ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap kondisi mikroklimat,termoregulasi dan produktivitas sapi Friesian-Holstein (FH). Penelitian dilakukan pada tiga lokasi dengan ketinggian berbeda, yaituPodok Ranggon (97mdpl), Ciawi (576mdpl), dan Lembang (1241mdpl). Sebanyak 63 sapi FH dalam kondisi laktasi normal digunakan dalam penelitian ini. Aspek lingkungan meliputi suhu udara, kelembaban relatif dan Temperature-Humidity Index di dicatat setiap 2 jam dari pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Parameter termoregulasi yang diamati terdiri atas suhu kulit (Ts),suhu rektal (Tr), suhu tubuh (Tb), denyut jantung (Hr),laju pernapasan (Rr), dan Heat Tolerance Coeficient (HTC).Berdasarkan nilai Ta, Rr dan THI, dataran rendah memberikan dampak cekaman panas sedang, dataran sedangdan tinggi memberikan dampak cekaman panas ringan pada sapi perah. Hasil menunjukkan bahwa sapi dataran rendah memiliki Nilai HTC, Tr, Ts dan Tb tertinggi (P<0,05) dan Hr yang terendah (P<0,05). Produksi susu di ketiga lokasi penelitian berbeda nyata (P<0,05), dengan produksi susu tertinggi di dataran tinggi (13,1±3,52 kg),dataran sedang (11,3±4,73 kg) dan dataran rendah (7,0±3,36 kg). Secara umum sapi FH di dataran rendah, sedang dan tinggi tercekam panas akibat kondisi lingkungan yang berada pada kondisi di luar zona nyamanselama musim kemarau, akan tetapi mampu beradaptasi terhadap kondisi tersebut. Kata kunci: ketinggian tempat, produktivitas, sapi perah, cekaman panas, termoregulasiABSTRACTThe purpose of this research was to determine altitude effect on microclimate, thermoregulation and productivity of Friesian Holstein. Research was conducted in different altitudes, i.e.: Pondok Ranggon (97m asl), Ciawi (576m asl), and Lembang (1241 m asl). A total of 63 FH cows in normal lactation were used in this study. Microclimate aspects observation includes environmental temperature (Ta), relative humidity (RH) and Temperature-Humidity Index (THI) were recorded every 2 hours from 08.00 to 16.00. The physiological responses measurements consisted of skin temperature (Ts), rectal temperature (Tr), body temperature (Tb), heart rate (Hr), respiratory rate (Rr) and Heat Tolerance Coeficient (HTC). Lowland environmental provide moderate heat stress, while the medium and highland impacts with mild stress. The results showed that lowland cows have highest HTC, Tr, Ts and Tb (P<0.05) and lowest Hr (P<0.05). Milk production in the different altitude was significantly different (P<0.05), with the highest milk yields in the highlands (13.1±3.52 kg), medium (11.3±4.73 kg) and lowland (7.0±3.36 kg). In general, HF dairy cows in low-, medium- and highland are exposed to climatic stress during dry season conditions, although they have the ability to adapt physiologically and cope with environmental stress. Keyworlds: altitude, dairy cattle, heat stress, productivity, physiological responses