scholarly journals Pengaruh Perbedaan Dosis Ekstrak Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas) terhadap Jumlah Spermatozoa, Spermatozoa Motil, Berat Testis, dan Diameter Testis pada Mencit Jantan (Mus Musculus)

2016 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Haifa Wahyu ◽  
Rahmatina B. Herman ◽  
Arni Amir

AbstrakIndonesia menghadapi persoalan kependudukan dan keluarga berencana yang cukup berat, salah satu penyebabnya dikarenakan rendahnya partisipasi pria dalam penggunaan kontrasepsi. Salah satu tanaman yang bersifat antifertilitas adalah jarak pagar (Jatropha curcas). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perbedaan dosis ekstrak biji jarak pagar terhadap jumlah spermatozoa, spermatozoa motil, berat testis dan diameter testis pada mencit jantan (Mus musculus). Penelitian ini menggunakan metode post test only control group design terhadap mencit jantan dengan berat 20–30 gram. Sampel terdiri dari 24 ekor mencit dibagi dalam 3 kelompok P1, P2, dan P3 dengan memberikan ekstrak biji jarak pagar dengan 3 tingkatan dosis selama 36 hari. Hasil penelitian semakin tinggi dosis yang diberikan semakin rendah jumlah spermatozoa, spermatozoa motil, berat testis dan diameter testis namun secara statistik tidak terdapat pengaruh yang bermakna pada jumlah spermatozoa p=0,06 dan spermatozoa motil p=0,15 (p > 0,05) dan terdapat pengaruh bermakna pada berat testis p=0,00 dan diameter testis p= 0,00 (p< 0,05).Kesimpulannya pemberian ekstrak biji jarak pagar menurunkan jumlah spermatozoa, spermatozoa motil, berat testis dan diameter testis namun secara statistik ekstrak biji jarak pagar tidak terdapat pengaruh yang bermakna terhadap jumlah spermatozoa dan spermatozoa motil dan terdapat pengaruh bermakna terhadap berat testis dan diameter testis.Kata kunci: ekstrak biji jarak pagar, jumlah spermatozoa, spermatozoa motil, berat testis, diameter testis.AbstractIndonesia faces the quite severe problem of population and family planning, one reason is because the low participation of men in the use of contraception. One antifertility plants and are found in Indonesia is jatropha (Jatropha curcas). This study aims to determine the effect of different doses of extract of Jatropha seeds on sperm count, motile of sperm, testis weight and diameter of the testis in male mice (Mus musculus). This study uses the approach post test only control group design to male mice weighing 20-30 grams. The sample consisted of 24 mice were divided into 3 groups of P1, P2, and P3 to provide jatropha seed extract with 3 levels of doses for 36 days. The results showed the effect of Jatropha curcas seed extracts against sperm count, motile of sperm, testicular weight and testicular diameter between groups P1, P2 and P3. The higher the dose given, the lower the sperm count, motile of sperm, testis weight and diameter of the testis, but no statistically significant effect on the number of spermatozoa p = 0.06 and p = 0.15 motile of sperm (p> 0.05 ), and there is a significant effect on testis weight p = 0.00 and p = 0.00 testis diameter (p <0.05). From the results of this study concluded that administration of Jatropha seed extract can reduce sperm count, motile of sperm, testis weight and diameter of the testis but statistically jatropha seed extract contained no significant effect on sperm count and motile of sperm and significant effect on testis weight and the diameter of the testes.Keywords: Jatropha seed extract, sperm numbers, motile of sperm, testis weight, testis diameter.

2017 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
Author(s):  
Okky Irtanto ◽  
Alex Pangkahila ◽  
IGM Aman

Abstract: Overtraining accelerates aging due to the excessive production of free radicals that can cause oxidative stress. Banana floret extract contains bioactive compounds with antioxidant capacity which can increase the body's defence to deal with the oxidative stress by increasing the level of superoxide dismutase (SOD). This study was aimed to prove that the banana (Musa x paradisiaca) floret extract could prevent the decrease of superoxide dismutase (SOD) levels in overtraining-induced mice (Mus musculus) BALB/c liver. This was a true experimental study with the post-test only control group design. Subjects were 36 male mice (Mus musculus), BALB/c strain, 12 weeks old, weighing 20-22 g, which were divided into two groups with 18 mice each. The control group (P0) was treated with a placebo of 1 ml aquadest and overtrained for 14 days meanwhile the treatment group (P1) was treated with banana (Musa x paradisiaca) floret extract of 400 mg/kgBW/day and overtrained for 14 days. The results showed that after 14-day treatment, the mean SOD level in the liver tissue of the P0 group was 568.82±9.558 U/mg protein whereas in the P1 group was 588.37±10.629 U/mg protein (P < 0.01). The t-independent test showed a t value of -5.804 and a P value of 0.000 which indicated that after treatment, the levels of SOD in liver tissue of both groups were significantly different. Conclusion: Banana (Musa x paradisiaca) floret extract could prevent the decrease of superoxide dismutase (SOD) levels in the liver tissue of overtraining-induced mice (Mus musculus) BALB/c.Keywords: banana floret, SOD, liver, overtrainingAbstrak: Aktivitas fisik berlebih mempercepat penuaan karena meningkatkan produksi radikal bebas yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Ekstrak floret pisang mengandung senyawa bioaktif dengan kapasitas antioksidan yang dapat meningkatkan pertahanan tubuh dalam menghadapi stres oksidatif melalui peningkatan kadar superoksida dismutase (SOD). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak floret pisang raja (Musa x paradisiaca) dapat mencegah penurunan kadar SOD pada hati mencit (Mus musculus) BALB/c dengan aktivitas fisik berlebih. Jenis penelitian ialah eksperimental murni dengan post test only control group design. Subjek penelitian ialah 36 ekor mencit (Mus Musculus) BALB/c, jantan, berumur 12 minggu, berat badan 20-22 gr, yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing berjumlah 18 ekor mencit. Kelompok kontrol (P0) diberikan plasebo berupa aquadest sebanyak 1 ml dengan aktivitas fisik berlebih selama 14 hari, dan kelompok perlakuan (P1) diberikan ekstrak floret pisang raja (Musa x paradisiaca) dosis 400 mg/kgBB mencit per hari dicampur aquadest hingga 1 ml dengan aktivitas fisik berlebih selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar SOD jaringan hati pada kelompok kontrol (P0) sesudah perlakuan (post-test) ialah 568,82±9,558 U/mg protein, sedangkan pada kelompok perlakuan (P1) ialah 588,37± 10,629 U/mg protein. Analisis kemaknaan dengan T-Independent mendapatkan nilai t= -5,804 dan nilai P = 0,000 yang menunjukkan bahwa sesudah perlakuan (post-test), kadar SOD jaringan hati pada kedua kelompok berbeda sangat bermakna. Simpulan: Ekstrak floret pisang raja (Musa x paradisiaca) dapat mencegah penurunan kadar SOD pada hati mencit (Mus musculus) BALB/c dengan aktivitas fisik berlebih.Kata kunci: floret pisang raja, SOD, hati, aktivitas fisik berlebih


2018 ◽  
Vol 54 (2) ◽  
pp. 84 ◽  
Author(s):  
Widayati Agustina ◽  
Widjiati Widjiati ◽  
Alfiah Hayati

This study aimed to determine the effects of red fruit (Pandanus conoideus Lam) oil on MDA levels and spermatozoa quality in mice (Mus musculus) exposed to MSG. The quality includes motility, viability, concentration, and morphology of spermatozoa. This experimental study used randomized post-test only control group design. The subjects of this study were 25 mice (Mus musculus), divided into 5 groups (5 mice per group). K- group received distilled water for 35 days. K+ group received 4 mg/g BW MSG for 21 days. P1, P2, and P3 treatment groups received 4 mg/g BW MSG for 21 days and 0.02; 0.04; 0.08 ml/g BW red fruit oil, respectively, from day 22 to 35. The results showed that mean spermatozoa morphology in K-, K+, P1, P2, P3 groups were as follows: 0.86; 0.56; 0.67; 0.61; and 0.87 (%). The spermatozoa concentrations were sequentially as follows: 21; 10; 15; 32,8,19 (107 cells/ml). The spermatozoa's vitalities were as follows: 0,64; 0,14; 0,24; P2: 0.36; 0.68 (%). MDA levels were respectively: 0.29; 0.60; 0.35; 0.23; and 0.19 (nm). As a conclusion, testicular MDA levels in mice exposed to MSG and given with red fruit oil were lower than those in mice exposed to MSG without receiving red fruit oil. The quality of spermatozoa in mice exposed to MSG and receiving red fruit oil was higher than that of mice exposed to MSG without being given with red fruit oil.


Sains Medika ◽  
2017 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Sri Mastuti ◽  
Djoko Tri Hadi ◽  
Chodidjah Chodidjah

LATAR BELAKANG: Luka tidak sembuh dalam waktu lama dengan berbagai penyebab merupakan masalah yang sering ditemukan dalam berbagai disiplin kedokteran. Kejadian ini salah satu sumber utama morbiditas, penyebab gangguan psikologis para penderita, meningkatkan biaya pengobatan dan kehilangan jam kerja pada penderita usia produktif.�TUJUAN: untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji jinten hitam (Nigella sativa) dalam sediaan salep sebanyak 40% dan 60% terhadap jumlah fibroblas dan kolagen pada penyembuhan luka sayat mencit balb/c.METODE: Penelitian eksperimental dengan rancangan �post test only control group design� pada 48 ekor mencit jantan galur balb/c, dibagi menjadi 4 kelompok pengujian fibroblast (24 ekor) dan 4 kelompok pengujian kolagen (24 ekor). Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor sampel yang dipilih secara random. Salep ekstrak Nigella sativa dengan konsentrasi 40% dan dengan konsentrasi 60% dioles sebanyak 3x sehari selama 7 hari pada kelompok fibroblast dan selama 14 hari pada kelompok kolagen. Data dianalisis dengan Kruskal-Wallis.HASIL: Analisis jumlah fibroblast antara kelompok kontrol/tidak diberikan perlakuan dan kelompok yang diberikan salep garamycin terdapat perbedaan (p value =0,010), antara kelompok kontrol dan kelompok yang diberikan salep ekstrak jinten hitam 40 % tidak ada perbedaan (p value =0,065), pada kelompok yang diberikan salep ekstrak jinten hitam 60 % terdapat perbedaan (p value =0,025). Hasil analisis jumlah kolagen menunjukkan perbedaan antara semua kelompok (p value =0,004).KESIMPULAN: Pemberian salep ekstrak biji jinten hitam (Nigella sativa) dapat meningkatkan jumlah fibroblas dan kolagen pada penyembuhan� luka sayat kulit mencit galur balb/c.


e-GIGI ◽  
2017 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Anggriana H. Bujung ◽  
Heriyannis Homenta ◽  
Johanna A. Khoman

Abstract: In addition to daily consumption, avocado is also used to treat oral diseases. Scientific studies showed that avocado seed contained flavonoids, tannins, and alkaloid which were expected to inhibit bacterial growth. This study was aimed to obtain the bacterial inhibitory effect of avocado seed (Persea americana Mill.) extract on Streptococcus mutans as the primary cause of dental caries. This was a true experimental study with the post test only control group design. This study used a modified Kirby-Bauer method with paper disk. The positive control was erythromycin and the negative control was aquadest. Avocado seeds were extracted by using maceration method with 96% ethanol. The Streptococcus mutans bacteria were obtained from pure stock of Microbiology Laboratory of Pharmacy Study Program University of Sam Ratulangi Manado. The results showed that the mean diameter of inhibition zone of avocado seed extract was 21.8 mm which was classified as very strong inhibition. Conclusion: Persea Americana Mill. seed extract had a very strong inhibitory effect on the growth of Streptococcus mutans.Keywords: avocado seed (Persea americana Mill.), Streptococcus mutans, inhibition effectAbstrak: Selain menjadi bahan konsumsi masyarakat yang lezat, ternyata alpukat telah lama dipercaya dapat mengobati penyakit di dalam rongga mulut. Di dalam buah alpukat terdapat biji yang terbukti melalui penelitian ilmiah mengandung flavonoid, alkaloid, dan tannin yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak biji buah alpukat (Persea americana Mill.) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans. Jenis penelitian ialah eksperimental murni dengan post test only control group design. Metode yang digunakan ialah modifikasi Kirby-Bauer dengan paper disk. Kontrol positif menggunakan antibiotik eritromisin dan kontrol negatif menggunakan akuades. Biji buah alpukat diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Bakteri Streptococcus mutans diambil dari stok bakteri murni Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado. Hasil penelitian menunjukkan diameter rerata zona hambat dari ekstrak biji buah alpukat yang terbentuk ialah 21,8 mm dan digolongkan sebagai zona hambat sangat kuat. Simpulan: Ekstrak biji buah alpukat memiliki daya hambat sangat kuat terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.Kata kunci: biji buah alpukat (Persea americana Mill.), Streptococcus mutans, daya hambat


EMBRIO ◽  
2018 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Rr. Catur Leny Wulandari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian genistein terhadap penurunan kadar TNF-α studi pada (Mus musculus) model endometriosis. Penelitian dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu : kontrol negatif, kontrol positif dengan perlakuan pemberian genistein dosis 50 mg/hari, 100 mg/hari, 200 mg/hari, 300 mg/hari, 400 mg/hari, 500 mg/hari. Pengukuran kadar TNF-α menggunakan ELISA kit. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan uji Perbandingan berganda |Ri-Rj| 5%.Menggunakan mencit model endometriosis.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni (true experimental) dengan menggunakan rancangan percobaan dengan metode randomized post-test control group design., dilakukan di Laboratorium Fisiologi Reproduksi Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya dan Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.  Ada pengaruh pemberian genistein terhadap kadar TNF-α dalam cairan peritoneal mencit model endometriosis (p<0,05). Genistein mampu menurunkan kadar TNF-α terendah pada dosis 100 mg/hari (148.25±7.89 pg/ml) bila dibandingkan dengan perlakuan dosis yang lain.


Author(s):  
Rinza Rahmawati Samsudin

 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bioaktifitas ekstrak bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis l.) terhadap  kadar kolesterol darah mencit (Mus musculus) yang mengalami hiperkolesterolemia dengan diet tinggi lemak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni, dengan menggunakan rancangan randomized post-test only control group design. Bunga sepatu mengandung pigmen antosianin yang termasuk golongan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Sebanyak dua puluh delapan mencit dibagi menjadi empat kelompok (K1, K2, K3 dan K4). Kelompok K1 adalah kelompok yang mendapat perlakukan pakan tinggi lemak dan aquadest setelah aklimatasi. Kelompok K2, K3, dan K4 adalah kelompok  terapi yang mendapat perlakukan pakan tinggi lemak, ekstrak bunga septum sebanyak 1 ml dan aquadest setelah aklimatasi. Pemberian pakan tinggi lemak berlangsung selama 28 hari. Selama penelitian berlangsung penimbangan berat badan tikus dilakukan sebanyak lima kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian 1 ml ekstrak bunga sepatu selama dua puluh delapan hari dapat menurunkan kadar kolesterol mencit dimana nilai p<0.05. Kata kunci: ekstrak bunga sepatu, kadar kolesterol, diet tinggi lemak


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Ida Ayu Manik Damayanti ◽  
Ni Wayan Sukma Antari ◽  
Anak Agung Sagung Alit Sukmaningsih

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran histologi hepar mencit jantan (Mus musculus) yang diberi ekstrak buah juwet (Syzygium cumini) pada filter rokok kretek sebagai peluruh radikal bebas pada asap rokok. Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni (true experimental) dengan pendekatan post test only control group design. Data hasil penelitian diuji statistik menggunakan SPSS 21.0, hasil uji Shapiro Wilk  menunjukan data terdistribusi normal dengan nilai p>0,05, selanjutnya dilakukan uji homogenitas yang hasilnya menunjukan data homogen, dengan nilai p< 0,05. Setelah itu dilanjutkan dengan uji Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mencit yang diberikan rokok kretek  memiliki hasil yang signifikan dengan kelompok kontrol sebesar 5,78±1,64 dimana sel nekrosis dan perlemakan hati lebih banyak terjadi pada mencit yang diberikan rokok kretek dibandingkan dengan yang tidak diberikan rokok kretek. Pemberian filter ekstrak juwet pada mencit jantan yang terpapar asap rokok menunjukkan hasil yang signifikan menurunkan jumlah nekrosis dan perlemakan hati, hal ini ditunjukkan dari hasil uji statistic nilai p<0,05 dimana kelompok kontrol tidak menunjukan perbedaan yang signifikan terhadap kelompok perlakuan yang diberikan filter ekstrak juwet . Pada penelitian ini filter rokok ekstrak buah juwet (Syzygium cumini) dapat menurunkan nekrosis dan perlemakan hati pada mencit jantan. (Mus musculus) yang terpapar asap rokok.


Author(s):  
Theopilus Wilhelmus Watuguly ◽  
Anik Uniarti ◽  
Maria Nindatu

Penderita hiperkolesterolemia umumnya mengkonsumsi obat-obat konvensional dengan menggunakan obat hipolipidemik untuk menurunkan kadar kolesterol. Namun jenis obat seperti ini juga memiliki efek samping. Selain mengkonsumsi obat hipolipidemik, peningkatan kadar kolesterol dapat ditekan dengan pengaturan pola diet dengan mengontrol asupan zat gizi secara seimbang sesuai kebutuhan. Ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang diaplikasikan pada nata de coco diyakini dapat menurunkan kadar kolesterol karena keduanya mengandung serat yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan diet, dan  memperbaiki proses pencernaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aplikasi dan menentukan dosis ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) pada nata de coco dalam menurunkan kadar kolesterol total, LDL dan meningkatkan HDL pada mencit (Mus musculus). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan desain penelitian Pre-Post Test Only Control Group Design yang menggunakan hewan coba mencit sebanyak 18 ekor dengan pemberians dosis yang berbeda yaitu dosis 1:1 dan dosis 1:2. Uji statistik ANOVA pada hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total, LDL, dan meningkatkan HDL adalah perlakuan ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) pada nata de coco dengan dosis 1:2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan untuk hewan coba mencit maka menunjukan penurunan kadar kolesterol secara signifikan.


2016 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Anita Fitri Puspasari ◽  
Sulistyo Mulyo Agustini ◽  
Anung Putri Illahika

ABSTRAK Hiperlipidemia merupakan salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner dan stroke. Hal tersebut dapat diketahui dengan hasil profil lipid. Saat ini, pencegahan hiperlipidemia dapat dilakukan dengan cara alami yang disebut fitofarmaka. Salah satunya yaitu ekstrak daun kersen mengandung flavonoid, saponin, dan tannin yang dapat memperbaiki profil lipid dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adakah pengaruh ekstrak daun kersen (Muntinga calabura l.) terhadap perbaikan kadar profil lipid mencit hyperlipidemia. Metode penelitian adalah True experimental dengan post test only control group design dengan kontrol negatif, kontrol positif, 3 perlakuan yang diinduksi minyak jelantah sebagai hiperlipidemia dan ekstrak daun kersen untuk perbaikan profil lipid dosis 1.5,3,6 (mg/200gBB/hari). Data dianalisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji ANOVA, uji post hoc, uji regresi yang pengolahannya menggunakan SPSS 19.Hasil Uji One Way Anova pada variabel p=0,000 (p<0,05) terdapat perbedaan signifikan. Hasil uji post hoc didapatkan perbedaan bermakna (p<0,05) antar kelompok. Pada Uji regresi linier didapatkan dosis terbaik pada dosis 6 (mg/200gBB/hari) dengan presentaseperbaikan kolesterol total 65%, TG 79%, LDL 79%, dan HDL 75%. Flavonoid menghambat sintesis kolesterol dengan menghambat HMG-KoA reduktase. Saponin dan Tannin bekerja dengan menghambat penyerapan kolesterol dan trigliserida di usus. Kesimpulannya adalah ekstrak daun kersen berpengaruh terhadap perbaikan kadar profil lipid mencit putih hiperlipidemiaKata kunci : Hiperlipidemia, ekstrak daun kersen


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 86 ◽  
Author(s):  
Vini Anggraini ◽  
Masfufatun Masfufatun

Abstrak   Candida albicans merupakan salah satu mikrooganisme penyebab infeksi kandidiasis. Daun sirih merah (Piper crocatum) dan biji alpukat (Persea americana) telah diteliti dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kombinasi daun sirih merah (Piper crocatum) dan ekstrak biji alpukat (Persea americana) dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. Penelitian bersifat eksperimental laboratorium (true experiment) dengan pendekatan post test control group design only. Daun sirih merah dan biji alpukat diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol.    Pada masing-masing ekstrak etanol dilakukan uji pendahuluan untuk mengetahui konsentrasi optimum ektrak dalam memnghambat pertumbuhan C. albicans. Daya Hambat pertumbuhan C. albicans diuji menggunakan metode difusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraks daun sirih merah dan biji alpukat masing-masing memiliki daya hambat terbesar pada konsentrasi 10%. Kombinasi ekstrak daun sirih merah dan ekstrak biji alpukat memiliki daya hambat yang signifikan terhadap pertumbuhan Candida albicans dibandingakan kontrol negatif, kontrol positif dan ekstrak daun sirih merah. Dengan demikian kombinasi ekstrak daun sirih dan biji aplukat etanol berpotensi sebagai antifungi dalam menghambat pertumbuhan C. albicans sehingga diharapkan bisa mengurangi prevalensi kandidiasis. Kata Kunci :    daun sirih merah,  biji alpukat, Candida albicans,                                                           Abstract Candida albicans is one of the microbialism that causes candidiasis infection. Red betel leaf (Piper crocatum) and avocado seed (Persea americana) have been studied to inhibit the growth of C. albicans. The purpose of this study was to determine the effectiveness of red betel leaf (Piper crocatum) and avocado seed extract (Persea americana) combination in inhibiting the growth of C. albicans. Research is experimental laboratory (true experiment) with post test approach control group design only. Red betel leaf and avocado seeds are extracted by maceration using ethanol solvent. In each ethanol extract, a preliminary test was performed to find out the optimum concentration of extract in inhibiting the growth of C. albicans. C. albicans growth retardant was tested using diffusion method. The results showed that the extract of red betel leaf and avocado seeds each had the greatest inhibitory concentration at 10%. The combination of red betel leaf extract and avocado seed extract have significant inhibitory effect on C. albicans growth compared to negative control, positive control and red betel leaf extract. Thus, the combination of betel leaf extract and ethanol  seed has the potential as an antifungal in inhibiting the growth of C. albicans so it is expected to reduce the prevalence of candidiasis. Keywords: red betel leaf, avocado seed, Candida albicans, 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document