perlakuan (p=0,015) setelah pemberian otak kambing. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kadar asam urat dan jumlah leukosit (p=0,65). Terdapat perbedaan signifikan pada jumlah leukosit kelompok perlakuan (p=0,008) maupun kontrol (p=0,004) setelah pemberian seduhan daun kelor, namun penurunan rerata lebih besar pada kelompok perlakuan.Kesimpulan:Pemberian seduhan daun kelor dengan dosis 3,27 g/kgBB selama 14 hari dapat menurunkan jumlah leukosit tikus secara signifikan


2019 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 151-167
Author(s):  
A. FAJAR AWALUDDIN

Thisresearch aimsto knowthe effect of learning method towardthe studentsArabicachievementinthe fifth gradeof Islamic Junior HighSchool(Madrasah Tsanawiyah)Al-Junaidiyah Biru Bone for academic year2017/2018. The research questions were: is there any difference in Arabic learning achievement as a whole between a group of students who have been given intiqiyyah methods and another group of students who have been given conventional methods. This research was an experimental study using randomized control group design. The influencing factorial variable is learning methods on Arabic. The Arabic learning achievement was used to know the students? skill or capability Arabic learning. In experimental class, intiqiyyah methods as experiment methods, and conventional methods as control methods. This research concluded that there was any difference between students Arabic achievements of group of students who have been given intiqiyyah methods and group of students who have been given conventional methods.


2018 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 88
Author(s):  
Narastri Insan Utami

Harga diri merupakan aspek yang penting dimiliki oleh mahasiswa untuk berani menghadapi tantangan. Harga diri juga dikatakan sebagai faktor penentu kesuksesan seorang mahasiswa di bidang akademiknya. Sayangnya, berdasarkan studi pendahuluan telah diketahui banyak mahasiswa cenderung membangun harga diri sebagai individu yang inferior. Penelitian ini bertujuan untuk untuk meningkatkan harga diri mahasiswa dengan pelatihan rational emotive behavior therapy. Desain eksperimen yang digunakan adalah Untreated Control Group Design with Dependent Pre-test and Post-test Samples. Hasil analisis menggunakan anava campuran menunjukkan ada peningkatan skor pada kelompok eksperimen dibanding kelompok kontrol. Pelatihan rational emotive behavior therapy memberikan 68,3% pada peningkatan harga diri mahasiswa.


2020 ◽  
Vol 4 ◽  
Author(s):  
Joni Tandi ◽  
Ni Made Irma Mariani ◽  
Ni Putu Setiawati

Daun afrika (Gymnanthemum amygdalinum (Delile) Sch.Bip.Ex Walp) mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan tanin. Telah dilakukan penelitian dari ekstrak etanol daun afrika (EEDA) terhadap gambaran histopatologi pankreas dan glukosa darah tikus  putih jantan (Rattus norvegicus) hiperkolesterolemia-diabetes. Tikus hiperkolesterolemia-diabetes diperoleh dengan cara diinduksi pakan tinggi lemak dan streptozotocin. Penelitian bertujuan untuk membuktikan efek EEDA dalam meregenerasi sel β pankreas dan kadar glukosa darah pada tikus hiperkolesterolemia-diabetes, serta mengetahui dosis efektifnya. Jenis penelitian ini adalah true-experimental laboratorium dengan pre and post test with randomized control group design. Subjek penelitian yaitu 35 ekor tikus putih hiperkolesterolemia-diabetes dibagi menjadi 7 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor. Kelompok I (kontrol normal) dan II (kontrol negatif) diberikan Na-CMC 0,5%, III (kontrol positif 1 ) diberikan simvastatin, IV (kontrol positif 2 ) diberikan metformin, kelompok IV, V, dan VI diberikan EEDA dosis 50; 100; 150 mg/kgBB. Data kadar glukosa darah dan kolesterol total diuji secara statistik (one way ANOVA) dan dilanjutkan uji non parametik (Kruskal-Wallis) pada taraf kepercayaan 95%, jika terdapat perbedaan yang signifikan maka dilakukan uji (Man Whitney) untuk menentukan perbedaan yang berarti dari setiap kelompok. Hasil penelitian menunjukan pemberian EEDA mampu meregenerasi sel β pankreas dan glukosa darah tikus hiperkolesterolemia-diabetes. EEDA dosis 150 mg/kgBB efektif meregenerasi sel β pankreas dan EEDA dosis 150 mg/kg BB efektif terhadap kadar glukosa darah.


2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 192
Author(s):  
Pritasa Muthia Ulfa ◽  
Yustini Alioes ◽  
Biomechy Oktomalio Putri

Ekstrak biji melinjo (Gnetum gnemon) mengandung berbagai macam stilbenoid yang dikenal sebagai “Resveratrol Melinjo”. Resveratrol menurunkan trigliserida dengan mengoksidasi kolesterol LDL dan memodulasi metabolisme lipid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji melinjo terhadap kadar trigliserida tikus diet tinggi lemak. Penelitian ini berjenis eksperimental murni dengan randomized pre-post test randomized control group design yang terdiri dari 5 kelompok (K-, K+, P1, P2, dan P3). Kelompok P1 diberikan ekstrak biji melinjo dosis 250 mg/kg/hari, group P2 500 mg/kg/hari, dan group P3 2000 mg/kg/hari dimulai dari hari ke-16 sampai akhir penelitian. Trigliserida diukur dengan metode GPO-PAP. Data dianalisis dengan uji paired t-test. Kadar trigliserida pada kelompok K- menurun dari 89,96 mg/dl menjadi 80,66 mg/dl, kelompok K+ menurun dari 90,36 mg/dl menjadi 84,64 mg/dl, kelompok P1 menurun dari 92,9 mg/dl menjadi 76,3 mg/dl, kelompok P2 menurun dari 90,68 mg/dl menjadi 85,22 mg/dl dan kelompok P3 meningkat dari 73,5 mg/dl menjadi 83,4 mg/dl. Uji paired T-test menunjukkan adanya penurunan trigliserida yang tidak signifikan. Simpulan hasil studi ini adalah ekstrak biji melinjo tidak dapat mengurangi kadar trigliserida pada tikus diet tinggi lemak.


2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 125-133
Author(s):  
Nurul Alam Sayekti ◽  
Ninik Rustanti

Latar Belakang: Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di dunia. Koro pedang merupakan polong-polongan yang berpotensi menurunkan kadar kolesterol darah. Pengolahan yoghurt dapat meminimalisir zat antinutrisi koro pedang dan meningkatkan aktivitas penurun kolesterol koro pedang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh yoghurt koro pedang terhadap kadar LDL dan HDL serum tikus Sprague Dawley dislipidemia.Metode: Penelitian ini berjenis true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Subjek penelitian adalah tikus jantan Sprague Dawley dislipidemia yang diberi yoghurt koro pedang dosis 2.1 ml dan 4.5 ml selama 21 hari. Kadar LDL dan HDL diukur dengan metode enzimatik. Hasil: Pemberian yoghurt koro pedang 2.1 ml/hari dan 4.5 ml/hari meningkatkan kadar LDL secara tidak bermakna (p>0.05) sebesar 5.41% dan 0.01%. Peningkatar LDL pada kelompok kontrol lebih besar, yaitu sebesar 8.55%. Kadar HDL mengalami peningkatan tidak bermakna (p>0.05) sebesar 29.95% pada dosis pemberian 2.1 ml/hari dan 32.67% pada dosis 4.5 ml/hari sementara kadar HDL kelompok kontrol mengalami penurunan sebesar 2.26%.Simpulan: Pemberian yoghurt koro pedang meningkatkan kadar HDL namun tidak mampu menurunkan kadar LDL. Yoghurt koro pedang bahkan meningkatkan kadar LDL tikus meskipun kenaikan kadar LDL kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document