scholarly journals STIMULASI PIJAT DAPAT MENINGKATAN BERAT BADAN BAYI TAHUN 2020

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Irawati Indrianingrum ◽  
Indah Puspitasari

Latar Belakang: Masa tumbuh kembang bayi merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan seseorang yaitu pada usia 0-12 bulan. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan membutuhkan asupan gizi dan stimulasi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah stimulasi. Beberapa pedoman untuk stimulasi bayi di antaranya stimulasi penglihatan, stimulasi pendengaran, stimulasi taktil atau perabaan, serta koordinasi visual dan gerak. Tujuan: Mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap penigkatan berat badan bayi DiKlinik Norma Medika Mayong Tahun 2019 Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah quasy eksperiment dengan menggunakan pendekatan non equivalent control-group before-after design. Populasi dan sampel sebanyak 33 bayi di Klinik Norma Medika Mayong yang diambil dengan total sampling. Instrumen penelitian menggunakan observasi dan perlakuan secara langsung. Analisa data dilakukan secara univariant dan bivariant uji T Test berpasangan.Hasil Penelitian: Penelitian tentang peningkatan berat badan dengan pijat di Klinik Norma Medika Mayong Tahun 2019 didapatkan hasil (p value 0,000 < 0,05) penelitian yang diperoleh ada perbedaan peningkatan berat badan sebelum dan sesudah antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kesimpulan: : Ada pengaruh antara pijat dengan peningkatan berat badan bayi Di Klinik Norma Medika Mayong Tahun 2019.

2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 109-115
Author(s):  
Neneng Siti Lathifah ◽  
Zarma H ◽  
Nurul Isnaini

IMPROVEMENT OF HEMOGLOBIN (Hb) LEVELS IN PREGNANT WOMEN WITH ANEMIA WITH THE CONSUMPTION OF JAMBU SEEDS (PSIDIUM GUAJAVA. L) ABSTRACT Background Anemia in pregnancy is a national problem because it reflects the socio-economic condition of the community and its influence is very large on the quality of human resources. The incidence of anemia in pregnant women 2018 in Pesisir Barat Regency is 29.9%. The incidence of anemia in pregnant women at Krui Health Center is 67.5%. The purpose of this study is to know the effect of giving guava juice (Psidium Guajava. L) to the increase of hemoglobin (Hb) levels in pregnant women with anemia in Krui health center in 2019.Methods Quantitative Research Type, the research design is a quasi-experimental method with a Non-equivalent Control Group Design approach. The population in this study were as many as 60 second trimester pregnant women and third trimester who had anemia, a sample of 30 pregnant women. 15 people were given treatment with guava fruit juice and Fe tablets, and 15 people were given treatment with Fe tablets, with inclusion criteria Willing to be respondents, Willing to consume guava juice, Pregnant women with mild and moderate anemia with hemoglobin levels (Hb 7.9 - 10 g / dl). With purposive sampling sampling technique. Analyze data with T-test (univariat and bivariat).The results showed an average hemoglobin level before consumption of guava juice and Fe tablets of 9.72 gr / dl, the average hemoglobin level after consumption of guava juice and Fe tablets was 11.13 gr / dl, the average hemoglobin level before consumption of Fe tablets of 9.80 gr / dl, the average hemoglobin level after consumption of FE tablets was 10.60 gr / dl. Conclusion It was known that there was an effect of giving guava juice (Psidium Guajava. L) to Hb levels in pregnant women with anemia in Krui Public Health Center, West Coast District in 2019. The results of the t test were p value 0,000 <α (0.05).Suggestion  It is recommended for health workers, especially midwives, to encourage pregnant women to consume guava juice as a companion to Fe because it can raise hemoglobin levels in pregnant women. Keywords              : Guava Juice, Tablets Fe, Hemoglobin Level ABSTRAK Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Angka kejadian anemia pada ibu hamil tahun 2018 di Kabupaten Pesisir Barat adalah sebesar 29,9%. Angka kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Krui sebesar 67,5%.Tujuan dari penelitian ini adalah diketahui Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji (Psidium Guajava. L) Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin (Hb) pada Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Krui Tahun 2019.Metode Jenis Penelitian Kuantitatif, rancangan penelitian metode quasi eksperimen dengan pendekatan Non-equivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang ibu hamil trimester II dan trimester III yang mengalami anemia, Sampel sebanyak 30 ibu hamil. 15 orang diberikan perlakuan dengan jus jambu biji dan tablet Fe, dan 15 orang diberikan perlakun dengan tablet Fe, dengan kriteria inklusi Bersedia menjadi responden, Bersedia mengkonsumsi jus jambu biji, Ibu hamil dengan anemia ringan dan sedang dengan kadar hemoglobin (Hb 7,9 – 10 g/dl). Dengan teknik sampling purposive sampling. Analisa data dengan uji T-test (univariat dan bivariat).Hasil penelitian menunjukan rata-rata kadar hemoglobin sebelum konsumsi jus jambu biji dan tablet Fe sebesar 9,72 gr/dl, rata-rata kadar hemoglobin setelah konsumsi jus jambu biji dan tablet Fe sebesar 11,13 gr/dl, rata-rata kadar hemoglobin sebelum konsumsi tablet Fe sebesar 9,80 gr/dl, rata-rata kadar hemoglobin setelah konsumsi tablet Fe sebesar 10,60 gr/dl.Kesimpulan Diketahui Ada Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji (Psidium Guajava. L) Terhadap Kadar Hb pada Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2019. Hasil uji t didapat p value 0,000 < α (0,05).Saran bagi tenaga kesehatan khususnya bidan agar menganjurkan kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi jus jambu biji sebagai pendamping Fe karena dapat menaikkan kadar hemoglobin pada ibu hamil. Kata Kunci            : Jus Jambu Biji, Tablet Fe, Kadar hemoglobin


2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 63-70
Author(s):  
Arlin Dewi Utari ◽  
Yanita Trisetiyaningsih

Background: Adolescence showed maturation of the reproductive organs one of menstruation. When menstruation dysmenorrhea usually accompanied to disrupt the activities of youth and reduce quality of life of individuals. In Indonesia the incidence of dysmenorrhea amounted to 64.25%. Teens knowledge about dysmenorrhea showed 78.3% of young women are included in the category level of knowledge is lacking. Hence the need for health education about dysmenorrhea, the importance of knowledge about adolescent dysmenorrhea can change attitudes in dealing with dysmenorrhea appropriately and well, so as to achieve healthy behaviors (health behavior). Objective: To determine the effect of health education on the  attitudes of young women in dealing with dysmenorrhea. Method: The research design uses methods quasy Experiment pretest and posttest design with non-equivalent control group. The samples used were 36 respondents. Analysis of the data used is univariable and Paried bivariable analysis using t-test and Independent t-test with a significance level of p <0.05. Result: There are differences in the attitude between pretest and posttest in the intervention group with a p-value of 0.000 (<0.05). There are differences in the attitude pretest and posttest control group with a p-value  of p-value 0.028 (<0.05). There are differences in the attitude posttest between the intervention group and the control group with a p-value 0.003 (<0.05). Conclusion: There is effect on dysmenorrhea health education on attitudes of young women in dealing with dysmenorrhea in SMP N 1 Pleret. Keyword : Dysmenorhea, Attitude.


2017 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 55
Author(s):  
Muhammad Zamzami ◽  
Dwi Astuti ◽  
Kusuma Estu Werdani

SubdistrictBoyolaliSelois a pest endemic area, tillat any timecould bean epidemicof pest diseaseanymorebecausediscoveryis stillpositivetitersin miceandhumanbloodspecimens. Preventionneeds to bedonerightthrough thechild’searlyelementary studentstoimprove their knowledge andattitudes. The aims this research is for knowing there are the influence of health education using ladder snake method about prevention of pest disease towards knowledge level and ttitude of students in elementary school of 1 Selo Boyolali. This research method are Quasi Eksperiment with design Non-Equivalent Control Group. Research subjects areelementary school studentsgrades 4-6are divided intoan experimental groupanda control groupusing70samples. Statistical test with significant level (α=0,05) using Paired sample t-test, showed there is difference average value on knowledge level(p-value=0.000) andattitude(p-value=0.000) in the experimental groupaftertreatment and there is no difference average value on knowledge(p-value=0.202) andattitude(p-value=0.750) in the control group. The result of Independent t-test showed there any effect of health education with ladder snake about prevention of pest disease on knowledge level (p-value=0,000) and attitude (p-value=0,000). Suggestedto health practitionersto disseminate society how to prevention pest disease, especially about vector and reservoir pest disease


2021 ◽  
Author(s):  
Andi Asrifan ◽  
Adi Wijayanto

Penelitian dalam skripsi ini dilatar belakangi bahwa penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat memberikan stimulasi perkembangan anak usia dini. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat menstimulasi perkembangan anak usia dini di RA Al Khodijah Purworejo Ngunut Tulungagung. Media audio visual memberikan suara dan gambar yang bergerak sehingga dapat menarik minat anak dalam pembelajaran dan mempengaruhi kecerdasan bahasa anak. Sedangkan pembelajaran dengan menggunakan APE akan mempermudah dan memberikan kesempatan pada anak untuk berimajinasi, berfikir kreatif, menciptakan sesuatu yang baru dan menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah.Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan quasi experimental dan desain penelitian non equivalent control group design. Populasi anak usia dini kelompok B di RA Al Khodijah Purworejo Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari kelompok B1 sejumlah 30 anak dan kelompok B2 sejumlah 30 anak. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sejumlah 30 anak. Variabel independen media audio visual dan alat peraga edukatif, variabel dependen pengembangan bahasa anak. Data diambil dengan lembar observasi pengembangan bahasa anak, kemudian dianalisis dengan uji paired sample t test dan independent sample t test.Hasil dari penelitian didapatkan: 1) Ada pengaruh media pembelajaran audio visual terhadap hasil pengembangan bahasa anak kelas B di RA Al Khodijah Purworejo Ngunut Tulungagung. Hal tersebut ditunjukkan dari uji paired t test pengembangan bahasa anak antara sebelum dan sesudah pembelajaran media audio visual didapatkan p value 0,000 &lt; 0,05. 2) Ada pengaruh alat peraga edukatif terhadap hasil pengembangan bahasa anak kelas B di RA Al Khodijah Purworejo Ngunut Tulungagung. Hal tersebut ditunjukkan dari uji paired t test pengembangan bahasa anak antara sebelum dan sesudah pembelajaran dengan alat peraga edukatif didapatkan p value 0,000 &lt; 0,05. 3) Ada perbedaan pengaruh media pembelajaran audio visual dan alat peraga edukatif terhadap hasil pengembangan bahasa anak kelas B di RA Al Khodijah Purworejo Ngunut Tulungagung. Hal tersebut ditunjukkan dari uji independen t test pengaruh media pembelajaran audio visual dan alat peraga edukatif terhadap hasil pengembangan bahasa anak didapatkan p value 0,004 &lt; 0,05.


1970 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Nurlia Ikaningtyas ◽  
Rizaldi Pinzon ◽  
Isnanto Isnanto

Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia, jumlah pasien stroke menduduki peringkat pertama di Asia. Jumlah pasien stroke di Indonesia menurut Pusat data dan Informasi Kementerian Republik Indonesia diperkirakan sebanyak 2013 1.236.825 orang.Pasien stroke banyak mengalami komplikasi salah satunya adalah atropi otot. Atropi otot akan mengakibatkan ketidakmampuanfungsional pasien post stroke yang menyebabkan penurunan kualitas hidup. Tindakan yang tepat akan mencegah terjadinya atropi otot. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah ada beda antara pasien yang diberi latihan panggul dan BRIME. Metode: menggunakan desain penelitian quasy experimentalpost test non equivalent control group. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 responden dengan pembagian kelompok intervensi berjumlah 15 responden dan kelompok control berjumlah 15 responden. Teknik pengambilan sampling purposive sampling dan analisis data menggunakan independent t- test dengan α: 0,05. Hasil : Hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan yang signifkan ukuran lingkar femuralis antara kelompok control dan kelompok intervensi dengan P value : 0,451. Kesimpulan: Tidak ada beda antara kelompok intervensi dan kelompok control. Kelompok kontrol yang dilakukan Brief Repetitive Isometric Maximum Exercise (BRIME) dan kelompok intervensi yang dilakukan latihan panggul. Hasil mean menunjukan bahwa latihan panggul terjadi peningkatan ukuran lingkar otot femuralis sedangkan BRIME terjadi penurunan ukuran lingkar otot femuralis. Saran: Saran untuk peneliti lain apabila akan melakukan penelitian yang sama memperhatikan factor confounding yaitu status nutrisi dan luas infark. Selain itu, peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah waktu penelitian Kata Kunci: Stroke - Brief Repetitive Isometric Maximum Exercise (BRIME) – Latihan Panggul-Atropi Otot


2021 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Citra Amelia Lubis ◽  
Dudut Dudut Tanjung ◽  
Asrizal Asrizal Asrizal

<em><span lang="EN-US">Fracture occurs due to the damage of the shape and function of the bone, and the fractured patients generally experience pain. One of the interventions to reduce pain intensity in fracture patients is cold compress. This study aims to identify the effectiveness of cold compress on pain intensity in fracture patients in H. Adam Malik Hospital Medan. This is a quantitative study with a quasi-experimental design approach with an equivalent control group pretest-posttest design. The number of samples is 70 respondents consisting of 35 people for each intervention and control group, respectively, which was collated by consecutive sampling. Data analysis used paired t-test and independent t-test. The results showed that there was a significant influence before and after cold compress intervention on pain intensity (p value 0.001 (p = &lt;0.05)). There is a significant difference between the intervention with cold compresses and the hospital standard intervention on pain intensity in fracture patients (p value 0.001 (p = &lt;0.05)). It can be concluded that cold compress has a significant effect on the pain intensity in fracture patients. Cold compress is one of the nursing interventions that can help to reduce the intensity of fracture pain.</span></em>


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Agnes Nursafa ◽  
Sang Ayu Made Adyani

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa, pada masa remaja terjadi kematangan organ reproduksi ditandai dengan menstruasi, pada wanita sering terjadi gangguan saat menstruasi yaitu nyeri saat haid. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh senam dysmenorhe terhadap penurunan skala nyeri haid pada remaja putri di Kelurahan Abadijaya Kota Depok. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain yang digunakan adalah Pretes and Posttest non equivalent control group. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 80 responden. Hasil analisis data menggunakan uji beda dua mean dependen (paired t-test) dan uji beda mean dependen, hasil penelitian ini menunjukan nilai t hitung 3,436 dan nilai P value yaitu 0,001 (nilai < α = 0,05) sehingga terdapat pengaruh senam dysmenorhe terhadap penurunan skala nyeri haid pada remaja putri di Kelurahan Abadijaya Kota depok. Remaja putri di sarankan untuk melakukan senam dysmenorhe 3 kali dalam seminggu sebelum menstruasi selama 20-30 menit untuk menurunkan nyeri haid.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Nurul Huda ◽  
Eka Febriyanti ◽  
Diva De Laura

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap responden terhadap nutrisi pada luka kronik menggunakan desain penelitian quasy experiment dengan rancangan non-equivalent control group design. Sampel penelitian adalah 30 responden yangdibagi menjadi 15 responden kelompok eksperimen dan 15 responden kelompok kontrol yang diambil berdasarkan kriteria inklusi menggunakan purposive sampling. Kelompok eksperimen diberikan pendidikan kesehatan berupa edukasi tentang nutrisi pada luka kronik. Alat ukur yang digunakan untuk variabel pengetahuan dan sikap adalah kuesioner tentang pengetahuan dan sikap. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan analisa bivariat menggunakan Independent sample T-test dan dependent sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pengetahuan responden setelah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok eksperimen adalah 84.67 dan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan pendidikan kesehatan adalah 60.00.sedangkan rata-rata sikap responden setelah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok eksperimen adalah 47.07 dan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan pendidikan kesehatan adalah 42.33.Hasil statistik diperoleh p value untuk variabel pengetahuan (0.000) &lt; alpha (0.05), dan p value untuk variabel sikap (0.001) &lt; alpha (0.05) sehingga dapat disimpulkan pendidikan kesehatanberpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap responden dan dapat direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap responden tentang nutrisi pada luka kronik berdasarkan perspektif budaya.ABSTRACT The aim of this research was to identify the effect of health education on respondent knowledge and attitude. Design of this study was a quasy experiment with non-equivalent control group design. The data was conducted by 30 samples which divided into 15 as the experimental group and 15 as a control group based on inclusions criteria using purposive sampling. The experimental group was given health education meanwhile control group was not. Knowledge and attitude were measured by questionnaire. The univariate analysis was conducted to show frequency distribution and bivariate analysis was conducted by an independent sample T-test and dependent sample T-test. The result showed that mean of knowledge after given health education in experiment group was 84.67 and in control group was 60.00, and mean of attitude after given health education in the experimental group was 47.07 and in control group was 42.33. The statistic showed p-value in knowledge variable (0.000) < alpha (0.05) and p-value in attitude variable (0.001) < alpha (0.05) which means that health education effective for respondent knowledge and attitude and recommended to be applied in nursing intervention to increase knowledge and attitude about nutrition in chronic wound based on cultural perspective.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Anita Lufianti ◽  
Christina Nur Widayati ◽  
Ninik Puji

Latar belakang; Pijat bayi yaitu suatu bentuk permainan gerakan pada bayi, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan serta kemampuan pergerakan bayi secara optimal. Pijat bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan yang akan membuat perasaan nyaman bagi bayi. Saat ini berbagai terapi telah dikembangkan, baik terapi farmakologis maupun non farmakologis. Salah satu terapi non farmakologis untuk mengatasi masalah tidur bayi adalah pijat bayi, dengan menggunakan terapi pijat bayi sehingga kualitas tidur bayi akan lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat (massage) bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 6 – 12 bulan di Desa Pilangpayung, Kec. Toroh, Kab. Grobogan.Metode; Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan non equivalent control group design with pretest and posttest. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan metode Simple Random Sampling dan didapatkan sampel berjumlah 40 responden.Hasil; Berdasarkan analisis menggunakan uji Paired Sample T Test pada kelompok intervensi menunjukkan p value 0.000. sebab nilai p velue < 0.05 maka ada pengaruh pijat (massage) bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 6 – 12 bulan di Desa Pilangpayung, Kec. Toroh, Kab. Grobogan. Pada kelompok kontrol hasil uji dengan menggunakan uji Wilcoxcon, didapatkan hasil p value 0,000, jika alpha (α) adalah 0,05 maka hasil yang didapatkan adalah pV < α atau 0,000 < 0,05 maka ada pengaruh pijat bayi (massage) terhadap kualitas tidur bayi.Simpulan; Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan ada pengaruh pijat (massage) bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 6 – 12 bulan di Desa Pilangpayung, Kec. Toroh, Kab. Grobogan. Kata kunci; Pijat (Massage) Bayi, Kualitas Tidur Bayi


2014 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 001-006
Author(s):  
Agus Susanto ◽  
Erni Setiyorini

Introduction: Health education is the important experience of surgery to client that can used audio visual aids.  The purpose of this study was to identify the effect of audio visual aids to the capability exercise post laparotomy. Method: Research design was quasy experiment non equivalent control group design. Research sample was 20 patients whose laparotomy at Mardi Waluyo Hospital Blitar at May 25th until June 16th, 2012, its choosed with accidental sampling. The data collected by observation using checklist. Analysis using independent sample T-Test, with ≤0.05 significant level. Result: The results showed that audio visual aids at health education influence capability exercise post laparatomy, with p value 0.000. Discussion: Using tool and method appropriate at health education pre operatif effective to improve output learning.   Keywords: audio visual aids, exercise, laparotomy


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document