scholarly journals FAKE (FOOT AND ANKLE EXERCISES) UNTUK PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA KAKI PENDERITA DIABETES MELLITUS DI SURABAYA

2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Ika Nur Pratiwi ◽  
Lailatun Ni'mah ◽  
Ika Yuni Widyawati ◽  
Lingga Curnia Dwi

Pendahuluan: Salah satu komplikasi penyakit diabetes melitus (DM) yang sering dijumpai adalah kaki diabetik (diabetic foot), yang dapat ber- manifestasikan sebagai ulkus, infeksi dan gangren dan artropati Charcot. Ada dua tindakan dalam prinsip dasar pengelolaan diabetic foot yaitu tindakan pencegahan dan tindakan rehabilitasi. Tindakan pencegahan meliputi edukasi perawatan kaki, sepatu diabetes dan senam kaki (Yudhi, 2009). Fake (Foot and Ankle Exercises) atau dikenal juga dengan senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki (Soebagio, 2011). Melakukan perawatan kaki secara teratur dapat mengurangi penyakit kaki diabetik sebesar 50-60%. Untuk meningkatkan vaskularisasi perawatan kaki dapat juga dilakukan dengan gerakan-gerakan kaki yang dikenal sebagai senam kaki diabetes (Black & Hawks, 2009; Smeltzer et al., 2010; Lewis et al., 2011). Puskesmas Klampis Ngasem memiliki jumlah kunjungan pasien dengan diabetes mellitus yang cukup tinggi di Surabaya. Berdasarakan data dari Puskesmas Klampis Ngasem dalam kurun waktu Januari-September 2017 jumlah kunjungan pasien dengan DM mencapai 2219 kasus.Metode: Wilayah Kerja Puskesmas yang akan menjadi tempat pengabdian masyarakat ini adalah Puskesmas Klampis Ngasem Surabaya. Metode yang digunakan melalui pendidikan dan pelatihan senam kaki “Fake” (Foot and Ankle Exercises) sebagai upaya pencegahan terhadap komplikasi pada kaki penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas Klampis Ngasem Surabaya sebanyak 30 orang pasien dengan DM. Peserta pengmas akan dilakukan kegiatan pre-test dan post-test dengan mengisi kuesioner pengetahuan dan kemampuan perawatan kaki pada penderita diabetes serta dilakukan pengukuran sirkulasi darah sebelum dan sesudah kegiatan menggunakan tensimeter di lengan dan kaki hingga diperoleh tekanan sistolik lengan dan kaki untuk pemeriksaan ankle brachial index (ABI).Hasil: Evaluasi Akhir Program Pengabdian Kepada Masyarakat diperoleh bahwa pengetahuan penderita DM terhadap perawatan kaki yang menunjukkan peningkatan nilai rerata post test menjadi 70 dari nilai rerata pada pre test 49 terhadap 30 peserta DM. Sementara itu, didapatkan 18 orang memiliki skor ABI dengan interpretasi borderline perfusion (0,6-0,8) dan sisanya berada dalam rentang normal. Sedangkan setelah dilakukan latihan jasmani berupa senam kaki didapatkan 6 orang masih memiliki skor ABI rentang 0,6-0,8 dengan interpretasi borderline perfusion dan 24 orang berada dalam rentang normal dengan skor ABI 0,9-1,3. Kesimpulan: Diharapkan informasi yang telah disampaikan dalam modul dapat dijadikan panduan dalam memantau penatalaksanaan perawatan kaki pada diabetes mellitus serta Kegiatan senam kaki ini dapat dilakukan secara teratur dirumah dan gerakannya disesuaikan dengan kemampuan tubuh.

2019 ◽  
Vol 9 (02) ◽  
pp. 571-576
Author(s):  
Tut Wuri Prihatin ◽  
Rahadian Dwi M

ABSTRAK Latar Belakang : Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit degeneratif dan salah satu penyakit tidak menular dengan jumlah pasien yang meningkat. Salah satu komplikasi penyakit diabets melitus yang sering dijumpai adalah kaki diabetic (diabetic foot) yang bermanifestasi sebagai ulkus, infeksi dan gangren dan atropati charcot. Kaki diabetes adalah salah satu komplikasi kronik DM yang paling ditakuti. Ada tiga alasan mengapa orang dengan diabetes lebih tinggi resikonya mengalami masalah kaki yaitu sirkulasi darah  dari kaki ketungkai menurun (gangguan pembuluh darah), berkurangnya perasaan pada kedua kaki (gangguan saraf) dan berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk Menganalisa pengaruh senam kaki diabetes mellitus terhadap nilai Ankle Brachial Index pada pasien DM Tipe II.Metode : Penelitian ini penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasi experiment dengan rancangan one group pre test post test. Hasil : Hasil analisa bivariat pada tindakan senam kaki diabetes mellitus terhadap perubahan nilai Ankle Brachial Index pada pasien DM Tipe II didapatkan nilai p value sebesar 0.001 (<0.05). Kesimpulan : Terdapat pengaruh senam kaki diabetes mellitus terhadap perubahan nilai Ankle Brachial Index pada pasien DM Tipe II di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang


Author(s):  
Fahruddin Kurdi ◽  
Ratna Puji Priyanti

ABSTRAK Jumlah penderita DM (diabetes melitus) saat ini semakin meningkat. Salah satu komplikasi yang terjadi yaitu DFU (diabetic foot ulcers). Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah DFU, salah satunya dengan diabetic foot exercise. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas diabetic foot exercise terhadap risiko dfu (diabetic foot ulcers) pasien diabetes mellitus. Penelitian menggunakan design pre-eksperimen dengan pendekatan one-group pra-post test design. Populasi penderita diabetes yang berjumlah 60 orang, besar sampel 40 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Resiko DFU dinilai menggunakan inlow’s 60-second diabetic foot screening tool dengan metode observasi. Analisa data menggunakan uji statistik Wilcoxon. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebelum dilakukan diabetic foot exercise sebagian besar reponden mempunyai risiko sedang sebanyak 30 orang (75%), sesudah dilakukan diabetic foot exercise diperoleh bahwa sebagian besar responden risiko rendah sebanyak 32 orang (80%). Uji statistik Wilcoxon diperoleh nilai p value = 0,001 dimana nilai p value<α (0,05) yang berarti ada pengaruh diabetic foot exercise terhadap risiko diabetic foot ulcers. Diabetes foot exercise sangat efektif untuk penderita diabetes dalam mencegah risiko DFU. Penderita diabetes dapat melakukan diabetic foot exercise 2 kali dalam seminggu secara teratur.  Kata Kunci : Diabetes mellitus, Diabetic foot ulcers, diabetic foot exercise


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 59-64
Author(s):  
NENGKE PUSPITA SARI ◽  
DENO HARMANTO

Pendahuluan: Diabetes mellitus suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia menimbulkan berbagai komplikasi akut serta kronik1. Salah satunya adalah penyakit arteri perifer (PAP). Pemeriksaan ankle brachial index (ABI) dengan teratur dapat mendeteksi dini adanya PAP. Sebanyak 85% diabetesi merupakan penderita diabetes mellitus tipe22. Relaksasi Otot Progresif adalah metode yang mampu memperlancar aliaran darah. Metode: Jenis penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan pendekatan one group pre-post test. Sebanyak 10 responden terlibat dalam penelitian ini. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Data informasi responden dikumpulkan melalui proses wawancara dan observasi. Sedangkan untuk mengetahui kadar gula darah dan ankle bracial Indeks diakukan pengecekan. Data dianalisis dengan metode uji t-dependent dengan α=0,05. Hasil dan Pembahasan: Terdapat perbedaan yang signifikan nilai kadar gula darah sebelum dan setelah dilakukan tindakan (pvalue 0,000). Sedangkan nilai ABI tidak memiliki perbedaan yang signifikan baik sebelum dan setelah tindakan (0,187) Kesimpulan: teknik relaksasi otot progresif efektif dalam menurunkan kadar gula darah, namun tidak dapat meningkatkan nilai ABI namun salah satu intervensi keperawatan mandiri.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi . ◽  
Nurul Makiyah ◽  
Novita Kurnia Sari

<p><em>Buerger Allen Exercise</em> mampu meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga glukosa dalam darah dapat menurun, dapat membantu mencegah terjadinya penyakit arteri perifer, serta meningkatkan aliran darah ke arteri dan berefek positif pada metabolisme glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2setelah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Jenis penelitian ini adalah <em>quasy-experiment </em>dengan<em> pre-post test design with control group</em><em>.</em> Jumlah sampel 60 penderita diabetes melitus tipe 2 dengan <em>purposive sampling</em>, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan intervensi <em>Buerger Allen exercise</em> sebanyak 12 kali  selama 15 hari.Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kecamatan Nganjuk.Data hasilpengukuran nilai <em>ankle brachial index</em>berupa ratio dan diuji statistik dengan <em>Paired Samples Test</em>. Didapatkan <em>p value</em> 0.001 untuk kelompok perlakuan (<em>p value</em>&lt; 0.05) yang menunjukkan bahwa adanya perubahan bermakna secara statistik nilai <em>ankle brachial index</em> sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Dapat disimpulkan bahwa nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2 meningkat sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>.</p><p> </p><p> <strong>Kata kunci :penderita diabetes melitus tipe2, <em>Buerger Allen Exercise, Ankle brachial index</em></strong></p><p> </p>


2017 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Niken Sukesi

Penyakit Diabetes Melitus dapat menyebabkan komplikasi yang sangat berat. Komplikasi dari Diabetes Melitus ini meliputi jantung iskemik, serebrovaskuler, gagal ginjal, ulkus pada kaki, gangguan penglihatan. Komplikasi yang paling sering terjadi adanya perubahan patologis pada anggota gerak bawah yang disebut kaki diabetik. Salah satu jenis olahraga yang dianjurkan dengan diabetes mellitus adalah senam kaki. Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita DM atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh senam kaki terhadap kadar gula darah pasien diabetes mellitus. Desain dalam penelitian ini adalah Quasy Eksperiment dengan rancangan Pre and Post Test Without Control. Teknik pengambilan sampel menggunakan Consecutive sampling. Alat pengumpul data yang digunakan instrument observasi senam kaki untuk menilai senam kaki, dan alat menilai kadar gula darah yaitu glucometer, kapas dan jarum. Rata-rata kadar gula darah sebelum dan setelah dilakukan senam kaki mengalami penurunan dan ada pengaruh kadar gula darah sebelum dengan sesudah dilakukan senam kaki pada pasien diabetes melitusKata Kunci: Senam Kaki, Kadar Gula Darah THE EFFECT OF GYMNASTIC FEET TOWARD THE BLOOD SUGAR LEVEL FOR THE DIABETICSDiabetes Mellitus causes the complication case. It concludes the heart iskemik, serebrovaskuler, cronic kidney disease, ulcus on the feet, and the impairment of sight. The complication often causes the changing of pathological in certain place such as feet. The one of recommended sport for diabetics is gymnastic feet. Gymnastic feet is an experience for diabetics or not in order to prevent the wound and launch the blood circulation. The research objective is to analyze the effect of gymnastic feet to blood sugar level for diabetics. The research design is using experiment quasy with pre and post test without control. It is using consecutive sampling as the sample of collecting technique, and using observation of gymnastic feet as the collecting data technique to assess the blood sugar level, those are glucometer, cotton, and needle. The average of blood sugar level is decrease after doing the gymnastic feet. Moreover, there is differences between after and before doing the gymnastic feet for diabetics.Key Words : Gymnastic Feet, Blood sugar level


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 62-67
Author(s):  
Nandang Jamiat Nugraha ◽  
Rahmat Rahmat

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikendalikan. Prevalensi penderita DM di Indonesia 6.9% dan di Jawa Barat sekitar 29,4% dari jumlah penduduknya. Sebagai mother of desease, penyakit DM memiliki komplikasi yang serius seperti retinopati diabetik, neuropati, amputasi, penyakit jantung, gagal jantung, stroke dan peripheral arterial disease. Kondisi tersebut menunjukkan perlunya keseriusan dalam penanganan penyakit DM. Diperlukan dukungan dari kader (sebagai bagian dari support group) bagi peserta prolanis DM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi metoda support group dalam meningkatkan persepsi pasien tentang perawatan DM di Kota Bandung. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan quasi experiment dengan pretest and post test non equivalent control group. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persepsi pasien prolanis sebesar 3,08 dan peningkatannya dinyatakan sangat bermakna (p<0,01).  Edukasi yang dilakukan kader (support group) berpengaruh terhadap peningkatan persepsi pasien DM. Metode support group dengan memberdayakan kader dalam memberikan edukasi sangat bermanfaat dan dapat dijadikan kebijakan di pelayanan kesehatan masyarakat.


2019 ◽  
Vol 47 (2) ◽  
pp. 3-16
Author(s):  
Patrianef Darwis ◽  
Bakti H Simanjuntak ◽  
Grace Wangge ◽  
Deddy Pratama ◽  
Ahmad Bakri ◽  
...  

Background. Foot ulcer is one of the most common complications in diabetes mellitus patients. This condition prolongs hospital length of stay (LOS) and increases hospitalization cost. This study aims to assess factors that affect the LOS in patients with the mentioned condition. Methods. This is a retrospective cohort study of diabetes mellitus patients with foot ulcer who were hospitalized in Cipto Mangunkusumo General Hospital from January 2015 to April 2016. There were 120 patients recruited and then divided into two groups according to their hospitalization duration, which was short and long. Univariate analysis was conducted in predicted factors including gender, ankle-brachial index, ulcer size, ulcer depth, leukocyte count, treatment, cardiovascular comorbidity, blood pressure, smoking history, septicemia, ketoacidosis, hypoalbuminemia, and upper respiratory tract infection. Chi-Square tests were performed to analyze the association of those factors with LOS. The odds ratio of each variable was evaluated using logistic regression analysis. Result. In this study, the mean of LOS was 26 days (2 – 87 days). Factors that significantly correlated with LOS were ankle-brachial index (p 0.041, OR 2.275, CI 95 % 1.025 – 5.041), ulcer size (p 0.044, OR 3.038, CI 95 % 1.032 – 9.942), smoking history (p 0.022, OR 2.434, CI 95 % 1.125 – 5.265), sepsis (p < 0.001, OR 4.240, CI 95 % 1.908 – 9.423), and ketoacidosis (p < 0.001, OR 8.611, CI 95 % 3.396 – 21.835) In multivariate analysis, the most significant factor was ketoacidosis (p < 0.001, OR 8.360, CI 95 % 3.209 – 21.780). Conclusion. Ketoacidosis is the most significant factor that prolonged hospital stays in a patient with diabetic foot ulcer. Keywords: Diabetic foot ulcer, Length of stay


Jurnal SOLMA ◽  
2018 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 225
Author(s):  
Nurhasnah Nurhasnah ◽  
Tuti Wiyati ◽  
Ni Putu Ermi Hikmawanti

Jumlah penderita Diebetes Melitus (DM) hingga saat ini masih didominasi usia lansia. Usia lansia diketahui  banyak mengalami kemunduran aktivitas fisiologis tubuh. Beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut, yang disebut sebagai a series of I’s mulai dari immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh) Hal inilah yang menjadi perhatian kami pada ibu-ibu kelompok lansia komplek Depkes I Jatibening Bekasi. Komplek perumahan ini dihuni oleh lebih dari 70% usia lansia. Target yang ingin dicapai adalah meningkatnya pemahaman dan pengetahuan terkait penyakit diabetes mellitus. Selain itu juga membangun kesadaran untuk pola hidup yang lebih baik dengan kegiatan promotif berupa senam diabetes melitus yang bisa dilakukan oleh para ibu-ibu lansia di rumah. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan cara yang sederhana yakni dengan metode ceramah (pemberian materi), pemutaran video dan praktek/simulasi senam diabetes melitus. Peningkatan pemahaman perserta dipantau melalui pre-post-test menggunakan kuesioner. Kegiatan ini memberikan kesan yang positif dan bermanfaat bagi para peserta penyuluhan. Ibu-ibu peserta sangat antusias saat diskusi materi. Hasil pre-post-test menunjukkan bahwa pemahaman peserta baik tentang penyakit DM. Peserta juga akhirnya memahami salah satu olahraga sederhana berupa senam kaki diabetes melitus.


Jurnal NERS ◽  
2019 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 106
Author(s):  
Erika Martining Wardani ◽  
Chilyatiz Zahroh ◽  
Nur Ainiyah

Introduction: Diabetes Mellitus (DM) is a cause of morbidity mainly due to vascular complications. The prevention of diabetic foot problems can be done through metabolic control and foot exercises. The purpose of this study was to determine the effect of diabetes foot spa measures on blood glucose levels, foot sensitivity and the ankle brachial index.Methods: This research was a pre-experimental design. The population totaled 170 DM patients and the sample was finalized at 30 respondents. The independent variable was diabetic foot spa, while the dependent variables were blood glucose levels, blood sensitivity and the ankle brachial index. The data was analyzed using a t-test and Wilcoxon rank test.Results: Diabetic foot spa in early neuropathy detection testing has a blood glucose level of t=9.523 and a p value=0.000. Diabetic foot spa also significantly affects foot sensitivity with a ρ <α (0.001<0.05) and an ankle brachial index of (ABI) ρ<α (0.008 < 0.05).Conclusion: Diabetic foot spa conducted regularly and independently can reduce the level of complications in Diabetes Mellitus patients. Furthermore, the tingling and pain in the feet can be reduced or even disappear as well as preventing complications such as foot ulcers that can often become amputations.


2019 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 672
Author(s):  
Erika Martining Wardani ◽  
Lono Wijayanti ◽  
Nur Ainiyah

Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disorder which marked by the hyperglycemia that appeared because of insulin secretion disorder and/or the increase of cellular insulin resistance. DM patients have a higher risk to experience foot problems due to blood vessels disorders causing the circulation of blood from legs is decreased. Purposed this research is diabetes could be prevented by doing a foot spa diabetic which the activities include foot exercises, warm water cleansing and massage. The method used in this study is Quays Experiment pre-post control group design. The population on this study was patients with Diabetes Mellitus Type 2 in Waru health center. The sample used was 60 people, divided into 2 groups; intervention and control group, with sampling technique of simple random sampling. The data collection was using observation sheets of diabetic foot SPA; the tool used to assess blood glucose levels was glucometer, whereas cotton, brush and needle were used to assess the foot sensitivity. The data was then analyzed with t-test. The result of the study showed that there were effecton the foot sensitivity (t=10,73, p value =0, 000) and there were effectdecrese on ankle brachial index(t=12,34, p value =0, 000). It is important for families and communities to give motivation to the diabetes mellitus patients to do diabetic foot SPA as one of alternative therapies to prevent foot complications such as foot ulcers and even amputation


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document