Jurnal Riset Jurnalistik dan Media Digital
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

6
(FIVE YEARS 6)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Islam Bandung (Unisba)

2798-6403

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 29-34
Author(s):  
Panji Andika Raspati ◽  
Endang Setiowati

Abstract. Every television program consumed by the audience will have an impact on the audience, including the formation of audience attitudes about the issues presented by the program. This study aims to determine the audience's attitude about traffic signs, after consuming the Police reality show program entitled "86" which airs on Net television station every day at 21.30 WIB. To analyze the research results, social cognitive theory is used which discusses how audiences learn from media content. There are two concepts used which are also variables, the X variable, namely the "86" Reality Show Program and the concept of the attitude which is the Y variable, namely the Attitude of the Audience. The paradigm of this research is positivistic, with a quantitative approach, and this research method is in the form of a survey. The total sample of 100 respondents was taken using convenience sampling technique, namely by distributing 100 questionnaires to motorbikes and cars drivers in Jakarta. The results of the research, there is a significant influence from the Reality Show Program "86" on NET. to the Attitude of the Audience in Jakarta. This research also shows a very strong relationship between the Reality Show program "86" on NET. with the Attitude of the Audience in Jakarta. The academic implication of this research is that it can provide additional knowledge about the application of Social Cognitive theory in reality show program on television. While the practical implication is that it can be an input for broadcasting practitioners in making programs that are useful for changes in audience attitudes. Abstrak. Setiap program televisi yang tayang dan dikonsumsi khalayak akan memberi dampak pada khalayak, antara lain terbentuknya sikap khalayak tentang isu yang disampaikan program tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sikap Penonton tentang rambu lalulintas, setelah mengonsumsi program reality show Kepolisian berjudul “86” yang tayang di stasiun televisi Net. setiap hari pada pukul 21.30 WIB. Untuk menganalisis hasil penelitian digunakan teori kognitif sosial yang membahas bagaimana khalayak belajar dari isi media. Terdapat dua konsep yang digunakan yang juga  merupakan variabel, variabel X yaitu Program Reality Show “86” dan konsep Sikap yang menjadi variabel Y yaitu Sikap Penonton, Paradigma penelitian ini adalah Positivistik, dengan pendekatan kuantitatif, dan metode penelitian ini berbentuk Survey. Jumlah sampel sebanyak 100 orang responden yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel convenience sampling yaitu dengan cara membagikan 100 kuesioner kepada pengendara motor maupun mobil di Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh yang signifikan dari Program Reality Show “86” di NET. terhadap Sikap Penonton di Jakarta. Penelitian ini juga memperlihatkan hubungan yang sangat kuat antara program Reality Show “86” di NET. dengan Sikap Penonton di Jakarta. Implikasi akademis dari penelitian ini adalah dapat menjadi tambahan pengetahuan tentang penerapan teori Kognitif Sosial dalam program reality show di televisi. Sememntara implikasi praktisnya adalah dapat menjadi masukan bagi para praktisi penyiaran dalam membuat program yang berguna bagi perubahan sikap penonton.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 24-28
Author(s):  
Nadya Savira Chaerani ◽  
Dedeh Fardiah

Abstract. In February 2019 KPID West Java issued a circular containing restrictions on the hours of broadcast of some English-language songs that were vulgar in content, both in the form of songs or video clips. There are 17 English songs contained in circular attachments issued by KPID West of Java. Dozens of songs can only be aired starting at 22:00 WIB until 03.00 WIB. The broadcast limitation starts from public complaints and KPID supervision of the broadcast content. A number of online media rollicking to preach this event, one of which is online media Detik.com which is a news site that is widely accessed by various groups. This study uses a quantitative method with a correlational approach that aims to find out the relationship of truth, relevance, balance and neutrality between the coverage of 17 western songs by KPID West of Java towards the interests of listeners of western songs on Radio as aspects of cognitive, evaluative and the interests of listeners of western songs on the radio The students of Faculty of Communication Sciences Unisba as the dependent variable, this study uses the objectivity theory of Westerstahl. From this study using the stratified random sampling technique, it was concluded that there was a significant and very strong relationship between Factuality, Impartiality and Western Song Listeners' Interests on Radio at the Faculty of Communication Sciences Unisba. Abstrak. Pada bulan Februari 2019 KPID Jawa Barat mengeluarkan surat edaran yang berisi tentang pembatasan jam penyiaran beberapa lagu berbahasa Inggris yang berkonten vulgar, baik dalam bentuk lagu atau pun video klip. Terdapat 17 lagu berbahasa Inggris yang terdapat dalam lampiran surat edaran yang dikeluarkan KPID Jawa Barat. Belasan lagu itu hanya boleh tayang mulai pukul 22.00 WIB hingga 03.00 WIB. Pembatasan penyiaran berawal dari aduan masyarakat dan pengawasan KPID terhadap isi siaran. Sejumlah media online beramai-ramai memberitakan peristiwa ini salah satunya media online Detik.com yang merupakan situs berita yang banyak diakses oleh berbagai kalangan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional yang bertujuan mengetahui adanya hubungan kebenaran, relevansi, keberimbangan dan netralitas antara pemberitaan pembatasan 17 lagu barat oleh KPID Jawa Barat terhadap minat pendengar lagu barat di Radio sebagai aspek dalam kognitif, evaluatif dengan minat pendengar lagu barat di radio pada Mahasiswa Fikom Unisba sebagai variabel terikat, penelitian ini menggunakan teori Objektivitas dari Westerstahl. Dari penelitian ini yang menggunakan teknik penarikan sampel stratified random sampling ini ditemukan kesimpulan, bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan sangat kuat antara Faktualitas, Imparsialitas dengan Minat Pendengar Lagu Barat di Radio pada Mahasiswa Fikom Unisba.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 6-12
Author(s):  
Helsa Dhyanti Mustika ◽  
Septiawan Santara Kurnia

Abstract. The mass media is one source of information that is currently used easily by the public. With the development of communication technology today, people can easily access all information. Researchers used qualitative research methods. This research uses Theo Van Leeuwen's Critical Discourse Analysis. The results of the study carried out by these shows that the marginalization in the Sexy Killers movie dialogue text indicated that the marginalized groups in this study were farmers and surrounding communities living in areas near coal excavations and the construction of a power plant. The discourse of exclusion which includes passivation, nomination and substitution of clauses is contained in the text of the dialogue. While the discourse of exclusion with 7 categories also exists in this study except assimilation-individualization. While the discourse of social criticism in this study arises because of the dialogue from the surrounding community deliberately raised by researchers. The results of this study that the discourse of exclusion and inclusion as well as the discourse of social criticism in the film Sexy Killers successfully raised by the filmmaker. The result is readers and the audience who watch the film know how the actual conditions occur, as well as the impact on the surrounding community. Abstrak. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang saat ini digunakan secara mudah oleh masyarakat. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi saat ini, masyarakat dapat dengan mudah mengakses segala informasi. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatis. Penelitian ini menggunakan Analisis wacana Kritis milik Theo Van Leeuwen. Hasil penelitian yang dilakukan oleh tersebut menunjukan bahwa pemarjinalan dalam teks dialog film Sexy Killers tersebut tertera kelompok yang termarjinalkan dalam penelitian ini adalah para petani dan masyarakat sekitar yang tinggal di daerah dekat penggalian batu bara dan pembangunan PLTU. Wacana eksklusi yang meliputi pasivasi, nominalisasi, dan penggantian anak kalimat terdapat dalam teks dialog tersebut. Sementara wacana eksklusi dengan 7 kategori terdapat pula dalam penelitian ini kecuali asimilasi-individualisasi. Sementara wacana kritik social dalam penelitian ini muncul karena adanya dialog dari masyarakat sekitar yang sengaja dimunculkan oleh peneliti. Hasil dari penelitian ini bahwa wacana eksklusi dan inklusi juga wacana kritik social dalam film Sexy Killers berhasil dimunculkan oleh pembuat film tersebut. Hasilnya pembaca dan khalayak yang menonton film tersebut mengetahui bagaimana kondisi yang sebenarnya terjadi, juga dampak bagi masyarakat sekitarnya.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Thanthowie Jauharie ◽  
Rita Gani

Abstract. Over time, especially in the field of technology experienced very rapid progress, almost all work was helped by the role of computers and the internet. With this progress came the term Industrial Revolution 4.0, where a revolution caused by rapid technological progress. With this progress, human life has become easier, not only in working but also in meeting their needs. Appears various applications initiated by young people from various regions who want to help the community to continue to fulfill or make their lives better, which can reduce the time, energy, and costs that must be spent to meet those needs. Shown in the Mata Najwa Show episode #GenerasiSolusi by presenting speakers who are the inventors of the Wahyoo, Halodoc, Reblood, Riliv, and CariUstadz applications. The audience did a message reception from this show about the Industrial Revolution 4.0, for its viewers it became one of the shows that provided information and education about the Industrial Revolution 4.0, they realized that the ease they had at the moment was the impact of the Industrial Revolution 4.0 marked with the emergence of various applications, after watching this show they are more aware of it and also open their minds to be more creative and critical thinking about the problems that exist in their environment. Even though not all of them received the full message given by this show, one of them did not receive the full message given, so there are two mortgage positions occupied in this research, namely dominant and negotiation. Abstrak. Seiring berjalannya waktu terutama  bidang teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, hampir semua pekerjaan terbantu oleh peran komputer dan internet. Dengan kemajuan ini muncul istilah Revolusi Industri 4.0, dimana sebuah revolusi yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi yang pesat. Dengan adanya kemajuan ini kehidupan manusia semakin mudah, tidak hanya dalam bekerja namun juga dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Muncul berbagai aplikasi yang diinisiasi oleh pemuda dari berbagai wilayah yang ingin membantu masyarakat untuk terus memenuhi ataupun membuat hidup mereka lebih baik,yang dapat mengurangi waktu,tenaga, dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Yang diperlihatkan dalam Tayangan Mata Najwa episode #GenerasiSolusi dengan menghadirkan narasumber yang merupakan penemu dari aplikasi Wahyoo, Halodoc, Reblood, Riliv, dan CariUstadz. Para penonton melakukan sebuah resepsi pesan dari tayangan ini mengenai Revolusi Industri 4.0, bagi para penontonnya tayangan ini menjadi salah satu tayangan yang memberikan informasi dan edukasi mengenai Revolusi Industri 4.0, mereka menyadari bahwa kemudahan yang mereka miliki saat ini merupakan dampak dari Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan munculnya beragam aplikasi, setelah menonton tayangan ini mereka lebih sadar akan hal itu dan juga membuka pikiran mereka untuk bisa lebih berfikir kreatif dan kritis lagi akan masalah-masalah yang ada di lingkungan mereka. Meskipun begitu tidak semua dari mereka menerima pesan sepenuhnya yang diberikan oleh tayangan ini, salah satu dari mereka tidak menerima pesan sepenuhnya  dengan pesan yang diberikan, sehingga terdapat dua posisi hipotekal yang ditempati di dalam penelitian ini yaitu dominan dan negosiasi.


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 13-17
Author(s):  
Deviana Fauziyyah Nabilah ◽  
Askurifa’I Baksin

Abstract. Today there are various new genres in the world of journalism, one of which is comic journalists who marry journalistic writing with comic illustrations. Like the report titled "Sexual Violence in Sharia Prison" that occurred in Langsa Aceh, through its comic @ journaliscomics conveys messages or signs contained in the picture, this indicates that a comic illustration contains many signs that have meaning, purpose, and purpose.Therefore the purpose of this research is to find out (1) the meaning of the denotation of the news content “Sexual Violence in Sharia Prison” which is packaged through comic journalism in Instagram @jurnaliskomik social media (2) the meaning of the connotation of news content “Sexual Violence in Sharia Prison” which is packaged through comic journalism on social media Instagram @ jurnaliskomik (3) knowing the myth in the news content “Sexual Violence in Sharia Prison” which is packaged through comic journalism on Instagram @jurnaliskomik social media.The study uses qualitative research methods with Roland Barthes's semiotic analysis approach through observation, interview and literature study data collection techniques. The object of the research is the news content in the form of comic panels in Instagram @jurnaliskomik which is manifested a “sexual Violence in Sharia Prison” The supporting informants to be a comparison of this research are comic artists from the JurnalisKomik. The results of this study are as follows: (1) The meaning of denotation in the news “Sexual Violence imprisoned by Shari'a” as quite striking contrast coloring and facial features in comic characters show various expressions according to the context that is happening, so it is easily digested by its readers (2) the meaning of the connotation in the news“Sexual Violence in Sharia Prison” shows the existence of sad feelings because the incident occurred in Langsa City, Aceh which has an image of a region with people who are religious and run Islamic law (3) Myth in the news“Sexual Violence in Sharia Prison” illustrates women's feelings are weak according to Eastern culture and there is no power and effort to defend themselves. Abstrak. Dewasa ini terdapat berbagai genre baru di dunia jurnalistik, salah satunya jurnalis komik dengan mengawinkan penulisan jurnalistik dengan ilustrasi komik. Seperti pemberitaan berjudul “Kekerasan Seksual di Penjara Syariat” yang terjadi di Langsa Aceh, Melalui komiknya @jurnaliskomik menyampaikan pesan-pesan atau tanda-tanda yang terkandung di dalam gambarnya, hal tersebut menandakan bahwa sebuah ilustrasi komik mengandung banyak tanda yang memiliki makna, maksud, dan tujuan. Maka dari itu tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) makna denotasi konten berita “Kekerasan Seksual di Penjara Syariat” yang dikemas melalui jurnalisme komik dalam media sosial Instagram @jurnaliskomik  (2) makna konotasi konten berita “Kekerasan Seksual di Penjara Syariat” yang dikemas melalui jurnalisme komik dalam media sosial Instagram @jurnaliskomik (3) mengetahui mitos dalam konten berita “Kekerasan Seksual di Penjara Syariat” yang dikemas melalui jurnalisme komik dalam media sosial Instagram @jurnaliskomik. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis semiotic Roland Barthes melalui teknik pengumpulan data observasi, wawancara, studi pustaka. Untuk objek penelitiannya adalah konten berita berupa panel-panel komik dalam Instagram @jurnaliskomik yang berujudul “Kekerasan Seksual Di Penjara Syariat” Adapun narasumber pendukung untuk menjadi perbandingan penelitian ini yaitu komikus dari JurnalisKomik. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut: (1) Makna denotasi dalam berita “Kekerasan Seksual dipenjara Syariat” memiliki kontras pewarnaan cukup mencolok dan detail raut wajah dalam karakter komik menunjukkan ekspresi yang beragam sesuai dengan konteks yang sedang terjadi, sehingga mudah dicerna oleh pembacanya (2) makna konotasi dalam berita “Kekerasan Seksual dipenjara Syariat” menujukkan adanya perasaan miris karena kejadian tersebut terjadi di Kota Langsa, Aceh yang memiliki image wilayah dengan penduduk yang taat beragama dan menjalankan syariat Islam (3) Mitos dalam berita “Kekerasan Seksual dipenjara Syariat” menggambarkan perasaan wanita yang lemah menurut kebudayaan Timur dan tiada daya sertaupaya untuk membela diri.  


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 18-23
Author(s):  
Bayu Anggara ◽  
Yadi Supriadi

Abstract. Journalists are one of the professions that demands a honesty and fairness for the culprit, because the journalist is as one the real form of information through media for a wide audience in the process of delivering messages through the mass media. Competent journalists must master the science of Communication in both the mass Communication, communication psychology, sociology of communication, philosophy, politics, social and cultural communication. The responsibility of a journalist should always be based on the truth and to be fought. A journalist under any circumstances is required to high the instinct and its sensitivity to the situation in the field as a photojournalist assigned to the disaster area. Photos is a medium with a strong image or visual message content to provide information for a wide audience so that every human being in the community can feel and know the reality that occurs in the field that Portrayed by a photo journalist. The purpose of this research is how the authors will examine how the construction of the meaning of a photojournalist in a solution in the disaster area with a qualitative method with a phenomenological approach using the theory of Alfred Schutz. The results of this study concluded that the construction of photojournalist in the Media Indonesia news papper is on the basis of social awareness of individual photo journalism by analyzing the situation and conditions in the field with Armed with experience and flying hours from each photo journalist in the program and become one of the living witnesses of the historical part of a natural disaster event that occurred by capture it through the camera lens as a medium of delivering the message to a wider audience. Abstrak. Wartawan adalah salah satu profesi yang menuntut sebuah kejujuran dan keadilan bagi para pelakunya, sebab wartawan adalah sebagai salah-satu bentuk nyata sebuah informasi melalui media bagi khalayak luas dalam proses penyampaian pesan melalui media massa. Wartawan yang berkompeten harus menguasai ilmu komunikasi. Tanggung jawab seorang wartawan harus selalu berpijak pada kebenaran dan harus diperjuangkan. Seorang wartawan dalam kondisi apapun dituntut untuk menjungjung tinggi insting dan kepekaannya terhadap situasi di lapangan salah satunya menjadi wartawan foto yang ditugaskan di daerah kebencanaan. Foto merupakan sebuah media dengan kandungan pesan gambar atau visual guna yang kuat untuk memberikan informasi bagi khalayak luas agar setiap insan manusia di lingkungan masyarakat dapat merasakan serta mengetahui realitas yang terjadi di lapangan yang digambarkan oleh seorang pewarta foto. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana penulis akan meneliti bagaimana konstruksi makna seorang jurnalis foto dalam peliputannya di daerah kebencanaan dengan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi menggunakan teori Alfred Schutz. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa konstruksi jurnalis foto dalam peliputan foto kebencanaan di Harian Media Indonesia atas dasar kesadaran sosial dari masing-masing individu pewarta foto dengan menganalisis situasi dan kondisi di lapangan dengan berbekal pengalaman dan jam terbang dari setiap pewarta foto dalam peliputannya dan menjadi salah satu saksi hidup dari bagian sejarah sebuah peristiwa bencana alam yang terjadi dengan mengabadikannya melalui lensa kamera sebagai medium penyampaian pesan kepada khalayak luas.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document