scholarly journals Pengaruh Kinematics Feedback dan Slow Motion Feedback Terhadap Penguasaan Teknik Dasar Bola Basket Dihubungkan dengan Tingkat Kecerdasan

2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 61-68
Author(s):  
Putri Kamila Nur Laila ◽  
Agus Rusdiana ◽  
Yudy Hendrayana

Perencanaan dalam pendidikan jasmani adalah kompetensi penting bagi guru pra-jabatan yang sedang berkembang di seluruh program universitas. Dapat diketahui bahwa umpan balik membantu guru untuk menyadari tindakan mereka dalam mengajar. Efektivitas dalam kelas pendidikan jasmani lebih baik dapat dicapai dengan peningkatan penggunaan waktu dan orientasi intruksi yang benar oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umpan balik melalui aplikasi android dengan media pembelajaran video kinematic dan video slow motion, dan untuk mengetahui adakah hubungan tingkat kecerdasan dengan penguasaan teknik dasar bola basket. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling pada siswa SMP Nasional Bandung sebanyak 72 orang. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atas pemberian umpan balik yang diberikan dengan masing-masing kelompok melalui media pembelajaran video kinematic sebesar 35% dan video slow motion sebesar 31%. Hasil penelitian dari korelasi antara tingkat kecerdasan dengan keterampilan siswa dengan hasil 0,154 yang dimana nilai sig.0,05 diperoleh informasi bahwa tidak terdapat hubungan.Planning in physical education is an important competency for pre-service teachers who are developing throughout the university program. It can be seen that feedback helps teachers realize their actions in teaching. Effectiveness in physical education classes can be better achieved by increasing the use of time and correct instructional orientation by teachers. This study aims to determine the effect of feedback through the android application with kinematic video learning media and slow-motion video and to determine whether there is a relationship between the level of intelligence with the mastery of basic basketball techniques. Sampling used a purposive sampling technique for 72 Bandung National Junior High School students. Based on the results of data analysis shows that there is a significant influence on giving feedback given by each group through the learning media kinematic video by 35% and slow-motion video by 31%. The results of the study of the correlation between the level of intelligence with student skills with a result of 0.154 where the value of sig. 0.05 obtained information that there is no relationship. 

1970 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Oyoh O ◽  
Jenita Sidabutar

Kejadian dismenorea primer di Indonesia sekitar 54,89%, sisanya 45,11% dismenorea sekunder. Dismenorea primer  pada siswi SMP X dari 35 siswi 25 siswi mengalami disminor bila haid. Salah satu pengobatan dismenorea secara non-farmakologis yaitu hipnoterapi. Hipnoterapi merupakan salah satu cara yang mudah, cepat, efektif, dan efisien dalam menjangkau pikiran bawah sadar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hipnoterapi terhadap dismenorea pada siswi SMP. Metode penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperimental dengan rancangan penelitian one group pre-test-post-test. Jumlah populasi yang didapat 117 orang dan jumlah sampel yang diambil 20 orang, dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan alat ukur Verbal Descriptor Scale (VDS). Analisis data melalui dua tahapan, yaitu univariat dan bivariat dengan menggunakan uji t-dependen. Hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata skala dismenorea sebelum diberikan intervensi adalah 6,50 dan nilai rata-rata sesudah diberikan intervensi adalah 1,35, terdapat pengaruh hipnoterapi terhadap dismenorea (t=17,596, p-value= 0,001). Hipnoterapi dapat disarankan untuk diterapkan sebagai tindakan nonfarmakologis untuk mengatasi dismenorea.Kata kunci: Dismenorea primer, hipnoterapi, SMP.Effect of Hypnotherapy on Alleviating Primary Dysmenorrhea in Junior High School StudentsAbstractThe incidence of primary dysmenorrhea in Indonesia amounts to approximately 54.89%, while another 45.11% is secondary dysmenorrhea. 25 out of 35 female students at SMP Patriot Bangsa (Patriot Bangsa Junior High School) experience primary dysmenorrhea when menstruating. One of nonpharmacological treatments for dysmenorrhea is hypnotherapy. Hypnotherapy is an easy, fast, effective, and efficient way to treat dysmenorrhea by reaching the subconcious. This research aimed to identify the effect of hypnotherapy on dysmenorrhea in junior high school students. This research used a pre-experimental method with one group pretest- posttest design. The population of this research was 117 students and 20 students were chosen as sample with purposive sampling technique. Data were collected from respondents using Verbal Descriptor Scale (VDS) instrument. Data were analyzed in two steps, univariate and bivariate with t-dependent test. The results showed that the average value of dysmenorrhea before intervention is 6.5 and after intervention is 1.35. Hypnotherapy was found to have an effect on dysmenorrhea (t=17,596, p-value 0,001). It was suggested to the school that they should conduct nonpharmacological interventions such as hypnotherapy as treatment of dysmennorhea.Key words: Dysmenorrhea primer, hypnotherapy, SMP.


e-GIGI ◽  
2015 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Elisa Mangkey ◽  
Jimmy Posangi ◽  
Michael A. Leman

Abstract: The most common oral disease in society is dental caries. Dental caries is a disease in hard tissue of tooth such as enamel, dentin, and cementum caused by microbiological activity inside fermented carbohydrate. SMP Negeri 1 Tomohon is one of the large junior high schools with students aged 11-14 years, and their parents’ social economy variated from low to middle class. Moreover, there are lot of snack counters around the school. Children’s habit of consuming cariogenic foods makes them susceptible to dental caries. This study aimed to obtain dental caries status on students at SMP Negeri 1 Tomohon. This was a descriptive research with cross sectional approach method. Population of this study was students in SMP Negeri 1 Tomohon with sampling using purposive sampling technique and there are 92 students became this research sample. Caries status was measured by using DMF-T index (decayed, missing, filling-teeth) which firstly acquainted by Klein H., Palmer CE, and Knutson JW in 1983. The result of this research showing DMF-T on SMP Negeri 1 Tomohon is D (decayed) scored 165, M (missing) scored 39, and F (filling) scored 4. The average result of DMF-T was 2.26. Conclusion: Caries status of SMP Negeri 1 Tomohon students was in the low category.Keywords: caries status, junior high school students, DMF-TAbstrak: Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak dijumpai di masyarakat luas yaitu karies gigi. Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi berupa email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. SMP Negeri 1 Tomohon merupakan salah satu sekolah yang cukup besar dengan siswa berusia 11-14 tahun, status sosial ekonomi orang tua yang bervariasi dari golongan rendah sampai menengah, dan terdapat banyak tempat jajanan di lingkungan sekolah. Kebiasaan anak mengonsumsi makanan kariogenik membuat anak rentan terhadap karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status karies pada siswa SMP Negeri 1 Tomohon. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini ialah siswa SMP Negeri 1 Tomohon dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan terdapat 92 siswa yang menjadi sampel penelitian. Status karies diukur menggunakan indeks DMF-T (decayed, missing, filling-teeth) yang pertama kali diperkenalkan oleh Klein H, Palmer CE, dan Knutson JW pada tahun 1983. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata indeks DMF-T pada siswa SMP Negeri 1 Tomohon yaitu 2,26. Simpulan: Status karies siswa SMP Neheri 1 Tomohon berada pada kategori rendah.Kata kunci: status karies, siswa sekolah menengah pertama, DMF-T


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 399-407
Author(s):  
L. R. Madhani ◽  
K. A. Sari ◽  
D. K. Rahmawati ◽  
Desy Santi Rozakiyah

Covid-19 spreads so fast and has various impacts in society, one of which is in the world of formal education. The existence of a pandemic has resulted in learning to be carried out over a long distance network. This also has an impact on non-formal education such as the Tutoring Institution. LBB is an example of a non-formal education institution that guides students in academic lessons by adjusting their needs. The author tries to find the impact of a pandemic on LBB, what is felt by LBB and parents and students. This study aims to see the impact of the Pandemic Tutoring Institution, both formal and informal. This type of research is qualitative research using cognitive learning theory. Technique informants using purposive sampling technique. Sources of data used are interviews, observations, and literature studies. The results of the study explained that it would be healthy if LBB was kept open by implementing the Covid-19 health protocol, dividing students into several groups, and still maximizing courageous learning. The result of the research is that LBB must remain open because face-to-face learning is still needed by students who still need direct guidance such as kindergarten, elementary, and junior high school students/equivalent. Covid-19 menyebar begitu cepat dan menimbulkan berbagai dampak di masyarakat, salah satunya pada dunia pendidikan formal. Adanya pandemi mengakibatkan pembelajaran harus dilakukan melalui jaringan jarak jauh. Hal ini juga berdampak pada pendidikan non formal seperti Lembaga Bimbingan Belajar. LBB merupakan salah satu contoh lembaga pendidikan non formal yang membimbing peserta didik terkait pelajaran akademis dengan menyesuaikan kebutuhan. Penulis berusaha mencari dampak adanya pandemi bagi LBB, apa saja yang dirasakan oleh pihak LBB maupun orang tua dan peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak adanya pandemi bagi Lembaga Bimbingan Belajar baik formal maupun informal. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan menggunakan teori belajar kognitif. Teknik pengumpulan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sumber data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menjelaskan bahwa alangkah baiknya jika LBB tetap dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19, membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, dan tetap memaksimalkan pembelajaran daring. Dengan begitu kesimpulan dari hasil penelitian adalah LBB harus tetap dibuka karena pembelajaran tatap muka masih dibutuhkan oleh peserta didik yang masih membutuhkan bimbingan secara langsung seperti siswa TK, SD maupun SMP/sederajat.


Jurnal KATA ◽  
2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 158
Author(s):  
Heny Indriastuti Riza Fauzi ◽  
Edy Suryanto ◽  
Kenfitria Diah Wijayanti

<p align="center"><strong><em>Abstrak</em></strong><strong><em></em></strong></p><p><em>Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) bentuk kohesi berita berbahasa Jawa dalam majalah Panjebar Semangat, (2) bentuk koherensi berita berbahasa Jawa dalam majalah Panjebar Semangat, dan (3) relevansi </em><em>hasil analisis  bentuk kohesi dan koherensi </em><em>sebagai bahan </em><em>pel</em><em>ajar</em><em>an</em><em> bahasa Jawa di SMP. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini </em><em>berupa </em><em>data </em><em>ter</em><em>tulis berita berbahasa Jawa dalam majalah Panjebar Semangat. Sumber data penelitian adalah dokumen dan informan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. </em><em>P</em><em>engumpulan data </em><em>dengan cara </em><em>analisis dokumen dan wawancara. Analisis data </em><em>menggunakan teknik </em><em>analisis data interaktif</em><em>.</em><em> </em><em>Simpulan: (1) K</em><em>ohesi </em><em>berita di majalah Panyebar Semangat berbentuk </em><em>gramatikal</em><em> dan leksikal. Unsur konjugasi mendominasi dalam kohesi gramatikal dibandingkan dengan unsur </em><em>pengacuan</em><em>, </em><em>substitusi</em><em>, dan </em><em>pelesapan</em><em>; sedangkan unsur repetisi mendominasi dalam kohesi bentuk dibandingkan dengan unsur sinonimi, antonimi, kolokasi, hiponimi, dan ekuivalensi; (2) Koherensi berita di majalah Panyebar Semangat jenis hubungan sebab-akibat lebih dominan dibandingkan dengan jenis hubungan sarana-hasil, alasan-sebab, sarana-tujuan, latar-kesimpulan, syarat-hasil, parafrasis, amplikatif, aditif-waktu, indentifikasi, generik-spesifik, dan ibarat; (3) Berbagai bentuk kohesi dan jenis koherensi berita di majalah Panyebar Semangat dinilai cocok dan layak dijadikan sebagai bahan pembelajaran bahasa Jawa bagi siswa SMP, baik dilihat dari aspek bahasa, budaya, filosofis, dan kurikuler.</em><strong><em></em></strong></p><p><strong><em> </em></strong></p><p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: kohesi, koherensi, berita berbahasa Jawa, </em><em>materi pembelajaran</em><em> </em><em></em></p><p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong><strong><em></em></strong></p><p><strong><em> </em></strong><em>The purpose of this research is describe: (1) cohession aspect in Javanese news in Panjebar Semangat magazine, (2) coherence aspect in Javanese news in Panjebar Semangat magazine, and (3) their relevance as learning material of Javanese class in Junior High School. This study is a descriptive qualitative study. The data of the study using writing data form Javanese news in Panjebar Semangat magazine. </em><em>Sources of data in this study are documents and informants. Sampling technique in this research use purposive sampling. Data collection techniques are document analysis and interview. Data analysis ie interactive data analysis</em><em>. </em><em>Conclusion: (1) News cohesion in </em><em>Panjebar Semangat magazine</em><em> is grammatical and lexical. Conjugate elements dominate in grammatical cohesion compared to the elements of reference, substitution, and percolation; whereas repetition elements predominate in form cohesion compared to elements of synonymy, antonymy, collocation, hyponimi, and equivalence; (2) Coherence of news in </em><em>Panjebar Semangat magazine</em><em> of the type of causal relationship is more dominant than that of the means-of-means relationship, the causes, the means, the conclusion, the outcomes, the paradigms, the amplicatives, the additive-time, the identification, generic-specific, and like; (3) Various forms of cohesion and type of news coherence in Panyebar Semangat magazines are considered suitable and suitable as Javanese language learning materials for junior high school students, whether viewed from the aspects of language, culture, philosophy, and curricular.</em><em></em></p><p><strong><em>Keyword</em></strong><strong><em>s:</em></strong><em> </em><em>cohesion, coherence, Javanese news, learning materials</em><em></em></p>


Numeracy ◽  
2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 73-85
Author(s):  
Dani Hanifatuzzahra ◽  
Harina Fitriyani

This study aims to obtain an overview of the characteristics and levels of metacognitive ability of junior high school students as seen from the melancholic and choleric personality types according to Hippocrates-Galenus. The results of this study are expected to be used as consideration for teachers in designing mathematics lessons that pay attention to personality types and students' metacognitive processes. A qualitative descriptive approach was chosen to answer the research objectives. At the same time, the research subjects were two grade VII students with melancholic and choleric personality types in one of the Muhammadiyah Junior High Schools in Jepara. The purposive sampling technique used in this research to subject selection. Data collection techniques used personality type questionnaires, metacognition tests, and interviews. Data analysis used three steps, namely data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results showed that melancholic and choleric students had different characteristics and levels of metacognition. Melancholic students are at the metacognitive level between tacit use and aware use, while the rest of the cholerics are at the tacit use metacognition level. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang karakteristik dan jenjang kemampuan metakognisi siswa SMP yang dilihat dari tipe kepribadian melankolis dan koleris menurut Hippocrates-Galenus. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru dalam mendesain pembelajaran matematika yang memperhatikan tipe kepribadian dan proses metakognisi siswa. Pendekatan deskriptif kualitatif dipilih untuk menjawab tujuan penelitian. Sedangkan subjek penelitian adalah dua orang siswa kelas VII yang bertipe kepribadian melankolis dan koleris di salah satu SMP Muhammadiyah di Jepara. Adapun teknik pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket tipe kepribadian, tes metakognisi, dan wawancara. Analisis data menggunakan tiga langkah yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa melankolis dan koleris memiliki karakteristik dan jenjang metakognisi berbeda. Siswa melankolis berada pada jenjang metakognisi antara tacit use dan aware use, sedangkan sisa koleris berada pada jenjang metakognisi tacit use. Kata Kunci: Metakognisi, Melankolis, Koleris, Jenjang Metakognisi


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 96
Author(s):  
Annisa Fatwa Thursina ◽  
Sutriyono Sutriyono

Abstrak: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan pemecahan masalah open-ended pada materi bangun datar segiempat bagi siswa SMP . Subjek  dalam penelitian ini adalah 3 siswa kelas VIII H SMP N 8 Salatiga yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Subjek  dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data berupa tes, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek berkemampuan sedang dan subjek berkemampuan rendah belum mampu memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah khususnya soal nomor satu. Subjek berkemampuan rendah belum mampu memeriksa kembali. Abstract: This is a qualitative descriptive research. The purpose of this research is to know  the profile of open-ended problem solving in rectangular geometric shape of junior high school students. The subject of this research is 3 students of class VIII SMP Negeri 8 Salatiga who have high, medium, and low skills. The subject of this research is taken by using purposive sampling technique. The data collection techniques used were a test, interview, and documentation. The result showed that subject capable of achieving and subject capable low have not been able to understand a problem, device a plan problem solving especially about number one. Subject capable low have not been able to l ooking back.


2019 ◽  
Vol 59 (2) ◽  
pp. 129-137
Author(s):  
Alga Nugraha ◽  
Pamuji Sukoco ◽  
Aulia Annisa

Summary Playing is a pleasure for every child with no exception to the children who have physical disorder and their capability of motion is limited. Children with hearing impairment need appropriate motivation for learning and performing physical activities. This motivation affects also their Physical Education. For students with the hearing impairment, the materials that are supposed to be taught during the physical education lessons are divided according to the level of disability. Under these circumstances, the research is conducted to determine the relationship between the motivation to learn during the Physical Education lessons and the academic achievement among students with hearing impairment. Researchers used traditional Quantitative methods of research with 40 Junior High School students with hearing impairment from Indonesia, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), category B. We used the questionnaire dealing with learning motivation of children to collect the data. The data were processed using the SPSS and analyzed by descriptive quantitative operations. Results of the study showed, that there is a relationship between learning motivation of Physical Education and learning outcomes of Physical Education among students of Category B SMPLB, where the value of 0,000 is less than 0.05.


2020 ◽  
Vol 78 (1) ◽  
Author(s):  
David Barney ◽  
Francis Pleban ◽  
Jemal Gishe

The incorporation of music in the physical education (PE) environment during physical activity has been shown to be beneficial for participants. Karageorghis et al. (1999) created a conceptual framework focusing on asynchronous music, identifying four factors important to a given piece of music: rhythm response, musicality, cultural impact, and association. The purpose of this study was to investigate the effect of two conditions, with and without the incorporation of music, in the PE environment on student moods in 948 junior high school students (501 males, 447 females). The conditions were measured using the Profile of Mood States (POMS) Short Form. Significant differences were observed in the mean scores of POMS between preintervention (without music) and postintervention (with music) for total mood disturbance, tension, anger, fatigue, depression, and confusion (all p values < 0.0001), as well as significantly higher mean scores for esteem-related affect and vigor (p values < 0.0001). Results from this study, and others, provide an impetus for PE teachers and PE teacher education to incorporate music during games/activities for the purpose of improving student moods and subsequent activity levels.


2016 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 76 ◽  
Author(s):  
Novferma Novferma

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan letak, jenis, faktor-faktor kesulitan, dan self-efficacy siswa SMP swasta di Kabupaten Sleman, DIY dalam memecahkan masalah matematika berbentuk soal cerita. Penelitian ini termasuk penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian adalah 124 siswa SMP swasta di Kabupaten Sleman, DIY yang berasal dari empat sekolah dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Sampel penelitian ditentukan dengan stratified proportional random sampling technique. Instrumen yang digunakan berupa tes diagnostik terdiri atas 5 butir soal, angket self-efficacy, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan siswa dalam pemecahan masalah matematika berbentuk soal cerita terletak pada pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Jenis kesulitan yang dialami siswa yaitu pada mengingat fakta, mengingat konsep, memahami fakta, memahami konsep, menerapkan konsep, menerapkan prosedur, menganalisis prosedur, mengevaluasi faktual, mengevaluasi konsep, mengevaluasi prosedur, dan mengomunikasikan metakognitif. Faktor-faktor kesulitan yang dialami siswa SMP dalam memecahkan masalah matematika berbentuk soal cerita kelas VIII yaitu siswa merasa waktu yang diberikan tidak cukup, mudah menyerah, kurang teliti, sering lupa, merasa cemas, dan siswa tergesa-gesa untuk mengerjakan soal. Self-efficacy dari 124 siswa berada dalam kategori tinggi dengan rata-rata sebesar 90,4.Kata Kunci: analisis kesulitan siswa, self-efficacy, pemecahan masalah matematika, soal cerita AN ANALYSIS OF DIFFICULTIES AND SELF-EFFICACY OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS IN SOLVING STORY FORM MATHEMATICAL PROBLEMS AbstractThis research aimed to describe the positions, types, difficulty factors, and self-efficacy of junior high school students in Sleman, DIY in solving story form mathematical problems. This study was survey research using the quantitative and kualitative approach. The subjects of this research were 124 students of private junior high schools in Sleman, DIY, which were from four different school groups in the high, middle, and low categories. The sample was established using the stratified proportional random sampling technique. The instruments which were used namely diagnostic test that consisted of 5 items, self-efficacy questionnaire, and interview guides. The results indicate that students’ difficulties in solving story form mathematical problems lie on factual knowledge, conceptual knowledge, procedural knowledge, and metacognitive knowledge. The types of difficulties experienced by students include remembering fact, remembering concept, understanding facts, understanding concept, applying concept, applying procedure, analyzing procedure, evaluating fact, evaluating concept, evaluating procedure, and communicating metacognitive. Difficulty factors that grade VIII students experience in solving story form mathematical problems include: students feel that the time given is not enough, easily give up, are not meticulous enough, oftenly forget, and are anxious and impatient while solving the problems. The self-efficacy of 124 students can be categorized as high with an average score of 90.4.Keywords: analysis of students’ difficulties, self-efficacy, mathematics problem solving, story problem.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document