scholarly journals Keefektifan Model Quantum Teaching dengan Media Video Animasi dalam Ketrampilan Menulis Teks Cerita Pendek pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Purwokerto

2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 98-102
Author(s):  
Azizah Mukaromah ◽  
Mukh Doyin

Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan keefektifan model quantum teaching dengan media video animasi pada kelompok eksperimen dalam keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI, 2) mendeskripsikan keefektifan model konvensional dengan media video animasi pada kelompok kontrol dalam keterampilan menulis cerpen siswa kelas XI. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain Nonequivalent Control Group dengan metode eksperimen semu. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas XI MIPA 4 dan siswa kelas XI MIPA 5 di SMA Negeri 5 Purwokerto. Data yang digunakan dalam peneliian ini yaitu pretest dan posttest masing-masing kelas. Hasil menunjukkan bahwa 1) model quantum teaching dengan media video animasi efektif digunakan dalam keterampilan menulis cerpen dengan sig. 0,000 <0,05, 2) model konvensional dengan media video animasi efektif digunakan dalam keterampilan menulis cerpen dengan sig. 0,097 >0,05. Media video animasi lebih efektif digunakan apabila bersamaan dengan model quantum teaching karena menunjukkan signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti Ha diterima, Ho ditolak terdapat perbedaan. Kata kunci: keterampilan menulis, teks cerpen, model quantum teaching, media video animasi.   ABSTRACT This study is aimed to 1) describe the effectiveness of quantum teaching model by using animation video as media to experiment group in the writing skill of creating short story for students grade XI, 2) to describe the effectiveness of conventional model by using animation video to control group in the writing skill of creating short story for students grade XI. The present study was categorized as quasi-experiment with Nonequivalent Control Group. The sample of the study was the students of grade XI MIPA 4 and students of grade XI MIPA 5 in SMA Negeri 5 Purwokerto. The data employed in the study was the score of pre-test and post-test of each class. The result showed that 1) Quantum teaching model by using animation video was effective to be used on writing short story  by sig. 0.000 <0.05, 2) Conventional teaching model by using animation video was effective on writing short story by sig. 0.097 >0.05, 2. Animation video as media is more effective when it is used along with quantum teaching model for it shows the significance of 0.000 < 0.05 which means that Ha is accepted and Ho is rejected. Keywords: writing skill, short story text, quantum teaching, animation video.

2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 68
Author(s):  
Dian Maya Kurnia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir divergen bahasa Indonesia antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E berbasis brainstorming dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan post-test only control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Kecamatan Mangaran  Kabupaten Situbondo yang berjumlah yang berjumlah 200 orang. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA 1 MA Nurush Sholeh yang berjumlah 22 orang dan siswa kelas XI IPA 1 MA Miskyatul Ulum  yang berjumlah 22 orang. Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran learning cycle 5e berbasis brainstorming dan pada kelas kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional. berdasarkan perhitungan uji hipotesis yang mengacu pada ketentuan pengambilan keputusan uji hipotesis, dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan divergen  antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle dengan siswa yang mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Konvensional  pada siswa kelas XI MA Nhurush Sholeh dan MA Miskyatul Ulum  Kecamatan Mangaran  Situbondo tahun pelajaran 2017/2018 dengan Thitung > Ttabel yaitu 6,67 > 2,02 pada taraf siginifikan α (0,05).


2012 ◽  
Vol 15 (3) ◽  
pp. 151-158
Author(s):  
Aria Wahyuni ◽  
Elly Nurrachmah ◽  
Dewi Gayatri

AbstrakPenyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu bentuk gangguan pembuluh darah koroner yang termasuk dalam ketegoriarterosklerosis. Ketidaksiapan pasien PJK pulang dari rumah sakit akan berdampak terhadap rawatan ulang sebagai akibat daripelaksanaan program discharge planning yang belum efektif selama dirawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpenerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner. Penelitian ini menggunakandesain quasi experiment dengan pendekatan non-equivalent post test only control group design. Jumlah sampel 32 orang yangterbagi atas 16 orang kelompok kontrol dan 16 orang kelompok intervensi dan dilakukan di tiga rumah sakit di Kota Bukittinggi.Hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantungkoroner yang terdiri dari status personal, pengetahuan, kemampuan koping, dan dukungan (p= 0,001; α= 0,05). Penelitian inimerekomendasikan discharge planning yang baik dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan kualitashidup pasien penyakit jantung koroner.Kata Kunci: discharge planning, kesiapan pulang, penyakit jantung koronerAbstractCoronary Heart Disease (CHD) is a form of blood vessel disorder that belongs to the category of coronary atherosclerosis. Anunreadiness of patients with CHD to go home from the hospital will have an impact on readmission as a result of ineffectivedischarge planning program during hospitalized. The purpose of this study was to examine the effect of the implementation ofdischarge planning program on the readiness to be discharged from the hospital. A quasi experiment with non-equivalent posttest only control group design was employed. The participant of the study was 32 respondents devided into control andintervention groups, each had 16 respondents who were taken from three hospitals in Bukittingi. The result showed thatdischarge planning program has significance influence on patient’s perception of their readiness to be discharged from thehospital, it consisting of personal status, knowledge, coping ability, and support (p= 0.001; α= 0.05). This study recommendsthat a good discharge planning program can be implemented to improve the quality of nursing care, to reduce the risk ofreadmission to the hospital and the quality of life of patients with coronary heart diseases.Keywords: coronary heart disease, discharge planning, readiness to be discharged


2017 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Adelheid Riswanti Herminsih ◽  
Wisnu Barlianto ◽  
Rinik Eko Kapti

Abstract : Schizophrenia is a disease process that affects perceptions, emotions, social behavior and the ability to accept reality correctly. Families with schizophrenics often feel anxiety and burdens associated with client care. The problem can be solved by giving FPE therapy. This study aims to explain the effect of Family Psychoeducation (FPE) therapy on anxiety and family burden in caring for family members with schizophrenia. This research uses quasi experiment research pre-post test with control group. The number of respondents in this study were 18 respondents for the control group and 18 respondents for the treatment group. The study was conducted in District Bola from 24 May to 28 June 2017. Giving therapy done by the researchers themselves who have obtained a license from nurse specializing in mental health nursing. Data analysis used in this research is dependent t test and independent t test. The result of dependent t test of anxiety and load test was obtained significance value <0,05, this result showed significant decrease of anxiety and load after FPE therapy. While the results of independent t test showed that the significance of anxiety and family burden <0.05 which means that there is a significant difference in reducing anxiety and family burden between the treatment and control group after being given FPE therapy, that is, with an average decrease in anxiety and burden For the treatment and control groups of 10.11 and 3.5, respectively. This means that FPE is more effective in reducing family anxiety. Thus it is expected that FPE can be applied as an alternative therapy in reducing the anxiety of families who care for people with schizophrenia.Keywords : family psychoeducation,  anxiety, family burden Abstrak : Skizofrenia merupakan proses penyakit yang mempengaruhi persepsi, emosi, perilaku sosial dan kemampuan menerima realita dengan benar. Keluarga dengan penderita skizofrenia seringkali merasakan kecemasan dan beban yang berkaitan dengan perawatan klien. Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemberian terapi FPE. Penlitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh terapi Family Psychoeducation (FPE) terhadap kecemasan dan beban keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan skizofrenia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment pre-post test with control group. Jumlah responden dalam penelitian ini 18 responden untuk kelompok kontrol dan 18 responden untuk kelompok perlakuan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Bola mulai tanggal 24 Mei-28 Juni 2017. Pemberian terapi dilakukan oleh peneliti sendiri yang telah mendapatkan lisensi dari perawat spesialis jiwa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dependent t test dan independen t test. Hasil analisis dependent t test kecemasan dan beban didapatkan nilai signifikansi< 0,05, hasil ini menunjukkan penurunan kecemasan dan beban secara bermakna setelah diberikan terapi FPE. Sedangkan hasil analisis independent t test menunjukkan bahwa nilai signifikansi kecemasan dan beban keluarga < 0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna dalam menurunkan kecemasan dan beban kelurga antara kelompok perlakuan dan kontrol setelah diberikan terapi FPE, yaitu dengan rata-rata penurunan kecemasan dan beban untuk kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing yakni 10,11 dan 3,5. Hal ini berarti bahwa FPE lebih efektif dalam menurunkan kecemasan keluarga. Dengan demikian diharapkan bahwa FPE bisa diaplikasikan sebagai alternative terapi dalam menurunkan kecemasan keluarga yang merawat penderita skizofrenia.Kata Kunci : family psychoeducation, kecemasan, beban keluarga


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 227
Author(s):  
Made Wruh Dharwisesa ◽  
I Wayan Widiana ◽  
I Made Tegeh

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa yang diterapkan dengan model pembelajaran TTW berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang diterapkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV. Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa SD kelas IV. Penelitian ini merupakan quasi experiment dengan rancangan nonequivalent post test  only control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD, yang berjumlah 5 kelas dengan siswa 131 orang. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri 1 Patas dengan jumlah siswa 44 orang dan siswa kelas IV SD Negeri 3 Patas dengan jumlah siswa 42 orang, yang ditentukan dengan teknik simplerandom sampling. Instrumen pada penelitian ini yaitu lembar observasi dan tes menulis. Data yang diperoleh dianalisis dalam dua tahap, yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TTW berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional, dengan nilai thitung sebesar 35,71 dan ttab sebesar 2,000. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, model pembelajaran TTW berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD.


2016 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Amalia Hana Firdausi ◽  
Maria Goretti Adiyanti

The purpose of this study is to examine the effect of assertiveness techniquestraining to improve bullying victims’ self-esteem. This study was a quasi experiment withuntreated control group with pre-test and double post-test design. The data werecollected by using adaptation instrument of Peer Interactions in Primary School (PIPS)Questionnaire, assertiveness scale, and self-esteem scale. The subjects were 18 students in4 th -5 th grade who are indicated as bullying victims and have self-esteem scores categorizedin low to moderate levels (8 students in experimental group and 10 students in controlgroup). The result of the Mann Whitney U test showed that there was no difference inself-esteem scores between the experimental and control group during the pretest (p >0.05). After being treated, the differences in self-esteem scores were significant with Z = -3.113; p = 0.002 (p < 0,01) between the experimental group and control group, in which themean score of self-esteem in the experimental group was higher than the control group


Author(s):  
Prashant Thote ◽  
Gowri S

The aim of the present study is to investigate the effect of experiential learning activity in deep conceptual understanding of science in comparison with conventional teaching model. In the present experiment quasi experimental and post-test research design is implemented. Totally 80 students participate in the study: 40 girls and 40 boys. The sample is categorized into two: study and the control group. Each group consists of 40 students: 20 boys and 20 girls. The study group is taught “Gases Law” by using experiential learning activities and the control is taught by using the conventional method. Data is collected by using a questionnaire and it consists of 20 multiple choice questions. The collected data is analyzed by using descriptive statistics. The examination of the data illustrates that there is no noteworthy difference in the mean score between the study group and the control group. Independent ‘t-test’ is applied to compare the student’s achievement in post-test. The mean score of the study group, who are exposed to the experiential learning activities, in Science Achievement post-test is 17.35. It is higher than that of (t=6.65; p&gt;0.01) the learners in the control group. The mean of the control group is 14.45. Therefore, it is concluded that the experiential learning activities as a teaching model enhances the deep conceptual understanding of science.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Kasron Kasron

Oedema kaki merupakan salah satu gejala pada pasien CHF. Oedema kaki dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, ketidaknyamanan, perubahan postur tubuh, menurunkan mobilitas dan meningkatkan resiko jatuh, gangguan sensasi di kaki dan menyebabkan perlukaan di kulit. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pijat kaki terhadap penurunan oedema kaki pada pasien CHF. Metode penelitian menggunakan quasi-experiment dengan pendekatan pre-post test without control group. Responden penelitian adalah pasien CHF yang mengalami oedema kaki, pemilihan responden menggunakan non-probability sampling dengan metode accidental sampling. Responden diukur lingkar oedema pada lingkar angkle, instep dan MP-Joint menggunakan metline pada sebelum intervensi, hari pertama, kedua dan ketiga. Analisis statistik menggunakan wilcoxon test. Sejumlah 13 responden memenuhi kriteria penelitian. Pada kaki kanan lingkar angkle pre: 27,7±1,8, post 1: 27,6±1,8, post 2 27,5±1,7, post 3: 27,2±1,7, lingkar instep pre: 27,6±1,7, post 1: 27,6±1,8, post 2: 27,2±1,7, post 3: 26,9±1,7, lingkar MP-joint pre: 27,0±1,6, post 1: 27,0±1,6, post 1: 27,0±1,6, post 2: 26,7±1,7, post 3: 26,3±1,7. Kaki kiri lingkar angkle pre: 27,6±1,8, post 1: 27,6±1,8, post 2: 27,3±1,8, post 3: 27,0±1,8, lingkar instep pre: 27,6±1,7, post 1: 27,5±1,7, post 2: 27,2±1,7, post 3: 26,8±1,7, lingkar MP-joint pre: 27,0±1,6, post 1: 26,9±1,8, post 2: 26,5±1,8, post 3: 26,2±1,8. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna lingkar oedema pada kaki kanan setelah hari kedua dan ketiga dengan p-value <0,001. Kesimpulan penelitian adalah terdapat perbedaan lingkar oedema angkle, instep, dan MP-joint pada hari kedua dan ketiga setelah pemijatan kaki pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki. Perlu penelitian lanjutan untuk penatalaksanaan oedema kaki pada pasien CHF yang mengalami oedema kaki.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 79-89
Author(s):  
Fitriana Kartikasari ◽  
Achir Yani ◽  
Yustan Azidin

Latar belakang : Pengkajian merupakan dasar pemikiran dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan klien. Pengkajian yang lengkap dan sistematis sesuai dengan fakta dan kondisi yang ada pada klien sangat penting. Perawat harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk mengkaji kebutuhan klien. Pengkajian yang tidak akurat akan mengarah pada identifikasi kebutuhan klien tidak lengkap dan akurat akan mengarah kepada identifikasi diagnosa keperawatan yang tidak tepat mengakibatkan kesalahan tindakan dan mengancan keselamatan klien. Tujuan : penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan pengkajian komprehensif terhadap pengetahuan dan ketrampilan perawat mengkaji kebutuhan klien. Metode : penelitian ini Quasi Experiment pre-test and post-test with control group design.Populasi penelitian adalah 55 perawat. Pengambilan sampel dengan convenience sampling dengan  sampel penelitian 20 perawat di 2 puskesmas (kelompok eksperimen) dan 20 perawat di 2 puskesmas (kelompok kontrol). Hasil : Pelatihan pengkajian kommprehensif mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan perawat. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perbedaan pengetahuan perawat pada kelompok eksperimen dan kontrol setelah pelatihan p value 0,000 dan perbedaan keterampilan perwat pada kelompok eksperimen dan kontrol setelah pelatihan p value 0,001 artinya ada pengaruh pelatihan pengkajian komprehensif terhadap pengetahuan dan ketrampilan perawat mengkaji kebutuhan klien sehingga Dinas Kesehatan atau Puskesmas perlu untuk melakukan program pelatihan pengkajian komprehensif secara berkelanjutan.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Ni Md. Tita Tamara

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS antara dua kelompok siswa, yaitu kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Time token berbantuan media Audio visual dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD di Gugus III Kecamatan Sukawati Tahun Pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan penelitian nonequivalent post-test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD di Gugus III Kecamatan Sukawati yang masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling, kelompok siswa yang menjadi sampel adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Batuan Kaler dan siswa kelas V SD Negeri 4 Batuan. Metode pengumpulan data hasil belajar IPS pada penelitian ini menggunakan metode tes. Data hasil belajar IPS yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik inferensial dengan analisis uji-t (polled varians). Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh thitung sebesar 5,231 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,000. Hal ini berarti, thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel). Dilihat dari perolehan rata-rata skor hasil belajar antar kedua kelompok, diperoleh bahwa rata-rata skor hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Time token berbantuan media Audio visual lebih besar yaitu 21,46 dibandingkan dengan rata-rata skor hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional yaitu 15,81. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Time token berbantuan media Audio visual berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD di Gugus III Kecamatan Sukawati Tahun Pelajaran 2017/2018.Kata kunci: Time token, Audio visual, IPS


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 158
Author(s):  
I Putu Sabda Ramadinata ◽  
I Gede Wawan Sudatha ◽  
Desak Putu Parmiti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran cycle 5e berbantuan media video terhadap sikap sosial siswa kelas IV SD gugus V Kecamatan Melaya tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain non equivalent post-test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas IV SD di gugus V Kecamatan Melaya yang berjumlah 154 siswa. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas IV SDN 4 Tukadaya sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 28 siswa dan kelas IV SDN 3 Tuwed sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 32 siswa. Data sikap sosial siswa dikumpulkan menggunakan metode non tes dengan instrumen kuesioner. Data dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran cycle 5e berbantuan media video terhadap sikap sosial siswa (Fhitung = 6,68 >Ftabel = 2.01). Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran cycle 5e berbantuan media video terhadap sikap sosial siswa.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document