scholarly journals THE ABILITY OF STATISTICAL LITERACY STUDENT TEACHER CANDIDATE IN TERMS OF PRIOR-ABILITY ON MATHEMATICS

2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 395-408
Author(s):  
Johannis Takaria ◽  
Melvie Talakua

This study was aimed at analyzing the difference improvement of statistical literacy of the student teacher candidate in terms of their prior-ability on mathematics (PAM). This study used the Quasi Experiment method with the Non-equivalent Pretest-Posttest Control Group type and a sample of seventy elementary school student teacher candidates. The sampling technique used was purposive sampling method. The results of the research data were then analyzed using an independent sample t-test. Normalized-gain was used to analyze the improvement of students’ statistic literacy abilities. The study results significant differences in statistical literacy. Based on PAM, the group of students who received collaborative problem solving (CPS) models achieved higher statistical literacy improvements than students in the expository group. The improvement of statistical literacy was due to the effectiveness of CPS model. Collaborating can strengthen student statistic literacy skills. The ability of statistical literacy in learning requires students to have good PAM, because the PAM is a combination of knowledge and mathematical thinking skills in collaborating students can be actively involved in dealing with solving challenging statistical problems.KEMAMPUAN LITERASI STATISTIK MAHASISWA CALON GURU DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKAAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan peningkatan literasi statistis mahasiswa ditinjau dari kemampuan awal matematis (KAM). Penelitian menggunakan metode Quasi Eksperiment dengan tipe Non equivalent Pretest-Posttest Control Group. Sampel sebanyak 70 mahasiswa calon guru sekolah dasar yang diambil menggunakan metode purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji independent sample t-test. Normalized-gain digunakan untuk menganalisis peningkatan kemampuan literasi statistis mahasiswa. Penelitian menghasilkan adanya perbedaan signifikan peningkatan literasi statistis. Berdasarkan KAM kelompok mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model collaborative problem solving (CPS) mencapai peningkatan literasi statistis lebih tinggi dari mahasiswa pada kelompok ekspositori. Peningkatan literasi statistis dikarenakan efektifnya penggunaan model CPS. Berkolaborasi dapat memperkuat kemampuan literasi statistis mahasiswa. Kemampuan literasi statistis dalam pembelajaran mensyaratkan mahasiswa harus memiliki KAM yang baik, karena KAM merupakan kombinasi antara pengetahuan dan keterampilan berpikir matematis sehingga dalam berkolaborasi mahasiswa dapat terlibat aktif dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah statistik yang menantang. 

2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 183
Author(s):  
Johannis Takaria ◽  
Wahyudin Wahyudin ◽  
Jozua Sabandar ◽  
Jarnawi Afgani Dahlan

The purpose of this study was to find out the relationship between statistical literacy and mathematical representation of students as pre-service elementary school teachers through the Collaborative Problem Solving (CPS) model. The relationship between statistical literacy and mathematical representation was analyzed by using a product-moment correlation with a sample of 35 students of Elementary School Teacher Education Study Program at one of the state universities in Ambon City. The results showed that there was a positive and strong relationship between statistical literacy and mathematical representation with a correlation value of 0.66. This relationship means that if students have good mathematical representation abilities, statistical literacy abilities are also getting better. Exploration of statistical literacy and mathematical representation abilities can be facilitated by using The CPS learning model. The CPS learning model can facilitate student learning as a structure in mathematical thinking so that statistical literacy and mathematical representation abilities of students can be explored through the transformation of ideas among students. The CPS learning model aspects were implemented in high and very high categories while the indicators were at rating-2 and rating-3.


2017 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 48
Author(s):  
Kurnia Eka Wijayanti

Dalam penelitian ini membahas tentang peran outdoor education dalam mengembangkan karakter siswa. Pengembangan pendidikan karakter dapat dilakukan dimana dan oleh siapa saja, salah satunya dapat dilaksanakan melalui outdoor education. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menemukan hasil implementasi pendidikan luar sekolah (outdoor education) terhadap pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah terwujudnya implementasi yang baik yang berfokus kepada pendidikan luar sekolah (outdoor education) terhadap pembentukan karakter pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode eksperimen kuasi dengan desain nonequivalent pre test-post test control group design (pre test-post test dua kelompok). Subjek penelitian dipilih dengan teknik non-probabilitas dari sampel purposif (purposive sampling). Instrumen penelitian berupa angket yang dianalisis dengan teknik statistik yaitu ukuran gejala pusat dan Uji T berpasangan (paired t test), berdasarkan penghitungan diatas diperoleh t hitung = 4,67 dan nilai t tabel = 1,743 artinya hipotesis ditolak yang berarti bahwa terdapat implementasi positif yang signifikan dari pendidikan luar kelas (outdoor education) terhadap pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Hasil penelitian siswa cenderung menggunakan atau memanfaatkan alat atau fasilitas di lingkungan kita tanpa harus membelinya sehingga perlu daya imajinasi dan kreativitas yang tinggi, kemampuan problem solving pada anak, menstimulasi perkembangan bahasa dan kemampuan verbal, mengembangkan keterampilan sosial,  dan merupakan wadah pengekspresian emosi.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 172-186
Author(s):  
Atiek Winarti ◽  
Ani Rahmini ◽  
Almubarak Almubarak

KEEFEKTIFAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITISAbstrakPenelitian ini bertujuan mengetahui keefektifan strategi Collaborative Problem Solving berbasis Multiple Intelligences (CPS-MI) dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kecerdasan logis matematis, dan penguasaan konsep kimia peserta didik, serta mengetahui hubungan antara berpikir kritis, kecerdasan logis matematis dengan penguasaan konsep kimia. Metode penelitian menggunakan desain pre-test-post test control group. Sampel terdiri atas 93 peserta didik kelompok eksperimen dan 90 peserta didik kelompok kontrol dari tiga SMA di Kota Banjarmasin yang dipilih melalui metode stratified random sampling. Kelompok eksperimen menerapkan strategi CPS-MI, sedangkan kelompok kontrol menerapkan pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian menggunakan Watson Glaser Critical Thinking Appraisal Test, angket multiple intelligences, lembar observasi, dan tes penguasaan konsep Hidrolisis garam. Data penelitian dianalisis menggunakan teknik persentase, chi square test, Anava satu jalur, dan uji korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi CPS-MI efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kecerdasan logis matematis dan penguasaan konsep kimia. Berdasarkan temuan ini strategi CPS-MI efektif diterapkan sebagai alternatif meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kecerdasan logis matematis peserta didik. AbstractThis study was aimed at determining the effectiveness of Multiple Intelligences based Collaborative Problem-Solving (MI-CPS) strategy in improving students' critical thinking skills, mathematical logical intelligence, and chemical concept mastery, as well as knowing the relationship between critical thinking, mathematical logical intelligence, and chemical concept mastery. The study used a pretest-posttest control group design. The sample consisted of 93 experimental group students and 90 control group students from three high schools in Banjarmasin. The samples were selected through a stratified random sampling method. The experimental group applied the MI-CPS strategy, while the control group applied conventional learning. The instruments used were Watson Glaser Critical Thinking Appraisal Test, multiple intelligences questionnaire, observation sheet, and mastery test concept of salt hydrolysis. The research data were analyzed using percentage techniques, chi-square test, one-way ANAVA, and multiple correlation tests. The results show that the MI-CPS strategy is effective in improving critical thinking skills, mathematical logical intelligence, and mastery of chemical concepts. Based on these findings, the MI-CPS strategy is effectively applied as an alternative to improving students' critical thinking skills and mathematical logical intelligence.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 87-94
Author(s):  
Fanny Fajria ◽  
Hafnati Rahmatan ◽  
A. Halim

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran Problem Solving pada materi indera penglihatan dan alat optik di SMP N 8 dan SMP N 18 Banda Aceh. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimental design, dengan menggunakan rancangan pretest-posttes control group desaindan pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan April – Mei 2017, penelitian ini dilaksanakan pada 4 kelas yaitu kelas VIII-2 dan VIII-1 sebagai kelas ekperimen, sedangkan kelas VIII-4 dan VIII-3 sebagai kelas kontrol. Instrument penelitian menggunakan tes dalam bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 30 butir soal dan angket motivasi belajar peserta didik. Analisis data menggunakan uji independen sampel t-test pada taraf signifikan 0,05 untuk perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Data angket motivasi peserta didik dianalisis dengan statistik deskriptif.Hasil analisis menunjukkan (1) motivasi belajar peserta didik kelas ekperimen dan kelas kontrol berbeda signifikan. (2) hasil belajar kelas ekperimen dengan kelas kontrol menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan terdapat perbedaan motivasi belajar peserta didik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, terdapat perbedaan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran problem solving di SMP N 8 dan SMP N 18 Banda Aceh.Kata kunci:Problem Solving, Motivasi, Hasil Belajar,Indera Penglihatan&Alat Optik.                                                                                          


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Dyah Aniza Kismiati

This study aims to determine the effect of the use of enrichment e-modules in increasing the learning independence of high school students. This research is a quasi experimental study with nonequivalent pretest posttest control group design. The sample of the study is Jetis 1 High School students Bantul consisting of 2 classes. This sample was taken based on purposive sampling technique, class X MIPA 5 as a control class and class X MIPA 1 as an experimental class. The instruments used were questionnaires and observation sheets for students' learning independence. Data were analyzed through Independent Sample T-Test and Normalized Gain Score (NGain Score). The results showed that the enrichment E-module that was developed had a significant effect with a significance value of 0,000 < 0.005 and the increase was categorized as moderate with the results of the calculation of the N-Gain Score of 0.307. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi e-modul pengayaan dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa SMA. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain nonequivalent pretest posttest control group. Sampel penelitian yaitu siswa SMA N 1 Jetis Bantul yang terdiri atas 2 kelas . Sampel ini diambil berdasarkan teknik purposive sampling, kelas X MIPA 5 sebagai kelas kontrol dan kelas X MIPA 1 sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa angket dan lembar observasi kemandirian belajar siswa. Data dianalisis melalui Independent Sample T-Test dan Normalized Gain Score (N-Gain Score). Hasil penelitian menunjukkan bahwa E-modul pengayaan yang dikembangkan berpengaruh secara signifikan dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,005 dan peningkatannya terkategori sedang dengan hasil penghitungan N-Gain Score sebesar 0.307.Kata kunci: E-modul, pengayaan, bakteri, kemandirian belajar.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Johannis Takaria

The focus of this research is to comprehensively analyze the differences in self concept improvement of Primary School teacher candidates in terms of early mathematical ability (KAM). This difference analysis is facilitated using collaborative problem solving (CPS) model, with Quasi Experimental research method and designed with Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group type. The study sample involved 60 PGSD students in academic year 2016/2017. Identified through the results of the study that there is a difference in the increase of self-concept of student statistics, where the group of students who get the lectures with the CPS model get a higher increase than the group of students using expository learning (EPS), both whole students and based on the level of early mathematical ability (KAM) . This improvement difference is due to the effective use of CPS model. Collaborate in static lectures can improve student's positive self concept because in the transformation process there is an exchange of creative ideas among students.


2020 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 264-276
Author(s):  
Oktaviana Ainun Ratnawati ◽  
Tatag Yuli Eko Siswono ◽  
Pradnyo Wijayanti

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pemahaman literasi statistika mahasiswa semester IV Universitas Palangkaraya pada konteks covid-19 dengan Collaborative Problem Solving (CPS). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penjelasan tersebut didasarkan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan cara pemberian masalah literasi statistika yang didiskusikan secara berkelompok dan wawancara. Empat mahasiswa yang dipilih dari 38 mahasiswa sebagai subjek penelitian merupakan 2 kelompok yang mempunyai anggota dengan kemampuan matematika yang berbeda. Kelompok I terdiri dari subjek berkemampuan tinggi dan sedang, sedangkan kelompok II terdiri dari subjek berkemampuan sedang dan rendah. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemahaman literasi statistika keempat subjek berkemampuan tinggi, sedang, maupun rendah belum mampu untuk mencapai indikator menentukan klaim peneliti, dan merumuskan H0 dan H1 secara tepat.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 81-93
Author(s):  
Osey Putri Salehha ◽  
Siti Khaulah ◽  
Nurhayati Nurhayati

Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa pada pelajaran matematika merupakan salah satu penyebab kesulitan siswa dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan dalam materi limit fungsi aljabar. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk dimiliki oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa berbantuan kartu domino lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi limit fungsi aljabar di kelas XI SMA Negeri 2 Bireuen. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian quasi experimental. Desain penelitian yaitu Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bireuen yang terdiri dari 9 kelas, sedangkan yang menjadi sampel yaitu kelas XI MIA 1 dan kelas XI MIA 2. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis data data menggunakan uji independent sample t-test maka diperoleh nilai Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) kurang dari 0.05 maka H0 ditolak, artinya pengaruh model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa berbantuan kartu domino lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi limit fungsi aljabar di kelas XI SMA Negeri 2 Bireuen.


2019 ◽  
Vol 2 ◽  
Author(s):  
Erlita Ambarwati ◽  
Destri Ratna Ma'rifah

Penyampaian materi pada pembelajaran biologi masih didominasi dengan ceramah dilanjutkan pemberian tugas. Siswa hanya mencatat apa yang disampaikan guru dan beranggapan bahwa mata pelajaran biologi sulit dipahami sehingga hasil belajar belum mencapai KKM. Pembelajaran dengan model PBL, siswa diharapkan lebih memahami materi dan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan C1-C4 siswa kelas XI MIA SMA Muhammadiyah 1 Prambanan pada materi sistem ekskresi manusia. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Prambanan T.A 2018/2019. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas eksperimen XI MIA 1 dan kelas kontrol XI MIA 3 dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data berupa tes dan instrumen penelitian berupa soal pilihan ganda. Teknik analisis data berupa deskriptif kuantitatif. Hasil analisis Normalized-Gain kemampuan C1-C4 dengan uji Independent sampel t-test menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan kognitif siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap kemampuan C1-C4 pada siswa kelas XI MIA SMA Muhammadiyah 1 Prambanan materi sistem ekskresi manusia.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document